1
STIKes Dharma Husada Bandung
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata merupakan salah satu nikmat yang sangat besar yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Nikmat ini sudah sepatutnya kita syukuri dan kita jaga dengan baik. Dengan perkembangan zaman dan teknologi saat ini, menjaga kesehatan mata sangatlah penting. Dengan pengaruh teknologi, gadget bukan lagi menjadi barang baru bagi masyarakat. “Harga gadget yang relatif terjangkau memudahkan setiap masyarakat memiliki gadget terutama bagi kalangan sosial ekonomi menengah” (Siska, Sri, dkk, 2019 : 229).
Gadget memang memberikan manfaat bagi penggunanya yaitu untuk
membantu mempermudah pekerjaan manusia. Namun ketika gadget dipergunakan terus menerus dan di gunakan oleh anak-anak usia sekolah, bermain gadget justru menjadi salah satu penyebab rusaknya saraf mata.
Menurut Siska, Sri, dkk (2019: 229) “Paparan cahaya radiasi dari gadget dapat merusak saraf mata. Pengaruh radiasi dari layar monitor adalah faktor utama yang bisa melelahkan mata”. Rusaknya saraf mata tersebut dapat menyebabkan kelainan refraksi pada mata anak.
Ilyas (2006 : 2) mengemukakan bahwa:
“... Pada kelainan refraksi sinar tidak dibiaskan tepat pada bintik kuning, akan tetapi dapat di depan atau di belakang bintik kuning dan malahan tidak terletak pada satu titik yang tajam. Kelainan refraksi dikenal dalam bentuk miopia, hipermetropia, dan astigmat.”
STIKes Dharma Husada Bandung
Kelainan refraksi mata merupakan gangguan mata yang sering terjadi pada seseorang. Fauzi, Lindra, Herliana, dkk (2016: 79) mengemukakan bahwa
“Gangguan ini terjadi ketika mata tidak dapat melihat dengan jelas pada suatu area terbuka sehingga pandangan menjadi kabur dan untuk kasus yang parah, gangguan ini dapat menjadikan visual impairment / melemahnya penglihatan”.
Kelainan refraksi pada anak tidak dapat disepelekan, meskipun bukan pada kondisi mengancam jiwa. Dengan kelainan refraksi pada anak dapat menurunkan kualitas hidup seorang anak. Beberapa data menunjukkan, 10 persen dari 66 juta anak sekolah di Indonesia menderita kelainan refraksi.
Kondisi ini jika tidak ditangani cepat, akan mengakibatkan munculnya lapisan generasi muda Indonesia yang memiliki kualitas hidup dan intelektual yang rendah di kemudian hari (Perdami, 2017).
Orang tua harus menjaga agar penglihatan anaknya tetap baik. Dengan memberikan edukasi terhadap anak mengenai baik buruknya dampak dari penggunaan teknologi, sehingga anak akan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk menjaga kesehatan matanya.
Menurut Warisyah, Yusmi (2017: 131)
“Pendampingan dialogis orang tua sangat dibutuhkan dalam mengawasi setiap kegiatan anak dalam bermain gadget , dan perlu batasan-batasan dalam mengakses fitur-fitur tertentu. Orang tua harus lebih cerdas dari anaknya. Perlu adanya trik kusus dalam mengurangi dan menghidari anak dalam pemakaian gadget. Pola kedisiplinan yang konsisten perlu diterapkan oleh para orang tua, apa saja yang boleh dan tidak boleh diakses, supaya menghidari anak dari pengaruh negatif pengggunaan gadget. “
Untuk mendukung tercapainya Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan untuk mencapai Vision
STIKes Dharma Husada Bandung
2020, maka orang tua harus memiliki pengetahuan dan sikap untuk menjaga kesehatan mata anaknya yaitu dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhi visus mata.
Adapun faktor yang mempengaruhi visus mata menurut Siska Sri, dkk (2019: 232-233) adalah “usia, vitamin A, intensitas penerangan, lama penggunaan gadget, jarak mata saat melihat gadget, serta posisi saat bermain dan menggunakan gadget” .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah : “Bagaimanakah gambaran pengetahuan dan sikap orang tua siswa tentang kelainan refraksi pada anak di SDIT Daarul Huda Tanjungsari Sumedang?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap orangtua siswa tentang kelainan refraksi pada anak di SDIT Daarul Huda Tanjungsari Sumedang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan orangtua siswa tentang kelainan refraksi pada anak.
b. Mengetahui tingkat sikap orangtua siswa tentang kelainan refraksi pada anak.
STIKes Dharma Husada Bandung
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data awal bagi penelitian selanjutnya mengenai pengetahuan orangtua tentang kelainan refraksi pada anak.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti mengenai pengetahuan dan sikap orangtua tentang kelainan refraksi pada anak.
3. Bagi Masyarakat
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran informasi dan pengetahuan mengenai kelainan refraksi pada anak.
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat, terutama orangtua siswa mengenai kelainan refraksi sehingga dapat memperbaiki perilaku orangtua dalam memelihara kesehatan mata anak.
c. Sebagai bahan masukan untuk intervensi atau penyuluhan bagi orang tua di SDIT Daarul Huda.
d. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.
E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lingkup Masalah
STIKes Dharma Husada Bandung
Masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah gambaran pengetahuan dan sikap orang tua tentang kelainan refraksi pada anak di SDIT Daarul Huda Tanjungsari Sumedang.
2. Lingkup Metode
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kuantitatif dengan memanfaatkan kuisioner sebagai alat untuk mengumpulkan data.
3. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini didasari dari bidang ilmu kesehatan mata dan ilmu kesehatan masyarakat.
4. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei di SDIT Daarul Huda Tanjungsari Sumedang.