• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Hotel Hotel adalah bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk menginap para tamu, makanan, dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan, dan dikelola secara profesional untuk memperoleh keuntungan. (Rumekso ,2002:02) B. Pengertian Kitchen Hotel Menurut Ruffino dan Bartono (2006;2) dapur atau kitchen di suatu hotel adalah sentra produksi makanan yang bertanggung jawab mengolah makanan bagi tamu hotel atau penyediaan makanan matang bagi masyarakat luar, baik lewat restoran yang ada di dalam hotel, ataupun kegiatan lain seperti catering ke luar hotel dengan makanan yang dibuat hotel. Kitchen dalam suatu hotel dibagi menjadi beberapa bagian yakni : 1. Main Kitchen “Main Kitchen ialah dapur utama sebagai pusat distribusi dan kegiatan memasak” (Bartono 2006:2) 2. Cold Kitchen “Gardemanger atau cold kitchen adalah suatu section di kitchen yang bertanggung jawab untuk memproduksi makanan-makanan dingin”. (Bartono,2005:77). 4. (2) 3. Butcher Menurut Ruffino dan Bartono (2006;38) Butcher adalah seksi yang tugasnya menangani pemotongan daging dan ikan serta menentukan porsinya berdasarkan standar yang berlaku. 4. Pastry Pastry merupakan bagian dari dapur yang memproduksi khususnya berbagai jenis roti, cake, dessert (Bartono 2005:165). C. Klasifikasi bahan makanan 1. Bahan makanan tidak mudah rusak (non perishable) Bahan makanan yang tidak mudah rusak yaitu yang dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama pada suhu kamar seperti beras, kacangkacangan yang telah dikeringkan. 2. Bahan makanan yang mudah rusak (perishable) Bahan makanan yang mudah rusak yaitu bahan makanan yang cepat rusak apabila disimpan tanpa perlakuan penanganan yang benar, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. (Sari 2013:161) D. Penggolongan Buah Berdasarkan sifat alami dari dindingnya, buah digolongkan menjadi beberapa jenis: a. Berry. Lapisan luar tipis sedangkan tengah dan lapisan dalamnya menyatu. Kebanyakan buah masuk kedalam golongan ini. Contoh, raspberry dan lain sebagainya.. 5. (3) b. Hespiridium. Lapisan luar tebal dan mengandung zat warna, lapisan tengahnya banyak mengandung ruang antar sel, dan lapisan dalam terdiri dari kantongkantong yang mengandung jus. Contoh jeruk. c. Drupe. Lapisan luar akan terlihat jelas ketika buah matang, lapisan tengah merupakan daging buah, dan lapisan dalam merupakan pelindung yang keras bagi biji. Buah manga termasuk kedalam golongan ini. d. Pome. Lapisan luar tipis, lapisan tengah merupakan daging buah, dan lapisan dalam seperti kertas yang melindungi biji. Buah apel termasuk kedalam golongan ini. e. Pepo. Lapisan luar tebal dan keras, lapisan tengah dan lapisan dalam menyatu membentuk daging buah. Buah melon termasuk kedalam golongan ini. (Nuraini, 2018:20) E. Penyimpanan Buah Penyimpanan buah berdasarkan klasifikasinya 1. Berry, a. di dalam bag politena yang berlubang b. disimpan khas buah dalam refrigerator 2. Hesperidium a. simpan dalam bag politena berlubang b. pisahkan buah yang segar dengan yang agak layu c. disimpan khas buah dalam refigerator 3. Drupe a. simpan dalam bag politena yang berlubang. 6. (4) b. disimpan khas buah dalam refigerator 4. Pome a. simpan dalam bag politena yang berlubang b. disimpan khas buah dalam refigerator 5. Pepo a. simpan dalam bag politena yang berlubang b. disimpan khas buah dalam refrigerator c. biarkan tetap diluar ruangan yang mempunyai sirkulasi udara segar. (Anggraini 2013:08) F.. Pengelompokan Sayur Klasifikasi sayur berdasarkan organ yang dimakan/dimanfaatkan. Sayuran dibedakan menjadi empat kelompok berdasarkan organ yang dimakan ,yaitu : 1.. Kelompok sayuran yang dimanfaatkan daunnya. Contoh : bayam, selada 2.. Kelompok sayuran yang dimanfaatkan batangnya. Contoh : asparagus 3.. Kelompok sayuran yang dimakan bijinya. Contoh : kacang kapri 4.. Kelompok sayuran yang dimanfaatkan buahnya. Contoh : terong, tomat, labu 5.. Kelompok sayuran yang dimanfaatkan bunganya. Contoh : bunga turi, bunga kol, brokoli. 7. (5) 6.. Kelompok sayuran yang dimanfaatkan bagian yang ada dalam tanah. Contoh : wortel, bawang, kentang (Nuraini 2018 : 01) G. Penyimpanan Sayur Penyimpanan sayuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu penyimpanan pada suhu kamar, pada suhu rendah, dan dengan merendam pangkal batang sayuran. 1. Penyimpanan pada suhu kamar Sayuran yang dapat disimpan pada suhu kamar pada umumnya adalah jenis umbi, misalnya kentang, bawang putih, bawang merah, atau jenis umbi lainnya. Tempat penyimpanan harus kering, tidak terkena sinar matahari langsung, sirkulasi udara baik. Kondisi yang lembab akan mempercepat kerusakan, sedangkan cahaya dapat merangsang pertumbuhan klorofil, sebagai contoh : kentang akan berubah warna menjadi hijau bila disimpan di tempat yang terkena cahaya. Sayuran yang disimpan dalam suhu kamar jangan sampai terikat atau terbungkus rapat . sebaiknya sayuran diletakkan berserakan pada nampan atau keranjang . namun jika dibungkus demi kebersihan sebaiknya digunakan plastik yang berlubang. 2. Penyimpanan pada suhu rendah Penyimpanan pada suhu rendah dilakukan didalam lemari pendingin. Pada kali ini sayuran disimpan pada suhu 5-8 C. penyimpanan cara ini mampu menghambat kegiatan respirasi dan metabolisme. Hal terpenting yang perlu diperhatikan pada penyimpanan sayuran dalam lemari pendingin. 8. (6) adalah menjaga suhu relatif stabil, menjaga kebersihan lemari pendingin, serta mengemas dan menyusun sayuran dengan benar. (Nuraini, 2018 :15). 9. (7)

Referensi

Dokumen terkait

Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan makanan contohnya bahan makanan yang cepat rusak disimpan dalam lemari pendingin dan bahan makanan kering

Penyimpanan bahan makanan dimaksudkan agar bahan makanan tersebut tidak mudah rusak dan tidak kehilangan nilai gizinya. Pada umumnya semua bahan pangan sebelum

c. Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan makanan contohnya bahan makanan yang cepat rusak disimpan dalam almari pendingin dan bahan makanan kering disimpan

Kelebihannya adalah pada metode penggorengan vakum kandungan gizi pada bahan pangan tidak mudah rusak dan tidak mengalami penurunan kualitas karena digoreng dengan suhu yang

Seafood merupakan salah satu bahan pangan yang mudah rusak (perishable food) dan sebagai bahan pangan yang berpotensi mengandung bahaya (potentially food/PHF).

Penyimpanan bahan pangan berkadar air relatif rendah (12-16%) dilakukan pada suhu kamar, ruang penyimpanan memiliki lantai kering (tidak lembab, berlantai semen, bahan tidak

Minyak yang mempunyai kandungan asam lemak tidak jenuh seperti minyak goreng merupakan bahan yang mudah rusak oleh panas pada proses  penggorengan, karena pada

Susu murni merupakan bahan makanan yang sangat mudah terkontaminasi oleh bakteri karena komposisi itu sendiri yang mudah rusak apalagi dipanaskan pada suhu yang tinggi. Susu