1
STIKes Dharma Husada Bandung
Kelainan refraksi merupakan suatu ketidak seimbangan sistem penglihatan pada mata sehingga menghasilkan bayangan kabur yang disebabkan oleh sinar yang dibiaskan tidak tepat di retina selain itu kelainan refraksi tidak bisa diobati melainkan dapat diatasi dengan alat bantu penglihatan seperti kacamata dan lensa kontak . Menurut Sidarta Ilyas, 2013 menyatakan :
”Kelainan refraksi adalah hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, benda kaca, dan panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat didaerah makula lutea.”
Sedangkan dari data WHO (2012) diperoleh keterangan bahwa :
“Terdapat 285 juta orang di dunia yang mengalami gangguan penglihatan, dimana 39 juta orang mengalami kebutaan dan 246 juta orang mengalami penglihatan kurang (low vision). Tajam penglihatan sudah dikatakan low vision dengan visus 6/18. Secara global, gangguan penglihatan tersebut disebabkan oleh kelainan refraksi (43%), katarak (33%), dan glaukoma (2%). Meskipun demikian, bila dikoreksi dini sekitar (80%) gangguan penglihatan dapat dicegah maupun diobati.”
Berdasarkan dua kutipan diatas dapat kita ketahui ternyata kelainan refraksi itu merupakan pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan dan kelainan refraksi merupakan penyebab dari kebutaan, yang kemungkinan akan terus bertambah gangguannya, tetapi dapat didiagnosis dengan pemeriksaan mata dan dapat diatasi dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Salah satu
STIKes Dharma Husada Bandung
alat bantu penglihatan saat ini yang masih banyak digunakan adalah kacamata.
Kacamata adalah sebuah alat bantu penglihatan, kacamata terdiri dari lensa dan bingkai. Kacamata tidak hanya untuk fungsi membantu penglihatan melainkan juga dengan alasan mode, gaya atau tren.
Berkaitan dengan hal ini kacamata sebagai alat bantu, maka sudah seharusnya sebuah kacamata memiliki keadaan yang baik dan nyaman. Tetapi fakta dilapangan pemakaian kacamata banyak sekali yang mengeluhkan ketidaknyamanan dalam memakai kacamata dikarenakan beberapa faktor, salah satunya seperti posisi kacamata miring, bengkok atau posisi kacamata yang terlalu tinggi atau rendah sehingga menyebabkan kurang nyaman terhadap pemakai kacamata, maka sudah seharusnya diberikan solusi salah satu solusinya adalah dengan penyetelan kacamata, dan dilapangan jarang sekali melakukan penyetelan terlebih dahulu sebelum memberikan kacamata tersebut kepada konsumen. Upaya memberikan sebuah pelayanan terbaik dalam hal kenyamanan pemakaian kacamata sudah seharusnya diberikan.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa seseorang yang telah menginjak usia 40 tahun keatas akan membutuhkan kacamata untuk membaca jarak dekat semakin usia bertambah maka ukuran addition pada lensa kacamatapun akan bertambah pula. Ada beberapa jenis lensa untuk membantu penglihatan jarak dekat yaitu bifokal, trifokal, progresif.
Keunggulan lensa progresif yaitu tidak ada garis pembatas pada bagian lensa, pandangan jadi semakin luas, secara estetika lebih baik. Salah satu faktor kekurangan lensa progresif adalah memerlukan adaptasi yang cukup lama, dan
STIKes Dharma Husada Bandung
ketika posisi kacamata tidak sejajar atau posisi kemiringan frame tidak tepat maka akan membuat kepala menjadi pusing dan tidak nyaman .
Apabila kurang tepat dalam penyetelan kacamata maka akan berdampak negatif bagi pengguna. Beberapa kesalahan dan kurang nyaman dalam penyetelan kacamata dan pemakaian lensa progresif antara lain:
1. Posisi kemiringan frame atau layout kurang tepat, menyebabkan titik fokus lensa tidak tepat di pupil mata.
2. Posisi kesejajaran frame yang kurang sejajar, menyebabkan pemakai lensa progresif tidak nyaman.
Maka dengan ini mengindikasikan pentingnya sebuah penyetelan kacamata baik penyetelan standar maupun penyetelan aktual kacamata untuk memberikan kenyamanan pada pemakai kacamata dengan lensa progresif. Di Megane optik ada 5 orang pasien yang mengeluh ketika kacamata sudah jadi di faset tetapi merasa tidak nyaman kemudian di stel sesuai dengan anatomi wajah dan akhirnya nyaman. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang:
“Gambaran Kenyamanan Konsumen Terhadap Penyetelan Kacamata dengan Lensa Progresif di Megane Optik Bandung”
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang diatas bahwa pokok permasalahannya adalah :
“Bagaimana gambaran kenyamanan konsumen terhadap penyetelan kacamata dengan lensa progresif?”
STIKes Dharma Husada Bandung
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran kenyamanan konsumen terhadap penyetelan standar dan aktual kacamata dengan lensa progresif di Megane Optik Bandung.
D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis
Mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat memberikan kontribusi besar dalam ruang lingkup mata kuliah dispensing.
2. Manfaat untuk praktisi
Manfaat bagi seorang tenaga ahli refraksi optisi, mampu menghadapi sebuah keluhan dan memberikan solusi terbaik bagi pengguna kacamata.
3. Manfaat untuk peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun ke lapangan dan memberikan sebuah pengalaman berharga dalam belajar langsung di lapangan.
4. Manfaat untuk institusi
Diharapkan dapat memberikan peningkatan mutu pendidikan sebagai bahan referensi untuk angkatan selanjutnya.
STIKes Dharma Husada Bandung
E. Ruang Lingkup 1. Lingkup Masalah
Masalah yang diambil pada penelitian ini dibatasi mengenai gambaran kenyamanan konsumen terhadap penyetelan pemakai kacamata dengan lensa progresif di Optik Megane baik penyetelan standar maupun penyetelan aktual (penyesuaian).
2. Lingkup Metode
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, dengan mengamati gambaran kenyamanan konsumen terhadap penyetelan pemakai kacamata progresif di Optik Megane.
3. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini merupakan bidang ilmu Laboratorium Klinik khususnya mata kuliah Dispensing
4. Lingkup Tempat dan Waktu
Dilaksanakan di Optik Megane Kota Bandung pada bulan Juni 2019