• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor”pariwisata memiliki pengaruh penting dalam pembangunan dan perkembangan pada suatu negara, begitu juga di Indonesia. Hal ini”dibuktikan dengan terdapat banyak pengembangan sektor pariwisata di Indonesia. Sektor pariwisata dikembangkan di Indonesia karena dapat memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar, menguntungkan pemerintah, maupun pihak swasta, serta dapat menggeser kegiatan-kegiatan industri manufaktur dan kegiatan ekonomi lainnya yang dapat mengeksploitasi sumber daya alam”(Tuatul Mahfud, 2017). Pariwisata merupakan”salah”satu cara untuk”mendayagunakan sumber daya alam di Indonesia. Hal ini dilakukan karena”Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai sumber daya alam yang terdiri dari lautan, matahari, pantai dan daratan. Apabila sumber daya tersebut”dikelola dengan benar, maka dapat memberikan keuntungan besar bagi negara” (Iwan Setiawan, 2015).

World Tourism Organization (WTO) (1998)”menjelaskan bahwa terdapat

enam jenis pariwisata yang”salah satunya adalah pariwisata alam.“Pariwisata alam adalah“pariwisata”yang”memiliki”sumberdaya”alam”dan”keanekaragaman hayati”yang”sangat”beragam”dan”unik”sebagai”faktor”daya”tarik”utama”bagi pengunjungnya. Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah tujuan wisata alam di Indonesia.”Hampir”90% objek wisata yang terdapat di Kalimantan Timur merupakan wisata alam dan 10% merupakan objek wisata buatan.

(Kaltimprov.go.id).”Salah satu kota di Kalimantan Timur yang sedang memprioritaskan pengembangan pada sektor pariwisatanya adalah Kota Balikpapan”(disporpar.balikpapan.go.id).

Salah satu konsep pengembangan pariwisata alam adalah dengan konsep ekowisata. Konsep ekowisata adalah konsep pengembangan pariwisata alam yang menitikberatkan pada konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat (TIES, 2000). Dalam pengembangan ekowisata, kegiatan akan diarah untuk upaya-upaya konservasi lingkungan serta peningkatakn keterampilan masyarakat

1

(2)

dan peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. Menurut Lindberg (1999) ekowisata memiliki peran yang besar dalam ekonomi masyarakat karena ekowisata menciptakan lapangan kerja dan juga memiliki peran dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Pada”RTRW”Kota Balikpapan tahun 2012-2032, terdapat tujuh belas (17) objek wisata yang merupakan kawasan peruntukan pariwisata alam di Kota Balikpapan. Salah satu objek wisata yang merupakan kawasan peruntukan pariwisata alam adalah Kampung Atas Air di Kelurahan Margasari, Balikpapan Barat. Sebelum menjadi kawasan peruntukan pariwisata alam, Kampung Atas Air merupakan salah satu kampung nelayan yang kumuh (Kharlina Rhiza, 2014).

Pada tahun 2013 dibentuk tim pengelolaan Kampung Atas Air untuk dikelola menjadi objek wisata.

Selain menjadi kawasan peruntukan pariwisata alam, pada”RTRW Kota Balikpapan tahun 2012-2032”disebutkan bahwa Kampung Atas Air, Kelurahan Margasari, Balikpapan Barat juga merupakan kawasan konservasi mangrove.

Terdapat 6 ha hutan mangrove di Kampung Atas Air. Hutan mangrove tersebut merupakan salah satu daya tarik wisata di Kampung Atas Air. Wisatawan yang datang ke Kampung Atas Air dapat menikmati pemandangan laut, hutan mangrove dan pemandangan saat matahari tenggelam. Aktivitas lain yang dapat dilakukan oleh wisatawan adalah memancing dan berenang.

Berdasarkan”Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kota Balikpapan tahun 2016-2026”yang menyebutkan bahwa rencana pengembangan pada Kampung Atas Air adalah dengan penataan dan perbaikan sanitasi lingkungan, pembangunan fasilitas pendukung wisata, dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengembangkan Kampung Atas Air.

Menurut Mulyanto selaku”Sekretaris Tim Pengelola Kampung Atas Air, dalam pengembangan Kampung Atas Air masih terdapat banyak permasalahan yaitu terdapat banyak sampah yang mencemari air di sekitar kawasan Kampung Atas Air, sampah ini berasal dari limbah rumah tangga, sampah dari pengunjung wisata yang datang.”Pencemaran air yang diakibatkan oleh sampah rumah tangga di Kampung Atas Air merupakan sebuah ancaman besar terhadap ekosistem mangrove, karena ekosistem mangrove memiliki sifat yang peka dan rawan

2

(3)

terhadap”gangguan dari aktivitas manusia. Pencemaran air yang diakibatkan oleh sampah ini dapat menyebabkan penurunan kesuburan dan menimbulkan gangguan stabilitas ekosistem mangrove (Isna Aulia, 2017). Lurah Margasari menambahkan bahwa permasalahan sampah di Kampung Atas Air juga berasal dari sampah yang terbawa oleh arus laut. Pencemaran air ini telah mengakibatkan penurunan jumlah luas area mangrove di Kampung Atas Air, menurut Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Balikpapan luas mangrove di Kampung Atas Air dari yang semula 6 ha telah berkurang menjadi 5 ha.

Permasalahan lainnya menurut Sekretaris Tim Pengelola Kampung Atas Air adalah kurangnya sarana dan prasarana penunjang pariwisata serta kurangnya upaya pemberdayaan masyarakat. Menurut Ugy Soebiyantoro (2009), ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pada objek wisata memiliki pengaruh besar terhadap kepuasan wisatawan. Dampak yang ditimbulkan dari kepuasan wisatawan mempengaruhi jumlah wisatawan dan berdampak langsung pada pendapat daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Selain itu, kurangnya upaya pemberdayaan masyarakat juga berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar. Hal ini karena kegiatan pemberdayaan masyarakat memandang masyarakat sebagai subjek pembangunan sehingga dapat meningkatkan keterampilan masyarakat dan mendorong masyarakat untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapi sehingga masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan secara nyata (Poppy Setiawati, 2016).

Berdasarkan”permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian untuk menyusun arahan pengembangan Kampung Atas Air berbasis ekowisata. Konsep ekowisata ini dipilih karena konsep”ini merupakan konsep pengembangan pariwisata alam yang menitikberatkan pada lingkungan dan pemberdayaan masyarakat”(TIES, 2000).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari penjabaran latar belakang dan identifikasi masalah, maka dibuat rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Arahan Pengembangan Kampung Atas Air berbasis Ekowisata di Kelurahan Margasari, Kecamatan Balikpapan Barat”?

3

(4)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusunan arahan pengembangan Kampung Atas Air berbasis ekowisata di Kelurahan Margasari, Kecamatan Balikpapan Barat.

Adapun sasaran dari tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kesesuaian antara dokumen rencana pengembangan Kampung Atas Air dengan realisasi pengembangannnya.

2. Menganalisis faktor prioritas pengembangan Kampung Atas Air berbasis ekowisata berdasarkan preferensi stakeholders di Kelurahan Margasaari, Kecamatan Balikpapan Barat.

3. Menyusun arahan pengembangan Kampung Atas Air berbasis ekowisata di Kelurahan Margasari, Kecamatan Balikpapan Barat

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat”dari penelitian yang berjudul “Arahan Pengembangan Ecowisata (Studi Kasus: Kampung Atas Air, Kelurahan Margasari, Kecamatan Balikpapan Barat)” adalah sebagai berikut:

1. Masukan terhadap”bidang”ilmu”pengembangan”pariwisata”terutama dalam”merumuskan”arahan”pengembangan”ekowisata di Kampung Atas Air

2. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Kota Balikpapan dalam mengoptimalkan pengembangan ekowisata di Kampung Atas Air, Kelurahan Margasari, Kecamatan Balikpapan Barat

1.5 Ruang”Lingkup”Penelitian 1.5.1 Ruang Lingkup Substansi

Ruang”lingkup substansi pada”penelitian”ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan teori pariwisata, teori pariwisata alam, dan teori pengembangan ekowisata.

4

(5)

1.5.2 Ruang”Lingkup”Pembahasan

Ruang”lingkup”pembahasan”pada”penelitian”ini adalah memfokuskan pada aspek pengembangan ekowisata di Kampung Atas Air yang meliputi kegiatan konservasi lingkungan, sarana dan prasarana, pemberdayaan masyarakat, dan kinerja kebijakan.

1.5.3 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang”lingkup”wilayah”pada”penelitian”ini”adalah”Kampung Atas Air yang merupakan kawasan penelitian berada pada Kelurahan Margasari, Kecamatan Balikpapan Barat. Luas wilayah studi adalah sebesar 8, 37 ha dengan jumlah 3 RT yaitu RT 4, 5 dan 29. Adapun batas dari kawasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Margasari Sebelah Selatan : Buffer Zone Pertamina Sebelah Barat : Kelurahan Baru Tengah Sebelah Timur : Kelurahan Karang Jati

5

(6)

“halaman ini sengaja dikosongkan”

6

(7)

Gambar 1. 1 Ruang Lingkup Penelitian (Penulis, 2020)

7

(8)

“halaman ini sengaja dikosongkan”

8

(9)

1.6 Kerangka Pemikiran

Gambar 1. 2 Kerangka Pemikiran Penelitian (Penulis, 2020) RTRW Kota Balikpapan

tahun 2012-2032

Kampung Atas Air, Kelurahan Margasari, Balikpapan Barat merupakan kawasan peruntukan pariwisata alam dan kawasan konservasi mangrove

“RencanaIndukPembangunan KepariwisataanDaerah Kota Balikpapantahun 2016-2026”

Rencana pengembangan pada Kampung Atas Air adalah dengan penataan dan perbaikan sanitasi lingkungan, pembangunan fasilitas pendukung wisata, dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengembangkan Kampung Atas Air.

Dalam pengembangannya, masih terdapat beberapa permasalahan dari segi lingkungan dan pemberdayaan masyarakatnya.

Kondisi eksisting dan dokumen rencana pengembangan Kampung

Atas Air

Faktor pengembangan ekowisata

Analisis Kesesuaian antara Dokumen Rencana Pengembangan

dengan Realisasinya

Analisis Faktor Prioritas Pengembangan Kampung Atas

Air berbasis Ekowisata

Arahan Pengembangan Kampung Atas Air Berbasis Ekowisata di Kelurahan

Margasari, Balikpapan Barat

Kesimpulan dan Rekomendasi

Bagaimana arahan pengembangan Kampung Atas Air berbasis ekowisata di Kelurahan Margasari, Balikpapan Barat?

Persentase nilai kesesuaian antara dokumen rencana dengan realisasi pengembangan Kampung Atas Air

Faktor Pengembangan Ekowisata di Kampung Atas Air

9

Referensi

Dokumen terkait

Didalam Draft RTRW Kabupaten Bangka Barat tahun 2011-2031 disebutkan bahwa peruntukan bagi kawasan permukiman adalah sekitar 7.881,11 ha untuk kawasan permukiman

Selain itu, dengan adanya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan tahun 2012-2032 yang telah menyiapkan ruang investasi baru untuk kepentingan ekonomi berupa Kawasan

Pengembangan kawasan perkantoran swasta terdapat di kawasan Pusat Kota (Jl. Jendral Sudirman ), Kawasan Industri Kariangau di kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat

•  Sedangkan kebijakan dan strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut : •  Kawasan Peruntukan Pariwisata •  (1) Kawasan

59 Berdasarkan RTRW Kota Cimahi Tahun 2012-2032, Kecamatan Cimahi tengah berada pada fungsi pusat pelayanan kawasan yang terdiri dari daerah CBD meliputi Kelurahan Cimahi,

1.6 Kerangka Pemikiran Penelitian Berikut adalah kerangka pemikiran penelitian n fo Gambar 1.1 Kerangka Penelitian Peminatan siswa terhadap perguruan tinggi Prediksi perpindahan

Umumnya kondisi bangunan pada kelurahan yang ditetapkan sebagai kawasan permukiman kumuh Kota Balikpapan memiliki kondisi fisik bangunan yang kurang memadai dengan bangunan semi

4 BAB PARIWISATA KAMPUNG PASIR KUNCI4 BAB PARIWISATA KAMPUNG PASIR KUNCI4 BAB PARIWISATA KAMPUNG PASIR KUNCI4 BAB PARIWISATA KAMPUNG PASIR KUNCI4 BAB PARIWISATA KAMPUNG PASIR KUNCI4 BAB PARIWISATA KAMPUNG PASIR KUNCI4 BAB PARIWISATA KAMPUNG PASIR