• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN: Kilang Padi Mandiri

N/A
N/A
Dimas Nugroho

Academic year: 2023

Membagikan "PENDAHULUAN: Kilang Padi Mandiri"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pratikum

Perencanaan Tata Letak Fasilitas menjadi sangat penting dengan

berkembangnya perindustrian. Perencanaan tata letak mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses operasi perusahaan, karena perencanaan tata letak fasilitas yang baik pada suatu perusahaan akan mempengaruhi kelancaran operasi- operasi dan aktivitas-aktivitas yang akan terjadi di dalam sebuah perusahaan sehingga dapat lebih mengoptimalkan ruang yang terdapat pada sebuah pabrik.

Umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normalnya harus berlangsung lama dengan tata letak pabrik yang tidak selalu berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang dibuat di dalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian yang tidak kecil. Tujuan utama di dalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimalkan total biaya yang diantara lain menyangkut elemen-elemen biaya (S Maldinda, 2020).

Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi, dan semua peralatan yang digunakan dalam proses operasi, selain itu dalam perancangan tata letak fasilitas juga diatur personalia yang digunakan dalam proses produksi. Perancangan ulang tata letak dapat mengoptimalkan beban kerja operator (Tarigan, 2017).

Penggilingan padi merupakan industri padi tertua dan tergolong terbesar di Indonesia, yang mampu menyerap lebih dari 10 juta tenaga kerja, menangani lebih dari 40 juta ton gabah menjadi beras giling per tahun. Penggilingan padi

merupakan titik sentral agroindustri padi, karena dari sinilah diperoleh produk utama berupa beras dan bahan baku untuk pengolahan lanjutan produk pangan dan industri. Menurut BPS, produksi gabah mencapai 60,3 juta ton, yang setara dengan 39,2 juta ton beras bila faktor konversinya 65 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa banyak penggilingan padi yang bekerja di bawah kapasitas,

(2)

penggilingan padi yang berkembang pada saat ini belum dirancang dan

dioperasikan dengan pendekatan sistem terpadu. Teknologi penggilingan yang digunakan pada umumnya masih sederhana dengan konfigurasi mesin terdiri dari husker dan polisher saja dan sudah berumur tua, serta belum mempunyai jaringan pemasaran yang luas. Faktor ini turut mendorong penggilingan padi bekerja di bawah kapasitas. Peningkatan nilai tambah gabah basah menjadi beras giling berkisar Rp 3.400 – 4.200/kg, dimana nilai marjin ini masih dibebani dengan biaya perontokan, pengeringan, pembersihan, sortasi, penyosohan, grading dan pengemasan. Nilai tambah ini lebih banyak dinikmati oleh sektor perdagangan hilir dibandingkan petani dan usaha jasa penggilingan padi sendiri, mengingat rangkaian proses yang harus dibiayai.

Pembangunan usaha tani padi yang telah mendapat prioritas pemerintah, masih terbatas pada pemenuhan pangan, belum secara optimal melakukan upaya pemanfaatan dan peningkatan nilai tambah dan pendapatan. Disisi lain kehilangan hasil panen padi masih terjadi, walaupun telah mengalami penurunan.

Kementerian Pertanian mentargetkan penurunan susut hasil padi sebesar 1-1,5 persen per tahun dan melakukan peninjauan metode pengukurannya setiap lima tahun sekali.

Pada praktikum ini, kami melakukan analisa tata letak fasilitas PT. Kilang Padi Murni yang berada di Tanjong Mesjid, Kec. Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Dalam proses perbaikan tata letak fasilitas di perusahaan ini terdapat mesin-mesin dan alat-alat produksi lainnya. Akan tetapi, dalam perancangan tata letak mesin dan penggunaan material handling masih kurang baik, serta area penyimpanan yang masih minim sehingga membuat alur produksi menjadi tidak teratur. Usaha dagang yang sudah berjalan juga harus dilakukan perbaikan susunan tata letak yang baik, sehingga aliran dari bahan baku untuk diproses menjadi bahan jadi di produksi secara ekonomis dan dapat menekan pengeluaran modal menjadi kecil. Dengan mempertimbangkan berbagai hal dalam melakukan relayout, maka perusahaan akan terhindar dari kerugian yang tidak diinginkan.

Pada pratikum ini, pratikan akan merancang tata letak sebuah pabrik penggiling padi dimulai dari pembuatan Routing Sheet, Flow Proses Chart, Activity Relationship Chart, Work Sheet, Block Template, Activity Relationship

(3)

Diagram, Production Space Requiremet Sheet, Plant Service Area Planning Sheet, Total Space Requiremet Work, Area Template, Area Allocation Diagram serta Final Layout.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum modul I dalam perencanaan ulang tata letak fasilitas pabrik adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana memperbaiki aliran proses operasi suatu pabrik melalui perancangan tata letak fasilitas.

2. untuk mengetahui bagaimana cara merancang layout pabrik yang dapat meningkatkan produktivitas CV. Kilang Padi Mandiri .

3. Untuk mengetahui hasil akhir dari final layout yang efektif pada CV.

Kilang Padi Mandiri.

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat praktikum modul I dalam perencanaan ulang tata letak fasilitas pabrik adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui aliran proses operasi suatu pabrik melalui perancangan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan yang baik dan benar.

2. Mengetahui layout pabrik yang dapat meningkatkan produktivitas CV.

Kilang Padi Mandiri dengan baik.

3. Mengetahui hasil analisis dari final layout yang efektif pada CV. Kilang Padi Mandiri dengan baik.

1.4 Metode Praktikum

Adapun metode dalam pelaksanaan pratikum tata letak fasilitas pabrik adalah sebagai berikut :

1. Data mesin-mesin dan peralatan yaitu, merek, spesifikasi, kapasitas, jumlah, dan scrap.

2. Luas daerah yang dibutuhkan untuk tiap mesin.

3. Jenis produk yang dihasilkan untuk tiap mesin, volume, dan jumlah dihasilkan.

(4)

4. Kebutuhan tenaga kerja untuk setiap stasiun kerja.

5. Gambaran mesin, dimensi mesin, susunan mesin dan peralatan.

6. Kondisi lingkungan daerah kerja.

7. Tata letak pabrik yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

Standar Kompetensi : Mahasiswa menguasai konsep dasar, proses, dan teknik-teknik perencanaan fasilitas serta mampu merancang dan mengevaluasi tata letak fasilitas

Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak fasilitas – fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin – mesin, bahan – bahan,

Penerapan layout atau tata letak pada sebuah pabrik bertujuan agar segala fasilitas yang dimiliki perusahaan baik mesin maupun tenaga kerja dapat digunakan secara efektif

Adi Satria Abadi merupakan perusahaan yang memproduksi sarung tangan golf dengan tipe tata letak fasilitas berdasarkan proses karena tata letak fasilitas tersebut

Peran manajer produksi sangat penting dalam menentukan tata letak fasilitas, maka tata letak fasilitas produksi merupakan salah satu tahap dalam perencanaan suatu fasilitas

Maka dari itu, diperlukan suatu perancangan tata letak fasilitas yang meliputi perencanaan dan penyusunan fasilitas-fasilitas fisik baik berupa peralatan maupun bangunan

Dengan adanya perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas ini, diharapkan agar aliran proses serta pemindahan bahan yang ada di dalam suatu perusahaan

Tata letak pabrik atau disebut juga tata letak fasilitas adalah tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas fisik pabrik untuk menunjang kelancaran proses produksi,