• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga dapat mempengaruhi terjadinya perubahan perkembangan baik fisik, mental, maupun peran sosial (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013). Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak- kanak dengan masa dewasa atau masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada wanita. Masa remaja atau masa puber merupakan masa penghubung antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Menurut World Health Organization (WHO), yang disebut remaja apabila anak telah mencapai usia 10-17 tahun (Proverawati, dkk, 2018).

Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore terdiri dari gejala yang kompleks berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung. Dismenore dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder (Winkjosastro, 2012). Menurut Kusmiran (2015) mengatakan dismenore adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan dan merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang.

(2)

2

Nyeri menstruasi atau dismenore sering dialami oleh beberapa wanita khususnya di usia reproduktif, bahkan angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Menurut Proverawati, dkk, (2018) dismenore atau nyeri menstruasi merupakan nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Rata-rata lebih dari 50% wanita mengalami dismenore disetiap negaranya. Beberapa perempuan yang merasakan sakit yang tidak tertahankan saat menstruasi dapat berpengaruh terhadap 50%

aktivitas harian pada perempuan usia produktif, dan 85% pada remaja putri usia belasan tahun.

Menurut WHO (2015), angka dismenore di dunia sangat besar, rata- rata lebih dari 50 % perempuan disetiap Negara mengalami dismenore. Di Swedia sekitar 72 %. Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90 % wanita mengalami dismenore dan 10-15 % diantaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Di Afrika 85,4% remaja putri mengalami dismenore primer. Sama halnya dengan penelitian Gagua et al (2012) di Jerman, bahwa 52,07%

remaja putri mengalami dismenore primer.

Di Indonesia sendiri kejadian dismenore cukup besar, menunjukkan penderita dismenore mencapai 60-70% wanita di Indonesia. Angka kejadian dismenore tipe primer (wanita muda antara usia 15 dan 25 tahun) di Indonesia adalah 54,89%, sedangkan sisanya 45,11% adalah tipe sekunder (wanita usia lebih dari 30 tahun). Adapun angka kejadian dismenore di Jawa

(3)

3

Barat tahun 2015 yaitu sebesar 72,89% dismenore primer dan 27,11%

dismenore sekunder (Andriyani, 2016).

Berdasarkan studi pendahuluhan yang dilakukan terhadap Remaja Putri usia 10-17 tahun Di Desa Sudi, dengan data yang diberikan oleh Kepala Desa, pada tahun 2020 ada seorang remaja putri pingsan pada saat kegiatan karang taruna dan dibawa ke Puskesmas terdekat karena sebelumnya mengeluh nyeri berlebihan seperti kram pada bagian perut bawah. Wawancara singkat terhadap remaja putri yang dilakukan pada hari Kamis, 07 April 2022 berjumlah 10 orang, 3 diantaranya mengetahui tentang nyeri pada saat haid yang disebut dengan dismenore dan 7 diantaranya tidak mengetahui tentang nyeri pada saat haid yang disebut dengan dismenore. Akibatnya mereka sering menangani dismenore dengan di diamkan saja ataupun mengkonsumsi obat yang dipercaya meringankan nyeri tanpa efek samping dari obat herbal tersebut yang dapat menimbulkan rasa ketergantungan terhadap obat. Penanganan yang tidak tepat menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu, remaja putri hanya tiduran seharian, malas sekolah, tidak masuk kerja, tidak bermainBerdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Tingkat Pengetahuan Remaja Putri usia 10-17 tahun tentang Dismenore di Desa Sudi Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

(4)

4 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri usia 10-17 tahun tentang dismenore di Desa Sudi Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui Tingkat pengetahuan remaja putri usia 10-17 tahun tentang dismenore di Desa Sudi Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putri usia 10-17 tahun tentang Pengertian Dismenore

b. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putri usia 10-17 tahun tentang Penyebab Dismenore

c. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putri usia 10-17 tahun tentang Tanda dan Gejala Dismenore

d. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putri usia 10-17 tahun tentang Upaya penanganan Dismenore

(5)

5 D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan, dan pengalaman yang sangat berharga dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan menambah wawasan pengetahuan mengenai dismenore.

2. Manfaat Bagi Stikes Dharma Husada

Sebagai salah satu sumber informasi dan referensi tambahan bagi mahasiswi yang berkunjung ke Perpustakaan Stikes Dharma Husada Bandung.

3. Manfaat Bagi Remaja Putri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi bagi remaja putri agar dilakukan upaya preventif untuk mencegah tumbulnya dismenore.

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Tempat

Pelaksanaan kegiatan ini di Desa Sudi Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

2. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret- Juli 2022.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu tenaga kesehatan yang sering di jumpai di tempat pelayanan kesehatan mata adalah tenaga kesehatan Refraksi Optisi Refraksi Optisi adalah seseorang yang merupakan tenaga