Kematian ibu dan perinatal merupakan ukuran penting dalam menilai keberhasilan layanan kesehatan dan keluarga berencana suatu negara (Manuaba, 2010). Sementara data di Kalimantan Timur menunjukkan angka kematian ibu (AKI) mencapai 106 kematian per tahun. 100.000 kelahiran hidup pada awal tahun 2013. Namun demikian, masih perlu dilakukan upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) yang secara riil belum mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir.
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Balikpapan pada tahun 2012 mencapai 6 kasus dan jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2013 menjadi 5 kasus (Profil Kesehatan Kota Balikpapan, 2014). Salah satu upaya Kementerian Kesehatan RI untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu (MMR) dan angka kematian bayi (AKB) adalah dengan menyiapkan rencana strategi nasional mewujudkan kehamilan aman (MPS). Sasaran Kementerian Kesehatan adalah pada tahun 2016 Indonesia berupaya menurunkan angka kematian ibu (MMR) menjadi 306 per tahun. 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup, untuk mencapai rencana pembangunan konteks kesehatan menuju Indonesia sehat pada tahun 2016, merupakan visi MPS.
Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah menetapkan lima strategi operasional, yaitu penguatan puskesmas dan jaringannya; memperkuat manajemen program dan sistem rujukan; meningkatkan partisipasi masyarakat; kerjasama dan kemitraan; kegiatan akselerasi dan inovasi pada tahun 2011; penelitian dan pengembangan yang terkoordinasi dalam inovasi (Menteri Kesehatan, 2011). Sebagai salah satu bentuk implementasi dalam pelaksanaan program MPS untuk menurunkan angka kematian ibu (MMR) dan angka kematian bayi (AKB), peran bidan dalam memberikan pelayanan obstetri yang proaktif adalah dengan meningkatkan cakupan pelayanan antenatal (ANC) yaitu pada minimal empat kali pemeriksaan antenatal, persalinan oleh petugas kesehatan, perawatan bayi baru lahir, kunjungan nifas, kunjungan neonatal, penatalaksanaan komplikasi dan pelayanan kontrasepsi komprehensif (Syafrudin, 2009).
Rumusan Masalah
E selama kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir, dan pilihan kontrasepsi dalam laporan studi kasus berjudul Asuhan Kebidanan Komprehensif ge.
Tujuan
Mampu memberikan pelayanan kebidanan pada masa kehamilan atau Antenatal Care (ANC) pada Ny. E diberikan dengan menggunakan pendekatan manajemen obstetrik menurut Varney dengan dokumentasi SOAP. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada saat persalinan atau intranatal care (INC) pada Ny. E diberikan dengan menggunakan pendekatan manajemen obstetrik menurut Varney dengan dokumentasi SOAP. Mampu memberikan pelayanan kebidanan bayi baru lahir (BBL) pada Ny. E diberikan dengan menggunakan pendekatan manajemen obstetrik menurut Varney dengan dokumentasi SOAP.
Mampu memberikan pelayanan obstetri pada masa nifas atau postnatal care (PNC) pada Ny. E dengan pendekatan manajemen obstetri Varney dengan dokumentasi SOAP. Mampu memberikan asuhan obstetri pada bayi baru lahir pada Ny. E dengan pendekatan manajemen obstetri Varney dengan dokumentasi SOAP. Mampu memberikan pelayanan obstetrik dalam pelayanan kontrasepsi pada Ny. E dengan pendekatan manajemen obstetrik Varney dengan dokumentasi SOAP.
Manfaat
Ruang Lingkup
Berisi tentang teori-teori penunjang kehamilan, kelahiran, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, konsep dasar asuhan kebidanan komprehensif, konsep teori asuhan manajemen kebidanan. Meliputi jenis karangan ilmiah, tempat dan waktu, studi kasus, teknik pengumpulan dan analisis data, instrumen penelitian, kerangka penelitian dan etika.
TINJAUAN KASUS
PEMBAHASAN
PENUTUP
Tinjauan Pustaka
Konsep Dasar Manajement Kebidanan
Apabila ibu mengalami kesulitan bernapas maka hal ini akan berdampak pada janin dan sering terjadi abortus spontan atau berat janin tidak sesuai dengan batas normal usia kehamilan yaitu 12-20x/menit (Prawirohardjo, 2005). g) Berat badan. Untuk mengetahui berat badan pasien selama hamil, rata-rata pertambahan berat badan ibu hamil adalah 6,5 kg hingga 16 kg. Pertambahan berat badan yang berlebihan dapat mengakibatkan bayi menjadi besar, karena janin yang besar dapat menyebabkan disproporsi meskipun ukuran panggul normal (Wiknjosastro, 2005). h) Tinggi.
Masalah pada ibu hamil antara lain riwayat keguguran 2 bulan yang lalu, riwayat pendampingan ASI, dan peningkatan berat badan ibu. Menurut Saryono, 2010.p.10, terdapat 7 T kebijakan program pelayanan ANC (Antenatal Care) yaitu :. 1) Ukur berat dan tinggi badan Anda. Berat badan diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui pertambahan atau penurunan berat badan (berat badan).
Pertambahan berat badan normal ibu rata-rata antara 6,5 kg hingga 16 kg (Wikjosastro dalam kutipan Saryono, 2010.p.10). 60% pertambahan berat badan ini disebabkan oleh pertumbuhan jaringan pada ibu c) Pertambahan berat badan trimester 3 adalah 6 kg atau 0,3 hingga 0,5 kg per minggu. Ibu hamil dengan berat badan di bawah normal sering dikaitkan dengan gangguan kehamilan, berat badan lahir rendah.
Sedangkan kelebihan berat badan meningkatkan risiko atau komplikasi pada kehamilan, seperti hipertensi, janin besar yang menyebabkan kesulitan dalam persalinan.
IMT 25- 29,9 kg/m 2
Ukur tinggi fundus uteri dengan menggunakan selotip, letakkan titik nol di tepi atas simfisis dan rentangkan hingga fundus uteri (fundus tidak boleh tertekan). Indikator pertumbuhan janin intrauterin, berat badan dan tinggi fundus uteri juga dapat mendeteksi secara dini terjadinya kehamilan molhidatidosa (hamil anggur), janin kembar atau hidramnion yang ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian ibu. Konseling merupakan suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk membantu orang lain lebih memahami dirinya dalam upaya memahami dan mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Menurut Wiknjosastro, 2007.p.32 Jika ada masalah, maka bidan akan merujuk sesuai fasilitas rujukan atau fasilitas yang... mempunyai fasilitas lebih lengkap, diharapkan dapat menyelamatkan nyawa ibu dan bayi dalam kandungan.
Pada saat ibu melakukan kunjungan antenatal, jelaskan bahwa penolong akan selalu berusaha meminta kerjasama yang baik dari suami atau keluarga ibu agar mendapatkan pelayanan terbaik yang bermanfaat bagi kesehatan ibu dan bayinya, termasuk kemungkinan membutuhkan. upaya rujukan. . Ketika komplikasi muncul, seringkali tidak ada cukup waktu untuk membuat rencana rujukan, dan ketidaksiapan ini dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayinya. Dorong ibu untuk berdiskusi dan membuat rencana rujukan dengan suami dan keluarganya. Tawarkan kepada para pembantu kesempatan untuk berbicara dengan suami dan keluarganya untuk menjelaskan rencana rujukan jika diperlukan. Pastikan ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten dan keadaan darurat obstetrik ditangani dan bayi baru lahir dibawa ke fasilitas rujukan.
Beritahukan pada ibu dan keluarga mengenai kondisi ibu dan bayi saat ini dan mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk. Surat ini harus memuat identitas ibu dan bayinya. mencantumkan alasan rujukan dan uraian hasil rujukan. Juga sertakan partograf yang digunakan untuk membuat keputusan klinis. Tujuan asuhan maternitas adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan bersih dan aman dengan memperhatikan aspek kasih sayang ibu dan kasih sayang bayi.
Rahim membungkuk ke depan sedemikian rupa sehingga fundus rahim dapat berada lebih rendah dari simfisis. Seiring bertambahnya usia kehamilan, rahim bergerak maju sehingga fundus uteri berada lebih rendah dari simfisis. His yang sempurna mempunyai kekuatan tertinggi pada fundus uteri pada fase kedua, His menjadi lebih efektif, terkoordinasi, simetris dengan fundus dominan, lebih kuat dan bertahan 60-90 detik (Mochtar, 1998).
Hal ini banyak ditemukan pada wanita yang tidak mendapat pengawasan yang baik pada saat melahirkan, perawatan yang tidak tepat menyebabkan persalinan berlangsung lama dengan konsekuensi bagi ibu dan janin (Mochtar, 1998). c) Tindakan uterus yang tidak terkoordinasi. Infeksi merupakan bahaya serius bagi ibu dan janin jika terjadi persalinan lama, terutama akibat ketuban pecah dini. Durasi rata-rata adalah 50 menit untuk primipara dan 20 menit untuk multipara.Pada wanita dengan paritas tinggi yang vagina dan perineumnya sudah melebar, dua atau tiga upaya mengejan setelah dilatasi lengkap mungkin cukup untuk mengeluarkan janin.
Hipotermia sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya basah atau tidak segera dikeringkan dan ditutup, meskipun berada di ruangan yang hangat (Sumarah, dkk, 2009). a) Mekanisme kehilangan panas. Serahkan bayi kepada ibu secepatnya, kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk (Saifuddin a) Kehangatan untuk menjaga panas yang benar pada bayi baru lahir. Beberapa faktor tertentu diketahui menyebabkan asfiksia pada bayi baru lahir, antara lain (Gomella, 2009): . A).
Rangsangan nyeri pada bayi dapat disebabkan oleh pukulan pada telapak kaki bayi, penekanan pada tendon achilles atau pemberian suntikan vitamin K. Minum ASI membuat koordinasi saraf bayi dalam menelan, menghisap, dan bernapas menjadi lebih sempurna. h) Aspek biaya. Kurangnya pengetahuan tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI eksklusif dapat menjadi penyebab kegagalan pemberian ASI eksklusif pada bayi.
Dan sebaiknya tidak memberikan makanan atau minuman (air kelapa, air kanji, teh, madu, pisang, dll) kepada bayi sebelum ia menyusu karena sangat berbahaya. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2002 menunjukkan bahwa susu formula sering diberikan kepada bayi berusia kurang dari 2 bulan. Jika pemberian nutrisi pada bayi buruk baik kualitas maupun kuantitasnya, maka pertumbuhan dan perkembangannya akan lambat.
Hal ini dapat memicu banyak penyakit, salah satunya gangguan saluran pencernaan pada bayi. Diare akut adalah diare yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung selama 3-5 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Kesulitan buang air besar pada bayi biasanya terjadi pada usia 0-4 bulan, karena pencernaan bayi dan produksi enzim pencernaannya belum sempurna.
Sulit buang air besar pada bayi bisa disebabkan oleh susu formula yang terlalu kental. Bayi yang mendapat ASI cenderung memiliki feses yang lunak karena kandungan lemak dan proteinnya sesuai dengan fisiologinya. Fungsi pencernaan peristaltik (gelombang kontraksi dinding lambung dan usus) belum berkembang sempurna pada bayi, sehingga asupan makanan seperti susu yang terlalu kental akan dimuntahkan.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses bayi baru lahir terhadap pelayanan kesehatan dasar dengan mengetahui sedini mungkin jika bayi mengalami kelainan atau masalah. Segera bawa ia ke petugas kesehatan untuk memastikan penyakit kuning yang dialami bayi Anda masih dalam batas normal (fisiologis) atau bersifat patologis.