• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Rohma Kusuma Zulianti

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II: TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

21

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada tinjauan pustaka berisikan literatur dan dasar teori yang berkaitan dengan pariwisata, agrowisata, dan tanaman teh yang menjadi landasan teori serta studi preseden dengan fungsi bangunan yang sejenis dengan agrowisata teh.

A. Tinjauan Pariwisata 1. Pengertian Pariwisata

a. Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari Pari yang berarti penuh, lengkap, berkeliling dan wis (man) yang berarti rumah, property, kampong, komunitas serta ata yang berarti pergi terus menerus, mengembara.

Sehingga pariwisata adalah pergi secara lengkap meninggalkan rumah dan berkelilign terus-menerus (Nyoman S. Pendit, 2002).

b. Pariwisata dalam arti luas dalah kegiatan rekreasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau ingin mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata adalah fenomena pergerakan manusia, barang dan jasa dalam aspek yang sangat kompleks dan terkait erat dengan organisasi, hubungan kelembagaan maupun individu serta kebutuhan layanan dan sebagainya (Damanik dan Weber, 2006).

c. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mendefinisikan wisata sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi temapt tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan dari daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, serta pemerintah.

Dari beberapa pengertian pariwisata diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pariwisata adalah suatu kegiatan berpergian yang dilakukan oleh sekelompok orang atau individu dengan tujuan yang beragam, yaitu untuk rekreasi, mempelajari keunikan atau pengembangan diri yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu atau sementara.

(2)

commit to user

22 2. Jenis-Jenis Pariwisata

Terdapat 7 jenis pariwisata (Pendit, 2002), yakni sebagai berikut.

a. Wisata Budaya

Wisata budaya merupakan wisata yang dilakukan atas dasar keinginan pribadi untuk memperluas pandangan hidup dengan cara mengadakan perjalanan atau peninjauan ketempat lain, mempelajari adat, cara hidup dan budaya yang berbeda.

b. Wisata Maritim atau Bahari

Jenis wisata ini memiliki kaitan dengan kegiatan olah raga yang dilakukan di air, seperti danau, pantai atau di laut. Kegiatan bahari antara lain berlayar, menyelam, berselancar, dll.

c. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)

Wisata ke suatu tempat cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan atau sebagainya. Kegiatan wisata ini biasa dilakukan oleh orang- orang pecinta alam atau orang yang menggemari keindahan alam.

d. Wisata Konvensi

Berbagai Negara sudah banyak membangun wisata konvensi yang menyediakan fasilitas bangunan dengan ruang-ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya yang bersifat nasional maupun internasional.

e. Wisata Pertanian (Agrowisata)

Wisata ini dilakukan di area pertanian atau perkebunan. Wisatawan biasa melakukan kunjungan dengan tujuan studi maupun hanya melihat dan menikmati perkebunan atau pertanian yang dikunjungi.

f. Wisata Buru

Wisata ini biasa dilakukan di hutan tempat berburu yang diperbolehkan pemerintah. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan.

g. Wisata Ziarah

Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, pemakaman, bukit, atau gunung yang dianggap keramat.

(3)

commit to user

23 3. Komponen 4A Pariwisata

Terdapat 4 komponen yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu attraction, accessibility, amenity dan ancilliary (Cooper dkk, 1995).

a. Attraction (Atraksi)

Suatu daerah dapat menjadi suatu tujuan wisata apabila kondisi eksisting mendukung untuk dikembangkan menjadi suatu atraksi wisata sehingga dapat menciptakan atau memiliki daya tarik tersendiri. Daya tarik tersebut dapat berupa Natural Resources (alami), atraksi wisata budaya, atau atraksi buatan oleh manusia.

b. Amenity (Fasilitas)

Amenity atau amenitas adalah sarana dan prasarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah wisata yang dituju. Akomodasi yang banyak diinginkan oleh wisatawan berkunjung seperti contohnya adalah restoran yang mudah dijangkau serta memenuhi kebutuhan wisatawan selama berada di obyek wisata yang dikunjungi.

c. Accessibility (Aksesibilitas)

Accessibility merupakan hal yang paling penting dalam kegiatan pariwisata. Transportasi maupun jasa transportasi menjadi akses yang penting dalam pariwisata. Jika suatu daerah tidak menyediakan atau tidak tersedianya suatu fasilitas aksesibilitas yang baik seperti bandara, pelabuhan dan jalan raya, maka tidak akan ada wisatawan yang dapat berkujung. Maka dari itu diperlukan adanya aksesibilitas yang direncanakan dengan baik dan memadai sehingga daerah tujuan wisata dapat dikunjungi oleh wisatawan.

d. Ancillary (Pelayanan Tambahan)

Ancillary adalah pelayanan tambahan atau adanya lembaga pariwisata. Wisatawan akan semakin sering untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan dan terlindungi baik melaporkan maupun mengajukan suatu kritik dan saran.

4. The Tourist Gaze

Buku The Tourist Gaze berisikan mengenai pandangan-pandangan turis atau wisatawan. Menjadi turis atau wisatawan merupakan salah satu bentuk pengalaman yang modern. Hal tersebut telah menjadi pemikiran di masyarakat modern serta dianggap dapat berdampak baik bagi kesehatan (Feifer, 1985:224).

(4)

commit to user

24

Wisatawan melakukan perjalanan wisata secara berkelompok yang dipandu oleh tour guide dan dalam perjalanan tersebut wisatawan akan menemukan kesenangan dalam bentuk atraksi yang disajikan secara tidak authentic atau original. Sehingga banyak dari wirausahawan wisata menyajikan suatu tempat wisata yang lebih menarik untuk didatangi wisatawan dengan cara membentuk sistem yang secara terus menerus memiliki inovasi serta mengevaluasi tempat- tempat potensial yang dapat terus dikembangkan.

Wisatawan akan memiliki kecenderungan untuk mencari tempat baru yang tidak terlalu memiliki kontradiksi dan tidak monoton dengan cara menunjukkan citra atau khasnya masing-masing. Wisatawan akan melakukan pencarian mengenai “authencticity” dan pencarian tersebut dibentuk dalam versi modern dari kepedulian manusia terhadap sesuatu yang dianggap suci atau sakral. Turis atau wisatawan adalah semacam peziarah kontemporer yang mencari authenticity “masa” dan “tempat” lain dari kehidupan sehari-hari orang pada umumnya. Wisatawan menunjukan ketertarikan pada kehidupan orang lain yang sulit ditemukan dalam pengalaman mereka sendiri (Mac Cannell, 1999:49).

Daya tarik bukanlah objek itu sendiri tetapi tanda yang mengarah pada suatu hal yang menandainya sebagai ciri khas. Dengan demikian penanda tersebut menjadi pemandangan yang menjadi ciri khas (Culler, 1981: 139). Karakter pandangan adalah pusat dari pariwisata. Sehingga pariwisata harus mencakup suatu pengalaman baru yang berbeda dari kehidupan sehari-hari (Campbell, 1987).

Disamping banyaknya pandangan tersebut, disimpulkan bahwa wisatawan cenderung mencari suatu wisata yang memiliki authenticity yang daapt diartikan memiliki beberapa aspek tertentu dari tempat tersebut yang membedakannya dari apa yang secara konvensional ditemui di kehidupan sehari-hari dengan cara memiliki penanda yang dapat dijadikan suatu daya tarik atau ciri khas.

5. Jenis Pengunjung

a. Foreign Tourism atau wisatawan asing adalah orang yang melakukan perjalanan wisata yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara dimana dia biasanya tinggal, istilah wisatawan asing saat ini populer dengan sebutan Wisatawan Mancanegara.

b. Domestic Foreign Tourist adalah orang asing yang berdim atau bertempat tinggal pada suatu negara yang melakukan perjalanan wisata di wilayah

(5)

commit to user

25

negara di mana dia tinggal. Orang tersebut bukan warga negara dimana dia berada tetapi Warga Negara Asing (WNA) yang karena tugas dan kedudukannya menetap dan tinggal pada suatu negara.

c. Domestic Tourist adalah Wisatawan Dalam Negeri (WDN) yaitu seorang warga negara yang melakukan perjalanan negaranya, wisawan semacam ini lebih dikenal denga Wisatawan Nusantara.

d. Indigenous Foreign Tourist adalah warga suatu negara tertentu yang karena tugas atau jabatannya berada di luar negeri dan pulang ke negar asalnya untuk melakukan perjalanan wisata di wilayah negarnya sendiri.

e. Transit Tourist adalah wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu negara tertentu yang menumpang kapal udara atau kapal laut ataupun kereta api yang terpaksa singgah pda suatu pelabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri.

f. Business Tourist adalah orang yang mengadakan perjalanan untuk tujuan lain bukan isata, tetapi perjalanan wisata itu dilakukan setelah tujuan utamanya selesai. Jadi perjalanan wisata merupakan perjalanan sekunder setelah tujuan primernya.

B. Tinjauan Agrowisata 1. Pengertian Agrowisata

a. Agrowisata adalah salah satu bentuk kegiatan wisata yang dilakukan dikawasan pertanian yang menyajikan suguhan pemandangan alam kawasan pertanian (farmland view) dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata tersebut ikut melibatkan wisatawan dalam kegiatan-kegiatan pertanian (Arifin, 1992).

b. Agrotourism, agrowisata, wisata agro atau wisata pertanian merupakan penggabungan aktivitas wisata dan aktivitas pertanian (Nurisjah, 2001).

c. Agrowisata merupakan salah satu alternatif potensial yang dapat dikembangkan dipedesaan. Pengertian agrowisata adalah suatu jenis pariwisata yang khusus menjadikan hasil pertanian, perkebunan sebagai daya tarik untuk wisatawan (Yoeti, 2000:143).

d. Agrowisata adalah wisata pertanian dengan obyek kunjungan daerah pertanian atau perkebunan yang sifatnya khas karena telah dikembangkan

(6)

commit to user

26

sehingga dapat memunculkan beberapa aspek daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi. Aspek tersebut antara lain, jenis tanaman yang khas, cara budidaya dan teknologi yang digunakan, sejarah, pemandangan alam dan sosial budaya di sekitarnya (Damardjati, 1995:5).

2. Jenis-Jenis Agrowisata

a. Jenis agrowisata berdasarkan polanya

Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua pola, yaitu alami dan buatan (www.database.deptan.go.id).

1) Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal dimana kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain.

2) Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan-kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan.

b. Jenis agrowisata berdasarkan pengembangan

Jenis-jenis Agrowisata berdasarkan pengembangannya ada 7 (Sastrayuda, 2010), yakni sebagai berikut.

1) Agrowisata perkebunan

Beberapa daya tarik perkebunan sebagai obyek wisata adalah sebagai berikut.

a) Daya tarik historis bagi wisatawan yang berkaitan dengan unsur nostalgia seperti wisatawan Belanda, Inggris yang sejak dulu memiliki lahan perkebunan yang sangat luas di Indonesia.

b) Pemandangan alam yang indah dan berhawa sejuk.

c) Cara tradisional dalam penanaman, pemeliharaan dan pengelolaan.

d) Jenis tanaman langka (agro forestry) untuk menciptakan agrowisata perkebunan ini.

(7)

commit to user

27

2) Agrowisata tanaman bunga dan buah-buahan

Daya tarik kebun buah-buahan sebagai obyek wisata adalah letak kebun buah dan bunga, terletak pada lokasi yang indah dan memiliki teknik budi daya yang khas, cara pemeliharaan buah yang tradisional dan lain-lain.

3) Agrowisata tanaman pangan

Daya tarik spesifik yang dapat dikembangkan bagi agrowisata tanaman pangan adalah kegiatan budi daya secara tradisional seperti pengolahan tanah dengan bajak (hewan) persemaian, penanaman panen dan pasca panen.

4) Agrowisata peternakan

Daya tarik peternakan sebagai sumberdaya wisata antara lain pola beternak, cara tradisional dalam peternakan, serta budidaya hewan ternak (Tirtawinata, 1996).

5) Agrowisata perikanan

Jenis kegiatan perikanan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi obyek agrowisata, adalah budi daya perikanan darat, di sawah yang lebih dikenal dengan mina padi, budi daya tambak ikan, udang dan kegiatan perikanan laut.

6) Agrowisata perhutanan

Potensi perhutanan yang dapat dikembangkan menjadi obyek agrowisata perhutanan adalah kawasan konservasi dan hutan rakyat, untuk kawasan wisata pantai, pemanfaatan garis sepanjang pantai bagi agrowisata perhutanan dapat berupa penghijauan tanaman pantai yang ditanam sepanjang koridor pantai.

7) Pengelolaan hasil pertanian (agro industri)

Dalam upaya pengembangan agro industri, beberapa faktor dominan yang perlu diperhatikan adalah penyediaan bahan baku, dan pemanfaatannya serta cara pemasarannya. Agro industri atau kegiatan pengelolaan hasil pertanian yang dimanfaatkan sebagai obyek agrowisata lebih ditujukan pada upaya untuk memberikan keterampilan penduduk dalam mengelola hasil pertaniannya menjadi bahan makanan sebagai jasa boga/kuliner khas daerah setempat yang selanjutnya dapat dijual sebagai cinderamata bagi wisatawan.

(8)

commit to user

28 3. Kriteria Agrowisata

Kawasan agrowisata merupakan suatu kawasan yang memiliki kriteria (Bappenas, 2004), yaitu sebagai berikut.

a. Memiliki potensi atau basis kawasan di sektor agro.

1) Sub sistem usaha pertanian primer (on farm) yang dapat berupa perkebunan.

2) Sub sistem industri pertanian yang antara lain terdiri industri pengolahan, kerajinan, pengemasan, dan pemasaran.

3) Sub sistem pelayanan yang menunjang kesinambungan dan daya dukung kawasan baik terhadap industri & layanan wisata maupun sektor agro.

b. Adanya kegiatan masyarakat yang didominasi oleh kegiatan pertanian dan wisata dengan keterkaitan dan ketergantungan yang cukup tinggi. Kegiatan pertanian yang mendorong tumbuhnya industri pariwisata, dan sebaliknya kegiatan pariwisata yang memacu berkembangnya sektor agro.

c. Adanya interaksi yang intensif dan saling mendukung bagi kegiatan agro dengan kegiatan pariwisata dalam kesatuan kawasan. Berbagai kegiatan dan produk wisata dapat dikembangkan secara berkelanjutan.

4. Prinsip Agrowisata

Prinsip-prinsip agrowisata ada 9 (Wood, 2000), yakni sebagai berikut.

a. Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.

b. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian.

c. Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.

d. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian, menejemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi.

e. Memberi penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan penataan serta pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.

f. Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.

(9)

commit to user

29

g. Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara dan masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah sekitar kawasan yang dilindungi.

h. Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak melampaui batas-batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal.

i. Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikannya dengan lingkungan alam dan budaya.

5. Prasyarat Agrowisata

Pengembangan kawasan agrowisata harus memenuhi beberapa prasyarat dasar antara lain sebagai berikut.

a. Memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk mengembangkan komoditi pertanian yang akan dijadikan komoditi unggulan.

b. Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agrowisata.

c. Memiliki sumberdaya manusia yang berkemauan dan berpotensi untuk mengembangkan kawasan agrowisata.

d. Pengembangan agrowisata tersebut mampu mendukung upaya-upaya konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup bagi kelestarian sumberdaya alam, kelestarian sosial budaya maupun ekosistem secara keseluruhan.

6. Aktivitas pengunjung di Agrowisata

Wisata khususnya berbasis agro memiliki beberapa aktivitas yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan agrowisata, aktivitas ini dibedakan menjadi dua, yaitu aktivitas pada dataran tinggi dan dataran rendah yang dijabarkan sebagai berikut.

(10)

commit to user

30

Tabel 2. Aktivitas Pengunjung

Sumber: Sastrayuda, 2010

7. Pemilihan lokasi Agrowisata

Pemilihan lokasi agrowisata didasarkan pada karakteristik (Ir. Moh. Reza Tirtawinata, 1996), sebagai berikut.

a. Pemilihan berdasarkan karakteristik alam

Berdasarkan karakteristik alam terdapat beberapa macam tempat yang memiliki daya tarik yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi alamnya.

1. Dataran rendah

Di daerah seperti ini dapat dikembangkan usaha peternakan, seperti sapi, kuda, domba, dan kambing. Hamparan padang rumput memberikan pemandangan yang menyejukkan.

2. Dataran tinggi

Dataran tinggi biasanya memiliki topografi yang berbukit-bukit atau berupa kawasan pegunungan. Dataran tinggi memiliki udara yang dingin sehingga cocok bagi pertumbuhan tanaman dan perkebunan, seperti kopi, the, dan tembakau.

3. Pantai

Daerah pantai dapat dimanfaatkan untuk usaha budi daya perikanan laut dan tambak, ataupun budi daya rumput laut. Usaha budi daya perikanan yang dipadukan dengan pemandangan alam di pantai sangat cocok dijadikan obyek agrowisata.

4. Danau dan waduk

Tempat lainnya yang apat dimanfaatkan sebagai lokasi budi daya ikan air tawar yaitu danau atau waduk. Akan sangat menarik apabila di loaksi

(11)

commit to user

31

tersebut disediakan sarana pemancingan, sehingga dapat mengahdirkan wisata yang memiliki daya tarik bagi pengunjung.

b. Pemilihan berdasarkan potensi daerah 1. Sentra produksi pertanian

Pada sistem pertanian yang mengandalkan faktor alam, cenderung terdapat kesamaan jenis komoditas yang ditanam oleh para petani di daerah tersebut. Akhirya daerah tersebut menjadi sentra produksi suatu komoditas pertanian.

2. Letak yang strategis

Lokasi akan berpengaruh terhadap jumlah pengunjung yang datang.

Oleh karean itu, pembangunan obyek agrowisata perlu dilakukan di tempat yang strategis untuk menarik minat pengunjung, terutama bagi agrowisata yang berorientasi menjual suasana obyeknya, bukan produksinya. Faktor yang dapat menajdi pertimbangan penentuan lokasi yaitu mudah dijangkau dan dekat dengan kelompok sasaran.

3. Sejarah dan budaya

Banyak hal menarik yang dapat ditemukan dalam aktivitas agrowisata yang menonjolkan unsur sejarah dan budaya. Seperti contohnya pola bertani tradisional yang sudah dilakukan secara turun temurun dengan tata cara dan peralatan yang khas.

c. Agroindustri

Kegiatan yang berlangsung pada agroindustri ini dapat menarik wisatawan bila dikemas dalam satu paket wisata terpadu. Agroindustri yang dimaksud meliputi industri pengolahan hasil pertanian kehutanan, industri pengolahan hasil pertanian tanaman pangan, industri pengolahan hasil pertanian perkebunan, industri pengolahan hasil pertanian peternakan, dan perikanan.

8. Pengelolaan Agrowisata

Terdapat beberapa aspek penting dalam pengelolaan agrowisata yaitu sebagai berikut (Ir. Moh. Reza Tirtawinata, 1996).

a. Pengelolaan obyek wisata

Dalam pengelolaan wisata perlu memperhatikan apa yang paling ditonjolkan dan menjadi kekhasan obyek, misal unsur penataan, jumlah

(12)

commit to user

32

koleksi, produksi, teknologi budidaya, atau nilai sejarah dan budaya agraris.

Dengan begitu, diharapkan dapat menghadirkan suatu daya tarik wisata.

Kawasan pertanian dengan nilai dan budaya agraris yang khas memiliki daya Tarik tersendiri. Penggunaan peralatan pertanian yang khas dapat dirampilkan menjadi suatu atraksi yang menarik. Model agrowisata ini mungkin sangat menarik bagi wisatawan mancanegara.

b. Pengelolaan pengunjung

1. Konsep menarik pengunjung

Untuk menarik wisatawan mancanegara maupun local, diperlukana danya konsep yang berbeda dan kontradiktif. Menampilkan produk pertanian yang modern, beserta alat alat yang canggih atau manajemen yang modern akan lebih menarik minat wisatawan. Model yang kontras perlu disiapkan dalam perencanaan agrowisata bila akan meraih semua segmen. Akrena bagaimanapun, motivasi wisatawan melakukan perjalanan wisata adalah untuk mencari perbedaan yanga da pada lingkungannya.

2. Tata tertib bagi pengunjung

a) Pengunjung dengan tujuan rekreasi biasa

Pengunjung yang memanfaatkan sarana agrowisata sekedar untuk melepas lelah atau bersantai dikenakan peraturan umum.

Peraturan yang mencakup tata cara memasuki lokasi agrowisata, seperti waktu kunjungan dan tarif masuk. Segala peraturan perlu dikemas dengan cara penyampaian yang baik sehingga mudah dipahami dan dimengerti.

b) Pengunjung dengan tujuan widyawisata

Kunjungan yang biasanya dilakukan secara rombongan.

Sebelum menerima rombongan sebaiknya ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak pengelola agrowisata yang mencakup waktu kunjungan, tujuan dan jumlah peserta, hal itu dimaksudkan agar pihak agrowisata dapat mengadakan persiapan dengan baik.

Dengan persiapan yang baik diharapkan tujuan kunjungan dapat dicapai.

(13)

commit to user

33

c) Pengunjung dengan tujuan penelitian

Untuk pengunjung dengan tujuan penelitian diperlukan peraturan yang lebih khusus, seperti contohnya prosedur dengan perizinan, pemakaian fasilitas penelitian, lama dan lokasi penelitian, serta penyertaan proposal penelitian.

c. Penjelasan sarana/fasilitas pendukung

Dalam hal penyediaan fasilitas hendaknya dilakukan dua pendekatan.

Pendekatan pertama dengan memanfaatkan semua obyek, baik pra-sarana, sarana, dan fasilitas lingkungan yang masih berfungsi baik dan melakukan perbaikan bila diperlukan. Langkah kedua yaitu membangun prasarana, sarana, dan fasilitas yang amsih dianggap kurang, seperti contohnya adalah jalan menuju lokasi, pintu gerbang, tempat parkir, pusat informasi, papan informasi, jalan dalam kawasan agrowisata, shelter, menara pandang, pesanggrahan/pondok wisata/guest house, sarana penelitian, toilet, tempat ibadah, dan tempat sampah.

d. Keamanan

Sistem keamanan antara lain dilakukan dengan membuat pagar pembatas yang mengelilingi kawasan agrowisata bila hal ini dimungkinkan.

Untuk obyek agrowisata dengana real sangat luas diperlukan adanya petugas keamanan yang berpatroli mengelilingi kawasan. Selain itu juga dibutuhkan petugas yang berada di pos-pos jaga yang terletak ditempat yang strategis.

e. Pengelolaan kelembagaan 1. Pemerintah

Pemerintah diharapkan dapat memberikan pembinaan dan penyuluhan untuk mendorong pengembangan obyek agrowisata. Fungsi pengawasan juga perlu dijalankan untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh pengelola agrowisata.

2. Pengusaha/investor

Pengusaha/investor berperan dalam penyediaan modal dan pengelolaan atau manajemen.

3. Pelaksana/tenaga operasional

Obyek agrowisata yang telah dirancang dengan baik perlu ditangani oleh tenaga-tenaga pelaksana yang professional. Beberapa tenaga operasional yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut.

(14)

commit to user

34 a) Manager

b) Ahli konstruksi dan desain c) Ahli budi daya, dan d) Ahli ekonomi 9. Manfaat Agrowisata

a. Keuntungan dari pengembangan agrotourism bagi petani lokal (Lobo dkk, 1999) adalah sebagai berikut.

1) Agrotourism dapat memunculkan peluang bagi petani local untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan taraf hidup serta kelangsungan operasi mereka,

2) Menjadi sarana yang baik untuk mendidik orang banyak/ masyarakat tentang pentingnya pertanian dan kontribusinya untuk perekonomian secara luas dan meningkatkan mutu hidup,

3) Mengurangi arus urbanisasi ke perkotaan karena masyarakat telah mampu mendapatkan pendapat yang layak dari usahanya di desa (agrotorism),

4) Agrotorism dapat menjadi media promosi untuk produk local, dan membantu perkembangan regional dalam memasarkan usaha dan menciptakan nilai tambah dan “direct-marking” merangsang kegiatan ekonomi dan memberikan manfaat kepada masyarakat di daerah dimana agrotourism dikembangkan.

b. Manfaat agrotourism bagi pengunjung (Rilla, 1999), yaitu sebagai berikut.

1) Menjalin hubungan kekeluargaan dengan petani atau masyrakat local, 2) Meningkatkan kesehatan dan kesegaran tubuh,

3) Beristirahat dan emnghilangkan kejenuhan, 4) Mendapatkan petualangan yang mengagumkan,

5) Mendapatkan makanan yang benar-benar alami (organic food), 6) Mendaaptkan suasana yang benar-benar berbeda,

7) Biaya yang murah karena agrowisata relative lebih murah dari wisata yang lainnya.

(15)

commit to user

35 C. Tinjauan Tanaman Teh

1. Pengertian Tanaman Teh

Tanaman teh merupakan tanaman tahunan, para ahli tanaman memberi nama antara lain Camellia tehifera, Teha sinensin, Camellia teha dan terakhir dikenal dengan sebutan Camellia sinensis (L) O. Kuntze. Tanaman ini mempunyai lebih dari 82 spesies, terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara hingga India, pada garis lintang 30o di sebelah Utara maupun Selatan khatulistiwa (PPTK, 2006).

2. Sejarah Tanaman Teh

Tanaman penghasil teh (Camellia sinensis) pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang di bawa oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai hiasan di Batavia. F. Valentijn, seorang rahib, juga melaporkan tahun 1694, bahwa ia melihat tanaman teh sinensis di halaman rumah gubernur jendral VOC Camphuys, di Batavia. Pada abad ke-18 muali berdiri pabrik-pabrik pengolahan (pengemasan) teh dan di dukung VOC. Setelah berakhirnya pemerintahan Inggris di Nusantara, pemerintahan Hindia Belanda mendirikan Kebun Raya Bogor sebagai kebun botani (1817). Pada tahun 1826 tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya, diikuti pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Dari sini dicoba penanaman teh dalam sekala luas di Wanayasa (Purwakarta) dan lereng Gunung Raung (Banyuwangi).

Karena percobaan ini dianggap berhasil, mulailah dibangun perkebunan skala besar yang dipelopori oleh Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh, pada tahun 1828 di Jawa. Ini terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Den Bosch. Teh pun menjadi salah satu tanaman yang terlibat dalam Cultuurstelsel.

Teh jenis assamica mulai masuk ke Indonesia (Jawa) didatangkan dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat (sekarang menjadi lokasi Pusat Penelitian Teh dan Kina.

Karena sangat cocok dan produksinya lebih tinggi, secara berangsur pertanaman teh sinensis diganti dengan teh assamica, dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh pertama di luar Jawa, yaitu di daerah Simalungun, Sumatera Utara.

(16)

commit to user

36 3. Jenis dan Kandungan Tanaman Teh

Terdapat 3 jenis teh yang dihasilkan di Indonesia, yaitu teh hitam, teh hijau, dan teh oolong.

Gambar 3. Teh hitam, teh hijau, dan teh oolong Sumber: www.google.com

Berikut merupakan beberapa jenis produk hasil olahan teh di Indonesia.

Tabel 3. Jenis produk hilir teh di Indonesia

Sumber: Prosiding Simposium Teh Nasional (2003) PPTK Gambung (2003)

Beberapa zat yang terkandung dalam daun teh (Setiawati, 1991), antara lain sebagai berikut.

Tabel 4. Kandungan yang terdapat dalam daun teh Jenis Kandungan Jumlah Kandungan (%) Air

Bahan nitrogen Tehine (caffeine) Minyak eteris Lemak, hijau daun, lilin

Dextrin Tannin Pectin Serat Abu

9,51 24,5 3,58 0,68 6,39 6,44 15,65 16,02 11,58 5,65

Jumlah 100,00

Sumber: Setiawati, 1991

(17)

commit to user

37 4. Pengolahan Teh

Berikut merupakan proses pengolahan teh (Setyamidjaja, 2000).

a. Pengolahan teh hitam 1) Pelayuan

Tahap pertama pelayuan yaitu proses pengolahan teh dengan oksidasi enzimatisis. Selama proses ini daun teh akan mengalami perubahan, yaitu perubahan senyawa kimia serta menurunnya kandungan air sehingga daun teh menjadi lemas. Proses ini menggunakan alat Witehring Trough atau pelayuan selama 14 sampai 18 jam. Hasil dalam proses ini ditandai dengan layunya pucuk daun yang berwarna hijau kekuningan, tidak mongering, tangkai muda menjadi lentur, serta timbul aroma khas seperti buah masak.

2) Penggilingan

Dalam proses ini merupakan proses awal terjadinya oksimatis yaitu bertemunya polifenol dan enzim polifenol oksidase dengan bantuan oksigen. Proses ini berlangsung selama 90 menit sampai 120 menit.

3) Pengeringan

Tahap ini bertujuan untuk menghentikan proses oksimatis pada saat seluruh komponen kimia penting dalam daun teh telah secara optimal terbentuk. Tahap ini menyebabkan kadar air daun teh turun menjadi 2,5%

sampai 4%.

b. Pengolahan teh hijau 1) Pelayuan

Pada tahap ini bertujuan menginaktivasi enzim polifenol oksidase untuk menghindari terjadinya proses oksimatis. Proses ini mengakibatkan daun menjadi lentur dan mudah digulung. Presentase layu yang ideal untuk daun teh hijau adalah 60% sampai 70% yang ditandai dengan daun berwarna hijau cerah, lemas, dan lembut.

2) Penggulungan

Tahap ini bertujuan untuk membentuk mutu secara fisik. Dalam proses ini daun teh akan dibentuk menjadi gulungan kecil dan dilakukan pemotongan.

(18)

commit to user

38 3) Pengeringan

Tahap ini bertujuan untuk mereduksi kandungan air dalam daun 3%

sampai 4%.

5. Manfaat Teh

Teh sangat bermanfaat bagi kesehatan, menurut sebuah penelitian di Jepang, berkumur dengan teh hijau dapat meningkatkan kekebalan dan terhindar dari influenza atau flu. Kemudian penelitian di Harvard University juga menunjukan bahwa the secara kimiawi dapat merangsang sel gammadelta T yang berfungsi untuk mendukung kekebalan terhadap bakteri dan virus. Selain itu teh sangat bermanfaat untuk memperbaiki sistem imun (Zhiozaki, 1997).

Selain dalam bidang kesehatan, teh juga dapat diajdikan bahan dasar kosmetik. Diantaranya yaitu lotion, perawatan untuk rambut seperti shampoo atau conditioner, cream antiseptic, pasta gigi, produk sabun atau pembersih kulit, perawatan tubuh berupa hand&body lotion, dan produk-produk lainnya.

D. Studi Preseden Agrowisata 1. Osulloc, Jeju

Osulloc merupakan sebuah kawasan agrowisata teh hijau yang terletak di Jeju, Korea. Pada wilayah Jeju terkenal dengan greentea (teh hijau) sehingga dirancang sebuah wadah yaitu Osulloc Tea Museum yang dilengkapi dengan fasilitas umum lainnya berupa café, produk kecantikan Innisfree dan tea store yang difungsikan sebagai tempat menjual produk teh. Bangunan ini dirancang dengan memperhatikan lingkungan sekitarnya sehingga terlihat selaras dengan alam. Pada Ossuloc Tea Museum ini memiliki bentuk tampilan yang sederhana dengan penggunaan material alami seperti kayu dan batu alam serta struktur yang ringan yaitu struktur rangka baja pada sebagian bangunannya.

Gambar 4. Siteplan Kawasan Osulloc, Jeju Sumber: www.archdaily.com

(19)

commit to user

39

Berikut merupakan fasilitas umum yang terdapat pada Osulloc yang dilengkapi dengan beberapa deskripsi mengenai bangunan tersebut.

Tabel 5. Deskripsi Fasilitas Bangunan Ossuloc, Jeju Bangunan Fasilitas Umum Deskripsi Bangunan a. Osulloc Tea Museum

Sumber: www.archdaily.com

Museum ini dirancang seperti gallery yang difungsikan untuk memaparkan mengenai greeentea (teh hijau), terdapat juga café untuk menikmati hasil pengolahan dari greentea.

b. Tea Stone

Sumber: www.archdaily.com

Tea Stone dirancang untuk mengakomodasi fungsi-fungsi tambahan dari museum teh Osulloc yaitu tea classroom atau sebagai ruang pembelajaran. Fasad bangunan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 20,3 meter x 11 meter.

c. Innisfree House

Sumber: www.archdaily.com

Bangunan Innisfree ini berbentuk persegi dengan lebar bangunan sama dengan tea stone. Bangunan ini difungsikan sebagai tempat workshop mengenai produk kecantikan Innisfree.

d. Annex Building

Sumber: www.archdaily.com

Annex building adalah fasilitas pendukung yaitu warehouse yang terletak di ujung timur agar mudah dijangkau oleh kendaraan. Gedung Annex memiliki fasilitas seperti gudang, toko roti, dan lain- lain. Bangunan ini dirancang hanya sebagai penunjang untuk bangunan Innisfree.

Dikarenakan Ossuloc merupakan sebuah kawasan, sehingga sangat memperhatikan sirkulasi antar satu bangunan ke bangunan yang lain, selain itu keharmonisan dari bentuk tananan ruang juga diperhatikan dalam perencanaan dan perancangannya. Berikut merupakan table analisis bentuk, tatanan ruang, dan sirkulasi bangunan pada bangunan Osulloc.

Tabel 6. Tabel Analisis bentuk, tatanan ruang dan sirkulasi bangunan Osulloc

Bangunan Bentuk & tatanan ruang Sirkulasi

Ossuloc Tea Museum

Layout ruang gallery berbentuk setengah lingkaran

Beberapa ruang memiliki layout persegi

Ruang minim sekat

Ruang tertutup

Elemen yang mendominasi

menggunakan material alami yaitu kayu

Sirkulasi linier

Bebas tidak terdapat sekat pada Gallery

Ruang Gallery cukup luas

(20)

commit to user

40

Tea Stone Layout ruang berbentuk persegi panjang

Ruang minim sekat

Memaksimalkan pencahayaan alami dengan menggunakan kaca sebagi dinding bangunan

Elemen yang mendominasi

menggunakan material alami yaitu kayu dan batu alam

Bebas tidak terdapat sekat

Memiliki sirkulasi jalan yang terhubung dengan bangunan Ossuloc Tea Museum

Innisfree House

Layout ruang berbentuk persegi panjang

Ruang minim sekat

Memaksimalkan pencahayaan alami

Elemen yang mendominasi

menggunakan material alami yaitu kayu dan batu alam

Bebas tidak terdapat sekat

Memiliki sirkulasi jalan yang terhubung dengan bangunan Ossuloc Tea Museum dan bangunan lainnya.

2. Agrowisata Gunung Mas Puncak Bogor, Jawa Barat

Gambar 5. Agrowisata Gunung Mas Puncak Bogor, Jawa Barat Sumber: www.google.com

Agrowisata Gunung Mas berada di perkebunan teh Bogor, Jawa Barat.

Agrowisata ini merupakan wisata rekreasi yang menghadirkan pemandangan alam kebun teh. Pada agrowisata ini memiliki beberapa aktivitas yang di hadirkan sebagai berikut.

Tabel 7. Aktivitas Agrowisata Gunung Mas Puncak Bogor, Jawa Barat Aktivitas Agrowisata Gunung Mas

a. Berkuda keliling kebun teh b. Berjalan kaki menikmati kebun

teh

c. Menikmati teh di Tea Café d. Bermain paralayang e. Offroad dan ATV

Sumber: https://ifanobi.com/agro-wisata-gunung-mas-puncak-bogor

(21)

commit to user

41 3. Secret Garden Village, Bali

Gambar 6. Secret Garden Village, Bali Sumber: www.google.com

Secret Garden Village merupakan sebuah kawasan wisata mengenai kopi dengan menyajikan beberapa kegiatan edukasi dan rekreasi bagi wisatawan.

Secret Garden Village ini berada di Bali dengan memiliki potensi pemandangan hamparan sawah serta kegiatan edukasi mengenai kopi yang menjadi daya tarik pengunjung. Berikut merupakan fasilitas dan kegiatan yang dihadirkan.

Tabel 8. Fasilitas dan Kegiatan Secret garden Village, Bali Fasilitas Kegiatan yang dihadirkan

Oemah Herborist (Beauty Factory Outlet)

Beauty Heritage Museum

Museum yang memberikan pengetahuan mengenai sejarah Herborist dan kecantikan.

Mini Factory

Pabrik yang didesain untuk kegiatan wisata edukasi sehingga dapat dimasuki oleh pengunjung untuk belajar pembuatan produk kecantikan.

Theater

Terdapat cubical theater yang menampilkan sejarah pembuatan produk kecantikan Herborist dengan media film.

Soap Baking Class

Pengunjung dapat belajar membuat sabun dari bahan alami dan dikreasikan sesuai keinginan.

Beauty Store

Area belanja yang menjual hasil produk olahan dari Herborist.

Sumber: secretgarden.co.id

Black Eye Coffee &

Roastery

Roasting Process Showcase Menyajikan cara pengolahan kopi yang dapat dipelajari oleh pengunjung dari cara roasting hingga pengemasannya.

Theater

Terdapat cubical theater yang menampilkan sejarah pembuatan produk kopi di Bali.

(22)

commit to user

42

Cupping Session

Pengunjung dapat mencoba dan merasakan berbagai macam kopi yang disajikan oleh barista.

Coffee Store

Area belanja yang menjual hasil produk olahan dari kopi.

Coffee Shop with Scenery

Café kopi yang menyajikan hasil olahan kopi dan pemandangan alam.

Coffee Class

Kelas yang ditawarkan untuk pengunjung yang ingin belajar sacara langsung bagaimana cara penyajian kopi.

Sumber: secretgarden.co.id

Rice View (BBQ Specialist &

Scenery)

Cooking Class

Kelas yang ditawarkan untuk pengunjung yang ingin belajar masak bbq.

Rice Field Scenery

Menyajikan view keindahan hamparan sawah.

Restaurant

Area bersantai dan menikmati makanan dan minuman khas Bali.

Sumber: secretgarden.co.id The Luwus

(Balinese-Asian Resto)

Restaurant

Menyajikan makanan khas Bali- Asia dengan menggunakan buffet, selain itu terdapat juice corner yang menyajikan juice.

Sumber: secretgarden.co.id The Secret

Chamber (Wedding Chapel

& Event)

Menyediakan garden untuk event tertentu dan area chapel untuk pernikahan dengan view yang ditawarkan berupa keindahan alam.

Sumber: secretgarden.co.id

E. Kesimpulan

1. Kesimpulan Pariwisata

Tabel 9. Komponen 4A Pariwisata Komponen 4A Pariwisata

Attraction Memiliki daya tarik berupa Natural Resources (alami), atraksi budaya atau atraksi buatan.

Amenity Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung dan mudah dijangkau selama berada di obyek wisata.

(23)

commit to user

43

Accessibility Menyediakan akses transportasi yang direncanakan dengan baik dan memadai untuk wisatawan.

Ancilliary Tersedianya kelembagaan dan pelayanan tambahan berupa keamanan sehingga pengunjung dapat merasakan aman dan nyaman saat berkunjung.

Tabel 10. The Tourist Gaze The Tourist Gaze

Wisatawan memiliki pandangannya masing-masing mengenai ketertarikannya terhadap suatu wisata. Namun, wisatawan memiliki kecenderungannya untuk melakukan perjalanan wisata ke suatu tempat yang authentic dan berbeda dari pengalaman sehari-hari. Setiap tempat wisata setidaknya memiliki penanda yang dapat dijadikan suatu ciri khas authenticity atau potensi yang belum tentu dimiliki oleh wisata lainnya.

2. Kesimpulan Agrowisata Teh

Tabel 11. Kesimpulan Agrowisata Teh Jenis

Agrowisata

Berdasarkan polanya, agrowisata teh termasuk dalam agrowisata ruang terbuka buatan, dikarenakan agrowisata teh dirancang dengan mengoptimalkan potensi/komoditas setempat dan kemudian dikembangkan sehingga memiliki nilai jual untuk wisatwan dengan teknologi modern namun tetap menjaga adat tradisional setempat.

Berdasarkan pengembangannya, agrowisata teh termasuk dalam agrowisata perkebunan dikarenakan memiliki beberapa daya tarik, diantaranya cara tradisional dari penanaman hingga pengolahannya, kemudian pemandangan alam yang dihadirkan dan nilai historis dari tanaman teh.

Kriteria Agrowisata

Memiliki potensi di sektor agro, seperti sub sistem usaha pertanian primer (on farm) yaitu perkebunan.

Adanya kegiatan masyarakat yang didominasi oleh kegiatan pertanian dan wisata.

Adanya interaksi yang intensif dan mendukung kegiatan agro.

Prinsip Agrowisata

Sesuai dengan rencana pengembangan wilayah tempat agrowisata itu berada.

Dibuat secara lengkap namun sesederhana mungkin.

Mempertimbangkan tata lingkungan dan kondisi sosial masyarakat di sekitar.

Selaras dengan sumber daya alam, sumber tenaga kerja, sumber dana, dan teknik yang ada.

Membutuhkan evaluasi sesuai dengan perkembangan yang ada.

Aktivitas Menikmati pemandangan alam.

Membeli hasil perkebunan.

Rekreasi/ bermain.

Edukasi pengolahan perkebunan.

3. Kesimpulan Studi Preseden Agrowisata Teh

Tabel 12. Kesimpulan Studi Preseden Agrowisata Teh

Ossuloc Tea Museum Memiliki wisata edukasi berupa museum, kelas pembelajaran, dan workshop.

Sirkulasi yang terhubung antar massa bangunan.

Bentuk dan tata massa bangunan persegi dan setengah lignkaran pada museum

(24)

commit to user

44

Material yang digunakan adalah material alami yaitu kayu dan batu alam

Agrowisata Gunung Mas Puncak Bogor, Jawa Barat

Aktivitas berkeliling kebun teh dan menikmati teh di café

Secret Garden Village, Bali

Fasilitas yang dihadirkan diantaranya adalah museum, area workshop, area pengolahan, restaurant, café, dan taman untuk event tertentu.

Dalam suatu kawasan Agrowisata, fasilitas dan ragam kegiatan yang dihadirkan tidak memiliki suatu patokan atau fleksibel sesuai kebutuhan dan kegiatan yang ingin dihadirkan. Agrowisata memiliki dua kegiatan yang penting yaitu kegiatan edukasi dan kegiatan rekreasi yang berkaitan dengan kegiatan di sektor agro.

Referensi

Dokumen terkait

View 9: foto dari view tersebut merupakan area persawahan yang kering di dalam kawasan Taman Wisata Alam Gunung Gamping. View 10: foto dari view tersebut merupakan

1) Kawasan budidaya (pertanian atau perkebunan) yang diserang merupakan lahan hutan yang menjadi habitat gajah sehingga terjadi tumpang tindih kawasan budidaya dan daerah

Dalam definisi klasik, secara ekonomi kawasan perdesaan dikategorikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian sedangkan kawasan perkotaan dikategorikan sebagai

Menurut Gunn (1994), pengembangan suatu kawasan wisata, selain informasi dan promosi, maka terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan, yaitu ketersediaan dari objek wisata

Dari analisis yang telah dilakukan objek wisata di Kawasan Wisata Rawapening merupakan Danau Rawapening yang mempunyai pemandangan alam ditandai dengan adanya pemandangan alam

Studi yang dilakukan oleh Rudianto (2009) di kawasan TNBBS menemukan bahwa keberadaan areal permukiman dan pertanian di dalam kawasan tidaklah dapat langsung

1. Merupakan kawasan dengan ciri khas baik asli maupun buatan baik pada kawasan yang ekosistemnya masih utuh ataupun kawasan yang ekosistemnya sudah berubah. Memiliki keindahan

Pengertian Cagar Alam Pengertian cagar alam menurut UU No.5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem adalah kawasan suaka alam karena keadaan alamnya yang