1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar 2,2 miliar orang di seluruh dunia mengalami kebutaan dan gangguan penglihatan dan 1 miliar dari jumlah tersebut memiliki gangguan penglihatan yang dapat dicegah atau masih harus mendapatkan penanganan.
Berkurangnya penglihatan atau tidak, berpotensi dapat berdampak besar dan bertahan lama pada aspek kehidupan, termasuk aktivitas pribadi sehari-hari, interaksi dengan komunitas, sekolah, peluang kerja, serta kemampuan untuk mengakses layanan publik (WHO, 2021)
Penglihatan yang berkurang dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk penyakit seperti diabetes dan trachoma, trauma pada mata, degenerasi makula terkait usia, Namun, kehilangan penglihatan dapat mempengaruhi orang- orang dari segala usia. Kebutaan dan kehilangan penglihatan dirasakan lebih parah oleh orang-orang di negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana aksesibilitas dan layanan pemerintah tertentu mungkin kurang, di negara-negara tersebut penyebab gangguan penglihatan yang paling umum pada anak-anak adalah katarak kongenital (WHO, 2021).
Menurut data World Health Organization (WHO), angka kejadian kelelahan mata atau astenopia di dunia sekitar 75 % hingga 90 %. Hasil Survey knowledge, attitude, and practices (KAP) pada dokter mata di India melaporkan astenopia sejumlah 97,8%. Angka kejadian kelelahan mata di Indonesia bervariasi antara 40% hinggai 92%. (Efriliani et al., 2017)
Survei TIK (kominfo, 2017) menyebutkan bahwa jumlah pengguna komputer di Jawa sejumlah 30,6%, Sumatera sejumlah 24,5%, Kalimantan sejumlah 11,5%, Sulawesi sejumlah 15,6%, Maluku dan Papua sejumlah 9,5%, Bali dan Nusa Tenggara sejumlah 8,3%.
Hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet di indonesia hingga kuartal II tahun ini naik menjadi 73,7 % dari populasi atau setara 196,7 juta pengguna. Hampir tembus 200 juta pengguna dari populasi RI yang 266,9 juta menurut data badan pusat statistik (BPS) (APJII, 2020)
Dalam (Pheasant, 1991), menyatakan kelelahan mata adalah gejala yang diakibatkan oleh upaya berlebihan dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi yang tidak nyaman untuk memperoleh ketajaman penglihatan. Keluhan kelelahan mata diantaranya adalah : terasa berdenyut atau nyeri di sekitar mata, penglihatan ganda, penglihatan kabur, dan sulit dalam memfokuskan penglihatan, perih, kemerahan pada mata, sakit mata, dan mata berair, nyeri kepala disertai rasa mual, pega-pegal, dan mudah emosi. Teori tersebut didukung oleh penelitian (Ranasinghe,dkk 2016) di Sri Lanka tentang Computer vision syndrome among computer Office Workers in a Developing Country : an evaluation of prevalance
and Risk Factors, mengatakan bahwa kelelahan mata ditandai dengan mata kering dan terasa gatal, penglihatan kabur, mata merah, mata terasa panas, penglihatan ganda, sakit kepala, kepekaan terhadap cahaya/silau, sulit dalam memfokuskan penglihatan, dan perubahan persepsi warna.
Hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 27 Maret 2021 terhadap 10 mahasiswa tingkat I & II STIKes Dharma Husada Bandung menunjukkan adanya keluhan kelelahan mata yang di rasakan mahasiswa pada proses belajar daring, delapan dari 10 mahasiswa 80%
mengalami nyeri atau terasa berdenyut disekitaran mata, 60% kadang-kadang mengalami penglihatan kabur saat belajar daring, 60% sering mengalami sulit fokus, 80% mengalami mata perih, 60% mengalami mata berair, 50% kadang- kadang mengalami sakit kepala, terkait jadwal kalender akademik yang padat.
Berdasarkan uraian di atas, oleh karena itu penulis bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Faktor risiko keluhan kelelahan mata pada mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung terkait proses belajar daring tahun 2021”
B. Identifikasi Masalah
Indentifikasi masalah pada penelitian ini adalah faktor risiko apa saja yang berpotensi menimbulkan kelelahan mata pada mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung terkait proses belajar daring tahun 2021 ?
C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor risiko apa saja yang berpotensi menimbulkan kelelahan mata pada mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung terkait proses belajar daring.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui faktor risiko internal apa saja yang berpotensi menimbulkan kelelahan mata pada mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung terkait proses belajar daring.
b. Untuk mengetahui faktor risiko eksternal apa saja yang berpotensi menimbulkan kelelahan mata pada mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung terkait proses belajar daring.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi terbaru dan perkembangan wawasan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan mata, khususnya terhadap kelelahan mata.
2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi mahasiswa
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi teman-teman mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung mengenai faktor-faktor risiko yang dapat menimbulkan kelelahan mata.
b. Manfaat bagi institusi
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi dunia keilmuan dan menjadi salah satu bahan referensi kepustakaan.
c. Manfaat bagi profesi Refraksionis Optisien
Dengan didapatkan hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam mengembangkan keilmuan atau skill di ruang lingkup profesi Refraksi Optisien.
E. Ruang lingkup penelitian 1. Lingkup Masalah
Dalam penelitian ini batasan masalah yang dikemukakan adalah mengenai faktor risiko internal dan eksternal yang paling berpotensi menimbulkan kelelahan mata yang terjadi pada mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung terkait proses belajar daring.
2. Lingkup metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, dengan menggunakan data primer berupa kuesioner (google form) kepada responden mengenai faktor risiko kelelahan mata yang terjadi pada mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung terkait proses belajar daring, yang dilakukan sekali waktu pada saat yang bersamaan.
3. Lingkup tempat dan waktu
Penelitian ini dilakukan di STIKes Dharma Husada Bandung, dengan rentang waktu Februari-Juli 2021.
4. Lingkup keilmuan
Bidang keilmuan dalam penelitian ini merupakan bidang keilmuan Refraksi Optisi khususnya ilmu Refraksi Klinik, Patologi Fisiologi Mata, Ergonomi Penglihatan, Metode Penelitian.