PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2022
ANALISIS ISI KUALITATIF OPINI PUBLIK TERHADAP PENGATURAN PENGGUNAAN PENGERAS SUARA DI MASJID
PADA MEDIA SOSIAL YOUTUBE
SKRIPSI
Oleh : ROSANA ISKO NIM. 170301109
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2022
ANALISIS ISI KUALITATIF OPINI PUBLIK TERHADAP PENGATURAN PENGGUNAAN PENGERAS SUARA DI MASJID
PADA MEDIA SOSIAL YOUTUBE
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Agama
Oleh : ROSANA ISKO NIM. 170301109
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Rosana Isko, NIM 170301109 dengan judul “Analisis Isi Kualitatif Opini Publik Terhadap Pengaturan Penggunaan Pengeras Suara di
Masjid Pada Media Sosial Youtube” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal 1 September 2022
Hal: Ujian Skripsi Yang Terhormat Rektor UIN Mataram di Mataram
Assalamualaikum. Wr.Wb
NOTA DINAS
Mataram 26 September 2022
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan arahan dan koreksi, kami berpendapat bahwa skripsi Saudara:
Nama Mahasiswa : Rosana Isko
Nim 170301109
Jurusan/Prodi : Komunikasi Penyiaran Islam
Judul : Analisis Isi Kualitatif Opini Publik Terhadap Pengaturan apenggunaan Pengeras Suara Di Masjid Pada Media Sosial Youtube
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang Ujian Skripsi fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri Mataram (UIN). Oleh karena itu kami berharap skripsi ini segera diujikan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Winengan, M.Si NIP. 197612312005011007
MOTTO
“Siapa saja yang mengganggu orang lain maka Allah akan mengganggunya, dan siapa saja yang memberatkan orang lain maka
Allah akan memberatkannya”
(HR Ibnu Majah dan ad-Daraquthni)
PERSEMBAHAN
“Alhamdulillah, pada akhirnya Skripsi ini aku persembahkan kepada kedua orang tuaku tersayang Sanirah dan bapakku Suparman, kepada anakku Qiana Shaqueena ibu sangat mencintaimu. Kepada adikku satu-satunya Riyan Hidayat, kepada bibik Tinik terimakasih sudah banyak membatu selama ini.
Dan terimakasih atas dukungan semua keluargaku, sehingga pendidikan ini dapat terselesaikan”
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang memberikan kelancaran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, sehingga skripsi dengan judul “Analisis Isi Kualitatif Opini Publik Terhadap Pengaturan Penggunaan Pengeras Suara di Masjid Pada Media Sosial Youtube”
terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu dilipahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai hari akhir. Adapun skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Mataram. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang terlibat di antaranya
1. Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M. Ag. Selaku Rektor UIN Mataram 2. Bapak Dr. H Muhamad Saleh MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi dan
3. Bapak Najamudin M.S.I. sebagai ketua program KPI 4. Bapak Dr. Winengan M.Si selaku pembimbing 1
5. Bapak Dr. Mugni Assafari, M.Pd.,Bi selaku pembimbing 2 6. Bapak Dr.H.L. Ahmad Zeinuri, LC.,MA sebagai penguji 1 7. Ibu Athik Hidayatul Ummah. M.Pd.,M.Si sebagai penguji 2
Terimaksih yang sebesar besarnya, semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT, dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan keriik dan saran dalam menyempurnkan skripsi ini.
Kekurangan dan kelebihan dalam skripsi ini semoga bisa bermanfaat bagi kita semua, baik itu Pelajar, Masyarakat, Agama, dan Bangsa
Mataram, 02 Oktober 2022 Penulis
Rosana Isko
170301109 DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN NOTA DINAS... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... ...viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
ABSTRAK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat ... 5
1. Tujuan Penelitian ... 5
2. Manfaat Penelitian ... 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian…... 7
1. Ruang Lingkup Penelitian… ... 7
2. Setting Penelitian… ... 7
E. Telaah Pustaka ... 7
F. Kerangka Teori ... 16
1. Analisis Isi Kualitatif ... 16
2. Opini Publik ... 17
3. Pengaturan Penggunaan Pengeras Suara ... 21
4. Media Sosial Youtube ... 22
5. Masjid ... 22
G. Metode Penelitian ... 23
1. Pendekatan Penelitian ... 23
2. Kehadiran Peneliti ... 25
3. Lokasi Penelitian ... 25
4. Sumber dan Jenis Data ... 25
5. Prosedur Pengumpulan Data ... 27
xi
6. Teknik Analisa Data... 28
7. Pengecekan Keabsahan Data ... 28
BAB II PAPARAN DAN TEMUAN ... 30
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 30
1. Profil Cahnnel Youtube Sebagai Fokus Penelitian ... 30
2. Konten Youtube Surat Edaran Menteri Agama Nomor 5 Tahun 2022... 31
3. Bunyi Surat Edaran Menteri Agama No 5 Tahun 2022 ... 38
B. Opini Muslim (Pro, Kontra, Netral) dan Non Muslim Terhadap Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2022 ... 41
C. Tanggapan Tokoh Agama Islam ... 50
D. Pengeras Suara Menurut Al-Qur’an dan Hadist Untuk Beribadah .... 54
BAB III PEMBAHASAN ... 59
A. Opini Publik Masyarakat Muslim dan Non Muslim Terkait Surat Edaran No 5 Tahun 2022 ... 59
B. Oipini Tokoh Agama Islam Tentang Aturan Penggunaan Pengeras Suara Masjid ... 65
C. Pengeras Suara Menurut Al-Qur’an dan Hadist Untuk Beribadah69 BAB IV PENUTUP ... 71
A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
LAMPIRAN...76
ANALISIS ISI KUALITATIF OPINI PUBLIK TERHADAP PENGATURAN PENGGUNAAN PENGERAS SUARA DI MASJID
PADA MEDIA SOSIAL YOUTUBE Oleh
Rosana Isko NIM 170301109
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang Analisis Isi Kualitatif Opini Publik Terhadap Pengaturan Penggunaan Pengeras Suara di Masjid Pada Media Sosial Youtube, diatur dalam surat edaran no 5 tahun 2022. Dalam isi pernyataan surat edaran tersebut membahas tentang batas waktu durasi volume yang digunakan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui a). opini publik muslim (pro, kontra dan netral) dan non muslim. b). opini tokoh agama islam mengenai diterbitkanya surat edaran nomor 5 tahun 2022. Penelitian ini mengunakan jenis penelitian analisis isi kualitatif dan memakai beberapa channel youtube sebagai fokus penelitian. Tujuan di terbitkannya pengaturan penggunaan pengeras suara ini untuk ketertiban antar umat beragama.
Kata Kunci: Opini Pubik, Pengaturan Pengeras Suara, Analisis Isi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang memiliki berbagai latar belakang penduduk, ras, suku dan agama. Hal itu tentu saja mempengaruhi tingkah laku dan pola fikir tiap-tiap individu. Pemerintah mengakui ada 6 agama di Indonesia yaitu, Islam, Hindu, Kristen Protestan, Kristen Khatolik, Budha dan Konghucu. Namun dari semua agama di Indonesia agama Islam adalah mayoritas penduduknya, dengan begitu untuk mempermudah peribadatan di Indonesia sendiri sangat mudah menjumpai masjid.
Pengeras suara menjadi komponen penting untuk pemberitahuan informasi yang menandakan waktu shalat telah tiba, melihat fungsi pengeras suara untuk mengumandangkan adzan, pada umumnya pemberitahuan waktu shalat atau adzan dikumandangkan sebanyak 5 kali dalam sehari.1
Tidak hanya untuk adzan pengeras suara juga berfungsi sebagai media untuk kegiatan keagamaan lainnya yang berpusat dimasjid.
Penggunaan pengeras suara bertujuan untuk memperluas, memperjelas dan memperkuat suara yang difungsikan kegunaannya untuk mengajak atau menyeru.
Fungsi pengeras suara semakin banyak dan bervariasi, sehingga akan diatur volume dan durasi penggunaannya, kemudian terjadilah konflik yang berkaitan dengan permasalahan pengaturan penggunaan pengeras suara pada masjid tersebut. Pembatasan dalam penggunaan pengeras suara pada masjid atau musahlla tersebut banyak menuai pro dan kontra masyarakat di media sosial youtube. Kontroversi terkait dengan ditinjaunya kembali peraturan penggunaan pengeras suara masjid muncul mengikuti kasus penistaan agama yang dituduhkan terhadap Meiliana, seorang warga Tanjung Balai, Sumatra Utara.
Bermula dari keluhan Meiliana terhadap volume suara speaker masjid di lingkungannya. Informasi yang simpang siur di tempat kejadian
1Choiril Anwar, “ Islam Dan Kebhinekaan Di Indonesia” Peran Agama dalam merawat Perbedaan”,Zawiyah , Vol 4 Nomor 2, Desember 2018, hlm.2.
justru mengakibatkan kerusuhan yang berujung pada dihukumnya Meiliana dengan vonis 18 bulan penjara serta oknum perusuh dengan kurungan antara 1-3 bulan penjara. Pemerintah melalui Kementrian agama mensosialisasikan kembali aturan tentang penggunaan pengeras suara di masjid kepada publik. Tidak adanya tindakan tegas terhadap pelanggar aturan tersebut serta sudah lupanya publik akan aturan ini menimbulkan kesimpang siuran informasi terkait aturan tersebut. Hal ini juga mengakibatkan terjadinya perbedaan pendapat di masyarakat dalam menyikapi surat edaran pengaturan penggunaan suara di masjid,baik menolak maupun mendukung.2
Kemudian Surat Edaran No.B3940/DJ.III/HK.00.7/08/2018 juga mengatur penggunaan pengeras suara pada masjid atau mushalla.
Akibatya isu ini mencuat muncul di kalangan masyarakat Indonesia khusunya masyarakat yang menganut agama islam. Hingga tidak sedikit dari mereka yang tersinggung dengan surat edaran pengaturan penggunaan pengeras suara tersebut.3
Tidak hanya kasus Meiliana, Baru-baru ini Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menerbitkan surat edaran no. 5 tahun 2022 yang mengatur tentang penggunaan pengeras suara pada masjid atau musholla. Aturan pengeras suara tersebut banyak menuai pro dan kontra lantaran Yaqut Cholil Qoumas selaku Menteri Agama mengeluarkan pernyataan yang mengatur penggunan pangeras suara yang mengedukasi tujuan serta mencontohkan bagaimana terganggunya dengan suara-suarayang berlebihan itu dengan gonggongan anjing yang menggonggong secara bersamaan. Sebelumnya aturan ini harus di terbitkan untuk mengatur dan menjaga ketertiban dan keharmonisan mengingat Indonesia adalah Negara yang hidup dengan latar belakang agama yang berbeda-beda. Masyarakat pun mulai bertanya-tanya apakah sudah sangat semengganggu itukah sehingga harus diatur dan
2Muhamad Kevin Dovara, “Analisis Pebingkaian Berita Tentang Kontroversi Peraturan Pengeras Suara Masjid Pada Media Online Tirto.ID Edisi Juni-Agustus 2018 (Skripsi FISDIP Universitas Pembangunan Nasional, Veteran,Yogyakarta,2019), hlm .1.
3 Iham, ”Kedudukan Surat Edaran Kementerian Agama RI NO.B3940/DJKRT.III/HK.00.7/08/2018 Tentang Aturan Pengeras Suara Pada Masjid, Langar dan Mushalla Dalam Sistem Hukum di Indonesia (skripsi, Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Saifuddin Jambi, Jambi, 2019), hlm 25.
pantaskan analogi atau pernyataan kemenag membandingkan pengeras suara masjid atau mushalla dengan gonggongan anjing.
Sejauh ini peryataan tentang di terbitkannya aturan pengeras suara tersebut mendapatkan reaksi yang sangat antusias dan serius oleh masyarakat di dunia nyata dan media sosial. Contohnya dalam youtube yang berjudul Menag Atur Toa Masjid, Gonggongan Anjing Jadi Pembanding yang di unggah pada 24 februari 2022 sudah tayang sebanyak 3.438.444 dan 26rb like, serta 24rb komentar yang di akses pada 30 mei 2022.4
Membahas tentang aturan sebuah agama adalah pembahasan yang sangat sensitif, melihat dari pemeluknya yang sangat menjunjung tinggi agama mereka masing-masing. Oleh karena agama adalah seperangkat dokterin, kepercayaan, atau sekumpulan norma dan ajaran Tuhan yang besifat universal dan mutlak kebenarannya. Indonesia adalah suatu negara yang masyoritas penduduknya beragama islam.Beberapa teori asal usul agama di antaranya mengenai suatu kepercayaan yang di ungakapkan melalui penghambaan diri.Ada dua teori pokok tentang asal-usul agama.Pertama bersumberkan pada ajaran-ajaran wahyu bahwa asal muasal agama adalah dari Tuhan yang diturunkan kepada manusia. Kedua tinjauan teoritis yang lebih menitik beratkan pada tinjuan antropologis, sosiologis, historis maupun pisikologis yang intinya sama, yaitu “agama merupakan fenomena sosial, kultural atau spritual yang mengalami evolusi dari bentuknya yang sederhana, primitif atau natural religion tebentuk lebih sempurna seperti yang kita jumpai sekarang ini.
Asal usul agama adalah kebenaran berdasarkan ajaran dan keyakinan pada tiap-tiap agama. Adapun asal usul ajaran agama dalam kajian teoritis didasarkan pada kajian-kajian empirik berdasarkan teori- teori keilmuan tertentu yang dihasilkan melalui penelusuran fakta-fakta keagamaan yang di temukan atau berdasarkan riset dilapangan.
4 Dwi Anggia, “Menag Atur toa masjid, Gonggongan Anjing Jadi Pembanding” , dalam https://youtu.be/YYmASv7LyBQ, diakses 30 mei 2022, pukul 20.51.
Dalam studi agama dikenal cara atau metode dan pendekatan dalam memahami agama, memahami kebenaran agama dan realitas empiris atau lebih tepatnya kebenaran ilmiah agamis5
Didalam islam terdapat pelaksaan wajib shalat waktu yang ditandai dengan di kumandangkannya adzan, adzan adalah sebuah syiar Islam yang dikumandangkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW sampai sekarang ketika hendak melaksanakan shalat. Adzan juga merupakan seruan untuk mengajak dan sebagai tanda bahwa waktu shalat telah tiba.
Dalam setiap acara atau kegitan penggunaan pengeras suara selalu digunakan, pengeras suara sangat dibutuhkan untuk memberikan sebuah arahan atau intruksi agar suara dapat terdengar dengan jelas dan dapat di dengar dalam jarak yang luas.
Dengan kemajuan teknologi saat ini, terutama bagi mayoritas yang lingkungan penduduknya beragamaIslam pengeras suara sangat umum digunakan terutama di masjid dan mushalla. Tujuan digunakannya pengeras suara ini untuk memperkuat dan memperjelas, pengeras suaraini juga untuk menunjang tercapainya syiar atau dakwah islam kepada masyakat luas, baik di dalam area masjid ataupun di luar area masjid.6
Penggunaan pengeras suara yanng terlalu keras dan keluar dari area masjid masih menjadi polemik ditengah kehidupan masyarakat hingga saat ini.Dalam situasi ini hubungan antar umat beragama perlu adanya toleransi, dan ada tiga pendekatan dalam memahami agama dan juga penganutan dalam agama tersebut yaitu, teologis. Politis dan sosial kultural.
Pendekatan teologis, mengkaji hubungan anatar agama berdasarkan sudut pandang ajaran agamanya masing-masing, seperti bagaimana setiap orang menyikapi dan berbicara seperti apa agamanya dan agama orang lain.Pendekatan teoritis melalui analisis politis ini sendiri bisa dilihat dalam konteks kerukunan dengan melihat masing-
5 Adeng Muchtar Ghazali,Agama dan Keberagamaan Dalam Konteks Perbandingn Agama, (Bandung: CV Pustaka setia, 2004)23-52.
6 Miftahul Ilmi, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Surat Edaran Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam No.B.3940/DJ.III/HK.007/08/2018 Tentang Pengeras Azan Di Masjid, Langgar Atau Musholla,(Skripsi, Fakultas Syarih Universitas Islm Negeri Raden Intan, Lampung,2021), hlm. 2-4.
masing penganut menjalankan sebuah ketertiban, kerukunan, dan stabilitas masyarakat yang multiagama, suatu keadaan dimana ada beberapa agama yang hidup dan berkembang di daerah tertentu yang keberadaanya tidak bisa di tolak.
Adapun sosial kultural adalah pendekatan kultur atau budaya sebagai sarana untuk melihat dan memahami karakteristik suatu masyarakat yang lebih menitik beratkan tradisi yang berkembang, yaitu agama yang dihormati sebagai sesuatu yang luhur dan sakral yang dimiliki oleh setiap diri manusia.Terlepas dari keberagaman yang ada pada setiap agama, setiap keyakinan atau agama tersebut memiliki kebenaran, keyakinan tentang yang benar itu adalah yang berdasar kepada Tuhan sebagai satu-satunya sumber kebenaran bagi setiap agama itu sendiri.7
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengambil judul penelitian yaitu, Analisis Isi Kualitatif Opini Publik Terhadap Pengaturan Pengguanaan Pengeras Suara di Masjid Pada Media Sosial Youtube dan penelitin ini diharapkan akan mendapatkan kesimpulan dari adanya pengaturan penggunaan pengeras suara di Masjid atau Mushalla untuk ketertiban antar umat beragama.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana opini publik masyarakat muslim dan non muslim mengenai surat edaran pengaturan penggunaan pengeras suara di youtube ?
2. Bagaimana tanggapan tokoh agama muslim tentang pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid ?
3. Bagaimana Menurut al-qur’an dan hadist tentang penggunan pengeras suara di masjid ?
C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari penelitian analisis isi kualitatif opini publik terhadap pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid pada media sosial youtube
7 Adeng Muchtar Ghazali,Agama dan Keberagamaan Dalam Konteks Perbanddingn Agama, (Bandung: CV Pustaka setia, 2004)39-46.
a. Mengetahui opini publik masyarakat muslim dan non muslim tentang pengaturan penggunan pengeras suara
b. Mengetahui tanggapan tokoh agama muslim tentang pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid
c. Mengetahui bagaimana penggunaan pengeras suara di masjid menurut al-qur’an dan hadist
2. Manfaat
Manfaat yang di harapkan dari penelitian opini masyarakat tentang pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian di harapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya mengenai analisis isi kualitatif opini publik terhadap pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai wacana dan menambah pengetahuan tentang pengaturan penggunaan pengeras suara dan dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi penelitian di masa mendatang dalam lingkup yang lebih detail, jelas dan mendalam
b. Manfaat Praktis 1). Bagi peneliti
Memperoleh wawasan dan pengalaman yang realistis sehingga suatu saat dapat diterapkan dalam dunia kerja sebagai bahan perbandingan antara teori yang di dapat pada masa perkuliahan dengan kenyataan yang di dapat di lapangan
2). Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan menambah bahan pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam bermain media sosial youtube, tidak menonton secara full dan setengah-setengah dalam menggali informasi sehingga pesan tidak dapat tersampaikan secara utuh.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini berfokus pada pernyataan opini msyarakat muslim (pro, kontra dan netral) dan non muslim, opini tokoh agama muslim. tentang terbitkanya pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid dalam media sosial yang berpusat pada channel youtube.
2. Setting Penelitian
Dilaksanaan pada tahun 2022, setting penelitian pada kasus ini berfokus di media sosial youtube, dengan menganalisis opini masyarakat dengan komentar netizen di media sosial youtube tersebut.
E. Telaah Pustaka
Dalam beberapa rangkuman skripsi jurnal dan artikel, penelitian ini akan membahas fokus penelitian tentang perbedaan penelitian yang terdahulu dan penelitian yang dilaksanakan.
Nama peneliti tahun, dan judul penelitian
:Alen Manggola (2020) :Komunikasi dan Motif Penggunaan Toah Masjid Kecamatan Depok Yogyakarta
Metode Penelitian :Metode deskriptif kualitatif
Hasil Penelitian : Mensosialisasikan kebijakan tentang tuntunan penggunaan pengeras suara masjid yang dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag Provinsi D.I Yogyakarta. Dalam hal ini kanwil meminta bantuan penyuluh untuk dapat mensosialisasikan kebijakan tersebut ke setiap Kabupaten di Provinsi D.1 Yogyakarta termasuk di antaranya Kabupaten Seleman sampai Kecamatan Depok. Dengan terlebih dulu pesan di komunikasikan oleh penyuluh kepada sasaran sosialisasi yaitu para takmir masjid se-D.I Yogyakarta. Dalam hal ini penyuluh merupakan sosok yang sangat berpengaruh dalam mensosialisasikan kebijakan
publik, karenanya penyuluh memiliki wawasan dan relasi yang sangat luas sehingga penyuluh memiliki peranan yang sangat penting dalam mensukseskan pelaksanaan kebijkan tersebut.
Ada dua tahap komunkasi yang di pakai dimana Pada komunikasi tahap pertama, pesan berupa kebijakan tentang penggunaan pengeras suara masjid dari Kanwil tersebut di terima oleh penyuluh yang berperan sebagai gatekeeper.Pada tahap ini telah terjadi komunikasi interpersonal antara Kanwil dengan penyuluh, selanjutnya penyuluh mengkaji kebijakan tersebut terlebih dahulu sesuai dengan strategi yang digunakan penyuluh.Kemudian pada tahap kedua penyuluhan sebagai opinion leader menyampaikan kebijakan tersebut kepada takmir.Pada tahap ini sosialisasi kebijakan penggunaan pengeras suara oleh penyuluh memberikam pengaruh yang sangat kuat terhadap pembentuknya konsep diri para takmir.Dalam hal ini para takmir menjadi paham bagaimana kebijakan tersebut di pandang dari sisi kebermnfaatannya untuk kelangsungan sebuah masjid.Komunikasi terjalin melalui komunikasi sosial antara penyuluh denggan takmir. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait motif penggunaan pengeras suara bagian luar masjid di Kecamata Depok, maka dapat disimpulkan bahwa di balik bacaan shalat, dzikir, do’a, sholawat dan pengumuman yang menggunakan pengeras suara lainnya, baik penggunan pengeras suara masjid ke arah luar atau hanya sekedar menggunakan. Penggunan pengeras suara tersebut sesungguhnya memiliki motif dan tujuan, adapun motif dan tujuan menggunakan pengeras suara masjid keluar selain daripada adzan adalah karena belum mendapat sosialisai kebijakan, karena tidak ada yang permasalakan penggunaanya dan menarik perhatian orang lain. Motif tersebut tidak serta merta dilakukan
untuk kepentingan takmir akan tetapi ditunjukkan kepada khalayak dikecamatan depok. Dimana motif tersebut tersalurkan melalui pengeras suara masjid, sejalan dengan fungsi pengeras suara sebagai media komunikasi dan media mempermudah menjangkau tersampaikannya sebuah informasi baik pengumuan atau informasi waktu telah mulainnya waktu adzan dan shalat lima waktu untuk masyarakat islam.8
Persamaan : Persamaan penelitian yang dilakukan dengan Alan Manggola adalah sama-sama membahas tentang aturan penggunaan pengeras suara di masjid.
Perbedaan : Perbedaan penelitian Alan Manggola dengan penelitian ini adalah pada penelitian tersebut di khususkan penempatan penggunaan pengaturan pengeras suara masjid di D.I Yogyakarta, sedangkan penelitian ini tidak tertera penempatannya dalam artian keseluruhan wilayah Indonesia.
Nama Peneliti, tahun dan judul penelitian
:Rosmala Rosmala dkk, (2022), Peresepsi Masyarakat Tentang Fenomena Peggunaan Pembatasan Pengeras Suara Masjid Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kab.
Kampar.
Metode Penelitian :Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pegumpulan data-data peneliti melakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi.Sementara untuk tehnik analisis data menggunakan pendekatan analisa data
8 Alen Manggola , “Komunikasi dan Motif Penggunaan Toah Masjid Kecamatan Depok Yogyakarta , (Skripsi, Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2020), hlm.48.
:Hasdar, (2019), Persepsi Masyarakat Terhadap Nama Peneliti, ahun
yaitu data collection, data reduction, data display, conclusion drawing.
Hasil Penelitian :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis persepsi masyarakat tentang penggunaan pembatasan pengeras suara masjid Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kab.Kampar. Pemilihan imforman berdasarkan purvosip sapling dan informan dalam peneliti ini berjumah 5 orang. Hasil penelitian ini menunjuk kepada persepsi kognitif masyarakat Desa Kubang Jaya terhadap penggunaan pembatasan pengeras suara atau toa masjid memberikan pandangan dan keyakinan yang positif bahwa volume pengeras suara harus diatur sesuai kebutuhan 100 desibel dan memperhatikan aturan yang sudah di buat untuk sama-sama kita mentoleransi antar umat beragama. Persepsi efektif masyarakat tidak tentang landasan melarang penggunaan pembatasan pengeras suara atau toa masjid.
Realita masyarakat Kubang Jaya sendiri dari ragam agama dan keyakinan terus berupaya menghormati dan menjaga ketertiban.Terlepas dari pro dan kontra aturan pengeras suara tersebut.9
Persamaan :Sama-sama membahas tentang pengaturan penggunaan pengeras suara yang harus di atur sesuai kebutuhan 100 desibel.
Perbedaan :pada penelitian ini tidak ada yang melakukan protes atau unjuk rasa terkait penggunaan toa pada masjid.
9 Rosmala Rosmala, “Perspsi Masyarakat Tentang Fenomena Penggunaan Pengeras Suara Masjid Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kab. Kampar”, Kampar, Jurnal Dedikasi Masyarakat, Vol. 4, Nomer 2, 05 April 2022, hlm 45-55
dan judul penelitian Pembatasan Pengeras Suara Oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.
Metode penelitian :Pendekatan Kualitatif
Hasil Penelitian :Manusia adalah mahluk sosial yang dimana manusia itu tidak bisa hidup sendiri, oleh karenanya manusia sangat butuh yang dinamakan komunikasi untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.Seiring berjalannya waktu manusia mencoba mempelajari dan menggunakan speaker untuk jangkauan menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan menjagkau lebih luas dalam ruang lingkup yang sudah ditentukan, terutama untuk keseharain yang mengharuskan informasi tersebut terdengar oleh masyarakat setempat.Dalam sebuah acara pengeras suara memegang peranan yang sangat penting, pengeras suara itu sendiri adalah sebuah perangkat untuk menguatkan suara dan berperan penting untuk semua acara di zaman modern ini. Salah satunya untuk keagaman di masjid atau mushalla. Pengeras suara atau sound system erat kaitannya dengan pengaturan suara agar bisa terdengar kencang tanpa mengabaikan kualitas dari suara-suara yang di kuatkan.Pengunan pengeras suara sudah umum digunakan dan sering di jumpai di masjid dan biasa digunkan dalam sebuah keagamaan seperti adzan, khutbah, iqomah, do’a, praktek solat,takbir, pembacaan al-qur’an pengajian dan sebagainya.mushalla dan pengaturan suara meliputi microfon-microfon, audio power amplifier, dan juga speaker-speakernya serta kabel-kabel tempat menggalirnya arus listrik.Pengeras suara merupakan sebuah perangkat yang penting keberadaanya di sbuah
masjid mengingat fungsinya untuk memperkeras volume suara seperti pembacaan al-qur’an, adzan dan panggilan waktu sholat untuk warga atau masyarakat yang rumahnya jauh dari masjid supaya serentak dapat mendengarkan panggilan atau pesan dakwah walaupun berada diluar lingkungan masjid tersebut.Pengeras suara ini juga di gunakan sebagai media informasi pengumuman orang meninggal, pemeritahuan waktu berbuka puasa pada bulan ramadhan pemberitahuan waktu sahur dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya, agar radius suara dapat terdengar lebih jauh dan merupakan sound system yang memiliki spesifikasi khusus sehingga perlu penggunaanya diperlukan metode khusus
penggunaannya atau
pengaplikasiannya.Masalah pengeras suara pernah menjadi polemik di media sosial beredarnya surat edaran direktur jendral bimas Islam kementerian agama nomor B3940/DJIII/Hk.7/08/2018 tentang pelaksanaan intruksi dirjen Bimas Islam nomor Kep/D/101/1978 tentang tuntunan pengeras suara di masjid, langgar atau mushalla10
Persamaan :dalam penelitian Hasdar, sama-sama membahas tentang beredarnya pengaturan pengeras suara dan fungsi dari pengeras suara tersebut.
Perbedaan :lebih cenderung membahas tentang komponen- komponen yang tercangkup di dalam sistem pengeras suara.
10 Hsdar, Persepsi Masyarakat Terhadap Pembatasan Pengeras Suara Oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai, (Skripsi, Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Ushuluddin Dan Kmunukasi Islam Institut Agama Islam Muhamadiyah Sinjai, Sinjai, 2019),hlm.1-5
Nama Peneliti, tahun dan judul penelitian
:Abdurrahman Al Haddar, (2022), Strategi Pengaturan Penggunaan Pengeras Suara Masjid/Mushalla Berbasis Kearifan Lokal Metode penelitian :Penelitian pustaka (Library research) dengan
metode penelitian kualitatif
Hasil Penelitian :Negara Indonesia adalah Negara yang terkenl dengan kemajmukan karakteristik masyarakatnya. Termasuk adat istiadat, agama dan juga etnis atau kesukuan. Hal ini menjadi ciri khas dan keunikan tersendiri yang dimiliki bangsa Indonesia. Sehingga hal tersebut secara tidak langsung menuntut kebijakan publik yang di buat oleh Pemerintah harus dapat mengakomodasi seluruh kemajmukan tersebut dengan kosep egaliter. Adapun tujuan mengkaji artikel ini adalah untuk mengkaji substansi Surat Edaran menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 Tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan mushalla kaitannya dengan implementasi di masyarakat multikultural dan memberikan gagasan berupa strategi pengeras suara masjid mushalla berbaris kearifan lokal.
Hasil penelitian artikel ini menjelaskan bahwa substansi Surat Edaran Menteri Agama tersebut belum terimplementasi secara maksimal di masyarakat bahkan menimbulkan polemik, baik itu dikarenakan ketidak setujuan ataupun ketidak tahuan masyarakat mengenai substansi dari kebijakan tersebut hal tersebut dapat terjadi karena beberapa factor di antaranya belum terisolasi seara merata, dan bersifat umum, strategi yang dapat di lakukan yakni pengaturan berbasis kearifan lokal, karena selain mudah diterima juga sejalan dengan prinsip
Nama Peneliti, tahun dan judul penelitian
:Durri Yatul Luma, Rr. Sulistyawati, (2022), Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk Dalam Pernyataan Menteri Agama Tentang Aturan Pengeras Suara Masjid.
Metode Penelitian :Metode penelitian analisis isi
Hasil Penelitian :Penelitianini bertujuan untuk menjelaskan wacana yang di bangun oleh menteri agama dalam pernyataan tentang aturan pengeras suara masjid melalui sudut pandang Analisis Wacana Kritis A Van Dijk. Sumber data pada penelitian ini berasal dari pidato Yaqut Cholil Qoumas saat di wawancarai wartawan. Hasil penelitian menemukan bahwa unsur mikrostruktur merupakan unsur paling umum yang mengandung aspek semantik, sintaksis, stilistika, dan retorika. Unsur struktur yang mengandung aspek tematik yang menunjukkan tema atau topik yang dapat di simpulkan dari keseluruhan isi Yaqut Cholil Qoumas wacana, dari unsur suprastruktur yang mengandung aspek skema atau plot. Karakteristik analisis wacana kritis dalam peryataan menteri agama
11 Abdrrahman Al Haddar, “Aziz Muslim” Strategi Pengaturan Penggunaan Pengeras Suara Masjid/mushalla Berbasis Kearifan Lokal”,Toleransi: Media Komunikasi Umat Beragama,Vol.14, No.1, Januari-Juni 2022, hlm. 1-4.
:Perbedaan dalam pembahasan artikel ini adalah lebih mensosialisasikan aturan pengeras suara tersebut dengan berbasis ke arifan lokal
:Sama-sama membahas tentang pengaturan penggunan pengeras suara pada Surat Edaran Menteri Nomor 5 Tahun 2022
kemajmukan terhadap
penghargaan masyarakat.11
Perbedaan Persamaan
Yaqut Cholil Qoumas tentang pengeras suara masjid/mushalla menunjukkan bahwa wacana Yaqut Cholil Qoumas memenuhi krakteristik, analisis wacana kritis yang memuat tindakan, konteks, sejarah kekuasaan dan idiologi.12
Persamaan :Sama-sama membahas tentang pernyataan Menteri agama Yaqut Cholil Qoumas tentang pengaturan penggunaan pengeras suara.
Perbedaan :Tidak dijelaskan tentang opini publik mengenai aturan Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022,serta bagaimana tanggaan atau repon muslim non muslim, tokoh agama dan tokoh masyarakat terhadap wacana pengaturan penggunaan pengeras suara tersebut.
F. Kerangka Teori
1. Analisis Isi Kualitatif
Penelitian isi kualitatif adalah definisi, pengukuran data kualitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah dari sempel atau populasi yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan survey untuk menentukan frekuensi dan presentasi tanggapan mereka. Analisis isi atau content analysis awalnya berkembang dibidang surat kabar yang bersifat kuantitaif, pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang mempelopori teknik symbol coding yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis.
Memiliki kecenderungan memaparkan isi media di lihat dari konteks dan proses dari dokumen-dokumen smber sehingga hasil yang di peroleh lebih mendalam dan rinci, mengenai isi media serta mampu menjelaskan kaitan-kaitan isi media dengan konteks realita sosial yang terjadi.
Analisis isi kuaitatif menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Maka
12 Durri yatul Luma, Rr. Sulistyawati,”,Analisis Wacana Kritis teun A Van Dijk Dalam Pernyataan Menteri Agama Tentang Aturan Penggunaan Pengeras Suara ,“Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Vol.8, Nomor 13, Agustus 2022, hlm.177-189.
tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis.
Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data atau hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.
Analisis isi kualitatif dipengaruhi oleh paradigma naturalistik-interpraktif. Dimana peneliti berusaha mengkontruksi realitas dan memahami maknanya sehingga penelitian ini sangat memperhatikan proses, peristiwa, dan otensitas. Krippendorf menyebutkan beberapa klasifikasi dalam analisis di antaranya
a. Analisis Isi Paragmatis, dimana klasifikasi dilakukan menurut sebab akibatnya yang mungkin, misalnya berapa kali suatu kata tertentu di ucapkan yang dapat mengakibatkan munculnya sikap suka terhadap suatu produk
b. Analisis Isi Sematik, dilakukan untuk mengklsifikasikan tanda menurut maknanya
c. Analisis Sarana Tanda, dilakukan utuk mengklasifikasikan isi pesan melalui sifat psikofisik dari tanda, misalnya berapa kali kata caantik muncul.13
2. Opini Publik.
Opini Publik terdiri atas dua kata yaitu opini dan publik, kata Opini berasal dari kata opinion dalam bahasa Inggris yang berarti pendapat. Demikian juga dengan perkataan publik yang berasal dari kata public dalam bahasa Inggris, yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dalam beberapa pengertian yang bergantung pada konteks kata yang mengiringinya. Jika dirangkai menjadi frasa public relations, maka kata public (Inggris) atau publik (Indonesia) berarti masyarakat.14
Dalam perkembangan awalnya Opini Publik selalu dikaitkan dengan politik, terutama dalam konteks Negara demokrasi. Baik sebagai system poitik maupun demokrasi
13 Jumal Ahmad, “Desain Penelitian Analysis Isi (Content Analysis)”, Reserch Gate, Vol 15, Nomor 2, Juni 2018, hlm 10.
14 Anwar Arifin,Opini Publik, (Jakarta: Gramata Publising, 2010).5
sebagai gaya hidup. Jaques Necker menyebut bahwa Opini Publik sebagai kekuatan politik hal ini juga di ungkapkan oleh Astrid yang menulis bahwa pendapat umum Opini Publik sebagai kekuatan politik. Dalam hal ini Jeremy Benthan menyatakan bahwa Opini Publik berfungsi sebagain social control dan sebagai dasar dalam membangun Negara demokrasi.15
Adapun secara ringkas pokok-pokok karakteristik itu, ialah Opini Publik merupakan perilaku manusia individu-individu, dinyatakan secara verbal, melibatkan banyak individu, situasi dan objeknya dikenal secara luas, penting untuk orang banyak, pendukungnya berbuat atau bersedia untuknya, disadari, diekspresikan, pendukungnya tidak mesti berada ditempat yang sama, bersifat menentang atau mendukung sesuatu, mengandung unsur-unsur pertentangan, dan efektif untuk mencapai objektivitas. Adapun prinsip-prinsip yang memiliki tujuan tersebut sebagai berikut :
a. Opini Publik sangat peka (govoeling) terhadap pristiwa- pristiwa penting.
b. Peristiwa-peristiwa yang bersifat luar biasa dapat menggeser Opini Publik seketika dari suatu ekstermis yang satu ke ekstermis yang lain. Opini Publik itu baru akan mencapai stabilitasnya apabila kejadian-kejadian dari peristiwa itu memperlihatkan garis-garis besar yang jelas.
c. Opini pada umumnya lebih bayak ditemukan oleh peristiwa-peristiwa dari pada oleh kata-kata, keculi kta-kata itu sendiri merupakan suatu peristiwa.
d. Peryataan lisan dan garis-garis tindakan merupakan hal yang teramat penting dikala opini belum terbentuk dan dikala oran-orang berada dalam keadaan suggestible dan mencari keterangan dari sumber terpercaya .
e. Pada umumnya opini publik tidak mendahului keadaan- keadaan darurat, ia hanya mendahului keadaan-keadaan itu.
15Ibid.17
f. Secara pisikologis, opini pada dasarnya di tentukan oleh kepentingan pribadi, peristiwa kata-kata dan lain-lain perangsang memengaruhi pendapat hanya jika ada hubungan yang jelas dengan kepentingan pribadi itu.
g. Opini atau pendapat tidaklah bertahan lama, kecuali jika orang-orang merasa bahwa kepentingan pribadinya benar- benar tersangkut atau jika pendapat yang dibangkitkan oleh kata-kata di perkuat oleh pristiwa-pristiwa.
h. Sekali kepentingan pribadi telah tersangkut, Opini tidaklah mudah diubah.
i. Apabila kepentingan pribadi telah tersangkut, pedapat umum di dalam Negara demokrasi cenderung medahului kebijkan pihak yang berwenang.
j. Jika suatu pendapat didukung oleh suatu mayoritas yang tidak terlalu kuat dan jika pendapat tidak mempunyai bntuk yang kuat pula, maka fakta-fakta yang nyata ada kecenderungan mengalahkan pedapat dari arah penerima.
k. Pada saat keritis, rakyat menjadi lebih peka (govoeling) terhadap kemampuan pimpinannya dan apabila mereka memiliki kepercayaan terhadapnya, maka mereka akan rela untuk lebih banyak memberikan tanggung jawab daripada biasanya, akan tetapi apabila kepercayaan mereka kurang, akan tolernsi merekaupn berkurang dari biasanya
l. rakyat akan kurang melakukan penentangan terhadap keputusan-keputusan yang telah diambil dalam kedaan darurat (keritis) oleh pimpinanya, apabila dengan cara teetentu mereka merasa di ikut sertakan dalam pengamabilan keputusan tersebut.
m. rakyat memiliki lebih banyak pendapat dan kemampuan membentuk pendapat-pendapat yang lebih mudah dalam hubungannya dengan suatu tujuan dari pada terhadap cara- cara yang di perlukan untuk mencapai tujuan itu.
n. Cita-cita mewarnai Opini Publik sebagaimana halnya juga dengan pendapat pribadi apabila suatu pendapat semata- mata berdasarkan suatu cita-cita kepada suatu penerangan,
hal itu cenderung memperlihatkan arah perhatian yang besar sekali terhadap pristiwa-peristiwa.
o. Pada umumnya, apabila rakyat dalam suatu masyarakat demokratis diberi kesempatan luas untuk memperoleh pendidikan dan ada kesempatan luas untuk mendapatkan peneragan-penerangan. Opini Publik merupakan suatu pendirian yang lebihtahan uji. Semakin cerdas pengetahuan rakyat atas tindakan-tindakan suatu peristiwa dan suatu gagasan bagi kepentingannya sendiri, semakin cenderung pula mereka untuk menyetujui pendapat-pendapat yang lebih objektif dari pada ahli yang relitis.
p. Dimensi pisikologis dalam suatu pendapat mempunyai peranan penting dalam hal pengarahan, intensitas, keluasan dan kedalaman
q. Walaupun Opini Publik selalu bersesuaian namun banyak pula hal yang tidak demikian akan lebih jelas kebenarannya apabila cara berpikir teliti dan prinsip-prinsip penilainnya telah ditemukan dari mana pendapat khusus tersimpulkan.16
Lapisan publik yang kemampuan dan kapasitasnya berbeda satu dengan yang lainnya. Iyalah lapisan atas yang disebut Opinion making public (membat Opini Publik) yaitu mereka tidak hanya mampu mengemukakan opininya secara terbuka, tetapi juga mampu mempengaruhi opini orang lain.
Terutama memobilisasi dukungan terhadap opininya dan opini orang lain yang didukungnnya.Lapisan menengah yang di sebut attentive public yaitu mereka yang amat tertarik berminat dan aktif mengamati kecenderungan opini Publik, misalnya dengan cermat mengamati.
Agama memiliki ajaran dasar (mutlak) dan ajaran penjelasan (nisbi) bersumber wahyu. Yakni berupa ajaran- ajaran tekstal yang terdapat dalam kitab-kitab suci (dalam islam : Al-Qur’an) dan disebut ajaran penjelasan karena
16Ibid.15-17
sumbernya adalah pikiran manusia, yakni beberapa upaya Ijtihad dari ajaran dasar.17
Manusia dilahirkan memiliki kecenderungan pada kebaikan sekalipun masih dalam embrio dan membutuhkan perkembangan dan pemeliharaan, namun bersamaan dengan itu telah tersedia sarana-sarana untuk perkembangannya, yakni berupa kemauan-kemauan fitrah manusia dan daya pikirnya.Melalui pengembangannya kedua sarana ini manusia dapat mengenal Tuhan.Banyak teori yang mendukug pernyataan ini misalnya, Fransisco Jose Mooreno berpendapat bahwa dalam kehidupaan sehari-harinya.Manusia dihadapkan pada pertanyaan -pertanyaan rasioal.Tetapi selalu menemukan jawaban tidak rasional contohnya kenapa harus mati?apa makna dan tujuan hidup? Siapa yang menciptakan alam?dan sebgainya. Jawabanya merunjukkan sesuatu yang tidak dapat dipikirkan yang didalamnya memiliki dua prinsip yakni nilai (value) dan kepercayaan (believe)18
Sebagai seperangkat aturan Tuhan yang diberikan kepada manusia untuk mendapatkan kebaikan dalam kehidupan di dunia dan akhirat, nyata jelas kalau agama begitu erat kaitannya dengan kehidupan manusia.Kuatnya hubungan agama dengan kehidupan manusia bukan berarti mereka telah sampai pada sebuah kesepakatan yang diakui bersama tentang hakikat dan definisi agama.lni terbukti dengan tidak adanya satu definisi pun yang bisa diterima secara umum untuk kata Agama. Orang banyak yang mengatakan bahwa kata agama berasal dari bahasa Sansakerta yang memiliki kata religion dalam bahasa Inggris, dan al-dien dalam bahasa Arab.
Namun hal itu pun lagi-lagi mengandung banyak perdebatan di dalamnya.Islam sebagai sebuah agama yang ternyata mengandung aturan-aturan yang terkandung di dalam menjalankan ritual keagamaan tersebut.
17Ibid., 53,
18Ibid.,56
3. Pengaturan Penggunaan Pengeras Suara
Pengeras suara adalah seperangkat yang mengubah sinyal audio listrik menjadi suara yang sesuai. Pertama kali dipatenkan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876 M.
adapun kegunaan dari speaker atau pengeras suara yakni untuk memproduksi glombang suara. Dalam memproduksi suara meliputi bagian pengeras suara atau speker seperti tweeter, midrange, midbass, hingga subwoofer. Yang masing-masing memiliki fungsi dan tugas dalam memproduksi suara. Salah satu penemuan barat yang berpengaruh dan memiliki fungsi untuk kegiatan ibadah muslim di masjid atau mushlla adalah speaker atau pengeras suara. Namun hal yang membuat pengeras suara ini menjadi suatu hal yang mengganggu adalah suaranya yang terlalu keras dan dianggap melanggar estetika oleh masyarakat karena dalam suatu wilayah tersebut banyak yang non muslim. Adapun penyebaran luas pengeras suara ini dikenal pada tahun 1930-an. Masjid Agung Surakarta adalah masjid pertama yang dilengkapi speker atau pengeras suara.19 4. Media Sosial Youtube
Media sosial dalah media yang menawarkan kemampuan interaktifitas yang memungkinkan pengguna dapat dihadapkan dengan pilihan konsumsi informasi yang tersedia dan mampu menawarkan suatu interaksi yang merapakan konsep central dari pemahaman apa itu media sosial.20
a. Youtube adalah sebuah situs web berbagi video, yang dibuat oleh tiga mantan pegawai PayPal pada februari tahun 2005. Situs web ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton dan berbagi video. Youtube memiliki kantor yang bertempat di San Bruno California dan memakai teknologi Adobe Flash Vidio dan HTML5 untuk menampilkan berbagai macam konten video.
19 Wiwin Handayani, “Penggunaan Pengeras Suara Dalam Al-Qur’an Telaah Pemikiran Misbah Mustafa Terhadap Q.S Al-Baqarah 186 Dalam Kitab Taj al-Muslimin (Skripsi, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel, Surabaya,2019), hlm.17.
2020 Errika Dwi Setya Watie,”Komunikasi dan Media Sosial” Communicatons and Social Media”, The Messeger, Vol.3, Nomor 1, Juli 2011, hlm.69.
Pengguna atau konten creator termasuk klip film, klip TV, dan musik, selain itu juga konten amatir seperti blog video, video original pendek dan video pendidikan juga ada dalam situs ini, beberapa chanel youtube yang digunakan di antaranya
2). Tribuan TV (youtube) Yaqut Cholil Qomuas di tuduh bandingkan adzan dengan gonggongan anjing 3). TvOneNews (youtube) Menag atur toa masjid,
gonggongan anjing jadi pembanding
4). Kompas TV (youtube) kata menag Yaqut Cholil Qoumas soal aturan pengeras suara masjid maksial 100 desibel.
5. Masjid
Masjid adalah sebuah bangunan yang di fungsikan sebagai tempat shalat, tempat bersujud kepada Allah SWT dan tempat beribadah kepadanya. Lima kali dalam sehari semalam umat muslim di anjurkan untuk mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat berjamaah. Masjid juga menjadi tempat yang sering sekali menjadi tempat yang paling banyak mengumandangkan asma-asma Allah SWT baik memlaui adzan, iqomah, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar yang diajurkan di baca ketka berada di masjid sebagai pengagungan asma Allah.selain dari itu fungsi masjid adalah
a. Masjid merupakan tepat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT
b. Masjid adalah tempat kaum muslimin beriq’tikaf membersihkan diri, membina batin untuk kesafaran dan mendapatkan pengalaman batin dan keaamaan, sehingga selalu memelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian
c. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat
d. masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah bergotong royong di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama
e. masjid dengan majlis taklimnya merupakan wahana untukmeningkatkan pemebelajaran ilmu-ilmu agama21P G. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian analisis isi kualitatif dimana pengukuran data kualitatif dan statistik, objektif melalui perhitungan ilmiah dari sempel atau populasi yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan survey untuk menentukan frekuensi dan presentasi tanggapan mereka, kata-kata tertulis dari orang-orang atau prilaku yang dapat diamati, dan mencoba menganalisis data dengan segala kekayaan informasinya dan menganalisa komentar tersebut, apakah sesuai dengan kejadian informasi yang sebenarnya tengah dikomentari tersebut.22
Analisis isi kuaitatif menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Maka tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data atau hasil populasi
Peneliti menganalisis menggunakan content analysis atau analysis isi sebagai metode untuk meganalisis konten youtube yang menjadi fokus penelitian untuk dapat data temuan dari berbagai opini masyarakat untuk menganalisis isi dari opini publik terhadap pengaturan pengguaan pengeras suara di masjid pada sosial media youtube.
Adapun beberapa profil youtube yang menjadi fokus penelitian adalah :
a. Tribuan TV (youtube) Yaqut Cholil Qomuas di tuduh bandingkan adzan dengan gonggongan anjing
adalah kanal youtube video streaming milik www.tribuan-medan.com, bagian dari Tribuannews, Kompas Gramedia grup, dari Negara Indonesia bergabung pada 6 Desember 2017 dan 1.772.943.398 x
21 Drs. Mohammad E. Ayub, Manajemen Masjid (Depok: Gema Insani,2007), hlm. 8.
22 Dr Elviaro Ardiato M.Si.,Metodelogi penelitan Untuk Public Relatins Kuantitatif Dan Kualitatif, ( Bandung :Simbiosa Rekatama Media,2014), hlm.218.
ditonton, 2,83 juta subscriber dan informasi ini di akses pada tanggal 13 Oktober 2022.
Pada penelitian ini dibutuhkan waktu 2 bulan semenjak searching, kemudian menonton, mentelaah dan mengamati komentar netizen dan memutuskan untuk menjadi media fokus penelitian yang membahas tentang surat edaran no 5 tahun 2022
b. TvOneNews (youtube) Menag atur toa masjid, gonggongan anjing jadi pembanding
Adalah kanal youtube Official youtube channel tvOne, stasiun televisi berita dan olahraga nomor 1 di Indonesia, bergabung pada 3 Desember 2014 dan 5.826.875.936 x ditonton, 9,59 juta subscriber, dan informasi ini di akses pada tanggal 13 Oktober 2022.
Pada penelitian ini dibutuhkan waktu 2 bulan semenjak searching, kemudian menonton, mentelaah dan mengamati komentar netizen dan memutuskan untuk menjadi media fokus penelitian yang membahas tentang pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid oleh menteri agama Yaqut Cholil Qoumas
c. Kompas TV (youtube) kata menag Yaqut Cholil Qoumas soal aturan pengeras suara masjid maksial 100 desibel.
Adalah televisi dan media digital akan semakin berperan penting di masyarakat. Kompas Gramedia menyadari betul tren perubahan ini dan memperkuat kehadirannya melalui Kompas TV. Indonesia, bergabung pada 23 Agustus 2013 dan 9.809.789.186 x ditonton, 13,3 juta subscriber. Informasi ini di akses pada tanggl 13 Oktober 2022.
Pada penelitian ini dibutuhkan waktu 2 bulan semenjak searching, kemudian menonton, mentelaah dan mengamati komentar netizen dan memutuskan untuk menjadi media fokus penelitian yang membahas tentang
pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid pada media sosial youtube.
2. Kehadiran Peneliti
Menurut Bog dan Biglen dalam Suharsimi mengatakan bahwa dalam kehadiran peneliti ini sangat penting kehadiranya bertujuan agar isi penelitian dapat berjalan sesuai degan hasil observasi terkait dengan Analysis Isi Kualitatif Opini Publik Terhadap Pengaturan Pengguanaan Pengeras Suara di Masjid di Media Sosial Youtube tentang pernyataan dengan melihat reaksi para netizen melalui komentar lalu dijadikan sebagai data temuan beropini dan mengelurkan pendapat.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berfokus kepada beberapa konten youtube yakni:
a. Tribuan TV (youtube) Yaqut Cholil Qomuas di tuduh bandingkan adzan dengan gonggongan anjing
b. TvOneNews (youtube) Menag atur toa masjid, gonggongan anjing jadi pembanding
c. Kompas TV (youtube) kata menag Yaqut Cholil Qoumas soal aturan pengeras suara masjid maksial 100 desibel.
4. Sumber dan Jenis Data
Sumber adalah data subyek darimana data tersebut ditemukan dan diperoleh yang berkaitan tentang apa yang akan diteliti, untuk memberikan informasi yang berguna. Pokok analisis kualitatif mengolah dan menganalisis data yang terkumpul menjadi data yang sistematis, teratur, terstruktur, dan mempunyai makna.
Prosedur analisis data kulitatif dibagi dalam tiga langkah yaitu:
a. Mengorganisasi data, cara ini dapat dilakukan dengan membaca berulang-ulang (komentar para netizen) memilih komentar yang masuk akal dengan mengapa memberikan pendapat mengenai tema yang di usung, sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai.
b. Membuat katagori, menemukan tema dan pola, dalam hal ini peneliti menentukan katagori yang merupakan suatu proses yang cukup rumit karena peneliti harus mampu mengelompokkan data yang ada kedalam suatu katagori (opini masyarakat muslim (pro, kontra, netral) dengan tema masing-masing sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat secara jelas. Peneliti juga memberikan keterangan yang masuk akal tentang data yang ada dengan didasarkan pada hubungan logika makna yang terkandung dalam data tersebut.
c. Menulis laporan merupakan bagian analisis kualitatif yang tidak bisa terpisahkan. Dalam laporan ini, peneliti harus mampu menuliskan kata, frase, dan kalimat serta pengertian secara tepat digunakan untuk mendeskripsikan data dan hasil analisisnya.23
Dengan demikian untuk dapat mengetahui Analysis Isi Kualitatif Opini Publik Terhadap Pengaturan Pengguanaan Pengeras Suara di Masjid pada Media Sosial youtube digunakan sumber dan jenis data diatas. Dalam hal ini peneliti membaca berita, menonton dan mentelaah, membaca komentar dan melihat darimana sumber informasi itu didapatkan.Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subyek penelitian atau informan, atau subyek darimana memperolehnya.
a. Data Primer
Menurut Arikato, data primer adalah data yang bentuknya verbal atau kata-kata yang diucapkan, baik secara lisan, gerakan atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya.
Penelitian dalam hal ini cocok dengn variable yang di teliti pada penelitian ini.24 Untuk medapatkan data peneliti menggunakan dengan cara melihat, mengamati konten-konten atau video yang membahas tentang aturan pengaturan penggunaan suara yang diterbitkan oleh Mentri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan segala yang membahas tentang pengaturan penggunaan pengeras suara
23 DR. Elvinaro ardianto, M,Si., Metodelogi…,hlm.218.
24 Arikunto,Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006) hlm.22.
tersebut. Dengan langkah-lagkah seperti ini peneliti mendapatkan Data Primer.
b. Data Sekunder
Data sekunder sendiri diperoleh dalam buku, jurnal, skripsi dan komentar netizen di media sosial (Youtube) dan skripsi dari temuan-temun yang terdahulu untuk memperbanyak pengetahuan tentang aturan-aturan yang pernah dilakukan sebelumnya, dan mengaitkan dengan apa yang diteliti sekarang.
Sumber data sekunder adalah sumber yang diberika secara langsung kepada pengumpul data tetapi akan ditemukan dan didapatkan dengan melihat komentar dan menanggapi apa yang sebenarnya menjadi permasalahan dalam aturan pengunaan pengeras suara adzan di masjid atau musalla.
5. Prosedur Pengumpulan Data a. Observasi
Data yang di dapat dari obeservasi langsung terdiri dari penelitin rinci tentang kegiatan, perilaku dan tindakan orang- orang, keseluruhan kemungkinan interaksi interpersonal, dan proses penataan yang merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati.25 Observasi awal menggunakan ruang publik melalui media sosial youtube dan observasi ini memantau apa saja komentar masyarakat yang berkaitan dengan Opini Publik Terhadap Pengaturan Penggunaan Pengeras Suara b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dan informasi yang ditemui, dokumen yang berguna dikarenakan dapat memberikan latar belakang yang lebih banyak mengenai penelitian. Contohnya foto-foto yang bermakna didalamnya dapat mengambarkan peristiwa tersebut, dokumen-dokumen yang dikumpulkan akan membantu peneliti dan memahami apa yang sedangkan terjadi. Hal ini bisa dikaitkan dengan berbagai komentar yang di tinggalkan netizen adalah asli dari opini masyarakat bukan dibuat-buat.
25 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2005),hlm.186.
6. Teknik Analisa data
Dalam menganalisis ini menggunakan content analysis atau analisis isi, dimana analisis ini terdiri dari penelitian kualitatif yang berada dalam ruang lingkup yang menempatkan penelitinya sebagai ilmuan netral yang tidak memihak dan dilarang mengeluarkan pendapat, menggunakan content analysis yang dimana menurut Stone, analisis isi ini dalah sebuah teknik yang membuat inferensi- inferensi yang mengidentifikasi secara sistematik dan objectif yang berfokus kepada teks. Krippendroff juga mengatakan content analysis ini menjadi teknik penelitian untuk membuat inferensi- inferensi yang dapat ditiru dan sahih kebenarannya serta memperhatikan konteksnya. Content analysis atau konten isi yang lebih ke pembahasan yang mendalam terhadap suatu informasi tertulis ataupun teks dengan tujuan menggambarkan karakteristik pesan.
a. Analisis yang dipakai untuk menggambarkan pesan dari sumber yang sama tetapi dalam rentang waktu yang berbeda.
b. Analisis isi atau content analysis dipakai untuk melihat pesan ada situasi yang berbeda, disini yang dimaksud situasi yang berupa konteks yang berbeda sosial dan politik.
c. Analisis isi dipakai untuk menganalisis pesan pada khalayak yang berbeda, khalayak yang dimaksud merujuk kepada pembaca, pendengar atau pemirsa media yang berbeda.
d. Analisis isi dipakai untuk melihat pesan dan komunikator yang berbeda.26
7. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif temuan atau data dapat di nyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang di teliti.
Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak berdifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kontruksi manusia, di bentuk dalam diri seorang
26 Gusti Yaser Arafat, “Membongkar Isi Media Dengan Content Analysis
“Alhadharah”, Vol. 17, Nomor 33, 2018, hlm.01.
sebagai hasil proses mental tiap individu dengan bebagai latar belakangnya.
Untuk memperoleh data yang valid diperlukan teknik pemeriksaan, dalam pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kulitatif dilakukan dengan tekhnik antara lain;
a. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembabli observasi, melakukan pengamatan dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.
b. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis
c. Triagulasi
Triagulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triagusi sumber, triagulasi tekhnik pengumulan data dan waktu.
Triagulasi sebagai tekhnik validasi data dalam merencana penelitian ini menggunakan penelitian triagulasi data yaitu dilakukan kroscek data hasil observasi, selain itu penelitian triagulasi juga dilakukan dengan kroscek dengan data hasil dokumentasi.
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Obyek Penelitian
1. Profil Channel Youtube Sebagai Fokus Penelitian
Ada beberapa channel youtube yang digunakan sebagai fokus penelitian di antaranya:
a. Tribuan TV (youtube)
adalah kanal youtube video streaming milik www.tribuan-medan.com, bagian dari Tribuannews, Kompas Gramedia grup, dari Negara Indonesia bergabung pada 6 Desember 2017 dan 1.772.943.398 x ditonton, 2,83 juta subscriber dan informasi ini di akses pada tanggal 13 Oktober 2022.
Mengamati content yang berjudul Yaqut Cholil Qomuas di tuduh bandingkan adzan dengan gonggongan anjing dengan jumlah tayangan sebanyak 94.609, komentar 1,3 ribu, 561 like, dengan durasi video 3 menit 45 detik di akses 3 bulan setelah di unggah pada 24 februari 2022.
b. TvOneNews (youtube)
Adalah kanal youtube Official youtube channel tvOne, stasiun televisi berita dan olahraga nomor 1 di Indonesia, bergabung pada 3 Desember 2014 dan 5.826.875.936 x ditonton, 9,59 juta subscriber, dan informasi ini di akses pada tanggal 13 Oktober 2022.
Mengamati content yang berjudul menag atur toa masjid, gonggongan anjing jadi pembanding dengan jumlah tayangan sebanyak 3.438.444, 26 ribu suka dan 24 ribu komentar. Durasi video 49 menit 20 detik dan di akses 3 bulan setelah di unggah pada 24 februari 2022
c. Kompas TV (youtube).
Adalah televisi dan media digital akan semakin berperan penting di masyarakat. Kompas Gramedia menyadari betul tren perubahan ini dan memperkuat kehadirannya melalui Kompas TV. Indonesia, bergabung pada 23 Agustus 2013 dan
9.809.789.186 x ditonton, 13,3 juta subscriber. Informasi ini di akses pada tanggl 13 Oktober 2022.
Mengamati konten yang berjudul kata menag Yaqut Cholil Qoumas soal aturan pengeras suara masjid maksial 100 desibel, dengan jumlah tanyangan sebanyak 793 ribu, 3,7 like dan 7 ribu komentar berdurasi 1 menit 1detik di akses 3 bulan yang lalu setelah di unggah pada 24 februari 2022
2. Konten Youtube Surat Edaran Menteri Agama Nomor 5 tahun 2022
Beberapa konten youtube yang digunakan sebagai media penelitian kasus mengenai aturan penggunaan pengeras suara pada masjid.
a. Dalam Tribuan TV (youtube) Yaqut Cholil Qoumas dituduh bandingkan adzan dengan gonggongan anjing di tayangkan sebanyak 94.609, komentar sebanyak 1,3 ribu dan 561 like, dengan peryataan yang sebenarnya sebagai berikut:
“oh iya iya kemarin kita sudah terbitkan surat edaran pegaturan kita, kita tidak melarang masjid atau mushalla menggunakan TOA tidak silahkan karena kita tahu tuh bagian dari syiar agama islam. Ya tetapi ini harus diatur tentu saja diatur bagaimana volume sepekernya itu, TOA nya itu tidak boleh kenceng-kenceng 100 desible maksimal sudah diatur, bagimana, kapan mereka bisa mulai menggunakan sepeker itu sebelum azan dan setelah adzan, bagaimana menggunakan speaker didalam dan seterusnya, tidak ada pelarangan ini aturan ini dibuat
semata-mata hanya untuk membuat
masyarakat.Meningkatkan kita semakin harmonis dan meningkatkan manfaat dan megurangi mafsadat. Jadi mengundang manfaat dan mngurangi ketidak manfaatan, karena kita tahu misalnya iya kita tau di daerah yang mayoritas muslim hampir setiap 100 meter 200 meter itu ada musholla, masjid iya, bayangkan dalam waktu yang bersamaan mereka semua menyalakan toa nya di atas kayak apa itu bukanlah syiar, tetapi menjadi gangguan
buat sekitarnya. Kita bayangkan lagi kita muslim sayani muslim saya, saya hidup di lingkungan non muslim ya kemudian rumah-rumah ibadah muslim sudah sekitar muslim itu bunyikan toa sehari lima kali dengan kencang- kencang secara bersamaan itu rasanya bagaimana ya, yang lebih sederhana lagi tetangga kita ini kalau kita hidup di dalam komplek itu misalnya kiri kanan pelihara anjing semua misalnya menggonggong dalam waktu yang bersamaan, kita ini terganggu ngga, artinya apa bersuara-suara ini apapun suara-suara itu ya ini harus kita atur supaya tidak menjadi gangguan, sepkear musholla masjid monggo digunakan, silahkan dipakai tetapi tolong diatur agar tidak ada merasa terganggu agar niat menggunakan toa mengunakan speaker sebagai sarana, sebgai wasilah untuk syiar melakukan syiar tetap bisa dilaksanakan tanpa harus mengganggu mereka yang mungkin tidak sama dengan keyakinan kita, berbeda keyakinan kita harus hargai. Itu si intinya jadi saya kira dukungan juga banyak atas ini alam bawah sadar kita kan pasti mengakui kawan-kawan wartawan juga pasti merasakan itu bagaimana kalau suara itu tidak di atur pasti mengganggu keras gitu kalau banyak disekitar kita diam distu tempat kemudian misalnya ada trek kiri dan kanan kita depan kalian belakang kita mereka menyalakan mesin sama-sama kita pasti terganggu, suara-suara yang tidak diatur itu pastiakan menjadi gangguan untuk kita gitu iya.27
Dalam pernyataanya tersebut Yaqut Cholil Qoumas selaku Menteri agama dikelilingi banyak wartawan sembari menerangkan dan memperjelas tujuan mengapa diaturnya penggunan pengeras suara kepada masyarakat melalui awak media untuk kemaslahatan dan ketertiban antar umat beragama.Namun pernyatan itu justru mengundang amarah
27 Tribuan Medan TV, “Yaqut Cholil Qoumas Dituduh Bandingkan Adzan Dengan Gonggongan Anjing”, dalam https://youtu.be/Ot7klqmXA-Q / diakses tanggal 15 Juni 2022, pukul 09.58.