LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH ACARA III
ANALISIS KEMURNIAN
Disusun Oleh:
WIGAR ZADA SYANDANA 2204020042
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2024
Jumat, 3 Mei 2024 ACARA III
ANALISIS KEMURNIAN A. TUJUAN PEAKTIKUM
1. Untuk mengetahui cara menemtukan benih murni 2. Untuk mengetahui cara menentukan benih lain 3. Untuk mengetahui cara menentukan kotoran benih 4. Untuk mendapatkan benih yang murni
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pengujian kemurnian benih pada prinsipnya adalah memisahkan benih ke dalam tiga komponen yaitu benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung persentase dari ketiga komponen benih tersebut. Selain itu pada pengujian kemurnian dapat menentukan komposisi berdasarkan berat benih yang di uji dan berdasarkan fakta yang ada dapat digunakan untuk menentukan komposisi lot suatu benih. Pada pengujian ini sangat di perhatikan sekali contoh kerja yang digunakan, sedapat mungkin contoh kerja adalah wakil dari lot yang akan di uji (Nurhasybi, 2002)
Pengujian kemurnian benih merupakan pengujian untuk menghasilkan benih berkualitas tinggi secara fisik, selain itu digunakan juga untuk mengetahui komposisi contoh kerja pada pengujian-pengujian benih yang lainnya seperti uji daya kecambah, uji bobot 1000 butir, uji kesehatan benih, uji ketahanan benih dan sebagainya. Nilai dari pengujian kemurnian benih jika digabungkan dengan nilai daya kecambah dapat digunakan untuk menghitung jumlah benih murni yang hidup dari suatu lot benih Untuk menguji kemurnian benih harus diambil dari suatu contoh kerja yang benarbenar dapat mewakili suatu lot benih yang akan diuji. Untuk mendapatkan contoh kerja yang dapat mewakili suatu lot benih, maka harus dilakukan pengambilan contoh benih dengan cara dan metode yang tepat (Balai Teknologi Perbenihan Bogor, 2000).
Suatu benih dikatakan bermutu, apabila sekurang-kurangnya memiliki daya perkecambahan benih yang tinggi, dan juga mampu untuk tumbuh atau
memiliki kekuatan tumbuh yang baik (vigor yang kuat). Kemampuan untuk berkecambah saja tidak cukup, harus diikuti dengan kekuatan untuk tumbuh (vigor) agar benih itu tidak rebah. Kemampuan benih seperti itu sudah harus terbentuk sejak benih atau biji berada pada tanaman induknya. Hal ini dianggap sebagai substansi atau aspek penting dari benih bermutu. Kamil (1979) menyebutkan bahwa benih dikatakan bermutu, terutama untuk benih padi dan kacang-kacangan apabila memiliki daya kecambah dan kekuatan tumbuh > 80%, kemurnian > 85%, benih tanaman lain < 5%, dan benih rumputan < 2%.
Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas dari suatu jenis atau kelompok benih. Mutu benih dibedakan menjadi tiga yaitu mutu fisik, mutu fisiologis dan mutu genetis. Mutu fisik dan fisiologis benih-benih tanaman hutan umumnya lebih mudah dimengerti dibandingkan dengan mutu genetis. Mutu fisik dan fisiologis benih menggambarkan kemampuan benih untuk disimpan dan tumbuh sebagai kecambah normal (Balai Teknologi Perbenihan Bogor, 2000)
Benih murni yaitu yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau secara dominan ditemukan di dalam contoh benih, termasuk semua benih varietas tanaman dan kultivar dari jenis tersebut, seperti: Struktur [meskipun benih muda, benih berukuran kecil, benih keriput, terserang penyakit, atau berkecambah; tetapi benih tersebut masih bisa dikenali sebagai benih yang dimaksud], kecuali sudah berubah bentuk terlihat sebagai cendawan sclerotia, smut balls atau nematoda galls. Benih tanaman lain ialah unit benih tanaman spesies lain yang terbawa selain benih murni. Pembedaan karakteristik untuk pengklasifikasian benih tanaman lain atau kotoran benih dijelaskan pada definisi benih murni harus juga diterapkan. Kotoran benih meliputi benih dan semua bahan-bahan lain dan struktur yang bukan bagian dari benih (Dwidjoseputr0, 1983).
Benih merupakan biji yang digunakan sebagai sumber perbanyakan tanaman, atau berkaitan dengan perbanyakan tanaman. Batasan tentang pengertian benih dapat dibedakan sccara biologi, secara agronomi, dan secara fisiologis. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang
diperlukan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau mcrupakan komponen agronomis. Komponen agronomis ini lebih beroricntasi pada pencrapan norma-norma ilmiah, schingga lcbih bersifat teknologis untuk mencapai produksi secara maksimal (Sudrajat, 2009). Sccara biologi benih merupakan biji tumbuhan yang digunakan untuk alat perkembangbiakan tanaman (Sutopo,2000.)
C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat
- Meja kemurnian - Pinset
- Kaca pembesar - Timbangan 2. Bahan
- Benih campur - Kertas
D. CARA KERJA
- Menyiapakan alat dan bahan
- Mengambil benih padi sebanyak 20g 2X ulangan
- Memisahkan benih padi tersebut dengan 3 pengelompokan yaitu benih murni benih lain dan kotoran.
- Menimbang setiap kelompok dan mencatatanya dalam tabel pengamatan - Melakukan perhitungan menggunakan rumus perhitungan kemurnian
benih
- Mencatatnya di tabel pengamatan
E. HASIL PENGAMATAN Ulangan Berat
murni
% Bobot
benih lain
% Berat
kotoran
%
1 19,9 99,2
5
0,15 0,74
2 19,86 98,9
0
0,22 1,09
Ulangan 1
Bwnih murni = 19,9
19,9+0,15 x100% = 99,25 Kotoran = 0,15
19,9+0+0,15 x100% = 0,74%
Ulangan 2
Bwnih murni = 19,86
19,86+0+0,22 x100% = 98,90%
Kotoran = 0,22
19, 86+0+0,22 x100% = 1,09%
F. PEMBAHASAN
Benih adalah struktur tumbuhan yang mengandung embrio dan cadangan makanan untuk tanaman baru. Para ahli sepakat bahwa benih memiliki beberapa komponen penting yang memungkinkannya berperan dalam reproduksi tanaman. Berikut adalah beberapa definisi benih dari beberapa ahli:
1. George W. Wardlaw: Menurut George W. Wardlaw, seorang ahli botani, benih adalah “struktur tumbuhan yang mengandung embrio yang sudah terbentuk, yang memiliki potensi untuk tumbuh menjadi tanaman dewasa ketika ditempatkan dalam kondisi yang sesuai.”
2. Peter H. Raven dan Ray F. Evert: Para penulis buku teks botani terkemuka ini mendefinisikan benih sebagai “struktur yang mengandung embrio tumbuhan yang sedang berkembang dan makanan yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya pada tahap awal.”
3. Robert F. Hoover: Menurut Robert F. Hoover, seorang ahli genetika tumbuhan, benih adalah “struktur yang membawa informasi genetik yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman baru.”
4. Arthur R. Kruckeberg: Ahli ekologi tumbuhan ini menggambarkan benih sebagai “struktur yang mengandung potensi untuk menjadi tanaman baru, dengan semua sumber daya yang dibutuhkan untuk bertahan hidup pada tahap awal perkembangannya.”
Dalam analisis kemurnian benih, benih digolongkan kedalam beberapa bagian, yaitu benuh murni, benih lain, dan kotoran. Analisis benih dilakukan untuk mendapatkan kemurnian dari suatu contoh benih tanpa adanya campuran dari benih lain atau bahan yang tidak dikehendaki.
Pengertian dari benih murni itu sendiri yaitu benih yang sesuai dengan apa yang di kehendaki tanpa adanya campuran benih lain atau kotoran di dalam contoh benih, termasuk semua benih varietas tanaman dan kultivar dari jenis tersebut, seperti: Struktur (meskipun benih muda, benih berukuran kecil, benih keriput, terserang penyakit, atau berkecambah; tetapi benih tersebut masih bisa dikenali sebagai benih yang dimaksud). Benih tanaman lain yaitu benih tanaman spesies lain yang terbawa selain benih murni. Kotoran benih yaitu semua bahan selain dari benih murni dan benih
Dalam praktikum, contoh benih yang diuji kemurnianya yaitu benih padi.
Uji kemurnian ini dilakukan dengan 2X ulangan dengan berat benih masing masing ulangan 20g benih padi. Benih padi digolongkan kedalam tiga jenis yaitu benih murni, benih lain dan kotoran. Pada contoh benih yang digunakan, benih murni berarti benih padi meskipun itu benih busuk, benih utuh, benih yang sudah berkecambah dan benih yang ukuranya kebih dari setengah bagian benih padi. Benih lain berarti benih selain benih padi, pada praktikum yang telah dilakukan tidak ditemukan benih lain. Kotoran berarti bahan bahan lain yang selain dalam bentuk benih atau biji, bisa berupa batu, daun, sisa-sisa batang, tanah, dan lainya. Pada praktikum yang telah dilakukan, didapatkan kotoran berupa kulit benih, dan batang bulir padi.
Setelah taham pemisahan selesai, masing masing penggolongan bagian ditimbang untuk mengetahui berat masing-masing bagian. Didapatkan data pada ulangan ke-1 berat benih murni 19,9g dan kotoran 0,15g. pada ulangan ke-2 didapatkan data berat benih murni 19,86 dan kotoran 0,22.
Dari data yang telah didapatkan kemudian digunakan untuk menghitung presentase dari masing-masing golongan menggunakan rumus. Rumus penghitungan persentase benih murni yaitu % benih murni = k1
k1+k2+k3 x 100%. Rumuus penghitungan benih lain yaitu % benih lain =
k2
k1+k2+k3 x 100%. Rumus penghitungan kotoran benih yaitu % kotoran
= k3
k1+k2+k3 x 100%. Maksud dari k1 berarti berat benih murni, k2 berat
benih lain, k3 berat kotoran benih. Setelah dihitung, didapatkan hasil pada ulangan ke-1 yaitu persentase benih muni 99,25% dan kotoran benih 0,74.
Persentase pada ulangan ke-2 yaitu benih murni 98,90%, kotoran benih 1,09%. Dari data ini tidak didapatkan benih lain dapat disimpulkan bahwasanya kedua ulangan benih ini kemurnianya tinggi. Hal ini dapat dilihan dari persentase masing-masing golongan yang mana benih murni itu sendiri sangat tinggi.
G. KESIMPULAN
1. Dalam analisis kemurnian benih, benih digolongkan kedalam beberapa bagian, yaitu benuh murni, benih lain, dan kotoran.
2. Analisis benih dilakukan untuk mendapatkan kemurnian dari suatu contoh benih tanpa adanya campuran dari benih lain atau bahan yang tidak dikehendaki.
3. Dikatakan benih murni apabila benih dari suatu contoh benih telah dibersihkan atau di sortir dari benih lain dan kotoran benih
4. Yang dimaksud dengan benih lain yaitu benih dari tanaman lain yang tidak satu jenis dengan jenis benih yang disebutkan yang ikut kedalam contoh benih
5. Kotoran benih adalah bagian atau bahan lain yang selain dari benih murni atau benih lain
DAFTAR PUSTAKA
Balai Teknologi Perbenihan Bogor. 2000. Pedoman Standarisasi Uji Mutu Fisik dan Fisiologis Benih Tanaman Hutan. Bogor.
Nurhasybi, D. J. Sudrajat, Buharman dan N. Kurniati. 2002. Produksi dan Mutu Benih Pinus merkusii Jungh et de Vriese Pada Berbagai Umur Pohon di RPH Cijambu, KPH Sumedang, Jawa Barat.
Buletin Teknologi Perbenihan. Vol.9: 2. Hal. 31 ± 40. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan. Bogor.
Kamil, J. 1987. Teknologi Benih I. Angkasa Raya Bandung. 227 hal
Sudrajat, D. J. dan Nurhasybi. 2009. Penentuan Standar Mutu Fisik dan Fisiologis Benih Tanaman Hutan. Info Benih Vol. 13 No. 1 Juni 2009 hal.147 ± 158. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Bogor.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian UNBRAW. Jakarta.
LAMPIRAN
Melakukan penimbangan benih padi
Melakukan pemisahan benih antara benih murni, benih lain, dan kotoran
Menimbang kotoran
Menimbang benih murni