• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Komponen Makna Tujuan - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Komponen Makna Tujuan - Spada UNS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SEMANTIK Prof Dr. Retno W

Dr. Raheni Suhita, M.Hum

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

(2)

ASPEK MAKNA

Pengertian (sense) : dicapai apabila pembicara dengan lawan bicara mempunyai kesamaan bahasa yang digunakan atau disepakati bersama.

Nilai rasa (feeling) : berhubungan dengan nilai rasa dan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan. nilai rasa berkaitan dengan makna Dalam kehidupan sehari-hari selamanya kita berhubungan dengan rasa dan perasaan. Saat jengkel, terhar u, gembira, dll kita menggunakan bahasa yang berbeda

Nada (tone) : Aspek nada berhubungan dengan aspek makna Kalau seorang sedang jengkel,nada suaranya akan meninggi.

Kalau seseorang minta sesuatu, maka nada suaranya akan lembut

Maksud (intention) : Maksud yang diinginkan dapat bersifat

deklarasi, imperatif, narasi, pedagogis, persuasi, rekreasi ,dll K

alau seseorang berkata, “Hei akan hujan.” Pembicara itu mengi

ngatkan pendengar: a) cepat-cepat pergi; b)bawa payung;, dll

(3)

Ragam Makna Leech

Makna Konotatif : Makna lain yang ditambahkan pada sebuah

kata yang berhubungan dengan nilai rasa seseorang atau kelompok.

Makna Stilistik : makna yang timbul karena gaya pemilihan kata

sehubungan dengan perbedaan sosial (strata) dan bidang kegiatan d i dalam masyarakat. contoh kata ‘rumah’, ‘pondok’, ‘vila’, ‘keraton’, ‘gubuk’, ‘kediaman’, dan ‘resindensi’.

Makna Afektif : makna yang berhubungan dengan perasaan pembicara terhadap lawan bicara atau objek yang dibicarakan.

lebih terlihat perbedaannya dengan makna lain bila digunakan secar a lisan. contoh kalimat ‘mohon tenang’ dan ‘tutup mulut kalian’

memiliki pesan yang sama,. namun, kalimat ‘mohon tenang’ memiliki makna yang terdengar halus, sedangkan kalimat ‘tutup mulut kalian’

memiliki makna dengan konteks yang lebih kasar.

(4)

Makna Refleksi : makna yang muncul pada saat penutur merespon ap a yang dia lihat. Makna refleksi akan lebih ekspresif ketika digunakan secara lisan, contoh: aduh, wah, oh, astaga, ah, yah.

Makna Kolokatif : makna yang timbul pada kata bersinonim, namun penggunaan masing masing memiliki ciri ciri tertentu. Misal ‘tampan’

dan ‘cantik’ . Kata ‘tampan’ identik dengan pria, sedangkan kata ‘cantik’ identik dengan wanita.

Makna Konseptual : makna yang dimiliki oleh sebuah kata terlepas dari konteks maupun asosiasi apapun. Dengan kata lain makna konseptual merupakan makna yang terkandung pada kata yang berdiri sendiri.

Makna Tematik : makna yang disampaikan menurut cara

penuturannya atau cara penataan pesannya, yang meliputi urutan fokus, dan penekanan. Nilai komunikatif dipengaruhi pula oleh penggunaan kalimat aktif dan kalimat pasif.

(5)

Relasi Makna

hubungan makna yang terdapat pada sebuah kata atau leksem. Yang membentuk pola tautan semantik. Perwujudan tautan makna

dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1) Relasi antara bentuk leksikal dan makna leksikal yang melibatkan sinonimi dan polisemi.

2) Relasi antara dua makna yang melibatkan antonimi dan hiponimi.

3) Relasi antara dua bentuk yang melibatkan homonimi dan homofoni.

4) Relasi antara bentuk-bentuk yang melibatkan akronimi, singkatan, kontraksi, dan haplologi.

(a) Akronimi: kata yang berupa gabungan huruf atau suku yang diucapkan sebagai kata yang wajar.

(b) Singkatan: kata yang berupa gabungan huruf-huruf sebagai kependekan dari ujaran

(c) Reduksi: kata yang berupa pemendekan atau pemenggalan sebagian fonem atau suku kata

(d) Haplologi: kata yang berupa gabungan kata-kata yang kehilangan fonem -fonem karena bersamaan dan berurutan.

(6)

Prinsip Relasi Makna

Prinsip Tumpang Tindih : kata atau leksem mengandung aneka informasi atau aneka makna. Prinsip ini melahirkan relasi makna homonimi dan polisemi.

Prinsip Persinggungan : kata atau leksem mengandung persamaan atau kemiripan makna. Prinsip ini melahirkan relasi makna sinonimi.

Prinsip Komplementasi : kata-kata atau leksem itu

mengandung perlawanan atau kontras. Prinsip ini melahirkan relasi makna antonimi

.

(7)

Prinsip Inkulsi : kata-kata atau leksem mengandung makna Yang tercakup oleh makna lain. Prinsip ini melahirkan relasi makna hiponimi.

Prinsip Kontraksi : kata-kata atau leksem merupakan kependekkan dari konstruksi lain. Prinsip ini

melahirkan relasi makna akronimi, singkatan, reduks

i, dan haplologi

(8)

Analisis Komponen Makna

Tujuan : mengetahui hubungan- hubungan makn a yang ada di dalam kata melalui

analisis komponen pembeda. Digunakan u ntuk melihat kedekatan/kemiripan/

kesamaan/ketidaksamaan makna Langkah :

1. Menyeleksi makna semestara yang muncul dar i sejumlah komponen yang umum dengan

pengertian makna yang masih dalam domain

marah : mendongkol, menggerutu,dll

(9)

2. Mendaftar ciri spesifik yang dimiliki oleh rujukannya Misal : ayah memilik ciri spesifik [+insan], [+jantan],

[+kawin], [+anak]

3. Menentukan komponen yang dapat digunakan untuk kata yang lain.

Misal : “jantan” dapat digunakan untuk ayah, kakek, kakak laki-laki

4. Menentukan komponen diagnostik yang dapat digunakan untuk setiap kata.

Misal “ibu” terdapat komponen “perempuan”, “lembut”, “mengalah”

5. Mencek data yang dilakukan pada langkah pertama

6. Membuat matrik komponen diagnostik.

(10)

Matrik Komponen Diagnostik

Set Paradikmatik

Manula/lansia Terik

Dewasa Panas

Remaja Hangat

Kanak-kanak Sejuk

Bayi Dingin

(11)

KOMPONEN

MAKNA AYAH IBU

Dewasa ya Ya

jantan ya tidak

dewasa ya Ya

kawin ya ya

KELEMAHAN

1. ada pasangan kata yang bersifat netral atau umum sedan- gkan

yang lain bersifat khusus. Misalnya, pasangan kata siswa dan siswi.

2. ada unsur leksikal yang sukar dicari pasanganya tetapi ada yang memiliki pasangan lebih dari satu.

3. sukar mengatur ciri-ciri semantik secara bertingkat, mana yang

lebih bersifat umum, dan mana yang lebih bersifat khusus.

Contoh, ciri jantan dan dewasa, mana yang lebih bersifat umum

SET BINER

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian yaitu (1) mendeskripsikan makna konotatif yang terkandung dalam Kring Solopos edisi bulan November 2014, (2) mendiskripsikan makna denotatif

Simpulan pada penelitian yaitu bahwa dari 40 pesan yang diambil terdapat 105 kalimat yang mengandung sebuah makna leksikal terdiri atas makna denotatif dan

Ada beberapa fungsi bahasa dalam komunikasi secara umum yang dapat dikaitkan dengan fungsi aspek makna tujuan dalam bahasa slogan lalu lintas tersebut menurut Leech,

Makna denotatif adalah makna yang didalamnya mengandung arti sebenarnya dari kata tersebut tanpa ditambahkan nilai apapun, sedangkan makna konotatif adalah makna yang

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti teknik penerjemahan dan analisis komponen makna pada kata-kata yang sama dalam teks sumber yang diterjemahkan dengan kata-kata

Pada langkah kerja yang pertama ini, dilakukan pencarian kata-kata yang berkomponen makna umum. Hal utama yang harus ditentukan pada awal langkah ini adalah

• Makna kolokatif adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama. • Contoh kata-kata ikan, gurame, sayur, tomat, minyak, bawang,

Berdasarkan tiga bentuk syair Sayang- Sayang suku Mandar Sulawesi Barat yang telah dianalisis ditemukan dua bentuk makna, yaitu makna denotatif dan makna