• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Semiotika Iklan Rokok Djarum 76

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Semiotika Iklan Rokok Djarum 76"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

Dapat diajukan kembali ke Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Jurusan/Program Studi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi. Serta para pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora kami ucapkan terima kasih atas kemudahan dan bantuan administrasinya. Iklan rokok Djarum 76 termasuk iklan rokok tematik yang disesuaikan dengan fenomena sosial dan politik yang terjadi di masyarakat.

Latar Belakang Masalah

Iklan Djarum 76 merupakan salah satu dari sekian banyak iklan rokok bertema yang selalu mempunyai ide tema berkelanjutan tersendiri. Bermula dari situlah penulis akhirnya menjadikan iklan rokok Djarum 76 versi “Gayus Tambunan” sebagai subjek dan objek penelitiannya. Berdasarkan uraian di atas, penulis dalam penelitian ini tertarik untuk melakukan kajian semiotika untuk mengetahui lebih dalam makna tanda-tanda yang terdapat pada iklan rokok Djarum 76 versi “Gayus Tambunan”.

Rumusan Masalah

Kepentingan Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan referensi kajian dan penelitian khususnya bagi kajian ilmu komunikasi mengenai periklanan.

Kepentingan Teoritik

Kepentingan Empirik

Tujuan Penelitian

Iklan

Berkaitan dengan urusan industri, periklanan merupakan bagian yang sangat penting, sebagaimana disebutkan dalam buku Kotler “Marketing Insight from A to Z”, oleh tokoh yang percaya akan pentingnya periklanan yaitu Dr. Dalam buku Kotler, Stephen Leacock juga mengatakan tentang kekuatan periklanan: “Bidang periklanan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menangkap kecerdasan manusia dalam jangka waktu yang cukup lama untuk menghasilkan uang darinya.” Menurut Tinarbuko (2009: Pendahuluan 3), periklanan sebagai wujud budaya massa tidak hanya dimaksudkan untuk menawarkan dan mempengaruhi calon konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa.

Lebih lanjut Tinarbuko menjelaskan dalam buku “Semiotika Komunikasi Visual” bahwa periklanan hanyalah sebuah “alat penenang” bagi produsen untuk memburu konsumen. Di sisi lain, periklanan dalam kajian budaya populer, seperti yang disampaikan dalam buku “Popular Culture” karya Strinat, argumen yang dikemukakan di sini adalah bahwa pada masa lalu, periklanan biasanya menyampaikan kepada kita betapa berharga dan bermanfaatnya suatu produk. 15 Dalam periklanan, tanda-tanda digunakan secara aktif dan dinamis agar masyarakat tidak lagi membeli produk untuk memenuhi kebutuhan, melainkan membeli makna simbolik, yang menempatkan konsumen pada struktur komunikasi yang dikonstruksi secara sosial oleh sistem produksi/konsumsi (produsen, pemasaran, periklanan.) (Piliang, 2003:287).

Kebutuhan akan periklanan semakin nyata pada masyarakat konsumen, dimana periklanan menjadi khusus untuk melancarkan pesan dan instruksi sosial kepada individu dan objek yang saling mempengaruhi. Salah satu cara periklanan untuk menjual ideologi konsumerisme adalah melalui fokusnya pada konsumsi dan produksi. Iklan kemudian menciptakan makna, gambaran dan fantasi tentang produk atau barang dan menggunakan suatu pendekatan.

Konsep yang dibuat harus dapat disesuaikan dengan berbagai pertimbangan, seperti segmen dan tujuan yang ingin dicapai.

Jenis Iklan

Sedangkan berdasarkan tujuannya, iklan terdiri dari iklan komersial, yaitu iklan yang ditujukan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Live action merupakan video klip promosi yang melibatkan unsur gambar, suara, dan gerakan secara bersamaan. Still merupakan iklan yang disampaikan dengan cara tidak melibatkan unsur gambar bergerak, melainkan gambar beku (diam).

Super Impose merupakan salah satu bentuk iklan televisi yang berupa gambar iklan yang ditampilkan di atas gambar lainnya. Sponsor program adalah suatu bentuk iklan televisi di mana pengiklan atau sponsor mendanai program televisi tertentu dan sebagai imbalannya sponsor dapat menyampaikan pesan iklan dengan cara yang lebih dominan. Running text merupakan salah satu bentuk iklan televisi, yaitu tampilan pesan yang muncul secara perlahan bergerak dari kanan layar kemudian menghilang ke kiri layar.

Background merupakan salah satu bentuk iklan televisi yang pesan iklannya ditampilkan pada latar belakang acara yang sedang diadakan. Credit title merupakan salah satu bentuk iklan televisi, yaitu iklan yang biasanya berbentuk gambar diam yang ditampilkan di bagian akhir ketika suatu acara telah berakhir. Iklan bibir merupakan salah satu bentuk iklan televisi yang pesan iklannya disampaikan langsung oleh perusahaan televisi, baik antar tayangan.

Iklan ini merupakan iklan bersponsor yang muncul pada berbagai barang yang digunakan sebagai aksesoris properti siaran atau berbagai barang yang dikenakan oleh artis atau penyiar.

Kritik Sosial

Hasil survei antara lain: a) Humor merupakan salah satu cara yang efektif untuk menarik perhatian masyarakat terhadap iklan. Para pemikir Mazhab Frankfurt juga merupakan ahli teori sosial pertama yang melihat pentingnya apa yang mereka sebut “industri budaya” dalam reproduksi masyarakat kontemporer, di mana apa yang dikenal sebagai budaya massa dan komunikasi massa menjadi pusat aktivitas masa itu. .bebas, menjadi agen sosialisasi yang penting, mediator realitas politik dan oleh karena itu harus dilihat sebagai institusi utama masyarakat kontemporer yang memiliki dampak sosial, budaya, politik dan ekonomi yang luas. Dalam Soekamto kata “kritik” berarti suatu penilaian yang diungkapkan baik dalam bentuk tertulis maupun lisan tentang sesuatu, dan “sosial” adalah sesuatu yang berkaitan dengan perilaku antarpribadi, atau berkaitan dengan proses sosial.

Kritik sosial dipahami sebagai suatu bentuk komunikasi yang diungkapkan dalam bentuk tertulis dan lisan, sehubungan dengan masalah interpersonal, serta pengendalian arah sistem sosial. Disampaikan Soerjono, dalam iklan tersebut hakikat kritik sosial lebih pada bentuk komunikasi yang diungkapkan baik secara tertulis maupun lisan, terkait permasalahan interpersonal dalam sistem sosial di negeri ini, yaitu fenomena korupsi pada aparatur sipil negara. (PNS) lingkungan hidup. Seseorang dianggap merugikan keuangan negara atau pihak lain apabila ia memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu korporasi dengan cara melawan hukum dan merugikan keuangan negara atau pihak lain (Pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang dengan UU Nomor 20 Tahun 2001).

Bisa juga mereka yang menyalahgunakan wewenang, kesempatan, atau sarana karena jabatannya untuk merugikan keuangan negara atau pihak lain (Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 No. Perbuatan Pungli diatur dalam Pasal 12 huruf e pasal 12 huruf g undang-undang tentang tindak pidana Korupsi: Perbuatan penipuan diatur dalam pasal 7 ayat (1) huruf a sampai dengan d, pasal 7 ayat (2), dan pasal 12 huruf h undang-undang tentang tindak pidana korupsi. melawan korupsi.

Perbuatan benturan kepentingan dalam perolehan barang diatur dalam pasal 12 huruf I UU Tipikor.

Semiotika

Peirce, maka semiotika tidak lain hanyalah nama lain dari logika, yaitu “teori formal tentang tanda”; Sedangkan bagi Ferdinand de Saussure, semiologi adalah ilmu umum tentang tanda, “a science that study the life of sign in society” (ilmu yang mempelajari kehidupan tanda-tanda dalam masyarakat). Sesuatu yang lain disebut penafsir karakter pertama, yang selanjutnya merujuk pada objek. Indeks adalah suatu tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara suatu tanda dengan suatu tanda yang bersifat sebab-akibat atau hubungan sebab-akibat, atau suatu tanda yang langsung merujuk pada kenyataan.

Menurutnya, semiologi adalah ilmu yang mempelajari kelangsungan tanda-tanda dalam masyarakat, menunjukkan apa yang dimaksud dengan tanda-tanda dan mencari kaidah-kaidah yang mengaturnya. Bahasa dapat dipelajari sebagai sistem tanda semiologis yang mengungkapkan berbagai jenis gagasan, dan dapat dipahami secara akurat dengan membandingkannya dengan sistem tanda lainnya. Lebih lanjut Kriyantono mengemukakan bahwa tanda adalah sesuatu yang berwujud fisik (gambar suara apa pun) yang dapat dilihat dan didengar dan biasanya merujuk pada suatu objek atau aspek realitas yang perlu dikomunikasikan.

Iklan sebagai sebuah teks merupakan suatu sistem tanda yang disusun berdasarkan kode-kode yang mencerminkan nilai, sikap, dan keyakinan tertentu. Dengan demikian, semiotika merupakan metode yang tepat untuk memahami konstruksi makna yang muncul dalam iklan. 38 Piliang (dalam Tinarbuko, 2009:ix-x) menjelaskan bahwa sebagai suatu disiplin ilmu yaitu “ilmu tanda”, tentunya semiotika mempunyai kaidah, sistem, kaidah, dan prosedur keilmuan yang spesifik dan baku.

Subjek penelitian ini adalah iklan Djarum 76 versi “Gayus Tambunan”, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah simbol-simbol dan tanda-tanda yang muncul pada iklan Djarum 67 versi “Gayus Tambunan”.

Unit Analisis

Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan penafsiran tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi tidak langsung, karena observasi terhadap iklan dilakukan dalam bentuk video. Teknik ini merupakan teknik sekunder pengumpulan data objek penelitian yang diperoleh dari sumber tertulis seperti arsip, dokumen resmi, catatan pada website yang berkaitan dan dapat mendukung analisis penelitian terhadap simbol dan pesan yang terkandung dalam iklan. Dalam penelitian ini, materi iklan dan data lain yang terkait dengan penelitian ini juga diperoleh melalui berbagai website.

Teknik Analisis Data

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode analisis semiotika Ferdinand de Saussure untuk mengetahui penanda dan penanda secara lebih luas pada iklan rokok Djarum 76 versi Gayus Tambunan.

Kesimpulan

Sebaliknya, yang lebih rasional adalah praktik korupsi masih terus diberantas dan ditekan hingga ke titik terendah dari tingginya tingkat praktik korupsi yang lazim di Indonesia. Maka teks yang diucapkan pemuda dalam iklan tersebut yang berbunyi: “korupsi, pungli, suap telah diberantas dari muka bumi” juga harus dikoreksi menjadi: “korupsi, pungli, suap telah diberantas dari muka bumi.” bumi".

Saran

120 mengangkat tema cinta dan realitas cinta sebagai ide besarnya, tanpa ada konten sosial berharga di dalamnya, dan terkesan klise. Oleh karena itu, kepada biro iklan diberikan saran dan harapan agar kedepannya bisa lebih banyak lagi memproduksi iklan yang mengandung kritik sosial. Iklan juga diharapkan tidak hanya mengajak masyarakat untuk mempertajam daya konsumennya, namun juga daya kritisnya terhadap realitas sosial.

Setidaknya ada keseimbangan kuantitas dan kualitas antara iklan yang sarat kritik sosial dan yang bersifat komersial, tanpa menafikan fungsi utama iklan sebagai penyampai pesan dari produsen kepada konsumen yang dominasi komersialnya lebih kuat. sebagai sisi sosial mereka. Kita tahu bahwa iklan-iklan kritis sosial di media televisi sangat sedikit dan hanya terdapat pada iklan-iklan rokok yang jam tayangnya terbatas. Besar pula harapan bahwa keberadaan iklan kritis sosial dapat menjadi media yang tidak hanya berpihak pada produsen, namun juga berpihak pada masyarakat, sehingga dapat memberikan efek positif dalam mengurangi kesenjangan sosial yang muncul di masyarakat. akibat arogansi pemerintah sebagai penyelenggara negara.

Manusia adalah homo semioticus, yaitu makhluk semiotik yang kehidupannya dipenuhi dengan tanda-tanda atau disebut juga manusia penafsir tanda. Semiotika sebagai ilmu yang mempelajari tentang tanda merupakan ilmu dasar yang dimiliki manusia, namun hanya sedikit yang menyadari bahwa mereka telah menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupannya.

Kata Penutup

DATA PRIBADI

RIWAYAT PENDIDIKAN

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya perbandingan antara wanita Jawa yang sebenarnya dengan wanita Jawa yang ada pada iklan rokok djarum 76 versi jin takut istri ini, memunculkan

Dalam Iklan Rokok Djarum 76 Versi Korupsi Pungutan Liar Dan Sogokan Di.. Media Televisi : Studi Semiotika Mengenai Representasi Budaya

(Analisis Resepsi Audience Mengenai Isi Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Wakil Dibuang Rakyat Miskin, Kontes Jin, Korupsi Pungli &.. Sogokan” di Desa Tugu,

Representasi Budaya Korupsi Dalam Iklan Rokok Djarum 76 Versi Korupsi Pungutan Liar Dan Sogokan Di Media Televisi.. Ilmu Manajemen Komunikasi

Alasan peneliti memilih untuk menerapkan teori tanda menurut Roland Barthes pada iklan televisi rokok Djarum 76 versi “ Pengin Eksis” ialah untuk melihat makna

Selain itu teori Pierce juga akan digunakan untuk menjelaskan setiap tanda yang melekat pada diri tokoh di setiap adegan-adeganya dalam iklan rokok Djarum 76 versi

Berdasarkan uraian diatas maka pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah studi semiologi untuk mengetahui pemaknaan dari iklan rokok Djarum 76

Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui representasi budaya korupsi yang terkandung pada iklan rokok Djarum 76 Versi “Wani Piro” di televisi.. Landasan teori yang