• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

N/A
N/A
Arsita Kurniawati

Academic year: 2023

Membagikan "Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis

1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) a. Pengertian UMKM

UMKM memiliki definisi yang beragam pada setiap literatur menurut beberapa lembaga dan UU. Sesuai dengan UU Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang UMKM. Pasal 1 dari UU tersebut, dinyatakan bahwa Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut. usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan

commit to user

(2)

13 bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UU tersebut.

Rodjito dalam Qotrunnada (2019) mendefinisikan bahwa pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha yang punya peranan penting dalam perekonomian Negara Indonesia, baik dari sisi lapangan kerja yang tercipta maupun sisi jumlah usahanya.

Berdasarkan definisi di atas, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah suatu bentuk usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

b. Klasifikasi UMKM

Menurut UU Pasal 6 Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah, klasifikasi UMKM dibagi berdasarkan kekayaan bersih dan hasil penjualan. Klasifikasi tersebut yaitu:

1) Usaha Mikro

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)

2) Usaha Kecil

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 (lima commit to user

(3)

14 ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

3) Usaha Menengah

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b) Memliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha mikro yaitu usaha dengan jumlah tenaga kerja hingga 4 kecil. Usaha kecil yaitu usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang sampai 19 orang, sedangkan usaha menengah yaitu usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang.

Lembaga internasional seperti World Bank juga memberikan pengertian tentang UMKM. World Bank menggunakan tiga indikator kuantitatif untuk mendefinisikan UMKM, yaitu: (1) jumlah karyawan, commit to user

(4)

15 (2) neraca tahunan (aset) dalam dolar US, dan (3) omset dalam dolar US (IEG, 2008). Klasifikasi UMKM menurut World Bank dapat dilihat dalam tabel 2.1

Tabel 2.1

Klasifikasi UMKM Menurut World Bank

Indikator Tenaga Kerja Total Aset Omset per tahun

Mikro <10 ≤$100.000 ≤$100.000

Kecil >10 - ≤50 >$100.000 -

≤$3.000.000

>$100.000 -

≤$3.000.000 Menengah >50 - ≤300 >$3.000.000 -

≤15.000.000

>$3.000.000 -

≤15.000.000

Sumber: IEG, 2008 c. Karakteristik UMKM

Dalam perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah kelompok usaha dengan jumlah paling besar. Selain itu UMKM terbukti tahan terhadap berbagai macam guncangan krisis ekonomi. Tambunan (2002) mengungkapkan bahwa Karakteristik yang melekat pada UMKM merupakan kelebihan dan kekurangan UMKM itu sendiri. Beberapa karakteristik yang dimiliki UMKM adalah sebagai berikut:

1) Daya tahan

Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mempertahankan kelangsungan usahanya karena usaha tersebut merupakan satu- satunya sumber penghasilan keluarga. Oleh karena itu pengusaha

commit to user

(5)

16 kecil sangat adaptif dalam menghadapi perubahan situasi dalam lingkungan usaha.

2) Padat karya

Pada umumnya UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha yang bersifat padat karya. Dalam proses produksinya, usaha kecil lebih memanfaatkan kemampuan tenaga kerja yang dimiliki dari pada penggunaan mesin-mesin sebagai alat produksi.

3) Keahlian khusus

UMKM di Indonesia banyak membuat produk sederhana yang membutuhkan keahlian khusus namun tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal. Keahlian khusus tersebut biasanya dimiliki secara turun-temurun. Selan itu, produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia mempunyai kandungan teknologi yang sederhana dan murah.

4) Jenis produk

Produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia pada umumnya bernuansa kultur, yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri dari masyarakat di masing-masing daerah. Contohnya seperti kerajinan tangan dari bambu atau rotan, dan ukir-ukiran kayu.

5) Keterkaitan dengan sektor pertanian

UMKM di Indonesia pada umumnya masih bersifat agricultural based karena banyak komoditas pertanian yang dapat commit to user

(6)

17 diolah dalam skala kecil tanpa harus mengakibatkan biaya produksi yang tinggi

6) Permodalan

Pada umumnya, pengusaha kecil menggantungkan diri pada uang (tabungan) sendiri atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal untuk kebutuhan modal kerja.

Sudati (2019) mengungkapkan bahwa ada karakteristik yang menjelaskan posisi strategis UMKM di Indonesia. Pertama, UMKM tidak memerlukan modal yang besar sebagaimana perusahaan besar sehingga pembentukan usaha ini tidak sesulit usaha besar. Kedua, tenaga kerja yang diperlukan tidak menuntut pendidikan formal tertentu. Ketiga, sebagian besar berlokasi di pedesaan dan tidak memerlukan infrastruktur sebagaimana perusahaan besar. Keempat, UMKM terbukti memiliki ketahanan yang kuat ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi

2. Mebel

a. Pengertian mebel

Mebel atau furniture dalam bahasa inggris dapat diartikan sebagai segala jenis perlengkapan rumah yang dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari, seperti duduk, tidur, makan, dan lainnya. Kata furniture juga berasal dari bahasa Perancis yaitu fourniture. Fourniture berasal dari kata fournir yang mempunyai makna perabotan rumah atau ruangan.

Sedangkan menurut Kamus besar Bahasa aindoneia, mebel adalah commit to user

(7)

18 perabor yang diperlukan, berguna, atau disukai, seperti barang atau benda yang dapat dipindah-pindah, digunakan untuk melengkapi rumah, kantor, dsb. Mebel atau furniture adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti kursi, meja, lemari buku, lemari pakaian dipan dan seterusnya

b. Fungsi dan arti mebel

Mebel atau furniture adalah semua perabotan rumah tangga dapat digunakan oleh penghuninya untuk berbagai macam kegiatan seperti tempat penyimpanan barang, tempat duduk, tempat berbaring, tempat mengerjakan sesuatu atau tempat menaruh barang dan lainnya. Fungsi mebel akan terasa jika tidak ada di rumah. Kita akan terpaksa tidur di lantai dan kedinginan, membuka laptop di lantai, duduk berselonjor.

Manfaat mebel terasa membuat rumah kita lebih nyaman untuk beristirahat, bekerja serta membuat ruah menjadi lebih rapi.

Mebel bukan hanya bermanfaat untuk kenyamanan dan kerapian rumah saja. Kursi biasa dijadikan sarana menyampaikan status ekonomi seorang tidak nampak kaya sampai dia menampakkannya dalam bentuk mebel yang mewah. Biasanya mebel mewah itu ada adalah mebel klasik.

Mebel minimalis juga bisa mewah jika bahannya mahal, misalnya dari kayu jati berdiameter besar dan berukuran besar. Tanpa berbicara secara verbal, kursi sudah berbicara bahwa pemilik mebel ini adalah orang kaya.

commit to user

(8)

19 Tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap mebel dari tahun ke tahun selalu meningkat. Permintaan akan mebel jauh melebihi tingkat pertumbuhan penduduk dan atau tingkat pertumbuhan rumah tangga baru di Indonesia. Hal ini berarti bahwa mebel dibutuhkan bukan hanya karena fungsinya saja, tapi sudah masuk pada pemenuhan kebutuhan selera. Furnitur kini telah menjadi produk fashion, mode, dan gaya hidup.

Di lain pihak, ketersediaan barang mebel itu juga sudah sedemikian tingginya sehingga dimana saja, kapan saja, dan pada tingkat harga berapa saja, masyarakat dengan mudah dapat memperolehnya.

3. Pendapatan

Pendapatan atau penghasilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “hasil kerja atau usaha”. Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Dalam arti ekonomi, pendapatan adalah balas jasa atas penggunaan faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga dan sektor perusahaan yang dapat berupa gaji/upah, sewa, bunga serta keuntungan/profit (Sukirno, 2000)

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan sebagai imbalan atau penghasilan selama sebulan baik berupa uang maupun barang yang diterima oleh seseorang yang bekerja dengan status pekerja bebas. BPS membagi pendapatan menjadi tiga golongan, yaitu:

commit to user

(9)

20 a. Pendapatan berupa uang, yaitu sebagai penghasilan berupa yang sifatnya

reguler dan biasanya diterima sebagai balas jasa yang meliputi:

1) Gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja lembur, kerja sampingan dan kerja kadang-kadang.

2) Pendapatan dari usaha sendiri yang meliputi hasil bersih usaha sendiri, konsumsi dan penjualan dari kerajinan rumah tangga.

3) Pendapatan dari hasil investasi seperti bunga, modal, dan tanah.

b. Pendapatan berupa butang, merupakan penghasilan yang sifatnya reguler tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa yang diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang atau jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang atau jasa tersebut.

c. Penerimaan yang bukan merupakan pendapatan, yaitu penerimaan berupa pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, hadiah, warisan dan sebagainya.

Pendapatan usaha adalah jumlah yang dibebankan kepada konsumen atas barang dan jasa yang dijual. Pendapatan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkannya.

Pendapatan pada dasarnya diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa yang diberikan. (Butarbutar et al., 2017) commit to user

(10)

21 Pendapatan adalah salah satu faktor yang paling utama dalam pembentukan laporan laba rugi usaha. Keberlangsungan hidup perusahaan sangat dipengaruhi oleh pendapatan. Semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran perusahaan. Selain itu pendapatan berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan, pendapatan merupakan darah bagi keberlangsungan suatu perusahaan.

Menurut Munandar (2006) pengertian pendapatan adalah suatu pertambahan aset yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan aset yang disebabkan karena bertambahnya liabilities. Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan.

Tujuan pokok diadakannya usaha adalah untuk memperoleh pendapatan, kemudian pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha perdagangannya. Dilihat dari sisi produsen, pendapatan berarti jumlah penghasilan yang diperoleh dari menjual barang hasil produksinya atau dengan kata lain mengharapkan produksi dengan suatu harga pasar tertentu (Gunawan, 1994)

Pendapatan ditentukan oleh faktor penjualan barang yang diproduksi dan harga per barang dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga commit to user

(11)

22 barang ditentukan oleh penawaran dan permintaan antara penjual dan pembeli di pasar. Pendapatan disebut juga Total Revenue yang merupakan total pendapatan yang diterima pelaku usaha sebagai hasil dari total penjualan. Pendapatan dirumuskan sebagai hasil kali antara jumlah unit yang terjual dengan harga per unit (Mankiw, 2011). Jika dirumuskan secara matematis adalah sebagai berikut:

𝑇𝑅 = 𝑃 𝑥 𝑄

TR : Total Revenue (Pendapatan total) P : Price (Harga)

Q : Quantity (Jumlah barang/jasa yang dihasilkan)

Berdasarkan uraian di atas dapat dikaitkan dengan usaha mebel, maka pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan kotor penjual mebel, artinya pendapatan yang belum dikurangi biaya-biaya yang digunakan.

4. Modal

Modal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu “uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”.

Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk menaikkan tingkat produksi, atau modal adalah barang barang yang dapat digunakan untuk berproduksi dimasa yang akan datang (Suparmoko, 1992:75). Modal

commit to user

(12)

23 merupakan salah satu faktor paling penting bagi setiap usaha, baik skala kecil, menengah, maupun besar (Tambunan, 2002). Maka dari itu modal merupakan salah satu elemen penting yang harus mendapat perhatian oleh pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya karena perannya dalam menunjang usaha. Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam memperoleh pendapatan yang optimal adalah tersedianya modal yang cukup. Kekurangan modal akan sangat membatasi pengembangan usaha.

Dengan modal yang cukup maka akan meningkatkan jumlah produksi sehingga pendapatan juga akan meningkat.

Modal adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menjalankan suatu usaha perusahaan. Modal juga dapat dari dalam perusahaan atau yang penambahan dari pihak pemilik perusahaan dan juga pemilik lain. Modal juga merupakan segala sesuatu yang diberikan dan dialokasikan dalam suatu usaha.

Dalam setiap perekonomian kegiatan memproduksi memerlukan barang modal. Dalam perekonomian primitif sekalipun, modal diperlukan.

Dalam perekonomian modern barang modal diperlukan lagi. Modernisasi perekonomian tidak akan berlaku tanpa modal yang kompleks dan sangat tinggi produktivitasnya (Sukirno, 2011).

Menurut (Mubyarto, 1986) modal adalah barang atau uang sebagai faktor produksi, uang digunakan untuk menghasilkan barang baru atau hasil produksi. Modal dibagi menjadi 2 macam, antara lain:

commit to user

(13)

24 a. Modal tidak bergerak (modal tetap)

Modal tidak bergerak merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha dalam proses produksi yang tidak habis pakai dalam satu kali produksi. Modal tetap berupa tanah, bangunan dan mesin-mesin produksi yang digunakan.

b. Modal bergerak (modal variabel)

Modal bergerak adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha dalam proses produksi dan habis dalam satu kali produksi berlangsung.

Modal bergerak berupa biaya dalam menggunakan bahan baku atau penunjang produksi dan biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja.

Modal menjadi persoalan yang dihadapi hampir semua pelaku usaha, karena untuk memulai usaha dibutuhkan pengeluaran sebagai modal awal usaha. Modal awal digunakan untuk memenuhi alat-alat produk maupun pengeluaran bahan baku. Melalui barang-barang yang dihasilkan kemudian dijual untuk menghasilkan sejumlah uang pengembalian modal dan hasil keuntungan yang didapat. Sebagian keuntungan kembali digunakan untuk memperbesar modal agar dapat memproduksi barang dalam jumlah lebih banyak dan keuntungan dapat meningkat.

Pengertian modal dalam penelitian ini adalah sejumlah uang/harta yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha dengan tujuan memperoleh laba yang optimal sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengusaha mebel di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara commit to user

(14)

25 5. Tenaga Kerja

Keberhasilan pengembangan suatu usaha dipengaruhi oleh faktor- faktor produksi. Faktor produksi didefinisikan sebagai suatu hal yang diperlukan untuk memproduksi atau menghasilkan suatu barang. Setiap perusahaan dalam melaksanakan proses produksi tidak dapat hanya mengandalkan fasilitas dengan teknologi modern, arena untuk memperlancar proses produksi dibutuhkan jasa tenaga kerja (Herawati, 2008). Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam proses produksi untuk menghasilkan barang selain faktor modal, teknologi dan sumber daya alam.

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Sukirno 2006). Tenaga kerja merupakan orang yang melaksanakan kegiatan dan menggunakan peralatan dengan teknologi untuk menghasilkan barang yang bernilai ekonomi. Tenaga kerja dibutuhkan untuk melakukan transformasi yang berawal dari bahan baku menjadi barang jadi dan bernilai ekonomi (Ruch, Fearon, & Witers dalam Aditya, 2019)

Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mendefinisikan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Pada UU No. 25 tahun 1997 mendefinisikan tenaga kerja adalah penduduk usia 15 tahun atau lebih. commit to user

(15)

26 Tenaga kerja yang dimaksud dalam ekonomi adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi (Daniel, 2002). Sedangkan menurut Sukirno (2006), tenaga kerja dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan keahlian dan pendidikannya, yaitu:

a. Tenaga kerja kasar

Tenaga kerja yang berpendidikan rendah dan tidak mempunyai keahlian dalam suatu bidang pekerjaan.

b. Tenaga kerja terampil

Tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan pendidikan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu, dan tukang memperbaiki televisi.

c. Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja yang mempunyai pendidikan yang tinggi dan dalam bidang-bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ekonom, dan insinyur.

Setiap perusahaan menginginkan tenaga kerja yang dapat memberikan produktivitas kerja secara maksimalkan. Produktivitas tenaga kerja dalam suatu usaha sangat penting dalam proses produksi menghasilkan barang. Semakin tinggi produktivitas maka pendapatan perusahaan akan semakin meningkat. (Aditya, 2019)

Produktivitas merupakan upaya mencapai kualitas dan kuantitas suatu proses kegiatan produksi sesuai dengan bahasan ilmu ekonomi. commit to user

(16)

27 Orientasi produktivitas adalah bagaimana mendayagunakan faktor produksi agar mendapatkan keluaran yang optimum. Produkivitas tenaga kerja sangat penting dalam proses produksi untuk menghasilkan barang. Produktivitas tenaga kerja adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dari berbagai sumber daya dalam perusahaan yang digunakan untuk meningkatkan kuantitas produksi maupun kualitas produksi yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan.

Pada umumnya tenaga kerja yang bekerja di sektor informal ini bukanlah disebabkan oleh permintaan hasil pertumbuhan ekonomi, tetapi ditentukan oleh jumlah angkatan kerja itu sendiri. Hal ini terjadi karena jumlah kesempatan kerja tidak dapat menampung perkembangan angkatan kerja yang ada, sehingga berkembngnya sektor informal merupakan bentuk dari pengangguran. Industri kecil dan kerajinan rakyat dalam proses produksinya banyak melibatkan tenaga kerja manusia, sehingga industri kecil bersifat padat karya.

Karakteristik tenaga kerja sektor informal menurut Hidayat (1990) adalah sebagai berikut:

commit to user

(17)

28 a. Tenaga kerja sektor informal mudah keluar masuk pasar

b. Tidak meiliki ketrampilan yang memadai

c. Biasanya sedikit atau tidak memiliki pendidikan formal

d. Biasanya pemilik usaha merangkap tenaga kerja yang dibantu tenaga kerja keluarga

Meningkatnya permintaan akan barang dan jasa pada suatu industri, maka produsen akan memerlukan lebih banyak tenaga kerja, bahan baku dan mesin pendukung guna memproduksi barang-barang dalam jumlah yang diminta oleh konsumen (Gilarso, 1994). Hal tersebut menjelaskan secara tidak langsung bahwa apabila permintaan suatu baran naik, maka produsen akan mempekerjakan tenaga kerja sehingga produsen dapat memenuhi permintaan konsumen dan pendapatan produsen juga meningkat.

6. Lama Usaha

Lama usaha adalah lamanya pedagang berkarya pada usaha yang sedang di jalani saat ini (Asmie, 2008). Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha, pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku (Sukirno, 1994).

Lama usaha merupakan salah satu penentu dari pendapatan, khususnya sektor informal. Lama usaha menentukan pengalaman, semakin lama usaha maka akan semakin baik kualitas usaha tersebut. Lama seorang pelaku bisnis menekuni usahanya akan meningkatkan kemampuan profesionalnya. Semakin lama menekuni usaha tersebut akan meningkatkan commit to user

(18)

29 pengetahuan tentang selera atau perilaku konsumen. Keterampilan berdagang semakin bertambah dan semakin banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan (Asmie, 2008).

Semakin lama masa kerja maka pendapatan yang diperoleh akan semakin besar, karena masa kerja yang lebih lama biasanya semakin banyak pengalaman. Pengalaman akan memudahkan pekerjaan dalam memperoleh hasil yang lebih besar (Sudirman, 1990). Banyaknya pengalaman seseorang akan memperluas wawasannya, dengan demikian hal tersebut juga akan meningkatkan daya serapnya terhadap hal baru. Pengalaman kerja dengan sendirinya juga akan meningkatkan pengerahuan, kecerdasan, dan ketrampilan seseorang. Semakin lama usaha semakin intensif pengalaman kerja maka akan semakin besar peningkatannya. Inilah yang memungkinkan orang dapat menghasilkan barang dan jasa yang semakin lama semakin banyak, beragam, dan bermutu (Suroto, 1992). Dengan demikian semakin beragamnya barang dan jasa yang dihasilkan, maka permintaan dari masyarakat akan semakin meningkat sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengusaha

Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan maka akan makin meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen (Wicaksono, 2011). Semakin lama usaha dijalankan akan mengakibatkan adanya perkembangan usaha yang signifikan ke arah positif atau negatif. Perkembangan dari usaha tersebu tergantung dari iklim

commit to user

(19)

30 perdagangan dan persaingan yang terjadi di dunia usaha/pasar (Furqon, 2017).

Lama usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, semakin lama seseorang pelaku menekuni bidang usahanya maka akan meningkatkan produktivitasnya atau keahliannya, sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi. Dari segi pengalaman, maka industri kecil yang memiliki umur lebih lama tentunya lebih dapat berkembang dengan baik, karena industri tersebut lebih dahulu mengenal kondisi pasar yang ada dan selera dari konsumen Lama usaha dalam penelitian ini adalah lamanya usaha industri kecil itu dilakukan atau umur dari usaha tersebut semenjak industri kecil itu berdiri hingga pada saat penulis melakukan penelitian ini.

7. Promosi Online

Promosi merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk memepertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan perkembangan usahanya dan mendapatkan laba.

Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan tergantung pada kemampuan dan kehalian di bidang pemasaran. Dalam pencapaian tujuan perlu adanya strategi promosi yaitu suatu rencana yang dimiliki oleh suatu perusahaan sebagai pedoman bagi kegiatan-kegiatan pemasaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan (Swastha & Irawan, 2005).

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi yang dibuat untuk commit to user

(20)

31 mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dan pemasaran (Swastha, 2006). Proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran promosi yang meliputi periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (public relation), publisitas (publicity), promosi penjualan (sales promotion), dan pemasaran langsung adalah bagian dari rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan (Kotler, 2007).

Promosi menjadi media informasi mengenalkan segala hal berkaitan dengan produk yang akan ditawarkan produsen kepada konsumen.

Efektivitas kegiatan promosi penjualan akan sangat menentukan citra produk maupun citra perusahaan dimata masyarakat, khususnya konsumen, pada akhirnya akan sangat mempengaruhi tingkat permintaan konsumen atas produk yang ditawarkan. Karena itulah kegiatan mempromosikan barang yang akan dijual termasuk kegiatan pemilihan media yang sesuai dengan bagian dagangan, menjadi kegiatan yang sangat penting bagi perusahaan.

Berbagai usaha menjalankan kegiatan promosi dengan sistem atau cara tersendiri disesuaikan dengan kebutuhannya. Adapun tujuan promosi menurut Kotler dan Amstrong (2009), yaitu sebagai berikut:

commit to user

(21)

32 a. Mendorong pembelian jangka pendek atau meningkatkan hubungan

pelanggan jangka panjang

b. Mendorong pengecer menjual barang baru dan menyediakan lebih banyak persediaan

c. Mengiklankan produk perusahaan dan memberikan ruang rak yang lebih banyak

d. Untuk tenaga penjualan, berguna untuk mendapatkan lebih banyak penjualan bagi produk lama atau baru atau mendorong wiraniaga mendapatkan pelanggan baru

Menurut Kotler dan Armstrong (2004), E-promotion yaitu usaha perusahaan untuk menginformasikan, berkomunikasi, mempromosikan dan memasarkan produk dan jasanya melalui internet. Menurut Mohamed et al (2003) E-promotion adalah proses dari membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan melalui aktivitas online yang memfasilitasi pertukaran ide, produk dan layanan yang memenuhi tujuan kedua belah pihak.

Strategi promosi dalam sebuah penjualan tentunya harus mengetahui cara atau strategi pemasarannya, saat ini pemasaran tidak harus dengan cara offline atau dengan cara menyebar berbagai katalog atau dengan memasang spanduk di pinggir jalan atau dengan membagikan selebaran kepada orang- orang, cara tersebut membutuhkan tenaga, waktu, dan uang yang tidak sedikit. Oleh karena itu, banyak dari perusahaan kecil menggunakan commit to user

(22)

33 strategi promosi penjualan dengan cara online, berikut beberapa keunggulan strategi promosi online yaitu (1) waktu yang digunakan lebih efisien, (2) Proses promosi lebih cepat dan dapat menjangkau target lebih luas, dan (3) Biaya lebih murah.

Menurut Sofyan (2020), promosi dapat meningkatkan penjualan usaha online shop, artinya bahwa dengan melakukan promosi yang produktif maka akan meningkatkan tingkat penjualan usaha online shop.

Begitupun dengan Grifan (2018), penerapan promosi online dapat meningkatkan keputusan pembelian sehingga dapat meningkatkan penjualan barang dan pendapatan usaha.

E. Kajian Empiris

1. Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Metode Hasil Analisis

1 Setiaji W.B., Rifki K.

(2018)

Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Modal, Tenaga Kerja, dan

pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengusaha tahu Variabel jam kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengusaha tahu

2 Elvera, dan Yesita Astarina (2020)

Analisis Regresi Linier berganda

Promosi Online dan Lokasi usaha berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan

3 Laili, Y.K Achmad Hendra S.

(2020)

Analisis Regresi Linear Berganda

Modal, tenaga kerja, pendidikan, dan jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM

Modal, tenaga kerja, pendidikan, dan jam kerja secara bersama- sama mempengaruhi pendapatan UMKM

commit to user

(23)

34 4 P. Polandos, D.

Engka, K.

Tolosang (2019)

Analisis Regresi Linier Berganda

Modal usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM

Lama usaha dan tenaga kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM

Modal usaha, lama usaha, dan jumlah tenaga secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM

5 Komang Widya Nayaka, I Nengah Kartika (2018)

Analisis Regresi Linear Berganda

Modal, tenaga kerja, dan bahan baku secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengusaha

Modal, tenaga kerja, dan bahan baku secara parsial berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha

6 Umaruddin Usman, Fifiliani (2018)

Analisis Regresi Linier Berganda

Modal, Luas Lahan, tenaga kerja, dan tingkat pendidikan secara secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan

Modal, Luas Lahan, tenaga kerja, dan tingkat pendidikan secara parsial maupun berpengaruh terhadap pendapatan

7 Livia Tinneke O.K., Vekie A.

Rumate, Daisy S.M. Engka

Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Modal, Lokasi Usaha, Pelatihan, dan Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil (UMK) di Kota Manado

8 Prastowo, Grifan Agus (2018)

Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Promosi Online berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

9 Gestry R.

Butarbutar, Any Widayatsari, Nobel Aqualdo (2017)

Analisis Regresi Linier Berganda

Modal, Tenaga Kerja dan Lama Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha industri makanan khas Tebing Tinggia

10 Deiral Diandrino, Devanto Shasa Pratomo

Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Modal, Pendidikan , Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap Penadapatan UMKM kedai kopi di Malang commit to user

(24)

35

(2018) Variabel Lama Usaha tidak

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UMKM kedai kopi di Malang

2. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang telah dilakukan. Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa variabel yaitu variabel Modal, Tenaga kerja, Lama usaha, dan Promosi online untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pendapatan yang diterima.

Untuk memudahkan kegiatan penelitian yang, gambar 2.1 merupakan kerangka pemikiran sistematis dalam penelitian ini:

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian F. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang berupa dugaan sementara atau jawaban sementara dan bukan hal yang dianggap mutlak. Hipotesis

Modal

Pendapatan Tenaga Kerja

Lama Usaha

Promosi Online

commit to user

(25)

36 diperlukan sebagai penjelasan dari suatu permasalahan yang memerlukan pemecahannya. Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan di atas, maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM mebel di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara.

2. Diduga tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM mebel di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara.

3. Diduga lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM mebel di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara.

4. Diduga promosi online berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM mebel di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara.

5. Diduga modal, tenaga kerja, lama usaha, dan promosi online secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM mebel di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara.

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

b) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

UK adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang yang

Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

Usaha Mikro Kecil dan menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha, yang bukan merupakan anak

Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahan yang