• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.”H” G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.”H” G"

Copied!
237
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan

Manfaat Studi Kasus

Ruang Lingkup

TINJAUAN TEORI

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Pada ibu hamil, perubahan mekanis tubuh terjadi karena adanya perubahan titik poros ibu hamil. Berat badan ideal ibu hamil bergantung pada BMI (Indeks Massa Tubuh) ibu sebelum hamil. Pemeriksaan hemoglobin sangat diperlukan pada ibu hamil karena berguna untuk mengetahui kemungkinan terjadinya anemia pada ibu hamil.

Pemeriksaan VDRL dapat digunakan untuk memeriksa kemungkinan penyakit menular seksual pada ibu hamil, seperti sipilis. Perawatan payudara sangat diperlukan bagi ibu hamil untuk mempersiapkan payudaranya menghadapi menyusui, terutama bagi ibu yang memiliki payudara rata dan rata. Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma sebesar 30%-40%, peningkatan sel darah sebesar 18%-30%, dan peningkatan hemoglobin sebesar 19%.

Mengingat setiap ibu hamil mengalami anemia, maka pemberian sediaan Fe kepada ibu hamil di puskesmas sebanyak 90 tablet. f) Bahaya anemia pada kehamilan. Hb seluruh ibu hamil pada kunjungan pertama pada trimester pertama dan trimester ketiga untuk mengetahui kadarnya. Dampak yang ditimbulkan dari anemia pada ibu hamil adalah berbagai macam komplikasi pada ibu, berupa gangguan pada masa kehamilan (penambahan berat badan kehamilan yang tidak mencukupi, abortus, prematuritas), gangguan pada saat persalinan (atonia uteri, persalinan lama, perdarahan), gangguan pada saat melahirkan. kehamilan pasca melahirkan (rentan terhadap infeksi dan stres akibat menurunnya imunitas tubuh, rendahnya produksi ASI), dan yang paling parah adalah kematian.

Kebutuhan gizi ibu hamil trimester III secara garis besar adalah sebagai berikut (Kalori Syafrudin.

Tabel 2.9  Apgar Skor
Tabel 2.9 Apgar Skor

SUBJEKTIF DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN STUDI

  • Etika Studi Kasus
  • Hasil Pengkajian dan Perencanaan Asuhan Komprehensif
  • Intervensi Asuhan Kebidanan
  • Dokumentasi Asuhan Kebidanan Antenatal Care
  • Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care
  • Dokumentasi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
  • Dokumentasi Asuhan Kebidanan Post Natal
  • Dokumentasi Asuhan Kebidanan Neonatus
  • Dokumentasi Asuhan Kebidanan KB

Perut: Tidak ada linea nigra, membesar sesuai usia kehamilan, dan tidak ada bekas luka operasi. Mata : Simetris, bola mata terdapat 2, tidak keluar cairan, tidak berdarah dan tidak strabismus. Alat Kelamin : Vulva tidak edema, tidak terdapat varises, terlihat sekret lochea rubra, tidak terdapat lesi.

Menurut penulis, tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan, pemeriksaan antropometri pada bayi normal dan tidak ada masalah. Penulis yakin tidak ada gap antara teori dan praktek, sebagaimana hasil perhitungan MAP pada Ny. Penulis percaya bahwa dalam hasil Tn. Nyonya. tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

PEMBAHASAN

Asuhan Kehamilan

Dada: Tidak ada retraksi dinding dada yang jelas, tidak ada benjolan abnormal, dan tidak ada murmur atau murmur.

Asuhan Persalinan

Hal ini sejalan dengan teori Saifuddin tahun 2010, konseling dilakukan pada setiap kunjungan ANC berdasarkan kebutuhan ibu. Pada persalinan ANC juga dilakukan perencanaan kelahiran yang meliputi rencana tempat persalinan, penolong persalinan, transportasi, biaya, serta kebutuhan ibu dan bayi. Secara umum penulis berpendapat bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek, karena pada saat wawancara dengan Bapak.

Penulis menyimpulkan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek berdasarkan hasil kajian tanda-tanda persalinan yang Ny. H Maka ibu dan keluarga memutuskan untuk melahirkan di BPM Suryani, SST. Jadi penulis yakin bahwa Ny. Pukul 06.12 WITA Nya menjadi kuat 5x dalam waktu 10 menit selama 35-40 detik, ada rasa ingin mengejan, keluar lendir bercampur darah dari vagina, dilakukan pemeriksaan pada vulva/uretra, tidak ada kelainan, bagian tidak teraba, obliterasi 100%, pembukaan 10 cm, amniotomi pecah pada 06.10 WITA hodge III kepala bagian bawah tidak teraba, sebagian kecil janin dan tali pusat teraba.

Pukul 06.16 WITA kepala muncul 5-6 cm di depan vulva, terlihat tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva terbuka, keluar darah. H dimotivasi mengejan bila ada keinginan untuk mengejan, letakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi, ambil kain bersih lipat 1/3 lalu letakkan di bawah bokong ibu, buka tutup set nifas, kenakan Sarung tangan DTT di kedua tangan saat kepala bagian bawah terlihat. Tangan kanan melindungi perineum dengan lipatan kain di bawah bokong, sedangkan tangan kiri memegang bagian atas kepala untuk mencegah defleksi terlalu cepat saat kepala lahir. kain untuk membersihkan wajah bayi, periksa apakah tali pusar melingkari leher bayi, tunggu hingga kepala bayi bergerak, putaran sumbu luar, setelah janin diarahkan ke paha ibu, letakkan tangan biparietal, tarik perlahan janin ' Kepala menunduk hingga lahirlah bahu anterior, lalu tarik perlahan ke atas hingga lahirlah bahu posterior, setelah bahu lahir, tangan kanan menopang kepala, leher, dan bahu janin, kemudian tangan kiri memegang lengan dan bahu janin, setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang hingga bokong dan kaki bagian bawah janin, setelah seluruh tubuh bayi lahir, peganglah, biarkan bayi bertumpu pada sebelah kanan lengan sehingga bayi melihat ke arah penolong. Pada tahap II, hasil pemeriksaan dalam menunjukkan waktu pembukaan penuh 10 cm hingga lahirnya bayi pada pukul 06.00 PUTIH - 06.30 PUTIH, kurang lebih 30 menit.

Hal ini berdasarkan teori (Widyaastuti, 2013) bahwa pada periode kedua episodenya menjadi lebih sering dan berlangsung lebih lama. Ibu merasa ingin mengejan kontraksi, perineum menonjol, vulva terbuka dan keluarnya lendir bercampur darah meningkat, lamanya kala II berlangsung. Hal ini didukung dengan teori yang dikemukakan oleh JNPK-KR pada tahun 2009 bahwa perdarahan nifas yang normal adalah perdarahan vagina ≤ 500 cc setelah selesai kala II atau setelah plasenta lahir.

Kala IV, pukul 06.36 WITA plasenta telah lahir, tidak terdapat robekan perineum pada perineum, periksa kontraksi uterus baik dan lengkapi patrografi. Pemeriksaan nifas didapatkan hasil TFU 3 jari tengah bawah, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 89 x/menit, pernafasan 18 x/menit, suhu 36˚C, perdarahan ± 60cc. Oleh karena itu penulis berpendapat tidak ada gap antara teori dan praktek, karena penulis melakukan observasi setiap 15 menit pada jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah melahirkan.

Asuhan Bayi Baru Lahir

Hal ini berdasarkan teori yang dikemukakan (Dewi, 2012) yang mengatakan bahwa segera setelah bayi lahir, dilakukan penilaian sepintas yang cepat dan akurat (0-30 detik) untuk menegakkan diagnosis sehingga dapat dilakukan tindak lanjut. peduli. . Yang dinilai : apakah bayi cukup bulan atau tidak, usaha pernafasan yaitu tangisan bayi yang nyaring, apakah warna kulit bayi terlihat sianotik atau tidak, gerak aktif atau tidak, denyut jantung normal atau tidak. Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena penulis melakukan penilaian sepintas terhadap By.

Hal ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh (Dewi, 2012) bahwa anak asfiksia normal/ringan mempunyai nilai AS 7-10, asfiksia sedang jika nilai AS 4-6 dan anak asfiksia berat mempunyai nilai AS 0. -3. Penulis melakukan pemeriksaan umum pada bayi yang terdiri dari pemeriksaan TTV yaitu Nadi : 142x/menit, Pernafasan : 44x/menit, Suhu : 36.7ºc. Pada penelitian antropometri ditunjukkan oleh Saifuddin (2010) detak jantung bayi (110-180 kali per menit), suhu tubuh.

Asuhan Masa Nifas

H mendapat pelayanan obstetri sebanyak 3 kali yaitu 6 jam setelah melahirkan, 6 hari setelah melahirkan dan 17 hari setelah melahirkan. H bilang asinya keluar, saat dilakukan pemeriksaan kontraksi rahim baik, TFU 3 jari dibawah tengah, lochea rubra, perdarahan masih dalam batas normal bu. Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena penulis melakukan penelitian sesuai waktu kunjungan yang ditentukan dan sesuai dengan KIE yang diminta oleh Ibu.

Hal ini berdasarkan teori menurut (Suherni dkk, 2009) bahwa tujuan kunjungan pertama, 6-8 jam setelah kelahiran: mencegah perdarahan setelah melahirkan, mendeteksi dan mengobati penyebab perdarahan, memberikan nasehat kepada ibu atau keluarga. . tentang cara mencegah perdarahan, mobilisasi dini, pemberian ASI dini, pengawasan ibu dalam berhubungan badan. Produksi ASI merata, kontraksi uterus baik, lochea sanguilenta, tidak tampak tanda-tanda infeksi, tanda Homan negatif. Penulis berkeyakinan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dalam melakukan asuhan yang Ny.

H adalah menganjurkan klien untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya sesering mungkin, dan menyarankan ibu untuk mengganti pembalut secara rutin. Hal ini sesuai dengan teori menurut (Suherni dkk, 2009) tujuan kunjungan 6 hari adalah untuk mengevaluasi adanya tanda bahaya nifas, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda bahaya nifas. komplikasi. , memastikan bahwa ibu mendapat cukup makanan, minuman, kebersihan pribadi, istirahat dan memberikan konseling pengasuhan bayi kepada ibu. Menurut teori (Sukarni, 2013), lochea yang muncul pada minggu ke 4 post partum adalah loche alba dengan warna putih cerah.

Penulis berkeyakinan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek maka penulis melaksanakan perawatan yang dilakukan oleh Ny.

Asuhan Neonatus

Menurut (Wafi Nur, 2012) feses yang dikeluarkan bayi baru lahir pada hari pertama berupa mekonium. Mekonium merupakan hasil sekret saluran cerna bayi baru lahir yang terakumulasi di usus sejak masa janin, yaitu pada minggu ke-16 kehamilan. Warna mekonium hitam kehijauan, lembut, tersusun atas: lendir, sel epitel, cairan ketuban yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu.

Hasil pemeriksaan neonatus menunjukkan wajah dan pola perkembangan bayi dalam keadaan baik. Menurut teori (Ambarwati, 2009), tujuan kunjungan neonatal adalah untuk mengetahui sesegera mungkin apakah bayi mempunyai kelainan atau masalah seperti tanda bahaya, infeksi, perawatan tali pusat, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain. Berdasarkan teori, penyakit kuning fisiologis adalah proses normal yang terjadi pada sekitar 40-50% bayi cukup bulan dan hingga 80% bayi prematur pada minggu pertama kehidupannya.

Oleh karena itu penulis menyarankan untuk memberikan ASI sesering mungkin dan menjemur bayi pada pagi hari WITA dengan melepas seluruh pakaiannya dan menghindari paparan sinar matahari langsung pada alat kelamin dan mata bayi. Menurut (Musjalanun, 2010), ASI eksklusif adalah ASI tanpa bahan tambahan apapun, termasuk menjamin imunitas bayi. Suplemen nutrisi sejak anak lahir hingga kunjungan ketiga berupa ASI, dan ibu pun berniat memberikan ASI eksklusif kepada anaknya.

Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena hasil pemeriksaan menunjukkan bayi dalam keadaan sehat, sehingga penulis menyarankan Ny. H tetap memberikan ASI pada bayi kemudian menjaga bayi dari paparan sumber penyakit.

Asuhan Kontrasepsi

Keterbatasan Pelaksanaan Asuhan

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

  • Lembar informasi kepada subjek penelitian
  • Surat Persetujuan Setelah Penjelasan
  • Partograf
  • Satuan Acara Konseling Anemia
  • Satuan Acara Konseling Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan
  • Daftar Riwayat Hidup

Gambar

Tabel 2.9  Apgar Skor
Tabel 4.9   Apgar Skor By. Ny. H

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan yang komprehensif pada “Ny.M” selama masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan pemilihan alat