• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - Repository UHN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I - Repository UHN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Undang-undang nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang pada bagian ketentuan umum pasal 1 ayat 1 menyebutkan perdagangan orang adalah perbuatan merekrut, mengangkut, menyembunyikan, mengirim, memindahkan atau menerima seseorang dengan ancaman. kekerasan. Meski telah diundangkan dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Perdagangan Orang, namun kasus pidana perdagangan orang masih sangat tinggi di Indonesia. Dari data di atas terlihat bahwa kasus pidana perdagangan orang di Indonesia masih terus meningkat drastis setiap tahunnya.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis ingin melihat lebih dalam mengenai tindak pidana perdagangan orang yang dilakukannya.

Teori-Teori Pemidanaan

Menurut penulis, teori ini merupakan suatu bentuk retribusi yang diberikan kepada orang yang melanggar suatu perbuatan hukum. Karena penjahat adalah makhluk rasional, maka cara untuk mencegah perilaku jahat tersebut adalah dengan menciptakan sistem agar pelakunya takut akan hukuman.

Jenis-Jenis Pemidanaan

Pidana mati selalu diancam dengan pidana pokok lainnya, yaitu umumnya pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh tahun.13 Menurut ketentuan Pasal 11 KUHP “pidana mati dilaksanakan oleh algojo”. dikalungkan di leher terpidana kemudian jatuh menimpa papan tempat terpidana berdiri”. Kemudian dengan Keputusan Presiden (PENPRES) tanggal 27 April Nomor 2 1964, Lembaran Negara Nomor 38 Tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 2 Pnps Tahun 1964 diubah, yaitu dengan cara ditembak mati. Pidana penjara adalah suatu tindak pidana berupa pengekangan kebebasan bergerak seorang terpidana, yang dilakukan dengan cara mengurung orang tersebut dalam lembaga pemasyarakatan, dengan mewajibkan orang tersebut mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di lembaga pemasyarakatan tersebut. .

Sama halnya dengan pidana penjara, pidana kurungan juga merupakan tindak pidana berupa pembatasan kebebasan bergerak seorang terpidana, yang dilakukan dengan cara mengurung orang tersebut dalam lembaga pemasyarakatan, dengan mewajibkan orang tersebut menaati seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam penjara. lembaga pemasyarakatan, berkaitan dengan tindakan disipliner bagi yang melanggar peraturan tersebut. 15 Pasal yang mengatur tentang pidana penjara adalah pasal 18 KUHP “ayat (1) pidana penjara paling singkat satu hari dan paling lama satu tahun, ayat (2) bila ada tindak pidana yang disebabkan oleh bersama-sama. KUHP, baik sebagai tunggal atau sebagai alternatif, baik dengan pidana penjara saja atau pidana penjara saja, atau alternatifnya dengan kedua jenis pidana mati secara bersamaan.16 Dalam pasal 30 KUHP dijelaskan “ayat (1) pidana adalah denda sekurang-kurangnya tiga rupee tujuh puluh lima sen, ayat (2) apabila denda itu tidak dibayar, diganti dengan pidana penjara, ayat (3) lamanya pidana penjara yang wajib paling singkat satu hari dan paling lama enam hari. bulan, ayat (4) dalam keputusan hakim ditentukan lamanya pidana penjara pengganti; apabila pidananya berupa denda tujuh rupee lima puluh dua sen atau pidana penjara dihitung satu hari; apabila lebih dari lima rupee lima puluh sen, setiap tujuh rupee lima puluh sen dihitung paling lama satu hari, begitu pula sisanya yang kurang tujuh rupee lima puluh sen, ayat (5) bila ada pidana. adalah penambahan denda karena adanya kejadian atau pengulangan, atau karena ketentuan pasal 52, pidana penjara paling lama delapan bulan.” Tindak pidana penjara sebenarnya dimaksudkan oleh lembaga legislatif untuk menggantikan pidana penjara yang sebenarnya dimaksudkan oleh lembaga legislatif. adalah mengganti pidana penjara yang sebenarnya dapat dijatuhkan oleh hakim kepada pelaku tindak pidana, dengan alasan bahwa tindak pidana tersebut dilakukan oleh pelaku karena dilatarbelakangi oleh suatu tujuan yang patut dihormati.

Penjelasannya dapat dilihat pada Pasal 2 UU No. 20 Tahun 1946 dimana dikatakan; “Dalam persidangan seseorang yang melakukan tindak pidana diancam dengan pidana penjara, karena dilatarbelakangi oleh suatu tujuan yang patut dihormati, hakim dapat menjatuhkan pidana penjara.”17. Artinya hukuman menyeluruh ini merupakan pengganti hukuman penjara yang dapat dijatuhkan kepada pelaku yang melakukan tindak pidana karena dilatarbelakangi oleh tujuan yang patut dihormati. Pidana tambahan berupa pencabutan hak-hak tertentu bersifat sementara, kecuali jika terpidana telah dijatuhi pidana penjara seumur hidup.19 Pencabutan hak-hak tertentu diatur dalam Pasal 35 KUHP yang mengatur ayat ;.

Hukuman karena mengumumkan putusan hakim hanya dapat dijatuhkan dalam hal-hal yang ditentukan oleh undang-undang. Hal itu dapat dilakukan melalui surat kabar, spanduk yang ditempel di papan pengumuman, media radio dan televisi yang biayanya ditanggung oleh terpidana.21 Hal ini diatur dalam Pasal 43 KUHP “jika hakim memerintahkan pengumuman putusan. berdasarkan kitab ini atau peraturan-peraturan mengenai hal-hal umum lainnya, maka ia harus pula menentukan cara pelaksanaan perintah itu atas beban terpidana”.

Tindak Pidana Penyedia Sarana Praktek Prostitusi Atau Muncikari Dan Unsur-Unsurnya

Dari maksud pemidanaan di atas, penulis berpendapat bahwa tujuan pemidanaan adalah untuk menimbulkan efek jera bagi pelaku yang melakukan tindak pidana agar pelaku yang telah melakukannya tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. Dengan demikian, ciri-ciri yang ada pada setiap tindak pidana adalah sifat pelanggaran hukumnya (wederrechtlichkeit, onrechtmatigheid). Salah satu tindak pidana yang saat ini sedang marak di Indonesia adalah tindak pidana prostitusi atau biasa disebut dengan prostitusi, dimana kegiatan tersebut dijadikan sebagai sumber penghasilan untuk memperoleh kesenangan hidup.

Menurut W.A. Bonger, dalam artikelnya Maatschappelijke Orzaken der Proprostitutie, mendefinisikan pengertian prostitusi atau pelacuran, “prostitusi adalah fenomena sosial dimana perempuan menjual dirinya dan melakukan tindakan seksual sebagai alat penghidupannya.”29 Menurut Soerjono Soekanto, prostitusi. atau prostitusi dapat diartikan sebagai pekerjaan yang bersifat memberi. Dalam melakukan kegiatan prostitusi atau pelacuran, banyak oknum yang memanfaatkan pekerjaan tersebut untuk mencari keuntungan bagi dirinya sendiri yang disebut dengan mucikari. Namun Indonesia sebagai negara hukum tidak bisa tinggal diam untuk memberantas tindak pidana praktik prostitusi yang merusak moral dan kepribadian seseorang.

Jadi, tindak pidana menawarkan prostitusi atau mucikari diatur dalam pasal 296 dan pasal 506 KUHP yang menyatakan; Unsur-unsur tindak pidana penyediaan fasilitas untuk praktek prostitusi atau mucikari dapat dilihat dari segi; Unsur ini terpenuhi karena mucikari dengan sengaja mempermudah melakukan perbuatan cabul dengan menyediakan pelacur.

Uraian Teoritis Tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang

Pengertian Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Unsur-Unsurnya Sebagai suatu tindak pidana, perdagangan orang dalam hukum Indonesia

Persetujuan dari korban perdagangan orang terhadap tujuan eksploitasi yang tercantum pada poin a) tidak relevan jika salah satu metode pada poin a) digunakan. Merekrut, mengirim, memindahkan, menyembunyikan, atau menerima seorang anak untuk tujuan eksploitasi dianggap sebagai perdagangan manusia, meskipun kegiatan ini tidak melibatkan metode apa pun yang disebutkan dalam sub-bagian (a) pasal ini. Tindak pidana perdagangan orang adalah setiap perbuatan atau serangkaian perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang ditentukan dalam Undang-undang No.

21 Tahun 2007.37 Dengan demikian segala sesuatu yang berhubungan dengan tindak pidana perdagangan orang, telah diatur dan di undangkan didalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang No. Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Pidana Tindak Pidana Perdagangan Orang Nomor. Didalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Pasal 11 disebutkan bahwa “setiap orang yang merencanakan atau melakukan permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana perdagangan orang, dipidana dengan pidana yang sama sebagai pelaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 5, dan Pasal 6.

Pasal 11 menjelaskan bahwa setiap orang yang melakukan tindak pidana atau melanggar undang-undang tentang perdagangan orang akan dikenai sanksi pidana sesuai dengan perbuatan pelaku sebagaimana diatur dalam Pasal 2, Pasal 5, Pasal 6. Oleh karena itu, perdagangan orang merupakan pelanggaran hak asasi manusia. masyarakat yang hanya membutuhkan korban sebagai komoditas untuk diperjualbelikan,. Dari pengertian tindak pidana perdagangan orang di atas, terdapat tiga unsur berbeda yang saling berkaitan, yaitu: 40.

Pengertian Tindak Pidana Perdagangan Orang Untuk di Ekplotasi dan Unsur-unsurnya

Maraknya perdagangan manusia disebabkan oleh faktor-faktor seperti kemiskinan, tidak tersedianya lapangan kerja, perubahan orientasi pembangunan dari pertanian ke industri dan krisis ekonomi, sehingga diperlukan upaya penanggulangan perdagangan manusia dan reformasi hukum.39. Pengaturan mengenai perdagangan orang melibatkan pengakuan hukum dan tidak hanya didasarkan pada perlindungan hukum. Perdagangan manusia yang mayoritas terjadi pada perempuan dan anak merupakan salah satu jenis perbudakan di era modern ini akibat krisis multidimensi yang dialami Indonesia.

43 Henny Nuraeny, Tindak pidana perdagangan orang dalam perspektif hak asasi manusia, PT Raja Grafindo Persada, Depok, 2016, hal. Faktanya, korban terbesar adalah perempuan dan anak-anak, karena kelompok inilah yang seringkali menjadi sasaran dan dianggap paling rentan. Eksploitasi adalah suatu tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban, yang termasuk namun tidak terbatas pada prostitusi, kerja paksa atau pelayanan, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, penindasan, pemerasan, penggunaan organ produktif secara fisik dan seksual, atau pengambilan atau pengambilan secara tidak sah. pencangkokan organ dan/atau jaringan tubuh atau pemanfaatan tenaga atau kemampuan orang lain untuk memperoleh keuntungan materil maupun immateriil.47.

Eksploitasi sering terjadi terhadap perempuan dan anak, dimana pelaku memanfaatkan korbannya untuk mencari keuntungan dan memperkaya diri dengan cara menjual atau menjual tubuh perempuan untuk dijadikan pelacur. Di sinilah biasanya keuntungan diperoleh dari kegiatan eksploitatif. 45 Zoer'aini Djamal Irwan, Eksploitasi besar-besaran terhadap perempuan dan lingkungan di Indonesia, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2009, hal. Eksploitasi seksual adalah segala bentuk penggunaan organ seksual atau organ tubuh lainnya milik korban untuk mendapatkan keuntungan, termasuk namun tidak terbatas pada seluruh kegiatan prostitusi dan percabulan.48.

Jenis-jenis Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Unsur-Unsurnya

Setiap orang yang memberikan atau memasukkan informasi palsu ke dalam dokumen pemerintah atau dokumen lainnya dengan tujuan memfasilitasi tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Siapa pun yang bersumpah palsu, mengajukan bukti palsu atau bukti palsu, atau mempengaruhi saksi secara melawan hukum. Setiap orang yang melakukan penganiayaan secara fisik terhadap saksi atau petugas dalam persidangan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO); setiap orang yang menghalangi, merintangi, atau merintangi baik langsung maupun tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan persidangan di muka pengadilan terhadap tersangka, terdakwa, atau saksi dalam perkara tindak pidana perdagangan orang (TPPO); siapa pun yang membantu pelaku perdagangan orang untuk melarikan diri.

Berdasarkan undang-undang no. 21 Tahun 2007, ruang lingkup substantif tindak pidana perdagangan orang mengandung unsur obyektif dan subyektif sebagai berikut: 50.

Ruang Lingkup Penelitian

Jenis Penelitian

Metode Pendekatan Masalah

Metode pendekatan legislasi terdiri dari penelaahan terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tindak pidana perdagangan orang, sebagaimana diatur dalam undang-undang no.Pendekatan kasus. Metode pendekatan kasus dengan menganalisis putusan perkara nomor 338 Pid.Sus/2018/PN.Mdn).

Sumber Bahan Hukum

Data tersier merupakan bahan hukum yang dapat mendukung informasi dari bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum.

Metode Penelitian

Analisis Bahan Hukum

Referensi

Dokumen terkait

Secara Perdata, harus mengganti kerugian (Pasal 1365 KUHPerdata) dan secara Pidana diancam pidana kurungan (Pasal 264 KUHP), serta secara organisatoris dapat

Pasal 351 KUHP berbunyi : (1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana paling banyak empat ribu lima ratus rupiah; (2) Jika perbuatan

Bahwa ketentuan pasal 292 KUHP yang menyatakan bahwa orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sesama kelamin yang diketahuinya atau sepatutnya harus

Pasal 49 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan mengatur mengenai perbuatan pencatatan palsu dalam pembukuan, atau dalam proses laporan, maupun dalam dokumen

1.5.2 Unsur Dalam Pembunuhan Perbuatan membunuh orang lain atau biasa disebut pembunuhan sudah ada dan diatur didalam Pasal 338 KUHP, yaitu yang berbunyi sebagai berikut: “Barang

637/Pid.2023/PT.MKS Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam pidana dalam pasal Pasal 317 ayat 1 yang berbunyi : “Barang siapa dengan sengaja mengajukan pengaduan atau

Beberapa pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang mengatur tentang aborsi abortus provocatus, antara lain: Pasal 229 ayat 1: “Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang

Menurut Sudarto, pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu.34 Sedangkan Roeslan Saleh menyatakan bahwa