LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU IMPARTU KALA 1
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1
FEBIELLE DEVNA 9103020002 ANGELINA LEONI 9103020006 MEISYA SALSABILAH 9103020008 YURIS DIANTO 9103020010 ELISASMITHA DASILVA 9103020020
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan laporan pendahuluan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Impartu Kala 1” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari pembuatan asuhan keperawatan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah keperawatan maternitas. Selain itu, asuhan keperawatan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai penulis dalam menyusun asuhan keperawatan pada ibu impartu khususnya di persalinan kala 1.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Linda Juwita., S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing pada mata kuliah keperawatan anak telah membimbing dan membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni saat ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa asuhan keperawatan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan segala bentuk saran maupun kritik yang membangun dari berbagai pihak. Sehingga, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca maupun penulis.
Surabaya, 30 Agustus 2022
Penulis
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...I
BAB 1...1
PENDAHULUAN...1
2.1 Persalinan Normal...1
2.2 Etiologi Persalinan... 1
2.3 Definisi Persalinan Kala 1...2
2.4 Tahapan Persalinan Kala I... 2
2.5 Perubahan Psikososial Pada Ibu Hamil Persalinan Kala I... 3
2.6 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil Persalinan Kala I... 3
WOC PERSALINAN KALA 1... 5
2.7 Tanda Persalinan Kala I... 7
2.8 Komplikasi Persalinan Kala I...7
2.9 Pemeriksaann Pada Ibu Hamil Kala 1...8
2.10 Penatalaksanaan Klinis Pada Ibu Hamil Persalinan Kala I...9
BAB III... 11
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...11
3.1 Pengkajian Keperawatan...11
3.2 Analisa Data...14
3.3 Rumusan Diagnosa Keperawatan... 17
3.4 Intervensi Keperawatan...19
Telaah Jurnal...20
BAB 4...21
KESIMPULAN DAN SARAN... 21
4.1 Kesimpulan... 21
4.2 Saran...21
DAFTAR PUSTAKA... 22
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Persalinan Normal
Persalinan adalah proses alamiah di mana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Buku Acuan APN, 2017). Persalinan merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kelahiran cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi letak belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik padaibu ataupun janin.
2.2 Etiologi Persalinan
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas, namun beberapa teori menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.
1. Teori Keregangan
a. Otot rahim mempunyai kemampuan merenggang dalam batas tertentu b. Setelah melewati batas tersebut maka akan terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai 2. Teori Penurunan Progesteron
a. Proses penuaan plasentas terjadi umur kehamilan 28 minggu dimana terjadi penimbunan jaringan ikut sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
b. Produksi progesterron mengalami penurunan sehingga otot rahim mengalami sensitif terhadap oksitosin.
c. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
3. Teori Oksitosin Internal
a. Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior.
b. Perubahan keseimbangan esterogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks.
c. Menurunya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan menyababkan oksitosin meningkat aktivitas sehingga persalinan dimulai.
2
4. Teori Prostagladin
a. Konsentrasi prostagladin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua.
b. emberian prostagladin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan.
c. Prostagladin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan.
2.3 Definisi Persalinan Kala 1
Persalinan kala satu merupakan permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan servik yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada primipara kala I berlangsung kira-kira 13 jam sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam. Kala 1 merupakan periode terlama dalam persalinan. Karena pada tahap ini terjadi kontraksi pada otot-otot rahim yang memanjang dan memendek. Serviks juga akan melunak, menipis, dan mendatar, kemudian tertarik. Intensitas rasa nyeri dari pembukaan pertama sampai sepuluh akan bertambah tinggi dan semakin sering sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan bayi terhadap struktur panggul, diikuti regangan bahkan perobekan jalan lahir bagian bawah
2.4 Tahapan Persalinan Kala I
1. Fase Laten
Dimulai saat masuknya persalinan dan diakhiri dengan masuknya persalinan fase aktif. Berlangsung selama 8 jam di mana pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase laten diawali dengan mulai timbulnya kontraksi uterus yang teratur sehingga menghasilkan perubahan pada serviks. Serviks menjadi lembut dan cair pada pembukaan 3- 4 cm. (Yulizawati, 2019)
2. Fase Aktif
Fase aktif dibagi menjadi 3 fase. Pertama ada fase akselerasi yaitu dlaam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm, lalu fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm dan fase deselerasi di mana pembukaan lambat kembali yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap (Yulizawati, 2019)
3. Fase Transisi
Pembukaan sudah mencapai 8-10 cm
2.5 Perubahan Psikososial Pada Ibu Hamil Persalinan Kala I
Pada ibu yang bersalin biasanya akan mengalami perubahan emosional yang tidak stabil. Pada kala 1 tidak jarang ibu akan mengalami perubahan psikologi seperti rasa takut, stress, ketidaknyamanan, cemas dan marah-marah. (Yulizawati, 2019)
2.6 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil Persalinan Kala I 1. Sistem Reproduksi
a. Segmen Atas rahim (SAR) segmen bawah rahim (SBR). SAR memegang peran yang aktif karena kontraksi berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal seiring majunya persalinan atau sebaliknya memegang peran pasif, maka akan makin tipis dengan majunya persalinan karena direnggang.
Jadi SAR berkontraksi dan akan menjadi tebal serta mendorong janin keluar sedangkan SBR dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi menjadi saluran yang tipis dan terenggang yang akan dilalui oleh bayi.
b. Perubahan bentuk rahim (uterus). Kontraksi uterus bertanggung jawab terhadap pelapisan dan pembukaan serviks serta pengeluaran bayi dalam persalinan.
2. Perubahan Pada Serviks
Kala 1 persalinan dimulai dari munculnya kontraksi persalinan yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan pembukaan serviks lengkap.
a. Pendataran. Pemendekan saluran serviks terjadi dari 2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas. Proses ini terjadi dari atas ke bawah sebagai hasil dari aktivitas miometrium.
b. Pembukaan. Pembukaan terjadi sebagai akibat dari kontraksi uterus serta tekanan yang berlawanan dari kantong membran dan bagian bawah janin.
kepala janin saat fleksi akan membantu pembukaan yang efisien
4
3. Perubahan Pada Vagina dan Dasar Panggul.
Dalam kala 1 ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina yang sejak kehamilan mengalami perubahan sehingga dapat dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah segala perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian dasar janin. Oleh bagian depan yang maju itu dasar panggul diregangkan menjadi saluran dengan dinding –dinding yang tipis.
WOC PERSALINAN KALA 1
Faktor hormon Faktor hormon
Hormon relaksin Hormon estrogen Hormon oksitoksin
Peregangan atau fleksibilitas simfisis
pubis
Meningkatkan kontraksi dinding
rahim
Meningkatkan kontraksi dinding
uterus
Peregangan otot-otot uterus dan serviks Timbulnya kontrakksi pada uterus
Aminon pecah
Kepala bayi meregangkan serviks
Jaringanmyometriumberkontraksi dan berelaksasi
Perubahan bentuk otot uterus
Serviks tertarik ke atas Cavum uterimenjadi kecil
Daya tarikan otot uterus ke atas secara terus menerus
Janin turun ke pelvic Kontraksi pada uterus
Serviks menjadi tipis
6 Terjadi proses dilatasi
Laten Transisi
Dipengaruhi peningkatan progesteron dan
estrogen
Oksitoksin meningkat Kadar prostaglandin
meningkat Uterus berkontraksi
Penipisan dan pembukaan serviks Serviks membuka kurang
dari 4 cm Perasaan nyeri
Uterus teraba membular
Pembesaran rahim dan peregangan
Terjadi iskemia
Uteroplasenta terganggu
Hipoksia jaringan pada janin
MK : RISIKO CEDERA PADA JANIN (D.0138)
Hal. 298
Aktif
MK : POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF
(D.0005) Hal. 26
Fase akselerasi (3-4 cm)
Adanya penekanan pada jaringan Fase dilatasi
Fase deselerasi Kontraksi uterus
meningkat
Rasa nyeri meningkat
Kadar aliran darah menurun
Kurangnya aliran darah ke uterus dan uterus
kekurangan oksigen MK :
KELETIHAN (D.0057)
130 Hipoksia jaringan Menekan
jaringan Kepala bayi
menurun Meningkatnya
metabolisme
MK : RISIKO PENURUNAN CURAH
JANTUNG (D.0011) Hal. 41 Aliran balik vena
menurun
MK : ANSIETAS (D.0080) Hal. 180 MK : GANGGUAN RASA
NYAMAN (D.0074) Hal. 166
Katekolamin dilepaskan
Muka tampak pucat Jantung berdebar dan
pola napas berubah
Timbul rasa stres
Rasa gelisah dan tegang
MK : NYERI MELAHIRKAN (D.0079)
Hal. 176 Ekspresi wajah meringis
Pertambahan uterus dalam rongga abdomen meningkat
Terjadi peningkatan volume tidal, volume
ventilasi per menit Pola napas menjadi
dalam Pola napas menjadi
dalam dispnea
Tekanan darah menurun Mengeluh sesak
Kebutuhan oksigen meningkat
Mengeluh lelah Tampak lesu
2.7 Tanda Persalinan Kala I
Tanda persalinan adalah lega atau presipitasi atau penurunan, yaitu dengan lishtening atau settling atau dropping yang merupakan dimana kepala turun ke pintu panggul, terutama pada primigravida. Perut terlihat lebih lebar dan fundus rahim atau uteri turun. Akibat adanya tekanan pada kandung kemih dari bagian bawah janin, sering buang air kecil atau sulit buang air kecil. Ada kontraksi yang lemah di dalam rahim atau uteri sehingga menyebabkan sakit atau nyeri di perut dan pinggang fase labor pain (masa nyeri persalinan),mengalami nyeri yang durasi, frekuensi, dan kekuatanya bertambah setiap waktu. Leher rahim menjadi longgar atau servik menjadi lembek, dan mulai mendatar, dan sekresi meningkat dan mungkin bercampur dengan darah bloody show (fenomena darah), tekanan darah meningkat (Hafifah, 2018)
Gejala yang terjadi pada kala I yaitu adanya his yaitu nyeri atau keram pada daerah perut bawah dan pinggang secara perlahan hingga teratur dan bertambah sering menjelang melahirkan. Tanda selanjutnya yaitu keluar lendir bercampur darah dan air ketuban ( YKI, 2019). Tanda – tanda impartus yaitu a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian servik.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirnya.
d. Pada pemeriksaan dalam telah ada pembukaan dan, pendataran serviks.
2.8 Komplikasi Persalinan Kala I
Komplikasi pada persalinan kala 1 merupakan suatu keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan ataupun kematian pada ibu maupun pada bayi karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan.
Diantaranya adalah : ketuban pecah dini, persalinan preterm, vasa previa, prolaps tali pusat, persalinan disfungsional, ruptur uterus, plasenta akreta, inversi uterus.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian komplikasi persalinan adalah : Antenatal Care, status paritas, usia, penyakit penyerta ibu jarak tempat tinggal ke rs, rumah sakit atau instansi yang merujuk (Irmayanti, 2017)
8
2.9 Pemeriksaann Pada Ibu Hamil Kala 1 1) Pemeriksaan Diagnostik
a. USG
Teknik diagnostic untuk pengujian struktur badan bagian yang melibatkan formasi bayangan dua dimensi dengan gelombang ultrasonic.
Ultrasonografi dapat mengidentifikasi kehamilan ganda, animaly janin, ataumelokalisai kantong amnion pada amniosintesis.
b. Pemeriksaan Hb, Gula Darah
Pemeriksaan Hb dilakukan 2 kali selama kehamilan. Pada trimester pertama dan pada kehamilan 30 minggu, karena pada usia 30 minggu terjadi puncak hemodilusi. Ibu dikatakan anemia ringan Hb <11 gr% dan anemia berat <8 gr%. Dilakukan juga pemeriksaan golongan darah, protein dan kadar glukosa pada urin. Hb normal = 11,4– 15,1 gr/dl2).
Golongan darah = A, B, AB, & O3. Faktor RH = +/-4) c. Amniosintesis
Berguna mengidentifikasi secara dini adanya kelainan kongenital yang dialami oleh janin sehingga dapat ditentukan tindakan untuk terminasi kehamilan atau melanjutkan kehamilan.
d. Amnioskopi
Berguna membantu menseleksi kasus secara cermat untuk dilakukan induksi persalinan bila pada kehamilan ditemukan risiko janin.
2) Pemeriksaan Fisik
a. Melakukan pemeriksaan pembukaan serviks untuk menentukan kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan dengan mempalpasi abdomen (leopold) sehingga memberikan informasi jumlah fetus, letak janin dan penurunan janin serta pemeriksaan vagina untuk mengetahui membran, serviks, foctus dan station (Yulizawati dkk, 2019) b. Pemeriksaan bukaan 1-10, pada pembukaan kurang dari 4 cm biasanya
berlangsung 8 jam. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm, dalam 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm. (Wahidah, 2017)
c. Memeriksa obstetri kala 1 perlu diperhatikan kondisi umum, adanya anemia, ikterus, kesadaran ibu hamil juga komunikasi personal.
Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk mengetahui tinggi dan berat badan ibu hamil, tekanan darah, nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu tubuh. (JNPK-KR, 2017).
d. Pemeriksaan abdomen untuk menentukan TFU, memantau kontraksi uterus. Penilaian His pada ibu hamil normalnya 3-4 kali dalam 10 menit selama 40-60 menit dengan interval 2-3 menit. (Apriza dkk, 2020)
2.10 Penatalaksanaan Klinis Pada Ibu Hamil Persalinan Kala I
1) Penanganan Umum (Yulizawati dkk, 2019)
Beri rasa tenang, dukungan serta dengarkan keluhan ibu
Berikan ibu keleluasaan untuk berganti posisi sesuai keinginan, jika posisi tidur disarankan miring ke kiri
Anjurkan suami atau keluarga memberi pijatan punggung untuk meningkatkan aliran darah, mengurangi tekanan dan memberi kehangatan pada otot sehingga memicu terbentuknya hormon endorfin yang memberikan kenyamanan dan menurunkan nyeri.
Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan
Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi -memberikan kecukupan energi dan mencegah dehidrasi. Oleh karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif
Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan
Jika nyeri terasa amat menganggu, pemberian teknik relaksasi dan kompres hangat dianjurkan
Berikan pencegahan infeksi untuk mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir
2) Pengobatan / penanganan
Dengan menggunakan Magnesium Sulfat : dosis awal 4 gr, intravena dilanjutkan dengan 1-3 gr/jam. Efek samping yang ditimbulkan yaitu
10
depresi pernafasan. Golongan andregenic untuk merangsang reseptor pada otot polos uterus sehingga terjadi relaksasi dan hilangnya kontraksi. Jenis obatnya yaitu Tarbutalin dengan dosis 0,25 mg diberikan dibawah kulit setiap 30 menit maksimum 3 kali, atau Ritodin diberikan secara infus intravena maksimum 0,35 mg/menit sampai 6 jam setelah kontraksi hilang dengan dosis pemeliharaan secara oral 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam, dilanjutkan tiap 8 jam sampai kontraksi hilang. Selain itu perlu membatasi aktivitas atau tirah baring.
Pematangan paru janin dengan pemberian kortiko steroid diberikan pada umur kebersalinan 34-38 minggu dan 24 jam sebelum persalinan, pemberian surfaktan.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Keperawatan 1) Identitas klien
Mengkaji identitas klien yang meliputi : nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, lamanya perkawinan, dan alamat.
Usia ibu dalam kategori usia subur (15-49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda (kurang 32 dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan kelompok resiko tinggi.
2) Identitas penanggung jawab
Mengkaji identitas penanggung jawab meliputi : nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, lamanya perkawinan, dan alamat.
3) Keluhan utama
Klien mengeluh sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur keluar lender dan bercampur darah.
4) Riwayat penyakit sekarang
Usia kehamilan 37-40 minggu, klien mengeluh sakit perut dan keluar lender bercampur pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
5) Riwayat penyakit dahulu a. Riwayat pembedahan
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan, kapan, oleh siapa, dan dimana tindakan tersebut berlangsung.
b. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya; DM, jantung, hipertensi, masalah ginekologi atau urinary, penyakit endokrin dan penyakit-penyakit lainnya.
12
c. Riwayat keluarga berencana
Meliputi alat kontrasepsi yang digunakan, lama penggunaan, keluhan selama penggunaan, jumlah anak yang direncanakan. (Yuli R, 2017) 6) Riwayat obstetri
a. Keadaan haid
Yang perlu diketahui pada keadaan haid adalah tentang menarche, siklus haid, hari pertama haid terakhir, jumlah dan warna darah keluar, lamanya haid, nyeri atau tidak, bau.
b. Perkawinan
Yang perlu ditanyakan berapa kali kawin dan sudah berapa lama.
c. Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan yang perlu diketahui adalah berapa kali melakukan ANC (Ante Natal Care), selama kehamilan periksa dimana, perlu di ukur berat badan dan tinggi badan.
7) Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sekarang perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu resti atau tidak, meliputi :
a. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) : Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan
b. Hari Perkiraan Lahir (HPL) : Untuk mengetahui perkiraan lahir
c. Keluhan-keluhan : Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada trimester I, II dan II
d. Ante Natal Care (ANC) : Mengetahui riwayat ANC, teratur / tidak, tempat ANC, dan saat kehamilan berapa (Wiknjosastro, 2015)
8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a. Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu dan hasil pemeriksaan kehamilan
b. Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada perdarahan atau tidak, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan.
c. Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir hidup, apakah dalam kesehatan yang baik) apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada masa nifas, dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya. (Wiknjosastro, 2017).
9) Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang, jelek (Prihardjo, 2016). Pada persalinan normal keadaan umum klien baik (Nugroho, 2017).
b. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran klien apakah composmetis, apatis, somnolen, delirium, semi koma dan koma. Pada kasus ibu bersalin dengan letak sunsang kesadarannya composmentis.
c. Tanda vital
Tekanan darah. Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi.
Batas normalnya 120/80 mmHg
Nadi. Untuk mengetahui nadi klien yang dihitung dalam menit. Batas normalnya 69-100 x/ menit
Respirasi. Untuk mengetahui frekuensi pernafasan klien yang dihitung dalam 1 menit. Batas normalnya 12-22 x/ menit
Suhu. Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan febris/
infeksi dengan menggunakan skala derajat celcius. Suhu wanita saat bersalin tidak lebih dari 38º. (Saifuddin, 2017).
10) Pemeriksaan Fisik (B1-B6) a. B1 (BREATHING)
Biasanya ibu mengeluarkan lebih banyak karbondioksida. Frekuensi dan kedalaman pernapasan akan meningkat. Rata-rata PaCO2 menurun menjadi 22 mmHg pada akhir kala I.
b. B2 (BLOOD)
Curah jantung biasanya meningkat 40-50% dibandingkan dnegan kadar sebelum persalinan. Biasanya pula tekanan vena iskemik meningkat, rata- rata sistolik meningkat 10 mmHg dan tekanan diastolik menjadi 5-19 mmHg selama kontraksi.
c. B3 (BRAIN)
Ditemukan respon nyeri yang disebabkan oleh dilatasi serviks dan distensi segmen uterus bawah. Fase kontraksi pendek dan lemah selama 5 sampai 10 menit atau lebih dan berlangsung selama 20-30 detik. Sensasi lainnya pada punggung bawah dan menjalar ke sekeliling korset/ikat
14
ponggang. Selain itu adanya rasa tegang, cemas, rasa jengkel dan konflik batin.
d. B4 (BLADDER)
Ibu hamil perlu diingatkan untuk berkemih untuk mencegah obstruksi persalinan akibat kandung kemih yang penuh.
e. B5 (BOWEL)
Biasanya ibu hamil akan mengeluh mual dan muntah pada fase transisi yang menandai akhir fase pertama persalinan. Perubahan saluran cerna ini kemungkinan timbul sebagai respon terhadap salah satu kombinasi antara faktor seperti kontraksi uterus, nyeri, rasa takut, khawatir atau komplikasi.
f. B6 (BONE)
Biasanya ibu hamil akan mengeluhkan rasa letih yang amat sangat akibat nyeri yang dialami
3.2 Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN 1. DS : biasanya klien akan mengeluh
sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat. (normalnya 3-4 kali dalam 10 menit selama 40-60 menit dengan interval 2-3 menit)
DO :
Klien tampak meringis
Uterus teraba bulat
Biasanya frekuensi nadi meningkat (dari kondisi normal atau >100x/menit)
Tekanan darah meningkat selama kontraksi (meningkat 10
Peningkatan progesteron dan
estrogen Oksitoksin meningkat
Prostaglandin meningkat Uterus berkontraksi
Perasaan nyeri
Nyeri Melahirkan (D.0079) Hal. 176
mmHg pada sistolik dan 5-19 mmHg pada diastolik)
Frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat
2 DS : biasanya klien akan mengeluh lelah dan merasa kurang tenaga.
Selain itu juga rasa lelah disebabkan oleh nyeri yang terus-menerus dirasakan. Ibu hamil biasanya mengeluh ingin terus berada di tempat tidur dan ambulasi tidak terasa nyaman.
DO :
Klien tampak lesu dan berkeringat
klien berbaring terus menerus dan jarang melakukan pergerakan
Kepala bayi menurun Menekan jaringan Hipoksia jaringan
Keletihan (D.0057) Hal. 130
3 DS : ibu hamil biasanya mengeluhkan cemas, tegang, takut selama proses persalinan. Selain itu ibu hamil juga mengatakan khawatir jika bayi yang dilahirkan akan cacat atau biasanya ibu hamil akan mengeluhkan takut dan khawatir tanpa tahu sebabnya. Ibu hamil juga mengeluhkan sesak dan jantung berdebar-debar.
DO :
Ibu hamil tampak gelisah dan
Fase akselerasi Fase dilatasi
Kontraksi uterus meningkat Rasa nyeri meningkat
Timbul rasa stress
Ansietas (D.0080) Hal. 180
16
tegang
Frekuensi napas meningkat (>20x/menit)
Frekuensi nadi meningkat (>100x/menit)
Tekanan darah meningkat (meningkat 10 mmHg pada sistolik dan 5-19 mmHg pada diastolik)
Rasa gelisah dan tegang Muka tampak pucat
4 DS : biasanya klien akan mengeluh lemas dan napas sedikit terengah DO :
Klien tampak pucat
Klien tampak lemas
Metabolisme meningkat
Kadar aliran darah menurun
Aliran balik vena menurun
Risiko Penurunan Curah Jantung
(D.0011) Hal. 41
5 DS : biasanya klien akan mengeluh tidak nyaman akibat nyeri yang dialami. Klien juga mengeluh lelah.
DO :
Klien tampak gelisah
Perubahan denyut jantung (takikardi atau >100x/menit)
Pola napas berubah cepat dan dangkal
Fase dilatasi
Kontraksi uterus meningkat
Fase deselerasi Adanya penekanan
pada jaringan Rasa nyeri meningkat
Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)
Hal. 166
6 DS : biasanya klien akan mengeluh sesak dan napas yang cepat juga
Pertambahan uterus dalam rongga
Pola Napas Tidak Efektif (D.0005)
dangkal DO :
Adanya pola napas abnormal (kusmaul, cepat dan dangkal)
abdomen meningkat
Terjadi peningkatan volume tidal, volume
ventilasi per menit
Pola napas menjadi dalam dispnea
Hal. 26
7 DS : klien mengeluh merasa nyeri yang amat sangat pada bagian uterus.
DO :
Adanya masalah kontraksi
Pembesaran rahim dan peregangan Terjadi iskemia
Uteroplasenta terganggu Hipoksia jaringan
Risiko Cedera Pada Janin (D.0138)
Hal. 298
3.3 Rumusan Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Melahirkan (D.0079) berhubungan dengan pengeluaran janin dibuktikan dengan biasanya klien akan mengeluh sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat. (normalnya 3-4 kali dalam 10 menit selama 40-60 menit dengan interval 2-3 menit. Klien tampak meringis, uterus teraba bulat.
Biasanya frekuensi nadi meningkat (dari kondisi normal atau >100x/menit).
Tekanan darah meningkat selama kontraksi (meningkat 10 mmHg pada sistolik dan 5-19 mmHg pada diastolik). Frekuensi dan kedalaman
18
pernapasan meningkat.
2. Keletihan (D.0057) berhubungan dengan kondisi fisiologis (kehamilan) dibuktikan dengan biasanya klien akan mengeluh lelah dan merasa kurang tenaga. Selain itu juga rasa lelah disebabkan oleh nyeri yang terus-menerus dirasakan. Ibu hamil biasanya mengeluh ingin terus berada di tempat tidur dan ambulasi tidak terasa nyaman. Klien tampak lesu dan berkeringat serta klien berbaring terus menerus dan jarang melakukan pergerakan
3. Ansietas (D.0080) berhubungan dengankekhawatiran mengalami kegagalan dibuktikan dengan ibu hamil biasanya mengeluhkan cemas, tegang, takut selama proses persalinan. Selain itu ibu hamil juga mengatakan khawatir jika bayi yang dilahirkan akan cacat atau biasanya ibu hamil akan mengeluhkan takut dan khawatir tanpa tahu sebabnya. Ibu hamil juga mengeluhkan sesak dan jantung berdebar-debar. Ibu hamil tampak gelisah dan tegang. Frekuensi napas meningkat (>20x/menit). Frekuensi nadi meningkat (>100x/menit).
Tekanan darah meningkat (meningkat 10 mmHg pada sistolik dan 5-19 mmHg pada diastolik)
4. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) berhubungan dengan posisi tubuh yang menghambat ekspansi parudibuktikan dengan biasanya klien akan mengeluh sesak dan napas yang cepat juga dangkal. Adanya pola napas abnormal (kusmaul, cepat dan dangkal)
5. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan dibuktikan dengan biasanya klien akan mengeluh tidak nyaman akibat nyeri yang dialami. Klien juga mengeluh lelah. Klien tampak gelisah.
Perubahan denyut jantung (takikardi atau >100x/menit).Pola napas berubah cepat dan dangkal
6. Risiko Cedera Pada Janin (D.0138) berhubungan dengan persalinan lama kala 1
7. Risiko Penurunan Curah Jantung (D.0011) berhubungan dengan perubahan irama jantung
3.4 Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
Nyeri Melahirkan
(D.0079) berhubungan denganpengeluaran janin dibuktikan dengan biasanya klien akan mengeluh sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat. (normalnya 3- 4 kali dalam 10 menit selama 40-60 menit dengan interval 2-3 menit. Klien tampak meringis, uterus teraba bulat. Biasanya frekuensi nadi meningkat (dari
kondisi normal
atau >100x/menit).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama kala satu diharapkan Tingkat Nyeri (L.08066) meningkat dengan kriteria hasil :
Keluhan nyeri meningkat (rasa nyeri dan kontrol nyeri pad aibu hamil persalinan kala I biasanya meningkat.
Ibu hamil dapat beradaptasi dengan perasaan nyeri akibat his yang muncul. Penilaian His pada ibu hamil normalnya 3-4 kali dalam 10 menit selama 40-60 menit dengan interval 2-3 menit )
Manajemen Nyeri (I.08238) Hal. 201
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
5. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
1. Lokasi nyeri pada persalinan kala 1 diperparah pada bagian uterus akibat adanya kontraksi. Nyeri yang dialami bisa berlangsung selama 6-8 jam
2. Skala nyeri yang dirasakan tergantung pada beratnya kondisi yang dialami klien.
Umumnya skala nyeri pada kala 1 nyeri yang dialami masih lebih ringan dibandingkan kala 2
3. Respon nyeri non-verbal bisa berupa raut wajah klien yang meringis, sikap protektif, gelisah
4. Faktor yang memperberat nyeri adalah kontraksi uterus secara terus menerus
5. Teknik nonfarmakologis membantu mengurangi rasa nyeri yang dialami klien
20
Tekanan darah meningkat selama kontraksi (meningkat 10 mmHg pada sistolik dan 5-19 mmHg pada diastolik).
Frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat.
Meringis menurun (respon nonverbal ibu berupa wajah yang meringis berkurang)
Frekuensi nadi membaik (60- 100x/menit)
Pola napas membaik (16- 20x/menit)
Tekanan darah membaik (90/60 mmHg-120/80 mmHg)
Edukasi
6. Jelaskan strategi meredakan nyeri 7. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
8. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi -
Intervensi Jurnal Pendukung Pemberian terapi relaksasi akupresus genggam jari
sehingga klien dapat merasa kebih yaman 6. Teknik non farmakologis yang bisa
digunakan untuk meredakan nyeri adalah teknik napas dalam atau relaksasi. Relaksasi mengurangi ketegangan dan kelelahan yang memperluas rasa sakit yang dialami selama hamil dan melahirkan, selain itu juga memungkinkan ketersediaan oksigen yang maksimum bagi rahim serta mengurangi rasa sakit semenjak otot bekerja.
7. Memonitor nyeri secara mandiri membantu perawat dalam memberikan intervensi yang tepat juga melatih ibu untuk peka terhadap rasa nyeri yang dialami
8. Teknik nonfarmakologis dilakukan dengan cara menarik napas dari hidung dalam waktu 3-5 detik lalu menghembuskan napas lewat mulut dalam waktu 3-5 detik pada saat kontraksi uterus. Kemudian ibu bernapas dengan normal 1-2 menit lalu menarik napas dalam dengan mengempiskan rongga
abdomen dan mengeluarkan dari mulut dalam waktu 3-5 detik dengan kombinasi posisi duduk 10 menit, berdiri 10 mmenit dan bejalan 10 menit.
Intervensi Jurnal Pendukung
Teknik akupresur dapat meningkatkan pengeluaran endorphin dalam darah sehingga nyeri selama persalinan dapat terkontrol, terapi ini juga merangsang pelepasan oksitosin dari kelenjar hipofisis yang secara langsung merangsang kontraksi rahim.
Keletihan (D.0057)
berhubungan dengan kondisi fisiologis (kehamilan) dibuktikan dengan biasanya klien akan mengeluh lelah dan merasa kurang tenaga.
Selain itu juga rasa lelah disebabkan oleh nyeri yang terus-menerus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama kala satu diharapkan Tingkat Keletihan
(L.05046) menurun dengan
kriteria hasil :
Tenaga meningkat (ibu hamil dapat melakukan proses persalinan dengan baik dengan tenaga yang cukup
Manajemen Energi (I.05178) Hal. 176
Observasi :
1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
Terapeutik :
2. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
1. Kelelahan fisik pada ibu hamil kala 1 disebabkan penekanan akibat perubahan letak kepala bayi sehingga terjadi hipoksia jaringan. Keluhan lelah biasanya bertambah akibat nyeri hebat yang dialami.
Sedangkan pada kelelahan emosional, ibu hamil akan merasa lelah akibat perasaan gelisah, takut dan cemas yang dialami.
Adanya perubahan tekanan darah dan juga denyut jantung meningkatkan perasaan
22
dirasakan. Ibu hamil biasanya mengeluh ingin terus berada di tempat tidur dan ambulasi tidak terasa nyaman. Klien
tampak lesu dan
berkeringat serta klien berbaring terus menerus dan jarang melakukan pergerakan
dengan kekuatan mengejan yang terpenuhi)
Verbalisasi lelah menurun (ibu hamil dapat beradaptasi dengan rasa lelah yang dialami)
Lesu menurun (kekuatan untuk menngejan saat persalinan dapat terpenuhi)
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi :
4. Anjurkan tirah baring
5. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
6. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi : -
Intervensi Jurnal Pendukung Pemberian teknik relaksasi aroma terapi
lelah ibu hamil
2. Lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus memberikan perasaan tenang sehingga membuat pelepasan katekolamin bisa terhambat
3. Aktivitas distraksi yang menenangkan bisa berupa mendengarkan lagu. Lagu atau musik yang tenang menstimulus otak untuk melepaskan hormon dopamin sehingga stress dapat berkurang dan perasaan lelah bisa menurun
4. Ibu hamil dianjurkan untuk dapat leluasa dalam menentukan posisi tubuhnya. Tirah baring memberikan rasa nyaman dan membantu ibu untuk beradaptasi dengan rasa lelah yang dialaminya. Tirah baring yang dianjurkan adalah posisi ke kiri karena dapat membuat ibu lebih nyaman dan efektif untuk membantu perbaikan oksiput yang melintang pada bayi untuk berputar menjadi posisi oksiput anterior
serta mengurangi risiko terjadinya laserasi dan memperlancarkan aliran darah melalui plasenta serta suplai oksigen ke janin 5. Tanda dan gejala kelelahan yang tidak
kunjung berkurang dapat menjadi pemicu munculnya komplikasi dan proses persalinan yang tidak normal.
6. Strategi koping yang bisa dilakukan untuk mengurangi kelelahan adalah dengan melakukan teknik relaksasi distraksi sehingga ibu hamil bisa merasa lebih tenang
Intervensi Jurnal Pendukung
Aromaterapi memberikan efek menyenangkan dan membuat tubuh lebih relaks dan bebas selain itu dapat meningkatkan semangat ibu hamil dan menstimulus otak untuk dapat beradaptasi dengan keletihan yang dirasakan.
Contohnya adalah minyak atsiri, ketika aroma minyak ini tercium oleh hidung maka molekul
24
akan berikatan dengan reseptor-reseptor penangkap aroma yang terdapat dalam hidung.
Reseptor tersebut kemudian mengirim sinal- sinyal kimiwai melalui jalur syaraf ke sistem limbik di otak, di mana sistem tersebut mengatur keadaan emosi seseorang. Hal ini kemudian akan memengaruhi perasaan ibu hamil yang mengalami kelelahan
Risiko Cedera Pada
Janin (D.0138)
berhubungan dengan persalinan lama kala 1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama kala satu diharapkan Tingkat Cedera
(L.14136) menurun dengan
kriteria hasil :
Kejadian cedera menurun (risiko terjadinya kejadian abnormal saat persalinan rendah)
Tekanan darah membaik (90/60 mmHg - 120/80 mmHg)
Pemantauan Denyut Jantung Janin (I.02056)
Hal. 239 Observasi :
1. Identifikasi status obstetrik 2. Identifikasi riwayat obstetrik 3. Periksa denyut jantung bayi selama
1 menit
4. Monitor denyut jantung janin 5. Monitor tanda vital ibu
1. Status obstetrik memberikan perawat informasi yang tepat terkait kondisi ibu hamil dan juga janin sehingga perawat dapat memberikan intervensi yang sesuai untuk mencegah terjadinya komplikasi pada ibu dan janin
2. Riwayat obstetrik memberikan perawat informasi yang tepat terkait riwayat ibu hamil dan juga janin sehingga perawat dapat memberikan intervensi yang sesuai untuk mencegah terjadinya komplikasi pada ibu dan
Frekuensi nadi membaik (60- 100x/menit)
Frekuensi napas membaik (16-20x/menit)
Terapeutik :
6. Atur posisi pasien
7. Lakukan mahuver leopold untuk menentukan posisi janin
Edukasi :
8. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
9. Informasikan hasil pemantauan
janin
3. Pemeriksaan denyut jantung janin merupakan pemeriksaan yang bertujuan untik mengetahui kesejahteraan janin dengan mendengarkan DJJ secara langsung. Teknik yang dilakukan dapat menggunakan monoaural stetoschope/
fetoscope, doppler, CTG, ataupun USG.
4. Denyut jantung janin normal adalah 120- 160x/menit
5. Tanda vital ibu akan mengalami banyak perubahan. Tekanan darah akan meningkat selama kontraksi dengan kenaikan sistole 10- 20 mmHg dan diastole 5-10 mmHg, frekuensi dan pola napas berubah menjadi cepat dan dangkal.
6. Pada kala I ibu hamil disarankan untuk mengambil posisi miring ke kiri karena dapat membuat ibu lebih nyaman dan efektif untuk membantu perbaikan oksiput yang melintang pada bayi untuk berputar menjadi posisi
26
oksiput anterior serta mengurangi risiko terjadinya laserasi dan memperlancarkan aliran darah melalui plasenta serta suplai oksigen ke janin
7. Cara melakukan mahuver leopold :
a. Leopold 1 dengan menempatkan kedua telapak tangan di bagian atas perut untuk menentukan letak bagian tertinggi rahim lalu meraba perlahan area ini untuk memperkirakan bagian tubuh bayi.
Kepala bayi akan teraba keras dan bentuknya bundar. 95% kehamilan, posisi bokong berada di bagian tertinggi rahim ini
b. Leopold 2 dengan meraba perlahan kedua isi perut menggunakan kedua telapak tangan tepatnya di area sekitar umbilikus, tahap ini untuk mengetahui bayi bumil menghadap ke kiri atau kanan. Punggung bayi akan teras albar dan keras, sedangkan bagian tubuh lain
akan terasa lebih lembut, tidak beraturan dan dapat bergerak.
c. Leopold 3 dengan meraba bagian bawah perut menggunakan jempol dan jari-jari dari salah satu tangannya saja. Bertujuan untuk memastikan bagian tubuh bayi yang berada di bagian bawah rahim, jika keras berarti kepala.
d. Leopold 4 adalah dengan meraba bagian bawah perut dengan kedua telapak tangan untuk mengetahui apakah kepala bayi sudah turun sampai ke rongga panggul
8. Tujuan pemantauan adalah untuk mengumpulkan dan menganalisa denyut jantung janin sehingga mengetahui ada tidaknya ketidaknormalan dari kondisi janin.
Prosedurnya adalah dengan melakukan monitoring serta pemerikaan DJJ dan juga mahuver leopold.
28
9. Orangtua baik ibu dan suami perlu mengetahui sehingga dapat terus kooperatif dalam pemantauan denyut jantung janin
TELAAH JURNAL
MASALAH KEPERAWATAN 1 - NYERI MELAHIRKAN (D.0079)
NO PENULIS TAHUN JUDUL TUJUAN METODE HASIL KESIMPULAN
1. Indah Nurfazriah, Ayuni Cahya Utami
2021 Pengaruh Terapi Relaksasi Akupresur (Genggam Jari) Terhadap
Nyeri Persalinan Kala I Aktif
untuk mengetahui pengaruh akupresur terhadap pengurangan intensitas nyeri persalinan.
Yang digunakan adalah studi tinjauan (literature review) yang mencoba menggali informasi mengenai pengaruh terapi relaksasi akupresur terhadap nyeri persalinan kala 1 aktif.
Sumber untuk melakukan tinjauan literature ini meliputi studi pencarian sistematis database terkomputerisasi (CINAHL dan Google cendekia) dalam bentuk jurnal penelitian yang berjumlah 3 jurnal.
Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan penulisan daftar pustaka American Psychological Association (APA Format 6th Ed).
Dari ketiga jurnal menunjukan bahwa terdapat pengaruh pengaruh terapi relaksasi akupresur terhadap nyeri persalinan kala 1 aktif. Pengujian data menggunakan uji statistik t berpasangan menunjukkan t hitung 17,357 dengan df
= 37, t tabel 2,026 dan dalam penelitian dipakai nilai level of significant 95%
atau α = 0,05, berdasarkan hasil penelitian nilai signifikan sebesar 0,000 artinya nilai tersebut (0,000) dibawah nilai signifikan yang dapat ditolerir (0,05) sehingga nilai t tabel signifikan dan dapat digunakan, dimana nilai t hitung > t tabel (17,357 > 2,026) menyimpulkan bahwa metode akupresur efektif secara signifikan terhadap pengurangan intensitas nyeri persalinan pada ibu
inpartu kala I.
Berdasarkan hasil analisis dari ketiga jurnal penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh akupresur terhadap pengurangan intensitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif. Teknik relaksasi genggam jari merupakan cara yang mudah untuk mengelola emosi dan mengembangkan
kecerdasan emosional.
Selain itu, Metode akupresur juga mudah dilakukan, hampir tidak memiliki efek samping karena tidak melakukan tindakan infasif.
30
TELAAH JURNAL
MASALAH KEPERAWATAN 2 - KELETIHAN (D.0057)
NO PENULIS TAHUN JUDUL TUJUAN METODE HASIL KESIMPULAN
2 Ninik Azizah, Dian Puspita Yani, Eka
Nur Aida
2018 Efektifitas Teknik Relaksasi
Aroma Terapi Terhadap Kemajuan Persalinan Kala I Fase
Aktif
mengetahui efektifi tas teknik relaksasi
aroma terapi terhadap kemajuan persalinan kala
I fase aktif di PMB Siti Rofi
atun, SST Sambirejo, Jogoroto, Jombang.
Desain penelitian ini adalah pra eksperimen dengan pendekatan one group pretest dan postest.
Jumlah sampel adalah 16 ibu bersalin di PMB Siti Rofi atun, SST. Dalam pengambilan sampel teknik yang digunakan adalah teknik non random dengan pendekatan purposive sampling dan untuk pengambilan data menggunakan instrumen berupa sop dan partograf. Teknik analisa data menggunakan uji Wilcoxon untuk menganalisa efektifi tas teknik relaksasi aroma terapi terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif dengan menggunakan tingkat signifi kan α = 0,05
adanya efektifi tas teknik relaksasi aroma terapi terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif.
Menurut peneliti hal ini disebabkan karena dengan pemberian aromaterapi seseorang menjadi merasa rileks dalam menghadapi persalinan sehingga rasa nyeri yang dirasakan menjadi terdistraksi. Nyeri yang terdistraksi akan berkurang intensitasnya sehingga persalinan menjadi lancar. Asumsi peneliti ini juga didukung oleh beberapa hasil penelitian terdahulu yaitu dari penelitian Dewi Fitria tentang efektivitas kombinasi teknik relaksasi aroma terapai dan teknik nafas dalam terhadap nyeri kala I fase aktif persalinan didapatkan data bahwa terapi hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan nyeri kala 1 fase aktif persalinan secara bermakna pada kelompok eksperimen setelah diberikan kombinasi aromaterapi dan teknik napas dalam dimana P value < α atau 0,000 < 0,05
Ada efektifitas teknik relaksasi aroma terapi terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Persalinan kala satu merupakan permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan servik yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada primipara kala I berlangsung kira-kira 13 jam sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.Tahap awal dari persalinan yaitu fase aktif dan fase laten merupakan masa yang menegangkan, melelahkan dan dapat menimbulkan kecemasan pada ibu.
Pada konsep teori asuhan keperawatan ibu bersalin kala 1 ini ditemukan beberapa masalah keperawatan salah satunya yang merupakan masalah keperawatan utama yaitu nyeri akut. Adanya nyeri akibat kontraksi uterus menjadi hal penting yang perlu perawat berikan intervensi. Intervensi yang diambil dapat berupa manajemen nyeri maupun intervensi pendukung yang berasal dari penelitian.
4.2 Saran
Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan memperluas wawasan mengenai proses persalinan kala 1. Karena dengan adanya pengetahuan dan wawasan yang luas, mahasiswa akan mampu mengembangkan diri dalam masyarakat mengenai salah satu fase dalam persalinan yaitu persalinan kala 1. Peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu mahasiswa melalui studi kasus agar dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien bersalin kala 1 secara komprehensif. Bagi institusi pelayanan kesehatan, memberikan pelayanan dan mempertahankan hubungan kerja yang baik antara tim kesehatan dan klien yang ditunjukan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang optimal.
22
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawati, D. (2017). Manajemen intervensi fase laten ke fase aktif pada kemajuan persalinan. Nurscope: Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah,3(4), 27- 34.
Lathifah, N. S., & Iqmy, L. O. (2018). Pengaruh L14 terhadap Peningkatan Kontraksi pada Kala I Persalinan.Jurnal Kesehatan,9(3), 433-438.
Susilowati, D., Prastika, D. A., & Martanti, L. E. (2021). FAKTOR PERSALINAN KALA 1 LAMA DI PUSKESMAS KETUWAN BLORA. Midwifery Care Journal,2(4), 146-155.
Rakman, P. P., Sulistyowati, A., Triestuning, E., & Putra, K. W. R. (2021).ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. L DENGAN DIAGNOSA MEDIS"
PERSALINAN NORMAL" KALA 1 DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUMAH BERSALIN BIDAN EVA DESA KLURAK KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIARJO (Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo).
Supliyani, E. (2017). Pengaruh masase punggung terhadap intensitas nyeri persalinan kala 1 di kota Bogor.Jurnal Bidan,3(1), 234041.
Ayu, N. G., & Supliyani, E. (2019). Karakteristik Ibu Bersalin Kaitannya Dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Di Kota Bogor. Jurnal Kebidanan Malahayati,3(4).
Nurfazriah, I., & Utami, A. C. (2021). PENGARUH TERAPI RELAKSASI AKUPRESUR (GENGGAM JARI) TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I AKTIF. In Proceeding Book Seminar Nasional Interaktif dan Publikasi Ilmiah (Vol. 1, No. 2, pp. 277-281).
Azizah, N., Yani, D. P., & Aida, E. N. (2018). Efektifitas Teknik Relaksasi Aroma Terapi Terhadap Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 226-232.
Handayani, S., & Pratiwi, A. (2021). POSISI MIRING KIRI PADA PERSALINAN TERHADAP LAMA KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN.Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan,13(2).
Yulizawati, A., & Lusiana, F. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan.Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Kurniarum, A., SiT, S., Kurniarum, A., & SiT, S. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
24 LEMBAR KINERJA ANGGOTA KELOMPOK
SEBELUM KONSUL
NO NAMA NRP KINERJA
1 Febielle Devna S 9103020002 Membuat definisi persalinan kala 1
Membuat tahapan persalinan kala 1
Membuat perubahan psikososial pada ibu hamil
Membuat WOC persalinan kala 1
Memperbaiki manifestasi klinis persalinan kala 1 yang dibuat oleh Leoni
Memperbaiki penunjang yang dibuat oleh Mitha
Membuat konsep pengkajian persalinan
Memperbaiki analisa data yang dibuat Mitha
Membuat pohon masalah
Membuat rumusan diagnosa
Memperbaiki luaran dan intervensi MK nyeri akut dan gangguan rasa nyaman yang dibuat oleh Yuris
Membuat rasional MK nyeri akut dan gangguan rasa nyaman
Membuat kesimpulan
2 Angelina Leoni 9103020006 Membuat klasifikasi persalinan
Membuat definisi dari persalinan normal (merevisi definisi yang dibuat mitha)
Membuat definisi dari etiologi persalinan normal (merevisi etiologi yang dibuat mitha)
Membuat perubahan fisiologis persalinan kala 1
Membuat manifestasi klinis dan komplikasi
Membuat konsep pengkajian persalinan
3 Meisya Salsabilah 9103020008 Selama pembuatan askep sebelum revisi, yang bersangkutan tidak membantu
4 Yuris Dianto 9103020010 Membuat komplikasi kehamilan dan pemeriksaan fisik
Membuat luaran dan intervensi MK nyeri akut dan gangguan rasa nyaman (Yuris memasukan semua intervensi dan luaran kurang lengkap)
5 Elisasmitha Dasilva
9103020020 Membuat latar belakang
Membuat definisi dan etiologi persalinan
Membuat pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan
Membuat analisa data
LEMBAR KINERJA ANGGOTA KELOMPOK SETELAH KONSUL DAN PRESENTASI
NO NAMA NRP KINERJA
1 Febielle Devna S 9103020002 Merevisi pemeriksaan fisik dan penunjang yang dibuat teman- teman
Merevisi ulang penatalaksanaan yang dibuat Leoni
Menjabarkan etiologi dan membuat ulang WOC bagian patofisiologi serta merevisi beberapa perubahan MK
Menambahkan proses terjadinya ansietas pada WOC
Merevisi intervensi yang masih kurang
Membuat intervensi keletihan dan risiko cedera pada janin
Membuat rasional keletihan dan risiko cedera pada janin
Membuat jurnal telaah mk keletihan (aromaterapi)
Merevisi hal-hal kecil seperti pengubahan nyeri akut menjadi nyeri melahirkan, perubahan luaran dan merapikan dokumen
Membuat PPT dan merevisi askep setelah presentasi
2 Angelina Leoni 9103020006 Merevisi pemeriksaan fisik dan penunjang
Merevisi penatalaksanaan ibu hamil
Mencari jurnal intervensi pendukung mengurangi nyeri dan mengumpulkan sumber
Merevisi askep setelah presentasi
3 Meisya
Salsabilah
9103020008 merevisi pemeriksaan pada ibu hamil
Mencari jurnal intervensi pendukungdan membuat telaah jurnal mk nyeri akut (genggam jari)
4 Yuris Dianto 9103020010 Merevisi pemeriksaan pada ibu hamil bagian penyulit kehamilan
5 Elisasmitha Dasilva
9103020020 Merevisi pemeriksaan pada ibu hamil
Mencari jurnal intervensi pendukung
*NOTE :
1. List kinerja dilist oleh anggota kelompok sendiri, namun saya (Febielle) mengoreksi kembali dan memasukkan sesuai dengan keadaan sebenarnya jika ada beberapa bagian yang memang tidak dikerjakan oleh teman-teman namun dimasukan di list
2. Teman-teman kelompok memang bekerja namun hampir 80% perlu direvisi dan dikerjakan ulang karena salah
3. Teman-teman memang tidak membantu merevisi askep setelah presentasi karena revisian hanya merubah tulisan “nyeri menurun” dan “kontrol nyeri menurun” menjadi “meningkat” dan WOC 4. Bukti kinerja kelompok ada di dalam link Gdrive dan Gdoc berikut ini :
https://drive.google.com/drive/folders/1qrnfKZ36MN9muuIK302da3SXllCSuCEx?usp=shar ing
https://docs.google.com/document/d/1v5vjY8pNvGb0V2NlVC63hcPIOdMdzZJNj2RtTq1fQ 20/edit?usp=sharing