• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

A. LATAR BELAKANG

Mata merupakan salah satu organ panca indra yang punya peranan yang penting bagi tubuh manusia, melaui mata kita dapat melihat dunia dan seisinya. Tajam penglihatan merupakan kemampuan seseorang untuk melihat suatu objek. Menurut Westheimer 2010, tajam penglihatan atau visual acuity merupakan batas kemampuan untuk membedakan objek

visual secara detail. Proses mata melihat yaitu cahaya masuk melalui kornea diteruskan ke pupil, difokuskan oleh lensa mata ke retina sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik diperkecil, sel batang dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui syaraf optik ke otak kemudian terbentuk persepsi objek bayangan sesuai benda aslinya.

Penglihatan terjadi saat sinar cahaya ditangkap oleh sel-sel yang sensitive terhadap cahaya yaitu sel fotoreseptor retina, dengan syarat media refraksi seperti kornea, aqueous humor, lensa, badan vitreus jernih.

Proses melihat tidak hanya peran fotoreseptor dari retina, tetapi merupakan suatu kerjasama neural yang melibatkan otak (Skalicky, 2015; American Academy of Ophthalmology Staff, 2016b; Dowling dan Dowling, 2016).

Kelainan refraksi dapat terjadi ketika bentuk mata mencegah bayangan benda dari luar untuk dapat difokuskan dan tepat jatuh pada

(2)

retina. Perubahan bentuk bola mata dapat terjadi pada berbagai bagian di bola mata tersebut, seperti: panjang bola mata (lebih panjang atau lebih pendek), perubahan bentuk kornea, penuaan lensa (dapat menyebabkan kelainan pembiasan sinar). Kebanyakan orang memiliki satu atau lebih dari kondisi ini (Kalangi dkk, 2016).

Untuk mengetahui masih bagus atau tidaknya tajam penglihatan dan adanya gangguan.kelainan refraksi, bisa datang ke klinik mata, poli mata, atau ke optik. Tenaga refraksi biasanya akan lansung menanyakan keluhan pasien kemudian melakukan pemeriksaan awal dengan menggunakan autorefraktometer yang merupakan salah satu alat refraksi otomatis untuk melakukan pemeriksaan refraksi objektif. Namun saat ini seringkali dijumpai banyaknya tenaga Refraksi Optisi/Optometris yang sangat tergantung terhadap alat refraksi otomatis seperti auterefraktometer tersebut. Saat terjadi listrik mati meskipun dalam kondisi pencahayaan yang baik di siang hari ada kalanya pasien yang datang untuk periksa ditolak dengan alasan sedang mati listrik kemudian pasien diminta datang kembali saat listrik menyala.

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Cep Irfan Muhrom SB tahun 2020, akurasi pemeriksaan kelainan refraksi dengan menggunakan tentatif koreksi dan autorefraktometer Charops CRK7000P di GIA Optik memiliki hasil akurasi sangat baik, maka peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar perbandingan hasil pemeriksaan refraksi obyektif menggunakan autorefraktometer merk SUPORE RM-150 dan refraksi

(3)

subyektif menggunakan trial lens merk IKETANI E-35, Snellen chart projector merk HUVITZ pada jarak pemeriksaan ideal 6 m di Yabes Optical.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis ingin mengetahui perbandingan hasil pemeriksaan refraksi obyektif menggunakan autorefraktometer merk SUPORE RM-150 dan hasil refraksi subyektif menggunakan trial lens merk IKETANI E-35.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil refraksi obyektif menggunakan alat autorefraktometer dengan hasil akhir refraksi subyektif menggunakan trial lens.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Institusi

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi para mahasiswa untuk menambah pengetahuan tentang perbandingan hasil refraksi obyektif menggunakan autorefraktometer dan hasil refraksi subyektif menggunakan trial lens.

(4)

2. Manfaat Tenaga Optometri

Bagi penulis penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang seberapa besar perbandingan hasil refraksi obyektif menggunakan alat autorefraktometer dan refraksi subyektif menggunakan trial lens pada jarak ideal 6 m dan tingkat pencahayaan yang baik, menambah kepercayaan diri dalam melakukan pemeriksaan refraksi walaupun tanpa alat autorefraksi.

3. Manfaat Lahan Praktek

Dengan adanya penelitian ini tentu dapat menambah masukan bagi Yabes Optical sebagai lahan praktek untuk lebih optimal dalam memberikan layanan kesehatan berupa pemeriksaan mata baik itu pemeriksaan secara obyektif menggunakan alat autorefraktometer maupun secara subyektif menggunakan trial lens, menambah kepercayaan pasien dengan adanya tenaga yang kompeten dalam melakukan pemeriksaan refraksi baik dengan atau tanpa alat autorefraksi.

E. RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada autorefraktometer merk SUPORE RM-150 dan trial lens merk IKETANI E-35 dan kelainan refraksi pada rentang usia 15-35 tahun.

(5)

2. Ruang Lingkup Metode

Ruang lingkup penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

3. Ruang Lingkup Keilmuan

Ruang lingkup penelitian ini merupakan bidang Ilmu Refraksi Klinik dan Instrumen Refrakasi.

4. Ruang Lingkup Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Yabes Optical yang beralamat di Jl, Dr.

Djunjunan No.119 Pasteur Bandung, pada periode April sampai dengan Mei 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari hasil studi pendahuluan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Gambaran Tingkat Kemandirian Dan Resiko Jatuh Pada Lansia Di Desa Neglasari