ANALISIS WACANA VAN DIJK TERHADAP PROGRAM PENGARUS UTAMAAN GENDER DI RRI JEMBER
SKRIPSI
Oleh : Cahyani Wulandari
NIM : D20181039
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS DAKWAH KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM JULI 2022
i
ANALISIS WACANA VAN DIJK TERHADAP PROGRAM PENGARUS UTAMAAN GENDER DI RRI JEMBER
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Fakultas Dakwah
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Oleh : Cahyani Wulandari
NIM : D20181039
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS DAKWAH KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM JULI 2022
ii
ANALISIS WACANA VAN DIJK TERHADAP PROGRAM PENGARUS UTAMAAN GENDER DI RRI JEMBER
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial
Fakultas Dakwah
Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
Oleh:
Cahyani Wulandari NIM: D20181039
Disetujui Pembimbing
Dr. Siti Raudhatul Jannah,S.Ag.,M.Med.Kom NIP. 197207152006042001
iv MOTTO
ٰ اَ هيَُّأ ي ساَّنلا او قَّتا كَّبَر ىِ َّلَّا م كَقَلَخ منِ م سمفَّن ة َدِح و َقَلَخَو اَ منِْم اَ َجَ موَز َّثَبَو اَم منِْم ًلاَجِر اًيرِثَك ًءٓا َسِنَو ٰ او قَّتاَو ََّللّا ىِ َّلَّا َنو لَءٓا َسَت ۦِهِب
َماَحمرَ ملْاَو ٰ َّن ا ِ ََّللّا َن َكَ
م كميَلَع اًبيِقَر
Artinya :
“Wahai manusia! bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan darinya Allah menciptakan istrinya dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu meminta satu sama lain, dan (perihal) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S An-Nisa (4):1)
*
* Jabal, Al-Qur’an dan Terjemah Wanita, An-Nisaayat 1, 77.
v
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur Alhamdulillah skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan sebaik-baiknya. Karya tulis ini penulis persembahkan sebagai ungkapan terimakasih yang tiada tara kepada:
1. Kedua orangtuaku yang tersayang yaitu Bapak Habidi dan Ibu Wiwik Yanti.
Terimakasih banyak atas doa, pengorbanan, dukungan baik secara moril maupun materil serta motivasi yang selalu diberikan tiada henti untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sampai selesai.
2. Dosen Pembimbing Ibu Dr. Siti Raudhatul Jannah, S.Ag.,M.Med.Kom.
Terimakasih atas doa dan dukungannya yang telah membantu membimbing dan memberi arahan serta semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Kakak-kakakku yaitu Candra Lailatul Rohma, Cyndy Widi Yanti dan Adikku Gharat Alfi Baraka yang penulis sayangi dan cintai. Terimakasih atas doa dan semangatnya yang selalu diberikan kepada penulis.
4. Sahabatku yaitu Rizqi Abdillah Fadli. Terimakasih banyak atas dukungan, doa serta kontribusinya dalam bertukar pikiran, bersabar, menyemangatiku dan telah mendengarkan keluh kesahku.
5. Teman seperjuanganku Sheila, Munt, Kisya, Diah, Nuva, Ira. Terimakasih atas doa dan kerjasamanya saling mendukung dalam mengerjakan skripsi.
6. Teman-teman KPI angkatan 2018, khususnya kelas O1 yang telah memberikan semangat dan motivasi. Meski tidak semuanya membantu tetapi saya mengucapkan terimakasih karena sudah bersedia belajar,
vi
bertukar pikiran, berbagi dan tumbuh bersama hingga membentuk pribadi yang sabar dan kuat.
7. Teman-teman kos Soetomo yaitu Anggi, Eka, Gina, Dewita, Meli, Dina, Oyek yang telah banyak membantu dan menyemangati peneliti.
8. Kepada seluruh anggota LPP RRI Jember terimakasih telah banyak membantu, dan memberikan semangat kepada peneliti.
9. Terakhir, kepada orang-orang disekelilingku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas bantuan doa dan dukungannya.
vii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat, taufiq dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “ANALISIS WACANA VAN DIJK DALAM PROGRAM PENGARUS UTAMAAN GENDER DI RRI JEMBER”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat Muslim, Nabi Akhir Zaman yakni Nabi Muhammad SAW., dan selalu kita nantikan syafa’atnya di Yaumul Akhir kelak. Aamiin.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah UIN KHAS Jember. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan, motivasi, serta bimbingan dan doa dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku rektor Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember.
2. Bapak Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah.
3. Bapak Mochammad Dawud, S.Sos., M.Sos., selaku Kepala Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah.
4. Ibu Dr. Siti Raudhatul Jannah, S.Ag., M.Med.Kom., selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing skripsi yang tak henti-hentinya
viii
memberikan arahan dan motivasi terhadap skripsi saya, semoga kesabarannya dalam mendidik penulis bernilai ibadah di sisi Allah.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis selama berasa di bangku kuliah.
6. Bapak Suroso, S.E., selaku kepala RRI Jember yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan serangkaian kegiatan penelitian di lembaga RRI Jember.
7. Ibu Devi Fitrah selaku Penyiar RRI Jember yang telah memberikan banyak informasi dan ilmu pengetahuan kepada penulis.
8. Seluruh civitas akademika UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, kepada pimpinan, para dosen, dan karyawan yang telah membantu dalam kelancaran proses penyelesaian tugas akhir ini.
9. Seluruh anggota LPP RRI Jember yang telah meluangkan waktunya untuk menjawab berbagai pertanyaan dengan baik sebagai bahan dalam pembuatan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan yang ada di dalamnya. Sehingga saran dan kritik yang konstruktif sangat peneliti harapkan.
Semoga skripsi ini dapat menjadi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca.
Jember, 16 Juni 2022
Cahyani Wulandari
ix ABSTRAK
Cahyani Wulandari, 2018: Analisis Wacana Van Dijk Dalam Program Pengarus Utamaan Gender di RRI Jember.
Kata Kunci: Wacana Van Dijk, Pengarus Utamaan Gender, RRI Jember.
Penelitian ini mengulas tentang salah satu program yang terdapat dalam Radio Republik Indonesia (RRI) Jember, yaitu Pengarus Utamaan Gender.
Penelitian ini layak dilakukan karena belum pernah ada yang meneliti program ini di RRI Jember sebelumnya, dan materi yang disampaikan merupakan salah satu hal yang sering kita temui dikehidupan sekitar kita. Di dalamnya mengulas tentang segala macam isu gender dan pemberdayaannya, karena kehidupan masyarakat yang patriarki yang membuat seorang perempuan masih terendahkan, dimana pola laki-laki masih menjadi penguasa sepenuhnya terhadap perempuan.
Adapun rumusan masalahnya yaitu 1) bahasa apa saja yang digunakan penyiar untuk menyiarkan program Pengarus Utamaan Gender (PUG) di RRI Jember? 2) tindakan komunikasi apakah yang digunakan oleh penyiar RRI Jember untuk mendukung tujuan program Pengarus Utamaan Gender (PUG)?
Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui bahasa apa yang digunakan penyiar di dalam program Pengarus Utamaan Gender (PUG) di RRI Jember. 2) untuk mengetahui tindakan komunikasi yang dilakukan oleh penyiar dalam mendukung tujuan program Pengarus Utamaan Gender (PUG) di RRI Jember.
Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif teks media, dengan menggunakan elemen wacana model Van Dijk. Sehingga peneliti men-transkip data yang berbentuk audio ke dalam bentuk tulisan, yang kemudian peneliti analisis menggunakan elemen-elemen wacana Van Dijk. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian tentang analisis wacana Van Dijk terhadap program Pengarus Utamaan Gender di RRI Jember, peneliti memperoleh kesimpulan yakni 1)siaran program Pengarus Utamaan Gender ditinjau analisis teks wacana Van Dijk bahasa yang digunakan oleh penyiar RRI Jember adanya kecenderungan memihak seorang perempuan harus bisa mengangkat harkat martabatnya dengan menggunakan Bahasa yang dapat dipahami, dimengerti dan dapat diterima oleh pendengar/ khalayak yang mendengarkan siaran RRI Jember.
2) dilihat dari segi struktur wacana kritis Van Dijk, peneliti menyimpulkan bahwa tindakan komunikasi yang dilakukan oleh penyiar RRI Jember dalam mendukung tujuan program Pengarus Utamaan Gender sangat baik dan terlaksana. Selain tindakan komunikasi penyiar RRI Jember juga melakukan berupa aksi yang dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari.
x DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian... 1
B. Fokus Penelitian ... 8
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Manfaat Penelitian... 9
E. Definisi Istilah ... 10
F. Sistematika Pembahasan ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 14
B. Kajian Teori... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 31
B. Lokasi Penelitian ... 32
xi
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ... 33
E. Analisis Data ... 35
F. Keabsahan Data ... 37
G. Tahap-Tahap Penelitian... 38
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian ... 40
B. Penyajian Data dan Analisis ... 54
C. Pembahasan Temuan ... 105
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 111
B. Saran-saran ... 112
DAFTAR PUSTAKA ... 114 LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Pernyataan Surat Keaslian Penulisan 2. Matriks Penelitian
3. Pedoman Penelitian 4. Surat Izin Penelitian 5. Jurnal Kegiatan Penelitian 6. Dokumentasi
7. Biodata Penulis
xii
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
2.1 Orisinalitas Penelitian ... 15
2.2 Stuktur Wacana Van Dijk ... 23
3.1 Kerangka Struktur Wacana Van Dijk ... 36
4.1 Profil RRI Pro 1 Type C ... 46
4.2 Daypart 1 ... 48
4.3 Daypart 2 ... 50
4.4 Daypart 3 ... 52
4.5 Daypart 4 ... 53
4.6 Analisis Struktur Wacana Van Dijk ... 87
4.7 Analisis Struktur Wacana Van Dijk ... 93
4.8 Analisis Struktur Wacana Van Dijk ... 99
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
Kehidupan masyarakat di Jember yang patriarki membuat perempuan masih terendahkan, dimana masyarakat masih menganut pola kehidupan laki-laki adalah penguasa sepenuhnya terhadap perempuan. Begitupun kasus perceraian di Jember menjadi predikat ke 3 besar di Jawa Timur.Pengadilan Agama Kabupaten Jember mencatat angka perceraian sejak Januari hingga Agustus Tahun 2021, mayoritas gugatan diajukan oleh istri. Diketahui dari 3888 yang terdata di kantor Pengadilan Agama, hanya 1053 kasus yang diajukan oleh suami alias talak. Sedangkan 2835 sisanya gugatan cerai diajukan dari istri.2
Tidak bisa dipungkiri, sampai saat ini kebudayaan kita, sebut saja budaya Jawa masih menempatkan seorang perempuan sebagai sosok kelas dua. Perempuan dipandang lebih utama untuk berkiprah di sektor domestik, membersihkan rumah, memasak, mencuci dan mengasuh anak.3 Dari sinilah dengan adanya program Pengarus Utamaan Gender di RRI (Radio Republik Indonesia) Jember yang kata penyiarnya itu salah satu program kebijakan RRI pusat untuk memberikan ruang pembahasan segala macam isu terkait
2 Pelita Online, “Gugatan Cerai Tertinggi di Jember diajukan Istri Ini Penyebabnya” 24 Sep
2021, http://new.pa-jember.go.id/article/Gugatan-Cerai-Tertinggi-di-Jember-Diajukan-Istri-ini- Penyebabnya
3 Atik Catur Budiati, “Aktualisasi Diri Perempuan Dalam Sistem Budaya Jawa” Jurnal Pamator, Vol 3, no. 1 (2010), 2.
2
gender dan pemberdayaannya.4 Ketika penyiar RRI Jember berbicara tentang Pengarus Utamaan Gender apakah di dalam kehidupan personalnya juga melakukan hal yang sama seperti yang diucapkan ketika siaran berlangsung. Peneliti tertarik meneliti karena sulitnya mewujudkan Pengarus Utamaan Gender dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Jember.
Pengarus Utamaan Gender merupakan strategi pembangunan pemberdayaan perempuan, implementasinya melalui prinsip kesetaraan dan keadilan gender harus menjadi dasar dalam setiap kebijakan dalam pembangunan.5 Kebijakan tentang pengarus utamaan gender di Indonesia sudah ada semenjak masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid yang bertujuan terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksana, pemantauan, dan evaluasi dalam kebijakan dan program pembangunan yang berspektif gender dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.6
Program Pengarus Utamaan Gender disiarkan di RRI (Radio Republik Indonesia) dimana RRI memiliki point plus tersendiri yaitu radio tertua di Indonesia, satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara.7 Radio berfungsi
4 Observasi langsung dengan wawancara kepada penyiar RRI Jember untuk mengetahui awal ada program tersebut di Jember.
5 DPMPPA, “Pengarusutamaan Gender” Akses Oktober, 7, 2020, http://dpmppa.jambikota.go.id/2020/10/07/pengarusutamaan-gender/
6 Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.
7 https://m.rri.co.id/profil
3
sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan.
Radio memiliki kekuatan terbesar sebagi media imajinasi, sebab sebagi media yang buta radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.8 Selain itu RRI Jember letaknya yang sangat strategis berada di tengah kota Jember sangat mempengaruhi sehingga tidak asing lagi bagi masyarakat. Program Pengarus Utamaan Gender merupakan siaran yang diperuntukkan bagi perempuan yang disiarkan pada jam santai sekitar pukul 10.00-11.00 WIB setiap hari Senin sampai Jum’at, disiarkan pada saat ibu- ibu atau perempuan sesudah melakukan aktivitasnya. Jadi segmen pendengar dalam program ini adalah usia 25 ke atas karena disiarkan melalui Pro (programa) 1 RRI Jember. Nama programnya yaitu program Pengarus Utamaan Gender.
Dasar dari program Pengarus Utamaan Gender ini adalah arahan redesain RRI tahun 2013, memang sudah termaktub sebuah arahan siaran yang harus memberikan luang untuk Pengarus Utamaan Gender yang membahas terkait isu-isu tentang kesetaraan gender dan untuk pembawa acaranya menyesuaikan jam dinas dari penyiar. 9 Jadi penyiarnya dari hari Senin sampai hari Jum’at itu berbeda-beda. Untuk gambaran siaranya yaitu hari Senin membahas tentang isu akurat terkait dengan isu-isu gender, untuk hari Selasa itu tentang Fashion, kemudian hari Rabu tentang Parenting, hari
8 Masduki,”Jurnalistik Radio”, (Yogyakarta: LKiS, 2001), 9
9 Tim Penyusun, “Pedoman Siaran PRO 1, PRO 2, PRO 4 Dan Siaran Perbatasan”, (Direktorat
Program Dan Produksi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia, 2020), 12.
4
Kamis tentang Kesehatan, dan hari Jumat tentang Faninsial, jadi tidak hanya satu penyiar yang menyiarkan, harus sesuai dengan jadwal siarannya.
Sebelum siaran berlangsung SOP (Standard Operating Procedure) nya mengikuti standart siarannya yang jelas ada tune acara tersendiri dan skripnya disiapkan terlebih dahulu melalui agenda setting dengan sepengetahuan koordinator siaran.10
Materi yang disampaikan dighodok terlebih dahulu melalui agenda setting setiap minggunya. Jadi sudah di mapping apa yang akan dibahas dan sudah mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dalam bentuk naskah baru disampaikan oleh penyiar. Untuk narasumber pada program Pengarus Utamaan Gender akan menyesuaikan apa yang akan disampaikan disesuaikan dengan tema. RRI membantu para perempuan melalui siarannya untuk harus berdaya, mengangkat harkat martabatnya dan mendapatkan hak-haknya. Peneliti melihat bahwa perlu kembali membaca kesesuaian bahasa antara apa yang disiarkan oleh penyiar dan apa yang terjadi di kehidupan sehari-hari dalam konteks Pengarus Utamaan Gender. Oleh karena itu, peneliti mengaitkan skripsi ini dengan menjadi pusat kajian dan pengembangan Islam nusantara. Dimana perempuan dapat mengangkat derajatnya dan mendapatkan keadilan.
Bahasa dalam analisis wacana kritis yaitu bahasa yang digunakan sebagai media yang dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu termasuk
10 Observasi melalui langsung dengan wawancara kepada penyiar RRI Jember untuk mengetahui
dasar program tersebut di Jember.
5
praktik ideologi dan pencetusan situasi sosial budaya yang melingkupi wacana. Untuk itu bahasa yang digunakan dalam menyiarkan program Pengarus Utamaan Gender beroprasi pada tatanan wacana Pengarus Utamaan Gender di RRI Jember. Beberapa sarana analisis wacana yang dimanfaatkan dalam analisis wacana kritis adalah struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.
Analisis Wacana Kritis atau juga yang dikenal dengan Critical Discourse Analysis (CDA) membantu memahami bahasa dalam penggunaanya. Bahasa ternyata bukan hanya sekedar menjadi sebuah alat komunikasi, namun juga digunakan sebagai instrumen untuk melakukan sesuatu atau sarana menerapkan strategi kekuasaan. Melalui bahasa, orang memproduksi makna dalam kehidupan sosial. Di sini peneliti akan mengkritisi bahasa yang disiarkan dalam program acara Pengarus Utamaan Gender di RRI Jember. Bahasa ini perlu dikritisi karena ada komponen- komponen terhadap penggunaan bahasa sebagai berikut:11 pertama, bahasa digunakan untuk berbagai fungsi yang konsekuensinya sehingga mampu meningkatkan efektifitas komunikasi dan strategi wacana. Kedua, fenomena yang sama, menurut Fairclough, bisa saja dideskripsikan dengan beragam cara, ada variasi laporan atau cerita, bisa harfiah, fiktif, representatif atau virtual. Berbagai cara mendeskripsikan realitas itu menyiratkan adanya kepentingan, maksud dan tujuan tertentu, maka butuh ketajaman dalam penafsirannya. Ketiga, sebetulnya penggunaan bahasa cenderung tidak
11 Haryatmoko, “Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis) Landasan Teori, Metodologi dan Penerapan”, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017), v-vi
6
transparan, artinya banyak wacana tidak langsung mengungkapkan maksud tulus pewicara atau penulis, tapi sarat dengan retorika, manipulasi dan penyesatan. Maka sikap kritis perlu mempertanyakan dan mencurigai adanya kepentingan nilai atau tujuan yang disembunyikan dibalik bahasa.
Keempat, bahasa menurut Van Dijk, sekaligus dikonstruksi dan mengkonstruksi. Bahasa dikonstruksi agar menghasilkan makna melalui penyesuaian terhadap tuntunan kaidah-kaidah tata bahasanya, tema modalitas, kohesi atau keterpaduan kalimat dan struktur teks mencerminkan logika argument untuk pembenaran.
Perbedaan analisis wacana kritis menurut para ahli:12 menurut Van Dijk, analisis wacana kritis adalah suatu pendekatan studi tentang teks dan ujaran, yang muncul dari linguistik kritis, semiotika kritis dan secara umum dari sosio-politik dan merupakan cara yang berbeda untuk menginvestigasi bahasa, wacana, dan komunikasi. Sedangkan menurut Norman Fairclough, analisis wacana kritis adalah analisis yang bertujuan untuk (a) mengeksplorasi secara sistematis hubungan antara kausalitas dan determinasi di antara praktek-praktek diskursif, kejadian-kejadian dan teks;
(b) struktur sosial yang lebih luas dan struktur budaya, relasi, dan proses; (c) untuk menginvestigasi bagaiman praktek-praktek, kejadian, dan teks berkembang di luar dan secara ideologis dibentuk oleh relasi kekuatan dan bertahan dari kekuasaan; dan (d) untuk mengeksplorasi bagaimana opsitas
12 Aletheia Rabbani, “Pengertian Analisis Wacana Kritis, Konsep, Sejarah, Asumsi, Prinsip, Karakteristik, Kriteria, dan Pendekatannya” Akses Januari, 28, 2021, https://www.sosial79.com/2021/01/pengertian-analisis-wacana-kritis.
7
hubungan antara wacana dan masyarakat sendiri adalah sebuah faktor mengamankan kekuasaan dan hegemoni. Jadi menurut peneliti Analisis Wacana Kritis dirasa cocok untuk membaca program Pengarus Utamaan Gender di RRI Jember.
Ketertarikan peneliti pada program Pengarus Utamaan Gender ini karena banyak memiliki variasi topik serta memberikan banyak kesempatan bagi para perempuan untuk bersuara dan banyak mengangkat masalah aktual di masyarakat yang menjadi kepedulian, kesetaraan, dan manusiawi bagi perempuan, sehingga perempuan tidak dianggap rendah dan dapat disetarakan dengan pria. Selain itu, program Pengarus Utamaan Gender juga banyak memberikan penambahan wacana dalam berbagai bidang bagi pendengarnya, menurut asumsi dasar peneliti wacana sendiri merupakan sesuatu yang abstrak, ambigu dan sulit di ukur, cara mengukurnya menggunakan bahasa. Wacana juga suatu tindak komunikasi yang terstruktur dan sistematis yang mengandung gagasan atau konsep pada konteks tertentu.
Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti, mengulas dan menguraikan wacana dari program Pengarus Utamaan Gender di RRI Jember pada proposal skripsi ini dengan menggunakan analisis wacana Van Dijk.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka proposal skripsi ini penulis beri judul “Analisis Wacana Van Dijk Terhadap Program Pengarus Utamaan Gender di RRI Jember”.
8 B. Fokus Penelitian
Dari konteks penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat ditetapkan fokus dalam penelitian proposal skripsi ini yaitu:
1. Bahasa apa saja yang digunakan penyiar untuk menyiarkan program Pengarus Utamaan Gender (PUG) di Radio Republik Indonesia Kabupaten Jember?
2. Tindakan komunikasi apakah yang digunakan oleh penyiar RRI Jember untuk mendukung tujuan program Pengarus Utamaan Gender (PUG)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian.13 Adapun tujuan penelitian dari proposal skripsi ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bahasa apa yang digunakan penyiar di dalam program Pengarus Utamaan Gender (PUG) di Radio Republik Indonesia Kabupaten Jember.
2. Untuk mengetahui tindakan komunikasi yang dilakukan oleh penyiar dalam mendukung tujuan program Pengarus Utamaan Gender di Radio Republik Indonesia Kabupaten Jember.
13 Tim Penyusun, “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”, (Jember:IAIN Jember Pers, 2020), 45.
9 D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan peneliti tentang analisis wacana Van Dijk terhadap program Pengarus Utamaan Gender di RRI Jember dan membantu pembaca mengetahui pemaparan teori analisis wacana untuk mengaplikasikannya dalam bentuk penelitian.
2. Secara Praktis
a. Bagi Instansi RRI Jember
Bagi Instansi RRI Jember penelitian ini diharapkan membantu sumbangan pemikiran dalam mengevaluasi program Pengarus Utamaan Gender (PUG).
b. Bagi Lembaga UIN KHAS Jember
Penelitian ini juga dapat digunakan untuk menambah khazanah pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam kajian analisis wacana, serta menjadi salah satu bahan untuk memperkaya literatur dan refrensi di perpustakaan UIN KHAS Jember.
10 c. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai analisis wacana Van Dijk dalam program Pengarus Utamaan Gender di radio. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pula masyarakat untuk lebih memahami dan memanfaatkan radio sebagai alat atau media untuk mendengarkan program Pengarus Utamaan Gender.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah merupakan pengertian beberapa istilah penting yang terdapat pada sebuah karya ilmiah. Istilah-istilah penting itulah yang menjadi titik perhatian peneliti didalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.14 Maka diperlukan adanya penegasan istilah. Adapun istilah yang
Analisis wacana digunakan pada proposal skripsi ini yaitu:
a. Analisis Wacana
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah baik dalam bentuk tulisan atau lisan. Analisis wacana adalah praktik pemakaian bahasa, karena bahasa adalah aspek sentral dalam penggambaran suatu subjek
14 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press, 2020), 45.
11
dan dengan bahasa ideology terserap di dalamnya. Maka aspek inilah yang dipelajari dalam analisis wacana.
Sedangkan analisis wacana kritis adalah wacana yang tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Analisis wacana memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis di sini agak berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional.bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti bahasa digunakan untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik kekuasaan.15
Sedangkan bahasa sendiri menurut De Sassure bahasa tidak memenuhi syarat sebagai fakta sosial karena di dalam bahasa ada faktor- faktor bahasa individu yang berasal dari pribadi penutur. Bahkan bahasa tidak memiliki prinsip keutuhan yang memungkinkan kita untuk menelitinya secara ilmiah.16
Menurut Mc Carthy sebagaimana dikutip oleh Rohana dan Syamsuddin berpendapat bahwa analisis wacana berkaitan dengan studi tentang hubungan antara bahasa dengan konteks dalam pemakain bahasa.
mempelajari bahasa dalam pemakaian, semua jenis teks tertulis dan data
15 Maulidah Khasanah, Faris, “Analisis Wacana Kritis Van Dijk Pada Teks Berita Online Kasus
Penyerangan Penyidik KPK Novel Baswedan Pada Media Liputan 6.Com Periode 11 April 2017 Hingga 9 April 2018” Jurnal Yudharta, (2018), 25.
16 Nimas Permata Putri, “Keterampilan Membaca Teori Ferdinand De Saussure” (Pacitan: STKIP
PGRI Pacitan, Core ), 5-6.
12
lisan dari percakapan sampai dengan bentuk-bentuk percakapan yang sangat melembaga.17 Mengutip dari pengertian di atas peneliti berasumsi bahwa analisis wacana merupakan sebuah kajian dimana wacana tersebut dapat dipahami dari proses penataannya sampai proses tersampaikannya kepada masyarakat.
b. Pengarus Utamaan Gender
Pengarus utamaan gender (PUG) adalah strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam aspek kehidupan manusia melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki untuk memberdayakan perempuan dan laki-laki mulai dari tahap perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dari seluruh kebijakan, program, kegiatan diberbagai bidang kehidupan pembangunan.18 Jadi pengarus utamaan gender merupakan sebuah strategi untuk mengembangkan pengetahuan yang setara antara laki-laki dan perempuan.
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan disusun berdasarkan buku karya tulis ilmiah yang akan menjadikan pembahasan lebih terarah. Penulisan penelitian yang runtut
17 Rohana dan Syamsuddin, “Analisis Wacana”, (Makkasar: CV Samudra Alif Mim, 2015), 15.
18 Implementasi Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) Direktorat Jendral Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Tahun 2019-2020.
13
akan menyesuaikan proses dari penelitian hingga hasil penelitian.
Sistematika pembahasan dalam penulisan ini meliputi:
BAB I Merupakan pendahuluan, yang menguraikan secara global keutuhan penelitian ini, meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.
BAB II Berisi tentang kajian teori yang di dalamnya mencangkup penelitian terdahulu dan kajian teori yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti yakni Analisis Wacana Van Dijk Terhadap Program Pengarus Utamaan Gender di RRI Jember.
BAB III Membahas tentang metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yakni pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, serta tahap-tahap penelitian.
BAB IV Bab ini berisi tentang penyajian data dan analisis data, yang terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, serta pembahasan temuan.
14
BAB V Terdiri dari simpulan dan saran-saran. Bab ini merupakan akhir dari penulisan karya ilmiah dan merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.19
19 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press, 2020), 86-87.
15 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
Jurnal Annissa Valentina dengan judul “Analisis Pengarus Utamaan Gender (PUG) dan Perlindungan Anak di Kabupaten Lampung Tengah”
2018
Skripsi Cholid Mashudi dengan judul “Pesan Dakwah K.H. Yazid Bustomi Pada Program Kajian Islami di Radio MDS FM Tulungagung (Analisis Wacana Van Dijk)” 2018
Skripsi Wafa dengan judul “Analisis Wacana Kritis Kesetaraan Gender Pada Akun Instagram Women’s March Indonesia.”2018
Tabel 2.1 Orisinalitas Penelitian Nama Peneliti Annissa Valentina
Judul Penelitian ANALISIS PENGARUS UTAMAAN GENDER (PUG) DAN PERLINDUNGAN ANAK DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Fokus Penelitian a. Bagaimana upaya dalam mengatasi kesenjangan gender untuk dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan praktis maupun strategisbagi segenap kalangan?
16
b. Bagaimana strategi dan arahan kebijakan yang berpihak pada kesetaraan gender dan terlindunginya hak anak terutama dalam aspek pendidikan dan kesehatan?
Hasil Penelitian a. Kondisi mengenai gender dan perlindungan anak jika ditinjau secara akademis dan perundangan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisispasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan.
b. Bidang pendidikan dikategorikan netral gender begitu pulan dengan bidang kesehatan, namun jika bidang kesehatan mencantumkan program kesehatan Ibu dan Anak berbasis gender, maka selangkah lagi memasuki framework yang responsif gender dan anak.
Persamaan Sama sama menganalisis tentang pengarus utamaan gender
17
Perbedaan Perbedaannya penelitian meneliti analisis pengarus utamaan gender dan perlindungan anak di Lampung Tengah sedangkan peneliti meneliti analisis wacana van dijk dalam program pengarus utamaan gender di RRI Jember
Nama Peneliti Cholid Mashudi
Judul Penelitian PESAN DAKWAH K.H. YAZID BUSTOMI PADA PROGRAM KAJIAN ISLAMI DI RADIO MDS FM TULUNGAGUNG (ANALISIS WACANA VAN DIJK)
Fokus Penelitian a. Bagaimana rumusan teori dari pesan dakwah yang disampaikan oleh Kiai Yazid Bustomi pada Program Kajian Islami di Radio MDS fm Tulungagung?
Hasil Penelitian a. Adapun teori dari pesan dakwah:
1. Premis satu: Kiai Haji Yazid Bustomi ketika mengaji kitab Syarkhul Hikam di Radio MDS FM Tulungagung yang didengar oleh
18
masyarakat dan menjelaskan mengenai cara- cara berdo’a yang mustajabah dan cara-cara pengendalian hati agar tetap istiqomah ketika do’a dianggap tidak berhasil.
2. Premis dua: Kajian kitab Syarkhul Hikam di radio MDS FM Tulungagung menggunakan kaidah nahwu untuk pemaknaan yang kemudian dijelaskan melalui bahasa
campuran yang terkadang terlihat kasar dan vulgar tetapi mudah dipahami oleh
masyarakat.
3. Premis tiga: Dalam ceramah di radio dilakukan penekanan agar do’a mustajabah dan hati tetap istiqomah ysng dijelaskan dengan kalimatkalimat deduktif, induktif, dengan bahasa metafora.
Persamaan Sama sama menggunakan model analisis wacana Van Dijk dengan objek radio
Perbedaan Perbedaannya penelitian ini membahas tentang pesan dakwah sedangkan peneliti membahas pengarus utamaan gender
19 Nama Peneliti Wafa
Judul Penelitian ANALISIS WACANA KRITIS KESETARAAN GENDER PADA AKUN INSTAGRAM WOMEN’S MARCH INDONESIA
Fokus Penelitian a. Bagaimana teks, praktik wacana dan praktik sosial budaya mengenai kesetaraan gender diwacanakan pada akun Instagram Women’s March Indonesia?
b. Bagaimana perbandingan wacana kesetaraan gender dalam akun Instagram Women’s Martcg Indonesia dengan konsep gender dalam Islam?
Hasil Penelitian a. Hasil analisis menggunakan metode analisis wacana model Fairchough yang membagi wcana dalam 3 dimensi: (1) dari segi teks, akun instagram Women’s March Indonesia tidak banyak menggunakan keterangan. (2) dalam pengoprasian media sosialnya tidak mempunyai admin khusus tetapi dipegang
20
oleh relawan yang direkrut. (3) aksi Women’s March Indonesia mengusung tema kekerasan berbasis gender.
b. Islam merupakan agama yang membawa perdamaian. Laki-laki dan perempuan akan mendapat dosa yang sama dan pahala yang sama ketika berbuat baik dan buruk. Tugas manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh tidak memandang laki-laki dan perempuan.
Persamaan Sama-sama membahas tentang kesetaraan gender menggunakan analisis wacana.
Perbedaan Perbedaannya ada pada subjek penelitiannya berupa Instagram dan model analisis menggunakan Norman Fairclough. Sedangkan peneliti subjek penelitiannya radio dan model analisisnya menggunakan Van Dijk.
B. Kajian Teori
a. Pengertian Analisis Wacana
Kata wacana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mencangkup dalam tiga hal. Pertama: ucapan, percakapan, dan tutur kata. Kedua:
keseluruhan tutur atau cakap yang merupakan kesatuan. Ketiga: satuan bahasa terbesar, terlengkap, dan terealisasi pada bentuk karangan utuh
21
seperti novel, buku, artikel.20 Wacana merupakan salah satu kajian dalam ilmu linguistik yakni bagian dari kajian pragmatik. Wacana dalam bahasa inggris disebut discourse diartikan sebagai ungkapan dalam suatu interaksi komunikasi.21
Stubbs mengatakan bahwa analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti dan menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik lisan atau tulis, misalnya pemakaian bahasa dalam sehari-hari.22 Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi antara penyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis, wacana dapat dilihat sebagai hasil dari pengungkapan idea/gagasan penyapa. Disiplin ilmu yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana. Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan.23
Jadi kesimpulan dari analisis wacana adalah suatu cara atau metode untuk mengkaji isi pesan komunikasi yang ada di teks, baik secara bahasa ataupun penulisan.
b. Macam-macam Analisis Wacana
1.) Analisis Wacana Mode Teun A. Van Dijk
Teori analisis wacana kritis dikembangkan oleh Van Dijk yang merupakan pelopor analisis wacana. Analisis wacana kritis menurut
20 Peter Y Salim, Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 2002), 1709.
21 Rohana dan Syamsuddin, “Analisis Wacana”, (Makkasar: CV Samudra Alif Mim, 2015), 4.
22 Yoce Aliyah Darma, “Analisis Wacana Kritis” (Bandung: CV Yrama Widya, 2013), 15
23 Rohana, Syamsuddin, Analisis Wacana, (Makkasar: CV Samudra Alif Mim, 2015), 3-4.
22
Van Dijk penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya suatu praktik produksi yang harus juga diamati.24 Sebagaimana yang dikutip oleh Rohana dan Syamsuddin, Menurut Van Djik analisis wacana kritis yang menitikberatkan kekuatan dan ketidaksetaraan yang dibuat pada fenomena sosial. 25 Oleh sebab itu, AWK digunakan untuk menganalisis wacana terhadap ilmu lain yang terdapat pada ranah politik, ras, gender, hegemoni, budaya, kelas sosial. Ranah kajian tersebut berpusat pada prinsip analisis wacana kritis yakni: tindakan, konteks, historis, kekuasaan, dan ideologi.
Menurut Van Dijk, asumsi dasar wacana kritis ialah bahasa digunakan untuk beragam fungsi dan bahasa mempunyai berbagai kondsekuensi,bisa untuk memerintah, memengaruhi, mendeskripsi, mengiba, memanipulasi, menggerakkan kelompok atau membujuk.
Setiap penggunaan bahasa mengandung konsekuensi, baik yang diramalkan maupun yang tidak diharapkan. Maka tergantung pada pemaknaannya, padahal pemaknaan diarahkan oleh unsur-unsur sintaksisnya.26
Penelitian dengan analisis wacana Van Dijk tidak cukup hanya dengan didasarkan pada analisis teks semata, sebab teks merupakan
24 Maulidah Khasanah, Faris, “Analisis Wacana Kritis Van Dijk Pada Teks Berita Online Kasus Penyerangan Penyidik KPK Novel Baswedan Pada Media Liputan 6.Com Periode 11 April 2017 Hingga 9 April 2018” Jurnal Yudharta, (2018), 25.
25 Rohana, Syamsuddin, “Analisis Wacana”, (Makkasar: CV Samudra Alif Mim, 2015), 17.
26 Haryatmoko, “Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis) Landasan Teori,
Metodologi dan Penerapan”, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017), 77-78.
23
hasil dari suatu proses produksi yang harus diamati. Van Dijk sendiri melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur, yaitu: struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.27
a. Struktur makro, merupakan makna umum atau global dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topic dari suatu teks tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi suatu tertentu dari suatu peristiwa.
b. Superstruktur, yaitu kerangka atau struktur teks, bagaimana struktur utuh.
c. Struktur mikro, yaitu makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase yang dipakai daan sebagainya.
Struktur/ elemen yang ditemukan Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut ini:
Tabel 2.2
Struktur Wacana Van Dijk
Stuktur Wacana Hal yang di amati Elemen
Struktur Makro Tematik (Apa yang dikatakan) Topik
Superstruktur Skema (Bagaimana pendapat Skema
27 Eriyanto, “Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media”, (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi
Aksara Yogyakarta, 2006), 227.
24
disusun dan dirangkai)
Struktur Mikro
Semantik (Makna yang ingin ditekankan)
Latar, detail, maksud, ilustrasi, pengandaian, penalaran
Sintaktis (Bagaimana pendapat disampaikan)
Koherasi, nominalisasi, abstraksi, bentuk kalimat, kata ganti
Stilistik (Pilihan kata apa yang dipakai)
Kata kunci, pemilihan kata
Retoris (Dengan cara apa pendapat disampaikan)
Gaya, interaksi, ekspresi, metafora, visual image
2.) Analisis Wacana Model Norman Fairclough
Analisis ini dikenal sebagai analisis model perubahan sosial (sosial change). Fairclough membangun suatu model yang mengintegrasikan secara bersama-sama analisis wacana yang didasarkan pada linguistik,
25
pemikiran sosial, politik, dan secara umum di integrasikan pada perubahan sosial. Analisis wacana ini terbagi menjadi tiga dimensi, yaitu : teks, discourse practice, dan sociacultural practice.
3.) Analisis Wacana Model Sara Mills
Analisis wacana model Sara Mills ini merujuk pada bagaimana wanita digambarkan dan di marjinalkan dalam teks baik berita, novel, gambar, foto, atau film, dan bagaimana pola pemarjinalan itu dilakukan. Sara Mills sedikit membedakan model critical linguistic28. Ia memusatkan perhatian pada struktur kebahasaan dan bagaimana pengaruhnya dalam pemaknaan khalayak, ia lebih memperlihatkan bagaimana posisi-posisi actor ditampilkan dalam teks. Siapa yang menjadi subjek dan objek pencerita serta bagaimana posisi pembaca atau penulis dalam sebuah wacana.
4.) Analisis Wacana Model Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew
Analisis model ini memiliki penjelasan mendasar melalui Holiday yaitu struktur dan fungsi bahasa. Struktur dan fungsi bahasa ini menjadi sadar struktur bahasa, dimana tata bahasa menyediakan alat untuk di sampaikan kepada khalayak. 29
28 Eriyanto, “Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media”, (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi
Aksara Yogyakarta, 2006), 200.
29 Eriyanto, “Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media”, (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi
Aksara Yogyakarta, 2006), 133.
26
Analisis wacana model Fowler dan kawan-kawan adalah meletakkan tata bahasa dan praktik pemakaiannya tersebut untuk mengetahui praktik ideologi.
Menurut fowler dan kawan-kawan seperti dikutip oleh Eriyanto bahwa bagaimana pengalaman, politik dan pertarungan sosial dapat terlihat melalui bahasa yang di gunakan. Karena bahasa yang berbeda akan menghasilkan realitas yang berbeda pula ketika diterima oleh khalayak. Kosa kata dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu kosa kata: membuat klasifikasi, kosa kata: membatasi pandangan, kosa kata: pertarungan wacana, kosa kata: marjinalisasi serta melihat bahasa.
5.) Analisis Wacana Model Theo Van Leeuwen
Analisis ini memberikan pandangan untuk melihat bagaimana peristiwa dan aktor-aktor sosial tersebut ditampilkan dalam media, dan bagaimana suatu kelompok yang tidak punya akses menjadi pihak yang secara terus menerus di marjinalkan.
Dari beberapa model yang dipaparkan diatas peneliti menggunakan analisis wacana model Teun A. Van Dijk sebagai kerangka teori untuk membaca peasan-pesan dari program Pengarus Utamaan Gender di RRI Jember.
27 c. Prinsip-prinsip Studi Wacana Kritis
Van Dijk menetapkan dua belas prinsip dasar akan tetapi prinsip ini tidak denitif, tetapi menyejarahkan sehingga mungkin saja berubah dan berkembang, yaitu:30
1. Teks dan pembicaraan sungguh terjadi sehingga data yang nyata.
Berbeda dari cara kerja linguistik atau filsafat formal yang sering dianggap suka menggunakan contoh-contoh hasil bentukan atau diskonstruksi, dalam analisis wacana, contoh seperti itu harus dihindari, sedangkan yang dicari adalah data nyata dalam bentuk rekaman atau video dari percakapan, atau teks nyata yang dipakai media massa atau dunia pendidikan. Menurut van Dijk, sebaiknya data belum diedit, tetapi diteliti seperti apa adannya atau sedekat mungkin dengan penampakkannya sesuai dengan konteks aslinya.
2. Ada konteks artinya wacana harus dipelajari sebagai bagian dari konteks lokal, global, sosial dan budayanya. Teks dan percakapan merupakan petunjuk relevansi kontekstualnya, maka struktur konteks dan konsekuensi-konsekuensi wacana perlu diamati dan dianalisis secara rinci. Setting-nya, para partisipannya dan peran komunikatif dan sosial, tujuannya pengetahuan, norma dan nilai sosial yang relevan, struktur organisasi dan kelembagaannya perlu dianalisis.
3. Wacana sebagai pembicaraan mau menunjukkan bahwa studi wacana kritis berorientasi ke analisis interaksi verbal di dalam
30 Haryatmoko, “Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis) Landasan Teori, Metodologi dan Penerapan”, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017), 81-84.
28
percakapan informal dan juga bentuk percakapan yang lain, yang lebih formal atau dialog kelembagaan. Sering pembicaraan dianggap sebagai bentuk primordial wacana. Tentu saja studi wacana kritis tidak mengabaikan bidang yang lebih luas dalam wacana tertulis.
4. Wacana sebagai praktik sosial anggota-anggotanya berarti bahwa wacana baik lisan maupun tertulis merupakan bentuk praktik sosial di dalam konteks sosial budaya tertentu. Pengguna bahasa terlibat di dalam wacana bukan hanya atas nsma pribadi, tetapi juga sebagai anggota suatu kelompok, lembaga atau budaya tertentu. Melalui wacana, pengguna bahasa berperan, meneguhkan atau menentang struktur-struktur atau lembaga-lembaga sosial dan politik secara menyeluruh.
5. Menghormati kategori-kategori milik pengguna bahasa berarti tidak boleh menentukan penertian dan kategori apriori peneliti / analisis, namun harus menghormati cara bagaimana anggota-anggota masyarakat menafsirkan, mengarahkan dan mengategorisasi ciri-ciri dunia sosialnya dan perilaku mereka, termasuk wacana itu sendiri.
Namun bukakn berarti bahwa peneliti tidak boleh memakai teori secara sistematik dan secara terungkap supaya bisa memperhitungkan wacana sebagai praktik sosial.
6. Keberurutan mau menunjukkan keterhubungan wacana melibatkan juga fungsinya, artinya unsur-unsur berikutnya memiliki fungsi khusus terhadap unsur-unsur sebelumnya. Jadi pengguna bahasa baik
29
secara mental atau dalam interaksi melakukan penafsiran entah secara keliru atau coaba-coba, sering mencari kesempatan untuk mengoreksi atau memperbaiki tindakan-tindakan sebelumnya atau pemahaman sebelumnya.
7. Aspek konstruktivitas mau menunjukkan bahwa wacana terdiri dari bangunan kesatuan yang dibangun karena fungsinya, dipahami atau dianalisis sebagai unsur yang lebih luas sehingga menciptakan struktur-struktur yang terhierarkisasi. Hierarkisasi ini berlaku baik pada bentuk maupun makna dan interaksi.
8. Tindakan dan dimensi mau menunjukkan bahwa menganalisis secara teoretis cenderung membagi wacana ke dalam beragam lapisan, dimensi atau tingkatan dan sekaligus saling menghubungkan tingkatanya. Tingkatan ini merepresentasikan beragam tipe fenomena yang terlibat dalam wacana, seperti suara, bentuk, makna atau tindakan. Namun sekaligus pengguna bahasa secara strategis mengatur beraamm tingkatan atau dimensi itu.
9. Makna dan fungsi menjadi tugas pokok baik pengguna bahasa maupun menganalisis. Di dalam analisis dan pemahaman, mereka akan menanyakan tentang “apa maknanya di sini?” atau “bagaimana bisa mempunyai makna dalam konteks ini?” kedua prinsip ini mempunyai implikasi fungsional dan penjelasan “mengapa ini dikatakan atau dimaksud”.
30
10. Aturan-aturan bahasa mau menjelaskan bahwa komunikasi maupun wacana diandaikan ditata oleh aturan yang baku. Teks dan pembicaraan dianalisis sebagai manifestasi atau penjabaran dari aturan tata bahasa, tekstual, komunikatif atau interaksional tersebut.
Namun studi tentang wacana aktual memfokuskan pada bagaimana aturan itu mungkin dilanggar, diabaikan atau diubah dan apakah fungsi kontekstual dan diskursif mencerminkan pelanggaran- pelanggaran yang nyata atau hanya kelihatannya saja.
11. Strategi-strategi mau menunjukkan bahwa pengguna bahasa juga mengetahui dan menerapkan strategi-strategi mental dan interaksional yang jitu di dalam pemahaman yang efektif dan pemenuhan wacana serta pewujudan tujuan-tujuan komunikasi dan sosial mereka. Relevansi strategi ini bisa dibandingkan dengan permainan catur: pemain perlu mengetahui aturan-aturannya supaya bisa menggunakan taktik, berspekulasi, bertaruh dan melakukan gerak-gerak khusus di dalam keseluruhan strategi untuk mempertahankan diri atau untuk menang.
12. Kognisi sosial di dalam proses mental dan representasi mental di dalam produksi dan pemahaman teks dan pembicaraan. Sedikit dari aspek wacana yang telah dibicarakan sebelumnya (makna, koherensi, tindakan) bisa dipajami dan dijelaskan secara tepat tanpa mengacu ke mental pengguna bahasa. Selain pengalaman dan ingatan pribadi akan peristiwa, representasi sosio-budaya bersama dari pengguna
31
bahasa sebagai anggota kelompok berperan sangat mendasar dalam wacana.
6.) Pengarus Utamaan Gender 1) Pengarus Utamaan Gender
Pengarus utamaan gender adalah strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk mencapai dan mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam sejumlah aspek kehidupan manusia (rumah tangga, masyarakat dan negara), melalui kebijakan dan aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki.31 2) Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisispasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Dengan terwujudnya kesetaraan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki.
3) Keadilan Gender
Keadilan gender adalah suatu proses perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki.
31 Erna Tigayanti, M. Saleh Soeaidy dan Ratih Nur Pratiwi, “Implementasi Kebijakan Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan di Kota Malang (Studi Kasus SMA 8 Malang)”, Jurnal Wacana, Vol 17, No. 4, (2014), 202.
32 BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam menganalisa bahasa dalam program Pengarus Utamaan Gender ini maka metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode analisis wacana kritis / Critical Discourse Analysis (CDA) menggunakan model kerangka Teun A. Van Dijk dengan pendekatan kualitatif. Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna, yang terdapat dibalik fakta.32 Metode analisis wacana ini sangat dibutuhkan agar makna yang disampaikan penyiar sesuai dengan kehidupan sehari-hari dan memiliki nilai ditengah-tengah masyarakat ketika disiarkan.
Sedangkan pendekatan yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Jika didefinisikan secara terperinci, kualitatif deskriptif merupakan suatu pendekatan atau suatu tindakan penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala yang bersifat sentral. Adapun tujuan penelitian kualitatif pada proposal skripsi ini untuk memahami pandangan individu, menemukan dan menjelaskan suatu proses, hingga menggali informasi mendalam tentang subjek atau latar penelitian yang terbatas. Jadi, metode yang digunakan yaitu mentranskip siaran yang telah disiarkan sebelumnya
32 Maulidah Khasanah, Faris, “Analisis Wacana Kritis Van Dijk Pada Teks Berita Online Kasus Penyerangan Penyidik KPK Novel Baswedan Pada Media Liputan 6.Com Periode 11 April 2017 Hingga 9 April 2018” Jurnal Yudharta, (2018), 26.
33
dan hasil wawancara yang dilakukan kemudian dianalisis menggunakan teori wacana model Van Dijk.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di kantor Radio Republik Indonesia (RRI) Kabupaten Jember. Kantor RRI Jember ini beralamat di Jl. Letjen Panjaitan no. 61 Jember. Peneliti mengambil lokasi tersebut karena RRI bertempat di wilayah yang strategis berada di tengah kota Jember dan juga RRI merupakan radio tertua di Indonesia sehingga berita yang disampaikan masih aktual dan dipercaya oleh masyarakat Jember.
C. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah jenis data dan sumber data yang digunakan pada penelitian.33dari pemaparan tersebut menjelaskan mengenai apa saja yang ingin diperoleh dari penelitian dan siapa saja yang akan menjadi informan hingga cara pencarian data agar validitasnya terjamin.
Penentuan subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan purposive. Yaitu informan dipilih berdasarkan kriteria yang harus dipenuhi.34
33 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah, (Jember: IAIN Jember Pers, 2020), 47.
34 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), 140.
34
Adapun kriteria informan penelitian pada penelitian ini yaitu:
1.) Penyiar Pro 1 RRI Jember.
2.) Pernah menyiarkan program Pengarus Utamaan Gender.
3.) Kasubag Perencanaan dan Evaluasi Program RRI Jember 4.) Mengetahui alur program Pengarus Utamaan Gender.
a. Penyiar Pro 1 RRI Jember
Peneliti memilih Penyiar Pro 1 RRI Jember dikarenakan semua data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah yang ada di skripsi ini adalah Penyiar RRI Jember.
Peneliti mengambil 2 orang penyiar untuk menjadi informan yaitu Ibu Devi Fitrah dan Ibu Retno selaku Penyiar RRI Jember
b. Kasubag perencanaan dan evaluasi program RRI Jember
Di sini peneliti mengambil informan Kasubag perencanaan dan evaluasi program RRI Jember yang dipegang oleh Ibu Etty Dharmiyatie karena dibutuhkan data dan informasi yang aktual mengenai penyiar dan sebagai pendukung dalam menjawab pertanyaan rumusan masalah yang sudah peneliti rancang.
Untuk menunjang validitas penelitian, penulis menggunakan buku, jurnal, dan artikel sebagai subjek sekunder.
35 D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yaitu data yang ditetapkan.35 Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama yang harus ditempuh dalam melakukan penelitian yaitu:
a. Observasi
Menggunakan teknik observasi karena peneliti ingin memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena yang diselidiki. Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini ialah dengan cara mengamati siaran program Pengarus Utamaan Gender di RRI Jember kemudian dari pengamatan tersebut dianalisis dengan teori wacana Teun A. Van Dijk.
b. Wawancara
Wawancara sangat dibutuhkan oleh peneliti karena dengan wawancara peneliti akan mendapatkan sumber informasi yang dibutuhkan. Wawancara adalah kegiatan tanya-jawab secara lisan untuk memperoleh informasi. Bentuk informasi yang diperoleh dinyatakan dalam tulisan, atau direkam secara audio, visual, atau audio visual.
Tahapan terpenting yang dilakukan pada teknik pengumpulan data adalah
35 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017), 224.
36
wawancara. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan hasil fakta ataupun segala macam yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan langsung dari sumber utama demi menyimpulkan hasil yang kuat.36 Dari beberapa jenis wawancara yang ada, peneliti memilih menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur. Namun wawancara yang dilakukan tidak keluar dari garis besar permasalahan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan oleh peneliti sebagai bentuk hasil mendapatkan kebenaran yang terjadi di lapangan. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasa berbentuk tulisan, naskah, gambar, atau script. Teknik dokumentasi yaitu penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia.
E. Analisis Data
Analisis data ini peneliti menggunakan analisis wacana Van Dijk.
Analisis wacana menekankan bahwa wacana juga merupakan betuk dari interaksi. Dalam wicara atau percakapan, bentuk-bentuk wacana juga relevan untuk di analisis.37 Analisis ini melalui transkip rekaman yang dianalisis menggunakan wacana Van Dijk dengan kerangka dalam struktur dan elemen sebagai berikut:
36 Irni Febriani, “Analisis Wacana Tentang Akhlak Pada Siaran Abi Maulana Dalam Program Sound Of Spirit Di Radio Mustang 88 FM” (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2014), 16.
37 Cholid Mashudi, “Pesan Dakwah K.H. Yazid Bustomi Pada Program Kajian Islami di Radio MDS FM Tulungagung (Analisis Wacana Van Dijk)” (Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018), 21.
37
Tabel 3.1
Kerangka Struktur Wacana Van Dijk
No. Stuktur Wacana Hal yang di amati Elemen
1. Struktur Makro Tematik (Apa yang dikatakan)
Topik
2. Superstruktur
Skema (Bagaimana pendapat disusun dan dirangkai)
Skema
3. Struktur Mikro
Semantik (Makna yang ingin ditekankan)
Latar, detail, maksud, ilustrasi, pengandaian, penalaran
Sintaktis (Bagaimana pendapat disampaikan)
Koherasi, nominalisasi, abstraksi, bentuk
kalimat, kata ganti
Stilistik (Pilihan kata apa Kata kunci,
38
yang dipakai) pemilihan kata
Retoris (Dengan cara apa pendapat disampaikan)
Gaya, interaksi, ekspresi, metafora, visual image
Dengan analisis tersebut, kemudian diinterpretasikan bagaimana penggunaan bahasa dan tindak komunikasi penyiar dalam program pengarus utamaan gender di RRI Jember.
F. Keabsahan Data
Agar data yang diperoleh peneliti kredibel dan valid maka dibutuhkan uji kredibilitas dan validitas data. Adapun rencana yang ingin peneliti lakukan ialah peningkatan ketekunan dan triangulasi yaitu:38
a. Ketekunan Pengamatan
Untuk memperoleh keabsahan data yang tinggi, maka peneliti perlu melakukan peningkatan dalam pengamatan siaran program Pengarus Utamaan Gender di RRI Jember. pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui hasil dari transkip siaran yang kemudian dianalisis menggunakan elemen dari teori wacana Van Dijk.
38 Salim, dan Syahrum , “Metodologi Penelitian Kualitatif” (Bandung: Ciptapusaka Media, 2012), 165-166.
39 b. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah teknik yang mengharuskan peneliti mencari lebih dari satu sumber untuk memahami data atau informasi.
Dalam memperoleh kredibilitas, triangulasi diartikan sebagai informasi yang diperoleh dari beberapa sumber diperiksa silang dan antara data wawancara dengan data pengamatan dan dokumen.
Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi sumber, dan peneliti mendapatkan sumber program pengarus utamaan gender ini dengan menggunakan data dari pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap Penyiar RRI Jember dan Kasubag Perencanaan dan Evaluasi.
G. Tahap-Tahap Penelitian a. Tahap Persiapan
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian yaitu seperti melengkapi bahan wawancara, surat perizinan, alat untuk dokumentasi hingga jadwal wawancara dengan narasumber. Kemudian peneliti melakukan observasi dan mencari data-data yang dibutuhkan mengenai program acara Pengarus Utamaan Gender kemudian mencari tempat untuk melakukan wawancara dengan penyiar RRI dan Kasubag Perencanaan dan Evaluasi program siaran RRI Jember yang sudah terpilih sebagai informan dari penelitian skripsi ini.
40 b. Tahap Pelaksanaan
Mengunjungi lokasi penelitian yaitu RRI Jember dan memberikan surat perizinan kepada pihak administrasi yang dipegang oleh mbak Vivin, setelah itu melakukan dokumentasi, meminta file siaran program Pengarus Utamaan Gender dan wawancara terhadap Penyiar RRI Jember dan Kasubag Perencanaan dan Evaluasi RRI Jember. Jika proses wawancara telah selesai, tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi narasumber.
c. Tahap Analisis Data
Setelah wawancara selesai maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah analisis dan hasil data yang diperoleh dari transkip siaran dan narasumber diteliti terlebih dahulu. Jika dirasa sudah cocok dengan rencana yang sudah disiapkan oleh peneliti, maka peneliti menyusun secara sistematis ke dalam laporan untuk dipertanggung jawabkan.
41 BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian
a. Profil LPP RRI
RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang siarannya ditunjukkan untuk kepentingan bangsa dan negara. RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan tidak komersial yang berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia Internasional.
Perkembangan Siaran Radio di Indonesia sejak jaman Jepang dan memasuki ke jaman kemerdekaan sejak Tahun 1945, saat itulah Indonesia diproklamasikan pada Tanggal 17 Agustus 1945, sebulan sesudah itu tepatnya 11 September 1945 lahirlah RRI yang sekaligus sekarang sudah berusia sesuai dengan Kemerdekaan Indonesia.
RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang siarannya ditunjukkan untuk kepentingan bangsa dan negara. Besarnya tugas dan fungsi RRI yang diberikan oleh negara melalui UU no 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, PP 11 Tahun 2005 tentang lembaga penyiaran publik, serta PP 12 Tahun 2005 RRI dikukuhkan sebagai satu-satunya lembaga penyiaran yang dapat berjaringan secara nasional dan dapat bekerjasama dalam siaran dengan lembaga siaran asing. Dengan kekuatan