• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “L”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “L”"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

Lamri, M.Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur yang telah memberikan izin dan memfasilitasi kami dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Sonya Yulia, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur yang memberikan dukungan dalam pelaksanaan asuhan dan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan
  • Manfaat
  • Ruang Lingkup

G1P0000 sedang hamil 37 minggu dan mempunyai masalah obesitas di wilayah kerja Puskesmas Karang Joang Kota Balikpapan pada pelayanan kehamilan, nifas, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir dan kontrasepsi. Peneliti mampu memberikan pelayanan obstetrik komprehensif pada masa kehamilan, persalinan dan nifas pada Ny. “L” G1P0000, ibu hamil 37 minggu dengan masalah obesitas, di wilayah kerja Puskesmas Karang Joang Kota Balikpapan.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Manajemen Kebidanan 1. Manajemen Varney

  • IUGR

Berikut tabel indeks massa tubuh dan anjuran pertambahan berat badan ibu hamil. Peningkatan berat badan saat hamil terjadi karena pertumbuhan janin dan perubahan di berbagai tempat di tubuh ibu. Hal ini bertujuan agar berat badan ibu hamil yang mengalami obesitas tidak meningkat terlalu cepat.

Selain itu, berat badan ibu hamil tidak boleh bertambah lebih dari 500 gram per minggu pada paruh kedua kehamilan c. Hubungan pertambahan berat badan saat hamil dengan berat badan anak Peningkatan berat badan ibu saat hamil menunjukkan adanya adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Sebelumnya, pertambahan berat badan ibu hamil diyakini harus dibatasi sekitar 7,5 kg, namun kini jumlah pertambahan berat badan tersebut terbukti tidak cukup.

Bayi yang berat badan ibunya kurang dari 10 kg cenderung lahir prematur, berat badannya kurang, dan rahimnya lamban. Nah, dari teori-teori yang dikemukakan di atas dan dari hasil penelitian terlihat jelas bahwa pertambahan berat badan ibu hamil berpengaruh terhadap berat badan bayi baru lahir. Komponen pertambahan berat badan saat hamil secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu produk kehamilan (janin, cairan ketuban, plasenta) dan jaringan tubuh ibu (darah, cairan ekstravaskuler, rahim, payudara, lemak).

Pada trimester pertama, pertambahan berat badan ibu hamil sebaiknya 1-2 kg, sedangkan pada trimester kedua dan ketiga sebaiknya sekitar 0,3-0,5 kg per minggu (Arisman, 2008). Ibu yang memiliki bayi dengan berat badan berlebih berisiko tidak bisa melahirkan secara normal karena sempitnya jalan lahir bayi.

Tabel 2.6 APGAR SKOR
Tabel 2.6 APGAR SKOR

SUBJEK DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN STUDI KASUS

  • Rancangan Pelaksanaan Studi Kasus
  • Kerangka Kerja Pelaksanaaan Studi Kasus
  • Subyek Studi Kasus
  • Etika Penelitian

Dokumentasi SOAP Subyek Penelitian Ny. Pelayanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan kontrasepsi. Dalam penelitian studi kasus ini, subjek yang diteliti berkisar antara ibu hamil trimester III dengan atau tanpa faktor risiko, ibu melahirkan, bayi baru lahir, ibu nifas, neonatus, dan calon pengguna kontrasepsi. L G1P0000 memberikan pelayanan mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir hingga pelayanan bagi calon pengguna kontrasepsi.

L dan keluarganya telah mendapat penjelasan sebelum mendapat persetujuan dari penulis dan bersedia mengikuti studi kasus ini dengan sadar tanpa paksaan serta menandatangani formulir persetujuan. L sebagai peserta kegiatan pelayanan obstetri komprehensif ini akan mendapatkan manfaat berupa pengawasan dari tenaga kesehatan sejak ibu hamil hingga melahirkan/nifas. Dalam melakukan asesmen dan investigasi, penulis juga meminimalisir bahaya yang terjadi yaitu melakukan hand higiene/mencuci tangan sebelum tindakan dan menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan.

L pada saat pemberian pelayanan, mulai dari pengkajian di rumah hingga pelaksanaan pelayanan dengan perkiraan waktu 60-120 menit (atau tergantung kebutuhan) pada saat kunjungan rumah atau kunjungan ke institusi kesehatan. L mendapat pengawasan, perawatan dan pendidikan selama kehamilan hingga nifas, serta perbekalan yang dapat digunakan untuk ibu dan bayinya. Segala kegiatan dilakukan di bawah bimbingan dan pengawasan seorang supervisor, dengan asuhan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan obstetri.

TINJAUAN KASUS

Pengkajian Klien

Ibu memeriksakan kehamilannya secara teliti ± 5 kali selama hamil di Puskesmas Karang Joang dan praktek bidan. Ibu tidak pernah menderita penyakit seperti Hepatitis, HIV/AIDS, diabetes mellitus dan hipertensi namun ibu menderita penyakit asma dan terakhir kambuh pada tahun 2014 karena alergi dingin. H. Ibu mengatakan makannya dalam porsi kecil tapi sering dan ibu sering makan makanan manis, ibu juga sangat suka minum es krim, ibu tidak ada pantangan makanannya, ibu tidak ada alergi makanan.

Para ibu juga berharap kehamilan dan persalinannya dapat berjalan normal dan bayinya lahir dengan selamat dan sehat. Ibu mendapat informasi tentang kehamilan pada pemeriksaan kehamilan, ibu mendapat informasi tentang kehamilan dari bidan dan dokter spesialis kandungan. Tidak ada kelainan pada rambut, wajah, mata dan leher, payudara tampak simetris, tampak hiperpigmentasi pada areola susu, puting kanan tampak cekung, puting kiri tampak menonjol.

Pada bagian perut terlihat striae gravidarum, tidak terlihat bekas luka operasi dan bagian perut membesar sesuai usia kehamilan.

Interpretasi Data Dasar

Perencanaan Asuhan

Implementasi

Evaluasi

Perencanaan Asuhan Menyeluruh

  • Dokumentasi Asuhan Kehamilan

Dokumentasi Asuhan Persalinan

  • KALA I FASE AKTIF

Tidak terlihat edema atau varises, tidak ada jaringan parut pada vagina, penipisan 25%, pelebaran 2 cm, cairan ketuban positif, kepala Hodge 2, molase 0, tali pusat tidak teraba. Tidak terlihat edema atau varises, tidak ada jaringan parut pada vagina, penipisan 50%, dilatasi 4 cm, cairan ketuban positif, kepala Hodge 2, molase 0, tali pusat tidak teraba. VT : v/v tidak ada kelainan, eff 50%, dilatasi 5 cm, cairan ketuban positif, Hodge head 2+, moulase 0, tali pusat tidak teraba.

VT : v/v tidak ada kelainan, eff 50%, dilatasi 6 cm, cairan ketuban positif, Hodge head 2+, moulase 0, tali pusat tidak teraba. VT : v/v tidak ada kelainan, eff 75%, dilatasi 7 cm, cairan ketuban positif, Hodge head 2+, moulase 0, tali pusat tidak teraba. VT : v/v tidak ada kelainan, eff 100%, dilatasi 10 cm, cairan ketuban positif, Hodge head 3, moulase 0, tali pusat tidak teraba.

Tidak ada bayi kedua di dalam rahim. 23.46 Lakukan pengobatan aktif kala III, informasikan pada ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin untuk menenangkan rahim. Peras isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan klem kembali tali pusat 2 cm distal dari klem pertama. Kotiledon lengkap, selaput ketuban pada plasenta lengkap, berat ± 500 gram, posisi tali pusat lateral plasenta, panjang tali pusat ± 50 cm, tebal plasenta ± 2,5 cm, diameter ± 16 cm.

Dokumentasi Asuhan Bayi Baru Lahir

Dada : tampak simetris, tidak terlihat retraksi dinding dada, tidak terdengar bunyi nafas tambahan, bunyi jantung teratur, pergerakan dada tampak simetris. Alat Kelamin : Vulva tidak bengkak, tidak ada varises, terlihat sekret lochea rubra, tidak ada bekas luka, tidak terlihat apa-apa. Bawah : Bentuk terlihat simetris, tidak terlihat varises, tidak terlihat edema tungkai, pengisian kapiler baik, tanda Homan negatif dan patela positif.

Dada : Bentuk dada simetris, tidak tampak retraksi dinding dada, irama jantung teratur, denyut nadi 82 x/menit, tidak terdengar bunyi mengi atau ronki. Bawah : Bentuk terlihat simetris, tidak terlihat varises, tidak terlihat tromboflebitis, tidak terlihat edema pada tungkai, pengisian kapiler baik, tanda Homan negatif. Dada : Bentuk dada simetris, tidak tampak retraksi dinding dada, irama jantung teratur, denyut nadi 80 x/menit, tidak terdengar bunyi mengi atau ronki.

Abdomen : Tampak simetris, tidak terlihat bekas luka operasi, terlihat linea nigra dan striae livide, tidak terlihat asites, tidak teraba TFU. Perut : Tampak simetris, terlihat 2 arteri dan 1 vena pada tali pusat, tali pusat tampak putih segar, tidak terlihat. Dada : Simetris, tidak tampak retraksi intrakostal, tampak kuning Perut : Tampak simetris, tali pusat tampak bersih dan kering. Genetalia: Laki-laki.

Tabel 4.8 Asuhan Bayi Baru Lahir
Tabel 4.8 Asuhan Bayi Baru Lahir

Dokumentasi Asuhan Keluarga Berencana

Payudara: tampak simetris, produksi ASI muncul, muncul hiperpigmentasi pada areola, puting menonjol, payudara kanan tampak bengkak. Abdomen : Tampak simetris, terlihat linea nigra, tidak terlihat bekas luka operasi, tidak teraba massa, TFU tidak teraba.

PEMBAHASAN

Pembahasan Proses Asuhan Kebidanan

L adalah ibu mengalami obesitas dimana terjadi pertambahan berat badan melebihi anjuran, berat badan sebelum hamil 50 kg dan pada saat dilakukan pengkajian berat badan ibu 81 kg terjadi pertambahan berat badan 31 kg Ny. L termasuk dalam kategori indeks massa tubuh normal dimana menurut Gunatilake (2011) ibu hamil dengan indeks massa tubuh normal disarankan untuk menaikkan berat badannya hanya sebesar 11,5-16 kg. Menurut Sudirtayasa (2014), obesitas pada masa kehamilan menimbulkan beberapa komplikasi pada ibu dan janin sehingga dapat meningkatkan angka kesakitan, komplikasi yang dapat terjadi pada masa kehamilan adalah penyakit diabetes, namun Ny L mempunyai kadar gula darah yang normal yaitu 76 mg/dL.

Ibu L mengalami fase pertama fase aktif berkepanjangan yang berlangsung selama 9 jam, sedangkan menurut Sarwono (2011) fase aktif berlangsung ±6 jam pada bayi primipara. Masalah yang Pak. Pada obesitas, proliferasi limfosit terganggu dan produksi sel CD8+ dan NKT berkurang, sehingga meningkatkan risiko infeksi luka jahitan pasca melahirkan dibandingkan dengan wanita dengan berat badan normal.

Terdapat penurunan berat badan sebesar 150 gram, namun hal ini masih dalam batas normal yaitu pada hari ketiga sampai kesepuluh berat badan bayi mengalami penurunan, menurut Musjalanun (2010), berat badan bayi baru lahir biasanya mengalami penurunan sebesar 10% pada tahun 2010. minggu pertama kelahiran dan akan kembali. seperti saat lahir setelah hari ke 10, kenaikan berat badan ini disebabkan oleh tercukupinya asupan nutrisi pada bayi baru lahir. Menurut Sudirtayas (2014), tergantung kondisi klien, alat kontrasepsi IUD/AKDR yang direkomendasikan sangat cocok untuk ibu dengan obesitas karena tidak mempengaruhi penambahan berat badan. Namun ketika dijelaskan mengenai alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisinya, ibu tersebut tidak berani menggunakan alat kontrasepsi tersebut dan memilih alat kontrasepsi suntik 3 bulan, dan tetap diperbolehkan menggunakan jenis alat kontrasepsi tersebut, meskipun hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan ibu. berat. Laba.

Keterbatasan Pelaksanaan Asuhan

PENUTUP

Kesimpulan

Perawatan bayi baru lahir di By.Ny.L terdiri dari memulai pemberian ASI sejak dini, menjaga kehangatan tubuh bayi, melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, memberikan suntikan vitamin K dan menjaga kehangatan tubuh bayi agar tetap terjaga. Pelayanan nifas yang diberikan adalah perawatan teknik penyuntikan untuk mengeluarkan puting susu kanan yang berada di bawah air sehingga menyebabkan puting susu menonjol, konseling manajemen laktasi diberikan untuk mengatasi permasalahan kesulitan menyusui yang dialami karena ibu memahami dan mampu mengatasi menyusui. dengan baik maka diberikan asuhan senam nifas dan ibu dianjurkan untuk memperbanyak mobilisasi dan istirahat untuk mengatasi masalah distensi lokea yang tidak lancar sehingga lokea dapat dikeluarkan dengan lancar. Pelayanan neonatal yang diberikan menganjurkan ibu untuk lebih sering menyusui bayinya agar tidak mengalami penyakit kuning dan memberikan penyuluhan mengenai tanda bahaya bayi baru lahir untuk mengatasi gangguan penglihatan hingga dada bayi tampak kuning pada hari ketiga. kunjungan kembali kulit bayi sudah tidak kuning lagi.

IUD, namun saat dilakukan konseling ibu memilih menggunakan KB suntik selama 3 bulan. Meski ada risiko kenaikan berat badan ibu, namun kontrasepsi ini diperbolehkan untuk digunakan.

Saran

Daftar Pustaka

Gambar

Tabel 2.6 APGAR SKOR
Tabel 2.8 Derajat Kremer Ikterus
Tabel 4.8 Asuhan Bayi Baru Lahir

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekata n manajemen kebidanan pada Ny

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada Ny “A”

Perencanaan asuhan kebidanan dapat dilaksanakan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana pada Ny “P” di Bidan Praktek

v INTISARI Latar Belakang : Asuhan kebidanan komprehensif adalah asuhan yang dilakukan secara berkesinambungan Continuity of Care dengan melakukan pengawasan serta penanganan pada

1.5 Ruang Lingkup Sasaran yang akan di berikan asuhan kebidanan komprehensif continuity of care adalah ibu hamil trimester III dengan usia kehamilan 28-32 minggu dan akan dilakukan

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimana pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif pengkajian, identifikasi

Kesimpulan Penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.S selama hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus, hingga pelayanan kontrasepsi, dapat ditarik

Berdasarkan pengkajian tersebut diatas, penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan yang komprehensif pada Ny.M selama masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan pemilihan alat