ANALISIS TEGANGAN DAN REGANGAN
Micky Kololu, ST., MT
Mengapa Mempelajari Tegangan?
Tegangan adalah sebuah konsep dasar untuk prinsip mekanika batuan dan aplikasinya.
Pada massa batuan terdapat kondisi tegangan awal yang harus dimengerti, baik secara langsung maupun sebagai kondisi tegangan yang diterapkan pada analisis dan desain.
Selama dilakukan penggalian pada massa batuan kondisi tegangan akan berubah secara dramatik karena
batuan yang tadinya mengalami tegangan awal dan setelah digali tegangan disekitarnya akan
diredistribusikan.
Tegangan merupakan besaran tensor dan tidak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep Tegangan
Contoh batang di dibebani
secara aksial apakah tarik atau tekan oleh sebuah gaya yang melalui titki pusatnya.
Tegangan s, atau intensitas distribusi gaya-gaya dalam dapat diperoleh dengan cara membagi total gaya tarik atau tekan dengan luas daerah dimana gaya tsb bekerja.
Dalam kasus ini, tegangan s diwakili oleh besaran tensor engineering stress atau nominal stress yang
mewakili tegangan rata-rata (srata-rata) di atas sebuah luas, artinya bahwa tegangan di dalam penampang terdistribusi secara merata
s
s
A F
nrata rata
Komponen Tegangan Normal & Geser
Pada kondisi bidang nyata atau bidang imajiner akan selalu ada gaya normal (Fn) dan tegangan normal (sn) dan gaya geser (Fs) dan tegangan geser (t)
Benda padat dapat menopang gaya geser tetapi cairan atau gas tidak
Komponen tegangan normal (sn) dan tegangan geser (t) adalah gaya normalnya (Fn) dan gaya gesernya (Fs) per satuan luas.
Tegangan (Stress) & Regangan (Strain)
Jika sebuah batang prisma diberi tarikan dengan gaya yang terbagi rata di sepanjang ujungnya, gaya dalam juga terbagi merata di sepanjang potongan penampang sembarang mm.
Tegangan (stress) pada potongan penampang mm tersebut adalah gaya P dibagi dengan luas potongan penampang A.
Regangan (strain) dari batang prisma tersebut adalah pertambahan panjang dari batang
prisma tersebut dibagi dengan panjang mula-
mula
Tegangan (Stress) &
Regangan (Strain)
1 2
2 n
nt
P P
S cosθ = cosθ A' A
1 + cos2θ σ = S cosθ = σ cos θ = σ
2 τ = S sinθ =σ cosθ sinθ = σ sin2θ
s
sn maksimum pada q = 0 yang besarnya sn = s
tnt maksimum pada q = 450 yang besarnya tnt = 1/2 s
Tegangan tergantung pada:
Titik dimana ia dikenakan.
Orientasi dari luas permukaan dimana ia dikenakan.
Sistem dari gaya-gaya luar yang dikenakan pada sebuah benda.
Konvensi Tanda
O dA
dF P
>
Gaya-gaya yang dianggap positif adalah gaya- gaya tekan, yaitu yang berarah seperti yang ditunjukkan oleh dF.
Hal ini berlawanan dengan konvensi yang
digunakan dalam teori elastisitas dan mekanika kontinu.
Dalam mekanika batuan, akan lebih
memudahkan untuk menggunakan tegangan tekan bertanda positif karena:
Kondisi tegangan (tegangan in situ akibat overburden, tekanan pemampatan dalam peralatan-peralatan, dan tekanan fluida di dalam pori) selalu berupa tegangan tekan.
Konvensi ini digunakan juga di dalam mekanika tanah dan geologi struktur.
Banyak problem dalam mekanika batuan menyangkut gesekan pada permukaan dan dalam kasus ini tegangan normal
Konvensi Tanda
Engineering Mechanics/
Material Science
Rock Mechanics/ Geoscience
Tegangan Pada Suatu Titik
Bekerja di atas bidang yang normal terhadap
sumbu x
σ xx
Bekerja pada arah x
Bekerja di atas bidang yang normal terhadap
sumbu x
t xy
Bekerja pada arah y
Perhatikan sebuah kubus dengan sisi paralel dengan sumbu x, y, dan z.
Tegangan-tegangan yang bekerja pada sisi kubus dapat dinyatakan dengan:
Tiga tegangan normal sxx, syy, dan szz
Enam tegangan geser txy, tyx, tyz, tzy, tzx, dan txz
Konvensi Tanda (Lanjutan)
Arti subscript pada tegangan:
Subscript pertama menunjukkan arah dari normal bidang dimana tegangan tersebut bekerja.
Subscript kedua menunjukkan arah dari tegangan tersebut.
Catatan: Untuk tegangan normal, kadang- kadang hanya digunakan satu subscript.
Sebagai syarat kesetimbangan rotasional, maka
semua gaya yang bekerja pada sisi kubus harus
setimbang, sehingga:
txy=
tyx,
tyz=
tzy, dan
tzx=
txzKonvensi Tanda (Lanjutan)
Konvensi tanda untuk komponen tegangan dapat didasarkan pada normal kedalam (inward normal) yaitu normal dari muka kubus yang berarah ke pusat kubus.
Tegangan yang searah dengan normal kedalam adalah positif.
Pada muka horisontal bagian atas yang paralel dengan bidang x-y,
normal kedalam ke arah sumbu z negatif.
Tegangan normal szz yang bekerja pada muka ini searah dengan arah
normal kedalam, sehingga dianggap positif.
+tzx dan +tzy bekerja ke arah negatif sumbu x dan y.
Semua tegangan pada muka yang terlihat pada gambar di samping adalah positif.
Pada sisi bagian bawah, normal kedalam ke arah sumbu z positif, sehingga +szz berarah yang sama.
Tegangan Dalam Dua Dimensi
Perhatikan sebuah elemen
bujursangkar dengan sisi yang sangat kecil pada bidang x-y dan tebal t.
Elemen ini mengalami tegangan normal sx, sy dan tegangan geser txy
= tyx.
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Akan ditentukan tegangan normal dan tegangan
geser yang bekerja pada sebuah bidang yang
normalnya membentuk sudut q terhadap sumbu x dimana sx bekerja.
Perlu digunakan prinsip
kesetimbangan gaya dalam sebuah segitiga yang
sangat kecil dengan tebal t.
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Panjang sisi segitiga:
AB = a
OA = a sin q
OB = a cos q
Untuk memenuhi kondisi
kesetimbangan, seluruh gaya yang bekerja pada arah s dan t dalam keadaan setimbang.
ΣFs = 0
s (at) = sx cosq (a cosq) t + txy sinq (a cosq) t + sy sinq (a sinq) t + tyx cosq (a sinq) t
s = sx cos2q + sy sin2q + 2txy sinq cosq
Dari trigonometry:
( )
( )
2
2
2 2
cos θ= 1 1+cos2θ 2
sin θ= 1 1-cos2θ 2
cos θ + sin θ=1 2 sinθ cosθ = sin 2θ
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
( ) ( )
sin2θ cos2θ
2 σ σ
2 σ σ σ
sin2θ 2
cos2θ σ
2 σ 2
cos2θ σ
2 σ σ
cos2θ 2 1
sin2θ σ cos2θ
2 1 σ σ
xy y
x y
x
xy y
x y x
y xy
x
t t t
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
ΣFt = 0
t at = -sx sinq a cosq t + txy cosq a cosq t + sy cosq a sinq t - tyx sinq a sinq t
t = (sy-sx) sinq cosq + txy(cos2q) Dari trigonometry:
2 2
sinθ cosθ = sin 2θ1 2
cos θ - sin θ=cos2θ
cos2θ sin2θ
2 σ σ
cos2θ sin2θ
2 σ σ
xy y
x
xy x
y
t
t
t
t
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Persamaan – persamaan :
sin2θ cos2θ
2 σ σ
2 σ
σ σ
x y x y t
xy
cos2θ sin2θ
2 σ σ
xy y
x
t
t
Memungkinkan kita untuk menentukan tegangan normal s dan tegangan geser t pada setiap bidang yang didefinisikan oleh q untuk setiap kombinasi nilai sx, sy, dan txy.
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Persamaan-persamaan yang diturunkan untuk s dan t dapat juga dilihat sebagai persamaan untuk menghitung sx’ dan tx’y’
pada sebuah sistem sumbu O,x’,y’ yang merupakan hasil rotasi sumbu O,x,y
sebesar q.
Tegangan sy’ dapat dihitung dengan mengganti q dengan q+90O
Sehingga persamaan-persamaan untuk perubahan sumbu menjadi:
[s = sx cos2q + sy sin2q + 2txy sinq cosq]
sx’ = sxcos2q + 2txysinqcosq + sysin2q
sy’ = sxcos2(q+90O) + 2txysin(q+90O)cos(q+90O) + sysin2(q+90O)
sy’ = sxsin2q – 2txysinqcosq + sycos2q
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Dengan menjumlahkan
sx’ = sxcos2q + 2txysinqcosq + sysin2q dan sy’ = sxsin2q – 2txysinqcosq + sycos2q
diperoleh
sx’ + sy’ = sx(cos2q+sin2q) + sy(cos2q+sin2q) sx’ + sy’ = sx + sy
Jadi, hasil penjumlahan komponen-komponen tegangan normal yang saling tegak lurus adalah konstan atau invariant dengan perputaran sumbu. Ini merupakan sifat skalar dari tegangan dalam dua dimensi.
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Ekspresi untuk tegangan geser tidak berubah:
( )
sin2θ cos2θ2 1
xy '
' s s t
txy x y
Arah-arah dimana t=0 disebut sumbu- sumbu utama (principal axes) dan komponen-komponen tegangan pada arah ini disebut tegangan-tegangan utama (principal stresses) dan
dinotasikan dengan s1 dan s3.
Akan terdapat satu nilai q untuk mana tegangan geser tidak ada (t=0).
x y
xy
x y
xy
x y
xy
xy
x y
xy
x y
τ=- σ -σ sin2θ+τ cos2θ 2
0=- σ -σ sin2θ+τ cos2θ 2
σ -σ sin2θ=τ cos2θ 2
sin2θ 2τ
cos2θ σ -σ=
tan2θ= 2τ
σ -σ
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Sudut 2q merupakan sudut dari sumbu x yang menunjukkan arah tegangan-tegangan utama s1 dan s3.
Karena tan 2q = tan (2q+180O) maka:
Sudut q merupakan arah s1
Sudut q+90 merupakan arah s3.
Setelah sudut q diperoleh, s1 dan s3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan untuk menghitung s di depan.
Tunjukkan bahwa s1 dan s3 dapat dinyatakan sebagai:
( ) ( )
( ) ( )
2
2 1
2
2 3
2 4
2 4
x y x y
xy
x y x y
xy
s s s s
s t
s s s s
s t
Lingkaran Mohr
Lihat kembali persamaan untuk menghitung s dan t
cos2θ sin2θ
2 σ σ
sin2θ cos2θ
2 σ σ
2 σ σ σ
xy y
x
xy y
x y
x
t
t
t
Kedua persamaan tersebut dapat ditulis kembali dengan menempatkan semua 2q di sebelah kanan
cos2θ sin2θ
2 σ σ
sin2θ cos2θ
2 σ σ
2 σ σ σ
xy y
x
xy y
x y
x
t
t
t
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Pengkuadratan persamaan yang mengandung s menghasilkan:
2 2
x y x y
xy
2 2
x y x y 2 x y 2 2
xy xy
σ σ σ σ
σ cos2θ sin2θ
2 2
σ σ σ σ σ σ
σ cos 2θ 2 sin2 cos2 sin 2θ
2 2 2
t
t q q t
Pengkuadratan persamaan yang mengandung t menghasilkan:
2
x y
2
xy
2
x y
2 2 2 2
xy xy
σ σ
sin2θ cos2θ 2
σ σ
sin 2 2 sin2 cos2 cos 2θ
2 2
x y
σ σ
θ θ θ
t t
t t t
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Penjumlahan kedua persamaan hasil pengkuadratan menghasilkan:
2xy y 2
2 x y 2
x
2 σ σ
2 σ
σ σ t
t
PERSAMAAN
LINGKARAN
( x a ) (
2 y b )
2 R
2Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Persamaan : 2xy
y 2 2 x
y 2 x
2 σ σ
2 σ
σ σ t
t
adalah Persamaan Lingkaran dengan:
2xy y 2
x
y x
2 σ : σ
jari - Jari
2 ,0 σ : σ
pusat Titik
σ, sumbu Sistem
t
t
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
s1s3 s3
s1
sn
q t
a
n
2a 2q
s1
sn
s3
s s
sn
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Untuk memplot tegangan geser pada Lingkaran Mohr, digunakan konvensi tanda positif dan negatif yang hanya valid untuk
keperluan presentasi grafis.
Tegangan geser diplot positif jika tegangan tersebut akan memutar elemen berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
Tegangan geser diplot negatif jika tegangan tersebut akan memutar elemen searah dengan arah putaran jarum jam.
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Lingkaran Mohr merupakan metode grafis sederhana dan cepat yang dapat digunakan untuk:
Menentukan besar tegangan normal dan tegangan geser pada bidang tertentu.
Menentukan besar dan arah tegangan- tegangan utama.
Latihan 1
Tentukan tegangan normal dan tegangan geser (ke arah mana?) yang bekerja pada
Bidang C
Tentukan besar dan arah tegangan utama mayor (s1) dan
tegangan utama minor (s3)
Latihan 1 (Lanjutan)
Latihan 1 (Lanjutan)
Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 30O counter clockwise dari arah bekerjanya sx (sumbu x) ATAU
Bersudut 30O counter clockwise dari bidang tempat sx bekerja (Bidang A)
PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN COUNTER CLOCKWISE 2 x 30O = 60O
Latihan 1 (Lanjutan)
Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 60O clockwise dari arah bekerjanya sy (sumbu y) ATAU
Bersudut 60O clockwise dari bidang tempat sy bekerja (Bidang B)
PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN CLOCKWISE 2 x 60O = 120O
Latihan 1 (Lanjutan)
Jadi secara grafis:
s = 23.2 MPa t = 3.9 MPa
Dengan menggunakan persamaan-persamaan terdahulu:
cos2θ sin2θ
2 σ σ
sin2θ cos2θ
2 σ σ
2 σ σ σ
xy y
x
xy y
x y
x
t
t
t
Latihan 1 (Lanjutan)
MPa 23.196
5.196 4
14 σ
sin60 6
cos60 2
6 22
2 6 σ 22
sin2θ cos2θ
2 σ σ
2 σ σ σ
0 O
y xy x
y x
t
MPa 3.928
3 6.928
cos60 6
sin60 2
6 22
cos2θ sin2θ
2 σ σ
O O
y xy x
t
t
t
t
Latihan 1 (Lanjutan)
Secara grafis:
s = 23.2 MPa t = 3.9 MPa
Dengan rumus:
s = 23.196 MPa t = -3.928 MPa
OK
OK?
Latihan 1 (Lanjutan)
s1 = 24 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 18.5O counter clockwise dari arah bekerjanya sx (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 18.5O counter clockwise dari bidang tempat bekerjanya sx (Bidang A)
Latihan 1 (Lanjutan)
s3 = 4 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 108.5O counter clockwise dari arah bekerjanya sx (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 108.5O counter clockwise dari bidang tempat bekerjanya sx (Bidang A)
Latihan 1 (Lanjutan)
Dengan menggunakan persamaan-persamaan terdahulu:
( ) ( )
( ) ( )
2
2 1
2
2 3
2 4
2 4
x y x y
xy
x y x y
xy
s s s s
s t
s s s s
s t
Latihan 1 (Lanjutan)
( ) ( )
( ) ( )
MPa 4
MPa 24
10 14
6 6
4 22 6 1
2 22 1
4 1 2
1
3 1
3 , 1
2 2 3
, 1
2xy y 2
x y
x 3
, 1
s
s
s
s
t
s
s
s
s
s
Latihan 1 (Lanjutan)
(
O O)
2 O2
1 O 1 O
1 1
y x
1 xy
43 . 108
87 . 36 180
2
43 . 18 87
. 36 2
16 tan 12
2
6 2
2
) 6 ( tan 2
2
σ σ
tan 2 2
q
q
q
q
q
q
t q
Latihan 1 (Lanjutan)
2 O 3
1 O 1
5 . 108
MPa 4
5 . 18 MPa
24
: grafis Secara
q
s
q
s
2 O 3
1 O 1
43 . 108
MPa 4
43 . 18 MPa
24
: rumus Dari
q
s
q
OK
sOK
Latihan 1 (Lanjutan)
Tegangan dalam 3 Dimensi
Tegangan-tegangan yang bekerja pada sisi kubus dapat dinyatakan dengan:
Tiga tegangan normal sxx, syy, dan szz
Enam tegangan geser txy, tyx, tyz, tzy, tzx, dan txz
Sebagai syarat
kesetimbangan rotasional:
txy = tyx, tyz = tzy, dan tzx = txz
Tegangan-tegangan yang bekerja cukup dinyatakan dengan enam komponen
Tegangan dalam 3 Dimensi (Lanjutan)
Jadi, kondisi tegangan pada sebuah titik dapat dinyatakan dengan matriks tegangan [s], sebagai berikut:
[ ]
s t
t
t s
t
t t
s
z yz
zx
yz y
xy
zx xy
x
σ
Transformasi Tegangan
Sumbu-sumbu referensi untuk penentuan kondisi tegangan dapat dilakukan secara bebas.
Sistem sumbu asal (x,y,z)
Sistem sumbu baru (l,m,n)
Orientasi dari sumbu
tertentu, relatif terhadap sumbu-sumbu asal
didefinsikan oleh sebuah vektor baris dari cosinus arah.
Cosinus arah adalah
proyeksi dari vektor satuan yang paralel dengan salah satu sumbu baru (l, m, atau n) pada salah satu sumbu lama (x, y, atau z).
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Cosinus arah sumbu l: lx = cos al, ly = cos bl, lz = cos gl
Cosinus arah sumbu m: mx = cos am, my = cos bm, mz = cos gm
Cosinus arah sumbu n: nx = cos an, ny = cos bn, nz = cos gn
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Tetrahedron OABC adalah bagian dari kubus yang digunakan untuk
menentukan kondisi tegangan sebelum ini.
Untuk kesetimbangan, material yang
dihilangkan digantikan oleh gaya penyeimbang sebesar t per unit luas yang bekerja pada ABC.
Normal bidang ABC, yaitu OP mempunyai cosinus arah (lx, ly, dan lz).
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Jika luas ABC adalah A, maka proyeksi ABC pada bidang-bidang dengan normal sumbu-sumbu x, y, dan z adalah:
OAC = Ax = Alx
OAB = Ay = Aly
OBC = Az = Alz
Anggap komponen-
komponen vektor traksi t adalah tx, ty, tz.
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Syarat kesetimbangan gaya pada arah x akan
menghasilkan:
txA – sxAx – txyAy – tzxAz = 0 txA – sxAlx – txyAly – tzxAlz = 0
atau
tx = sxlx + txyly + tzxlz
Dengan menggunakan
syarat kesetimbangan gaya pada arah y dan z,
diperoleh:
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
[ ] [ ][ ]
l
l l l
s t
t
t s
t
t t
s
σ t
atau t t t
z y x z
yz zx
yz y
xy
zx xy
x z
y x
Dengan melakukan hal yang sama untuk sumbu- sumbu l, m, dan n
diperoleh:
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
[ ] [ ] [ ]
t* σ* *l lm nl l
m lm m mn m
n nl mn n n
t t
t atau
s t t l
t s t l
t t s l
l
[t], [t*], [l], dan [l*] adalah vektor-vektor yang
dinyatakan relatif terhadap sistem koordinat x,y,z dan l,m,n.
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Suatu vektor [v] ditransformasikan dari satu sistem
sumbu x,y,z ke sistem sumbu l,m,n melalui persamaan transformasi:
[ ] [ ][ ] v * R v
atau
v v v n
n n
m m
m
l l
l v
v v
z y x
z y
x
z y
x
z y
x
n m l
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Matriks [R] adalah matriks rotasi yang baris-barisnya dibentuk oleh vektor baris cosinus arah dari sumbu baru terhadap
sumbu asal.
Sifat khas matriks [R] adalah bahwa invers-nya sama dengan transpose-nya, atau:
[ ] R
1 [ ] R
T Kembali ke persamaan-persamaan yang menghubungkan [t] dan [t*]
serta [l] dan [l*]:
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
[ ] [ ][ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ][ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] [ ][ ] [ ][ ][ ] [ ][ ][ ] [ ] [ ] [ ][ ]
[ ] [ ][ ][ ]
: diperluas yang
bentuk dalam
atau
R σ R
* σ maka
*
* σ
* t
karena
* R
σ R σ
R t
R
* t
sehingga
* R
R
* dan
* t R
t t
R
* t
T
T T
T
l
l
l
l
l
l
l
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
t t
t t
t t
t t
t t
t t
z z
z
y y
y
x x
x z
yz zx
yz y
xy
zx xy
x z
y x
z y
x
z y
x n
mn nl
mn m
lm
nl lm
l
n m
l
n m
l
n m
l σ
σ σ
n n
n
m m
m
l l
l σ
σ σ
Jadi, dengan melakukan perkalian matriks pada ruas kanan persamaan di atas, maka komponen-komponen tegangan
akibat perputaran sumbu-sumbu dapat ditentukan
Tegangan Utama
Seperti telah diuraikan sebelumnya, bidang utama
(principal plane) adalah bidang dimana tidak terdapat tegangan geser.
Pada bidang ini hanya bekerja tegangan normal yang merupakan tegangan utama (principal stress),
sedangkan normal dari bidang tersebut merupakan arah dari sumbu utama (principal axis).
Karena terdapat tiga acuan arah yang harus
diperhitungkan, akan terdapat juga tiga sumbu utama.
Jadi, ada tiga tegangan utama dan tiga sumbu utama yang harus ditentukan untuk
menggambarkan kondisi tegangan di sebuah titik.
Tegangan Utama (Lanjutan)
Misalkan bahwa bidang ABC pada pembahasan terdahulu mempunyai orientasi sedemikian rupa sehingga resultan tegangan yang bekerja padanya hanya tegangan normal sp.
Komponen-komponen traksi pada bidang ABC adalah:
l l l
z y x p
z y x
σ t
t t
Pada pembahasan terdahulu komponen-komponen traksi dapat dihubungkan juga dengan kondisi tegangan dan orientasi bidang:
l l l
s t
t
t s
t
t t
s
z y x z
yz zx
yz y
xy
zx xy
x z
y x
t t t
Tegangan Utama (Lanjutan)
Dengan mengurangkan kedua persamaan di atas, diperoleh:
[ ]
0σ σ
σ σ
σ σ
z y x
p z
yz zx
yz p
y xy
zx xy
p x
l l l
t
t
t
t
t t
Persamaan matriks ini menunjukkan satu set dari tiga persamaan simultan yang homogen dalam lx, ly, dan lz.
Persamaan di atas akan mempunyai solusi non-trivial jika determinan dari matriks koefisien = 0, yang menghasilkan persamaan pangkat tiga:
Tegangan Utama (Lanjutan)
( )
( )
3 2
p 1 p 2 p 3
1 x y z
2 2 2
2 x y y z z x xy yz zx
2 2 2
3 x y z x yz y zx z xy
σ σ σ 0
dimana
σ σ σ
σ σ σ σ σ σ
σ σ σ 2
xy yz zxσ σ σ
t t t
t t t t t t
I I I
I I
I
I1 = Invariant tegangan (Stress invariant) pertama I2 = Invariant tegangan (Stress invariant) kedua I3 = Invariant tegangan (Stress invariant) ketiga
Tegangan Utama (Lanjutan)
Solusi dari persamaan
0 I
σ I σ
I
σ
p3
1 p2
2 p
3
adalah tiga tegangan utama, dengan urutan dari yang terbesar ke terkecil sebagai berikut:
s1 = Tegangan utama mayor (Major principal stress)
s2 = Tegangan utama tengah (Intermediate principal stress) s3 = Tegangan utama minor (Minor principal stress)
Tegangan Utama (Lanjutan)
Setiap tegangan utama akan berhubungan dengan sumbu utama, yang cosinus arahnya (lx,ly,lz) dapat dicari langsung dari persamaan matriks:
[ ]
0σ σ
σ σ
σ σ
z y x
p z
yz zx
yz p
y xy
zx xy
p x
l l l
t
t
t
t
t t
dan sifat dasar dari cosinus arah, yaitu:
2 1
2 z 2 y
x l l l
Tegangan Utama (Lanjutan)
Brady & Brown (1993) mengusulkan bahwa untuk setiap tegangan utama si (i =1,2,3), cosinus arahnya adalah:
( )
( )
(
2 2 2)
1 2zi
2 2 1 2
yi 2
2 2 1 2
xi 2
C B
A C
C B
A B
C B
A A
l
l
l
( )
( )
( )
2 2 2 1 2
xi 2 2 2
2 2 2 1 2
2 2 2 1 2
= A A +B +C
( A +B +C B A B C C A B C
yi
zi
l
l l
dengan A, B, dan C adalah:
Tegangan Utama (Lanjutan)
yz zx
i y
xy
i z
zx
yz xy
i z
yz
yz i
y
σ C σ
σ B σ
σ σ
σ A σ
t t
t
t
t
t
t
t
Tegangan Utama (Lanjutan)
Prosedur untuk menghitung tegangan-tegangan utama dan orientasi dari sumbu utama secara sederhana adalah penentuan nilai-nilai Eigen (Eigen Values – Principal Stresses) dari matriks tegangan dan vektor Eigen (Eigen Vector - Directions) dari setiap nilai eigen (Ingat: MA2132)
Karena ketiga sumbu utama saling tegak lurus, maka hasil
perkalian skalar (dot product) dari vektor cosinus arahnya sama dengan nol:
0 0 0
1 z 3 z 1
y 3 y 1
x 3 x
3 z 2 z 3
y 2 y 3
x 2 x
2 z 1 z 2
y 1 y 2
x 1 x
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
Tegangan Utama (Lanjutan)
Karena penjumlahan komponen tegangan normal yang saling tegak lurus bersifat invariant (ingat materi terdahulu), maka:
z y
x 3
2
1
σ σ σ σ σ
σ
Kedua hal ini dapat digunakan untuk memeriksa hasil perhitungan besar dan arah tegangan utama
Latihan 2
Tentukan besar dan arah tegangan-tegangan utama pada suatu titik jika keenam komponen tegangan pada titik tersebut adalah
s
x= 7.825 MPa t
xy= 1.422 MPa
s
y= 6.308 MPa t
yz= 0.012 MPa
s
z= 7.866 MPa t
zx= -1.857 MPa
Latihan 2 (Lanjutan)
( )
(
σ σ σ)
350.0MPa2 σ
σ σ I
MPa 0
. 155 σ
σ σ
σ σ
σ I
MPa 0
. 22 σ
σ σ
I
2xy 2 z
zx 2 y
yz x zx
yz xy z
y x 3
2zx 2yz
2xy x
z z
y y
x 2
z y
x 1
t
t
t
t t t
t
t
t
sehingga persamaan pangkat tiga untuk menghitung tegangan utama menjadi:
0 0 . 350 σ
0 . 155 σ
0 . 22
σ3p p2 p
yang menghasilkan:
MPa 0
. 5 σ
MPa 0
. 7 σ
MPa 0
. 0 1 σ
3 2 1
Latihan 2 (Lanjutan)
Mencari cosinus arah s1:
38 . 012 7
. 0 857
. 1
692 . 3 422
. 1 012
. 0 857
. 1
0 . 10 308
. 6 422
. σ 1
C σ
012 . 134 3
. 2 857
. 1
012 . 0 422
. 1 0
. 10 866
. 7 857 . 1
012 . 0 422
. 1 σ
B σ
857 . 134 7
. 2 012
. 0
012 . 0 682
. 3 0
. 10 866
. 7 012
. 0
012 . 0 0
. 10 308
. 6 σ
σ σ
A σ
yz zx
1 y
xy
1 z
zx
yz xy
1 z
yz
yz 1
y
t
t
t
t
t
t
t
t
Latihan 2 (Lanjutan)
( )
( )
(
A B C)
6.839 10.843 0.6307 (cos129.1 )C
) 73.9 (cos
2778 .
0 843 . 10 012 . 3 C
B A
B
) 43.6 (cos
7246 .
0 843
. 10 857 . 7 C
B A
A
2 0 2 1 2
1 2 z
2 0 2 1 2
1 2 y
2 0 2 1 2
1 2 x
l
l
l
Periksa:
1.0000 (-0.6307)
(0.2778) )
7246 .
0
( 2 2 2
2z1 2y1
2x1 l l
l
Latihan 2 (Lanjutan)
Mencari cosinus arah s2:
268 . 012 1
. 0 857
. 1
692 . 0 422
. 1 012
. 0 857