PENDAHULUAN
Latar Belakang
Artritis Asam Urat merupakan penyakit sendi yang disebabkan oleh gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan tingginya kadar asam urat dalam darah. Artritis Asam Urat merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya asam urat yang masuk dan disimpan di dalam persendian. Kelebihan asam urat ini lama kelamaan akan terakumulasi dan terakumulasi di persendian dalam bentuk kristal monosodium.
Rumusan Masalah
Upaya pengobatan penyakit gout arthritis pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu pengobatan farmakologis dan non farmakologis. Untuk pengobatan non farmakologi dengan kompres air hangat untuk mengurangi nyeri dan latihan ROM (Range of Motion) agar persendian tidak kaku dan peredaran darah lancar. Upaya pencegahan penyakit gout antara lain dengan berolahraga secara teratur misalnya dengan senam ergonomis, pola makan sehat yaitu mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang banyak mengandung zat purin seperti ikan sarden, jeroan, kacang-kacangan, konsumsi alkohol berlebihan (Utami dan Sahar, 2015).
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Diharapkan dapat menjadi acuan bacaan dalam penatalaksanaan artritis gout lansia dengan masalah nyeri akut. Sebagai alat untuk menerapkan mata kuliah keperawatan gerontologi dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan gerontologi terkait pemberian asuhan keperawatan pada lansia artritis gout dengan masalah keperawatan nyeri akut.
Metode Penulisan
- Metode
- Teknik Pengumpulan Data
- Sumber Data
- Studi Kepustakaan
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga/orang terdekat klien, rekam medis, perawat, hasil pemeriksaan dan tim kesehatan lainnya.
Sistematika Penulisan
Gout Arthritis adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam darah. Dalam tinjauan kasus, pasien mengatakan akhir-akhir ini ia sering merasakan nyeri pada lutut kanan dan kiri. Pasalnya, penderita sering mengonsumsi makanan kaya purin yang dapat menyebabkan kadar asam urat meningkat.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Penyakit Gout Arthtritis
- Definisi Gout Arthtritis
- Klasifikasi Gout Arthtritis
- Etiologi Gout Arthtritis
- Patofisiologi Gout Arthtritis
- Pathway Gout Arthtritis
- Tanda dan Gejala Gout Arthtritis
- Faktor Risiko Gout Arthtritis
- Komplikasi Gout Arthtritis
- Pemeriksaan Penunjang Gout Arthtritis
- Penatalaksaan Gout Arthtritis
- Upaya Pencegahan Gout Arthtritis
Peningkatan produksi asam urat dipengaruhi oleh pola makan atau pola makan yang tidak terkontrol, yaitu oleh asupan makanan yang mengandung asam urat. Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah dan menyebabkan serangan asam urat. Selain itu, pengaturan pola makan yang tepat bagi penderita asam urat dapat mengontrol kadar asam dan urin dalam darah.
Konsep Lansia
- Definisi Lansia
- Karakteristik Lansia
- Tipe Lansia
- Batasan Lansia
- Perubahan Pada Lansia
Di Indonesia, batasan usia lanjut usia adalah 60 tahun ke atas yang tertuang dalam UU No. 13 Tahun 2013 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Menurut undang-undang tersebut di atas, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun ke atas, baik laki-laki maupun perempuan (Padila, 2013). Konsekuensinya adalah nyeri, peradangan, berkurangnya mobilitas sendi, dan kelainan bentuk. 6) Sistem Pencernaan : Kerongkongan melebar, asam lambung menurun, rasa lapar menurun dan gerak peristaltik menurun.
Konsep Nyeri Akut
- Definisi Nyeri Akut
- Penyebab Nyeri Akut
- Tanda dan Gejala Nyeri Akut
- Kondisi Klinis Terkait Nyeri Akut
- Penatalaksanaan Nyeri Akut
- Pengukuran Intensitas Nyeri
Menurut Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), untuk mengurangi nyeri akut pada pasien rheumatoid arthritis dilakukan intervensi pencegahan nyeri, salah satunya adalah manajemen nyeri. Mengukur intensitas nyeri sangatlah subjektif, nyeri dengan intensitas yang sama dirasakan secara berbeda oleh dua orang yang berbeda (Andarmoyo, 2017). Skala Deskriptor Verbal (VDS) adalah ukuran keparahan nyeri yang lebih obyektif.
Skala Analog Visual (Visual Analog Scale) berbentuk garis lurus yang menunjukkan intensitas nyeri secara terus menerus dan mempunyai alat. Skala wajah terdiri dari enam wajah tersenyum (yang tidak merasakan sakit) kemudian berangsur-angsur meningkat menjadi wajah kurang bahagia, dari wajah sangat sedih hingga wajah sangat ketakutan.
Konsep Asuhan Keperawatan Gout Arthtritis
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Perencanaan
- Pelaksanaan
- Evaluasi
Keluhan utama yang menonjol pada klien asam urat-rematik adalah nyeri dan peradangan yang dapat mengganggu aktivitas klien. Sifat nyeri umumnya seperti nyeri/kesemutan/panas/ditarik dan nyeri dirasakan terus menerus atau disertai gerakan, terdapat kekakuan pada persendian, keluhan biasanya dirasakan dalam jangka waktu lama dan mengganggu pergerakan dan pada penyakit asam urat kronik penyakit asam urat mendapat benjolan atau Tophi pada sendi atau jaringan sekitarnya. Penyakit apa saja yang pernah diderita klien, apakah penyakit rematik sudah lama dideritanya dan apakah pernah mendapat pertolongan sebelumnya dan pada umumnya klien rematik disertai dengan hipertensi.
Perubahan aktivitas fisik akibat nyeri dan hambatan mobilitas fisik merespon konsep diri yang maladaptif (Meldawati, 2017). Kelas B: Independen dalam semua kecuali satu dari fungsi-fungsi ini. Kelas C : Mandiri dalam segala hal kecuali mandi dan satu hal. Kelas E : Mandiri dalam segala hal kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan fungsi tambahan.
Kelas F: Mandiri dalam segala hal kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, bergerak dan satu fungsi tambahan. Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang jelas, padat dan pasti mengenai status kesehatan klien dan permasalahannya yang dapat diselesaikan melalui tindakan keperawatan. Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dengan tujuan memenuhi kebutuhan klien (Iqbal, 2017).
Pada fase terminasi merupakan fase terakhir, dimana perawat meninggalkan pesan yang dapat diterima oleh klien dengan tujuan, bila nanti dievaluasi klien dapat mengikuti nasehat yang diberikan perawat, maka dikatakan berhasil adalah pada fase terminasi. komunikasi terapeutik perawat-klien jika terdapat umpan balik dari klien yang telah diberikan asuhan atau tindakan keperawatan yang direncanakan.
Kerangka Masalah
Dengan teknik distraksi misalnya: menonton TV, mendengarkan musik. Respon: Pasien mengatakan nyerinya sedikit mengganggu. Berikan posisi yang nyaman, mis. posisi terlentang dan semi-Fowler. Respon : Pasien mengatakan nyaman dengan posisinya dan nyeri berkurang b. Nyeri berkurang bila klien istirahat dan dipijat.
Dengan teknik distraksi misalnya: menonton TV, mendengarkan musik. Respon: Pasien mengatakan nyerinya sedikit mengganggu. Berikan posisi yang nyaman, mis. posisi terlentang dan semi-Fowler. Respon : Pasien mengatakan nyaman dengan posisinya dan nyeri berkurang b. Berikan posisi yang nyaman, mis. posisi terlentang dan semi Fowler. Respon : Pasien mengatakan nyaman dengan posisinya dan nyeri berkurang.
Pasien mengaku mulai aktif bergerak karena nyeri pada lutut kanan dan kiri mulai mereda. Pasien mengaku sudah bisa bergerak aktif karena nyeri pada lutut kanan dan kiri jarang terjadi.
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
- Identitas
- Struktur keluarga
- Riwayat pekerjaan dan status ekonomi
- Riwayat kesehatan
- Riwayat Alergi
- Riwayat Penggunaan Obat
- Riwayat tempat tinggal
- Rekreasi
- Pola fungsional kesehatan
- Pemeriksaan fisik
- Pengkajian status fungsional, kognitif, afektif, psikologis dan sosial
Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
PEMBAHASAN
Pengkajian
Dalam tinjauan pustaka menurut Muttaqin (2017) orang yang berisiko terkena penyakit gout arthritis pada pria berusia 40 tahun ke atas, sedangkan pada wanita adalah saat sudah memasuki masa menopause. Dalam laporan kasus, pasien mengeluh nyeri pada lutut kanan dan kiri seperti ditusuk-tusuk secara terputus-putus. Dalam tinjauan pustaka menurut Andarmoyo (2017), penderita gout arthritis biasanya mempunyai tanda dan gejala nyeri pada persendian yang terjadi pada lutut, jari kaki dan tangan, siku, lengan.
Dalam tinjauan pustaka menurut Susanto (2013), kronologi kejadian yang terjadi ketika kadar asam urat darah melebihi batas normal dapat menyebabkan penumpukan asam urat pada persendian sehingga menimbulkan respon inflamasi pada persendian dan gejalanya. adalah rasa sakit. Sedangkan dari tinjauan literatur menurut Dohertty (2013) penyakit yang umumnya berhubungan dengan gout arthritis adalah obesitas, diabetes melitus, penyakit ginjal, hipertensi dan dislipidemia. Dalam tinjauan literatur, menurut Muttaqin (2017), faktor yang mempengaruhi penyakit gout arthritis adalah pola makan yang tinggi purin.
Dalam tinjauan kasus, pasien mengatakan bahwa rumah tersebut dihuni oleh 5 orang, ruangan bersih dan rapi, penerangan dan sirkulasi udara baik, kamar mandi dan toilet kurang lancar karena selalu dikuras setiap 2 minggu sekali dan ada terdapat railing pada dinding agar tidak terjatuh, penerangan dan ventilasi kamar mandi dan toilet cukup baik, air limbah dibuang ke selokan, sumber air minum dari mesin bor kemudian direbus untuk diminum, limbah dibuang di dalam tangki limbah kemudian dibakar, dan tidak ada sumber pencemaran lingkungan di sekitar rumah. Dalam tinjauan pustaka menurut Rahmatul (2015), peningkatan produksi asam urat dipengaruhi oleh pola makan atau pola makan yang tidak terkontrol, yaitu dengan mengonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi seperti jeroan, kacang-kacangan, kerang. Sedangkan pemeriksaan fisik dalam tinjauan pustaka menurut Meldawati (2017) meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Dalam penelitian ini terdapat kesenjangan karena tinjauan literatur tidak dijelaskan secara detail seperti kasus nyata.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Pesakit mengatakan bahawa anak dan cucunya tidak menghidap hipertensi atau penyakit berjangkit.
Implementasi Keperawatan
Menurut penulis berdasarkan intervensi yang direncanakan terdapat gap antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus dengan pembahasan kasus Ibu M disesuaikan dengan kondisi saat ini dimana tahapan perencanaan yang ada pada pasien sudah sesuai. dengan keadaan dan kondisi pasien, sedangkan dalam tinjauan literatur tahapan rencana yang ada tidak sesuai dengan keadaan dan kondisi pasien tetapi dijelaskan secara rinci kaitannya dengan rencana keperawatan yang muncul pada pasien Asam Urat secara umum. . Dalam prakteknya penulis tidak selalu lancar dalam melakukan tahapan-tahapan yang telah disusun, namun dalam prakteknya penulis melakukan intervensinya secara terus menerus antar tindakan intervensi yang ditetapkan sesuai standar intervensi keperawatan Indonesia.
Evaluasi Keperawatan
Pendapat penulis terhadap hasil akhir asuhan keperawatan yang ditemukan berdasarkan data masalah nyeri akut dan penurunan mobilitas adalah masalah telah teratasi, karena pasien telah mampu mencapai apa yang dilaksanakan oleh penulis. , yang merupakan tindak lanjut dari implementasi sebelumnya. Setelah melakukan observasi dan memberikan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien kasus gout arthritis di desa Alastlogo Lekok Pasuruan, penulis dapat menarik kesimpulan serta saran yang mungkin dapat membantu dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada lansia. . Dari hasil uraian yang diuraikan mengenai asuhan keperawatan pada lansia arthritis gout dengan masalah keperawatan nyeri akut maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut.
Diagnosa yang didapat adalah nyeri akut berhubungan dengan penyebab fisiologis cedera dan penurunan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi. Seluruh tindakan yang dilakukan pada pasien telah sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun oleh penulis. Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan penyebab fisiologis cedera dan berkurangnya mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi, pelaksanaannya memerlukan waktu 3 hari.
Dari dua diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan penyebab fisiologis cedera dan berkurangnya mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi yang terjadi pada Ny. M, terdapat dua permasalahan yang terselesaikan. M untuk menjaga kemitraan yang terbangun dalam pemberian asuhan keperawatan dan terus melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan yang dicapai keluarga. Hasil Asuhan Keperawatan diharapkan dapat menjadi bahan referensi pendidikan sekaligus pengembangan ilmu pengetahuan khususnya terkait topik penyakit gout arthritis, asuhan keperawatan lansia dengan nyeri akut, permasalahan keperawatan pada guru dan siswa di Politeknik Kesehatan Kerta Cendikia Sidoarjo - lingkungan.
Diharapkan kepada penulis selanjutnya dapat melakukan studi kasus yang lebih mendalam dengan durasi yang lebih lama dan melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan.
PENUTUP
Simpulan
Saran