59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini peneliti akan menguraikan data - data yang telah diperoleh dari lapangan melalui wawancara, obervasi, dan dokumentasi. Peneliti akan memfokuskan mengenai Strategi komunikasi Barber School Abah Atrox untuk mendapatkan eksistensi di media sosial Instagram. Dalam penelitian ini jumlah informan yang peneliti wawancara berjumlah empat orang dengan peran yang berbeda, informan ini sangat dibutuhkan peneliti dalam memahami Strategi komunikasi Barber School Abah Atrox untuk mendapatkan eksistensi di media sosial Instagram.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pada penelitian kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh sumber data melainkan bukan sebagaimana seharusnya apa yang dipikrkan oleh peneliti. Studi deskriptif kualitatif merupakan teori untuk melukiskan, memaparkan, atau menguraikan keadaan fenomena yang sudah dan sedang berlangsung., yaitu strategi komunikasi yang dilakukan oleh Barber School Abah Atrox untuk mendapatkan eksistensi di media sosial instagram. Kasus itu sendiri merupakan penyebab dilakukannya penelitian studi deskriptif kualitatif, oleh karena itu, tujuan dan fokus utama dari penelitian studi deskriptif kualitatif adalah pada kasus yang menjadi obyek penelitian. Untuk itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan deskripsi, seperti fenomena yang dipaparkan dan ditelaah dari Barber School Abah Atrox, beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Barber School Abah Atrox , fungsi dari Barber School Abah
Atrox, kesejarahan, serta kondisi lingkungan fisik dari Barber School Abah Atrox, dan berbagai hal lain yang berkaitan dan mempengaruhi dari kasus ini diteliti, agar tujuan untuk menjelaskan dan memahami keberadaan kasus ini dapat tercapai secara menyeluruh dan komprehensif.
Informan dalam penelitian ini dipilih sesuai dengan metode studi kasus, yang dilihat dari berbagai sisi yang terkait dengan permasalahan yang ditemukan peneliti di lapangan. Peneliti menemukan bahwa dalam kasus ini narasumber merupakan kunci yang dapat menjadi jawaban atas segala pertanyaan peneliti yang berasal dari Barber School Abah Atrox merupakan sekolah pangkas rambut pertama di Banyuresmi, Garut yang berkaitan dengan Strategi komunikasi Barber School melalui media sosial Instagram tepatnya di Kampung Peundeuy, karena sebagai sekolah pangkas pertama di Banyuresmi merupakan informan penting yang bertautan dengan penelitian ini.
Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah empat orang. Satu orang sebagai pendiri barber school yang juga sebagai penerus generasi cukur di Garut , yang kedua adalah seorang trainer atau pengajar di Barber School Abah Atrox yang telah berpengalaman dibidangnya, ketiga adalah Pengelola Admin Media Sosial Barber School Abah Atrox supaya tetap mendapatkan eksistensinya di media sosial, keempat adalah siswa dari Barber School Abah Atrox.
Berdasarkan penelitian kualitatif, peneliti akan menguraikan mengenai data penelitian yang dikaji bersama metode dan teori yang telah dibahas sebelumnya.
Data peneliti diperoleh melalui wawncara bersama pendiri sekolah kursus pangkas
rambut, dan beberapa tokoh penting dalam penelitian tentang Strategi Komunikas melalui media sosial Instagram di Barber School Abah Atrox ini.
Peneliti melakukan wawancara dengan kunci informan Abah Atrox atau Rizal Fadhillah sebagai pendiri sekolah pangkas mengenai “Strategi Komunikasi Barber School Abah Atrox Untuk Mendapatkan Eksistensi di Media Sosial Instagram”.
Adapun Abah Ada Suhada sebagai sesepuh pangkas rambut di Kampung Peundeuy dan Kepala Camat dibutuhkan untuk menambahkan dan melengkapi hasil penelitian dengan penjelasan umum.
Analisis data penelitian ini akan difokuskan pada Bagaimana Strategi Komunikasi yang dilakukan oleh Barber School Abah Atrox. Fokus tersebut meliputi bagaimana awal mula barber school itu muncul, bagaimana interaksi yang dilakukan melalui media sosial oleh Barber School Abah Atrox, dan bagaimana strategi komunikasi yang terjadi di media Instagram.
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampung Peundeuy, tepatnya di jalan Adiwinata kelurahan Banyuresmi Kecamatan Banyuresmi. Kampung ini berjarak sekitar 68 Km dari Kota Kabupaten Garut ke arah selatan melalui Cikajang. Kampung yang memiliki tradisi cukur ini memiliki 14 Desa dan hampir 92% penduduk asli memiliki profesi sebagai tukang cukur rambut. Sebenarnya lokasi penelitian tidak mudah dijangkau dengan cepat oleh orang-orang, karena masuk ke jalan perkampungan seperti gang-gang kecil.
4.1.2 Profil Informan
Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan wawancara yang sangat mendalam dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang mendalam untuk
mengungkap pembahasan. Informan yang diambil peneliti sebanyak empat orang, peneliti menggunakan kode dalam penyebutan informan sebagai N1-N4.
Tabel 4. 1 Data Informan
Profil Informan Kode Usia Jenis Kelamin Pekerjaan Rizal Fadhillah N1 53 tahun Laki-laki Pemilik
Barberschool Abah Atrox Hanif Fadilah
Hanafi Robani
N2 28 tahun Laki-laki Pengelola Admin Media Sosial Barber School Abah
Atrox Arif Lukman
Nurul Hakim Faturohman
Sonjaya
N3 40 tahun Laki-laki Pembimbing siswa Barber School Abah
Atrox Nendi Permana N4 29 tahun Laki-laki Siswa Barber
School Abah Atrox
Rizal Fadhillah (Abah Atrox) (N1) seorang tokoh seniman cukur sekaligus pendiri “Barber School Abah Atrox” mendirikan Barber School membuka lapangan kerja dengan cara melatih dibidang kemampuan pangkas rambut kepada para pemuda yang putus sekolah dikampung pendeuy Banyuresmi, Garut.
Hanif Fadilah Hanafi Robani (N2) merupakan anak dari Abah Atrox sekaligus sebagai penyedia layanan untuk media sosial dan pengembangan bisnis.
Dialah yang mengelola seluruh aktivitas di media sosial khususnya instagram.
Arif Lukman Nurul Hakim Faturohman Sonjaya (N3) sebagai pembina para siswa di Barber School, dia sudah membina 100 lulusan lebih dari Barber School Abah Atrox
Nendi Permana (N4) adalah seorang siswa dari daerah cianjur ingin mengasah kemampuannya dibidang pangkas rambut yang dipelajarinya secara otodidak di media sosial.
4.1.3 Filosofi Adanya Barber School Abah Atrox
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti pada tanggal 20 Juli sampai dengan 22 Juli 2019, didapatkan banyak data dan informan dilapangan yang mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti menggunakan teknik wawancara bersama pihak terkait yang berhubungan dengan strategi komunikasi di media sosial untuk Barber School Abah Atrox, selanjutnya peneliti mengkaji tentang apa yang didapatkan di lapangan selama terjun langsung ke lapangan. Penelitian yang dimulai sejak Juni 2019 dengan mengangkat strategi komunikasi Barber School Abah Atrox untuk mendapatkan eksistensi di media sosial Instagram tentu memiliki latar belakang tersendiri dalam upaya tersebut.
Berikut pada tahap ini peneliti mengajukan pertanyaan bagaimana bagaimana awal mula barber school itu muncul, yang diajukan kepada informan N1. Hasil wawancara peneliti yang disampaikan oleh informan N1 adalah sebagai berikut :
“Awal didirikan, tempat pelatihan atau tempat kursus pangkas rambut khusus laki ini adalah dari euu eheem banyak nya anak – anak yang putus sekolah yang tidak punya masa yang apa, yang pasti. Mereka mencari kerja tidak punya skill ,tidak punya jasa juga, dan itu menjadi ke khawatiran abah sebagai eeuh. . apa . euuh senior di dunia cukur yang ada di kampung ini”
Hasil wawancara yang disampaikan oleh informan N1 diketahui bahwa asal mula berdirinya tempat kursus pangkas rambut ini bermula dari ke khawatiran dirinya pada generasi muda yang tidak mempunyai masa depan kelak, oleh karena
itu dirinya mendirikan sekolah pangkas rambut bersama rekan – rekannya sesama senior di dunia pangkas rambut di Kampung Peundeuy, Banyuresmi.
Namun informan N2 memberikan pernyataan lain terkait filosofi berdirinya tempat pelatihan ini Jadi orang sunda ketika kita tidak betah ditempat itu disebutnya “ngatrok” naah bahasa atrox itu selintasan waktu itu datang yaa tiba – tiba aja ingin memberikan nama atrox itu sebagai nama brand untuk barber school yang abah kelola.
Dari hasil pernyataan informan N1 dan N2 bahwa didirkannya Barber School Abah Atrox adanya kekhawatiran anak remaja di kampung Bnayuresmi, sehingga tempat ini menjadikan solusi untuk membantu mengurangi pengangguran.
Kemudian informan N1 memberikan pernyataanya terkait apa kelebihan yang dimilki Barber School Abah Atrox dengan yang lain: Cuma kita disini bagaimana menyederhanakan cara berlatih yang ribet tentang cara memotong rambut dan apa anak – anak yang berlatih ke tempat ini bisa menangkap ilmu tentang cara memotong rambut yang lebih simple sederhana dan cepat.
Namun informan N2 memberikan pernyataan lain, Jadi kelebihannya disini adalah kita mempunyai system dari mulai cara mengajar dari mulai trainer – trainer yang telah berpengalaman dan itu tidak diragukan lagi bahwa trainer – trainer yang ada disini adalah trainer – trainer yang memang mumpuni dalam bidangnya
Dari Hasil pernyataan N1 dan N2 bahwa kelebihan dari Barber School Abah Atrox dengan yang lain yaitu tempat pelatihan ini menggunakan sistem pelatihan yang lebih sederhana namun mudah dpahami oleh siswa yang berlatih. Selain itu, dari tempat pelatihan Abah Atrox selalu menghadirkan pelaihan yang sudah berpengalaman dibidangnya.
Pada sebuah tempat pelatihan ini, juga memiliki tujuan, informan N1 menyampaikan tujuannya, Untuk berbagi ilmu terutama anak – anak dari kampung sini atau sekitarnya dan tadi eheem dari daerah - daerah yang
lain, dan itu mulai dari abah merintis dari satu dua orang dan akhirnya orang – orang mulai mengenal euu ketika tempat pelatihan ini.
Informan N2 memberikan penjelasan lain terkait tujuan berdirinya Barber School, tempat pelatihan ini abah mulai membikin system pengajaran cara orang berlatih skill cukur yang tidak terlalu lama cepat ditangkap dan bisa cepat bisa diserap untuk eeu … bisa bekerja gituu.
Dari pernyataan N1 dan N2, tujuan didirikannya tempat pelatihan ini untuk berbagai ilmu yang telah menjadikan sebuah tradisi di kampung Banyuresmi dan memberikan sistem pengajaran yang lebih mudah dipahami.
4.1.4 Interaksi yang dilakukan melalui media sosial oleh Barber School Abah Atrox
Berikut pada tahap ini peneliti mengajukan pertanyaan bagaimana menyebarkan Informasi di media sosial tentang Barber School Abah Atrox yang diajukan kepada informan N1 dan N2. Hasil wawancara peneliti yang disampaikan oleh informan N1 dan N2 adalah sebagai berikut :
Untuk penyebaran informasi, karena kita berada di satu kampung yang ngumpet gitu kan dan bukan posisi jalan jalur yang strategis bukan dipinggir jalan maka kita memerlukan strategi pemasaran atau meng informasikan kepada khalayak ramai itu melalui facebook, Instagram, dan web gituu yang dikelola, supaya penyebaran informasi lebih tersebar lagi makanya diperlukan adanya euuh. . apa media media itu kita memanfaatkan media – media yang ada untuk semakin euu meng informasikan kepada masyarakat diseluruh Indonesia atau di dunia.
Namun Informan N2 memberikan pernyataan berbeda terkait interaksi melalui media sosial ini jadi kita memanfaatkan media – media yang ada untuk semakin euu meng informasikan kepada masyarakat diseluruh Indonesia atau di dunia bahwa di garut ini ada barber school abah atrox yang euu memberikan pelatihan cukur yang efisien tetap laku dan mempunyai apa euu. . kemampuhan skill yang mumpuni
Hasil wawancara yang disampaikan oleh informan N1 dan N2 diketahui bahwa interaksi yang dilakukan oleh Barber School Abah Atrox melalui media sosial adalah dengan cara memaksimalkan media nya itu sendiri, seperti membuat lokasi keberadaan nya di peta online atau Google Maps dan menyebar luaskan
tentang Barber School Abah Atrox di berbagai media sosial. Intinya Abah Atrox memanfaatkan semaksimal mungkin media di zaman sekarang yang dominan dikuasai oleh kalangan anak muda, sesuai dengan target pasar dari Abah Atrox yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Terkait peran media sosial sebagai tempat untuk promosi Barber School informan N1 “peran media sebagai promosi ini sebagai daya tarik karena apa – apa kan sekarang canggih semua orang megang hape sering juga kan punya media sosial, jadi kita disini memanfaatkan keadaan ini”
Informan N2 menambahkan pernyataannya terkait peran media sosial sebagai media promosi bagi barber school “kalau dalam pemasaran saat ini, pertama di barber ini menjadi tempat promosi yang alternatif dan jangkauan nya lebih luas, selain itu peran media nya tuh lebih detail terkait informasi tentang barber ini, jadi kita tidak perlu membayar untuk iklan berbayar”
Hasil wawancara yang disampaikan oleh informan N1 dan N2 diketahui bahwa peran media sosial sebagai daya tarik bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dan sebagai tempat promosi alternatif dan jangkauannya lebih luas, detail terkait penyampaian informasinya.
Barber school Abah Atrox Mempertahankan Kepercayaan Konsumen Terhadap Barber School Abah Atrox terkait hal itu informan N1 menyampaikan : “Yaa untuk mempertahankannya kita selalu meng edukasi hal – hal yang baru dari mulai system pengajaran yang kedua pemahaman anak – anak tentang bagaimana mengembangkan seni cukur dari dasar tehnik dasar kepada tehnik modern terus euuu memperbaharui atau melihat terus pengembangan model”
Hasil wawancara yang disampaikan oleh informan N1 diketahui bahwa untuk mempertahankan konsumen selalu memberikan edukasi yang lebih terarah kepada para konsumen maupun kepada siswa mulai dari tehnik dasar hingga moderen dan memperbarui perkembangan bentuk model rambut.
4.1.5 Strategi komunikasi yang terjadi melalui media instagram
Berikut pada tahap ini peneliti mengajukan pertanyaan bagaimana tanggapan masyarakat tentang Barber School Abah Atrox di media sosial instagram, yang diajukan kepada informan N1.
Hasil wawancara peneliti yang disampaikan oleh informan N1 adalah sebagai berikut :“Tanggapan nya bagus, karena kita selalu mengirim informasi – informasi yang terbaru yang update dari setiap wilayah ituuu ! jadi ketika melakukan apa baksos di sekolah – sekolah ataupun Yayasan, di tempat – tempat umum yang memang masyrakat disitu antusias, masyarakat – masyarakat yang jauh dari tempat pangkas, kita datengin mereka melakukan bakti sosial membawa anak -anak berlatih dan itu menjadi kontribusi yang bagus untuk euuu. . apa di IG kan, karena disitu terkirim atau gambar – gambar visual yang terbaru gitu. .”
Informan N2 menambahkan pernyataannya terkait Strategi komunikasi yang terjadi melalui media instagram : “Tanggapan dari followers positiv, karena yang kita berikan ini kan pemberian pembelajaran skill kalau skill itu untuk kerja dia sudah tidak memerlukan lagi yang nama nya ijasah yang nama nya kita memerlukan apa untuk mencari kerja itu ga ribet, ketika kita mempunyai skill lowongan kerja itu terbuka lebar makanya orang paham ketika orang ketika kita sudah memberikan pelatihan tentang skill kesempatan kerja tuuh sangat terbuka”
Kesimpulan dari pernyataan informan N1 dan N2 adalah tanggapan dari masyarakat sangat antusias dengan keberadaan Barber School Abah Atrox, karena setiap harinya selalu melakukan bakti sosial dengan cara mencukur masyarakat sekitar secara geratis, tentunya dampak dari baksos ini sendiri menjadikan hal positif bagi Barber School Abah Atrox di media sosial instagram dengan selalu meng update kegiatan terbaru setiap melakukan bakti sosial atau cukur geratis.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis akan lebih mengkaji dari hasil temuan selama di lapangan yang dilakukan selama Juli 2019 serta mengumpulkan data yang dilakukan dengan teknik wawancara dimana penulis fokus menanyakan tentang permasalahan penelitian.
Penelitian pertama dilakukan pada pertengahan bulan Juni 2019, penulis melakukan pendekatan serta mewawancarai pendiri sekolah kursus cukur pertama di kampung Peundeuy Banyuresmi. Pada tahap ini peneliti mencari informasi- informasi awal dan data yang dilakukan peneliti pada pertengahan bulan Juli 2019 guna menggali lebih dalam dan mengetahui potensi serta keunikan-keunikan yang dapat peneliti angkat untuk bahan penelitian, selanjutnya untuk dijadikan pertanyaan penelitian yang selanjutnya akan peneliti olah. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan penelitian, selanjutnya peneliti mengkategorikan sesuai dengan pernyataan penelitian yang dibuat dengan teknik pengumpulan data wawancara yang didapatkan langsung oleh peneliti di lapangan.
Awalnya peneliti melakukan wawancara kepada informan yang dirasa mengetahui dengan bagaimana awal mula berdiri sekolah pangkas pertama di Kampung Peundeuy, Desa Banyuresmi sebagai sumber data, untuk pengumpulan data penelitian dari hasil wawancara yang nantinya akan didokumentasikan melalui alat rekam suara yang berguna memudahkan peneliti merekam hasil pembicaraan dengan narasumber. Analisis dalam penelitian ini adalah analisis data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi terhadap ketiga informan yang terdiri dari satu informan inti dan dua informan pendukung.
Informan inti antara lain adalah pendiri sekolah pangkas rambut di Kampung Peundeuy, Banyuresmi. Peneliti mendapatkan informasi bahwa adanya tempat kursus pangkas rambut ini bermula dari ke khawatiran dirinya pada generasi muda yang tidak mempunyai masa depan kelak, oleh karena itu dirinya mendirikan sekolah pangkas rambut bersama rekan – rekannya sesama senior di dunia pangkas rambut di Kampung Peundeuy, Banyuresmi pada tahun 2015.
Pada tahap ini peneliti mencari informasi-informasi yang nantinya akan dijadikan pertanyaan penelitian yang selanjutnya diolah oleh peneliti. Berdasarkan wawancara awal peneliti berhasil mengkategorikan pertanyaan penelitian kedalam tiga pertanyaan yaitu Bagaimana awal mula berdirinya Barber School Abah Atrox, Bagaimana Interaksi yang dilakukan melalui media sosial, dan Bagaimana strategi komunikasi yang terjadi melalui media instagram.Metode yang peneliti gunakan adalah studi kasus karena melihat keunikan dimana sekolah pangkas rambut ini merupakan sebuah gebrakan baru dari kota asal para pemangkas rambut di Jawa Barat, memiliki keunikan tersendiri selain memangkas yaitu cara memijitnya yang spesial.
4.2.1 Barber School Abah Atrox
Keberadaan Barber School Abah Atrox didasarkan dengan kemajuan perkembangan globalisasi. Dengan didirikannya tempat ini, memudahkan siapa saja yang menginginkan setiap orang untuk belejar menjadi seorang Barberman.
Hal ini seseuai dengan empat aspek dari teori media baru yaitu bahwa keberadaan Barber School memiliki keinginan untuk beradaptasi dengan adanya media digital.
Sebuah penamaan yang dilakukan oleh abah atrox memiliki filosofi nama Abah Atrox sendiri bermula dari pendirinya sendiri yaitu Rijal Fadhilah yang sudah
menjajal dari mulai tempat pangkas rambut hingga barbershop terkenal di berbagai kota khususnya di Jabodetabek sampai yang paling jauh yaitu kota Palembang, dari sanalah awal mula diberi nama Atrox karena atrox sendiri pelesetan dari “ngatrok”
yang sering orang sunda sematkan pada seseorang yang suka berkelana dari tempat tinggalnya. Hali ini menjadi nlai jual lebih dan terkait dengan teori media baru yaitu sebuah penamaan bisa mengarahkan follower supaya bisa tertarik untuk bergabung.
Rizal Fadhillah atau Abah Atrox ini mendirikan sekolah pangkas rambut di Kampung Peundeuy, Banyuresmi karena rasa ke khawatirannya pada generasi muda di kampung nya yang putus sekolah karena tidak ada biaya, dan dirasa tidak akan masa depan bagi anak muda tersebut di hari kelak nanti, serta meneruskan tradisi sebagai pewaris para pemangkas rambut di Indonesia agar tidak punah dimakan zaman dengan munculnya budaya barat pada zaman modern ini.
Barber School Abah Atrox juga mempunyai kelebihan tersendiri yaitu menyederhanakan cara mencukur yang susah untuk dilakukan bisa dengan cepat di selesaikan, dan mempunyai tehnik memijat yang benar dan sudah turun temurun ada di tempat pangkas rambut Garut. Untuk para lulusan dari barber school ini juga diberi sertifikat keahlian apabila dirasa ada anak muridnya yang masih belum bisa memahami tehnik mencukur yang benar, akan diberi pelatihan sebanyak 10x secara geratis atau tidak dipungut biaya.
4.2.2 Interaksi Komunikasi Barber School Abah Atrox Melalui Media Sosial Interaksi yang dilakukan oleh Barber School Abah Atrox melalui media sosial adalah dengan cara memaksimalkan media nya itu sendiri, seperti membuat lokasi keberadaan nya di peta online atau Google Maps dan menyebar luaskan tentang Barber School Abah Atrox di berbagai media sosial. Dalm hal ini terkait dengan teori media baru yaitu saling keterhubungan aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima atau pengirim. Artinya termasuk pada aspek digital interaktive.
Intinya Barber School Abah Atrox memanfaatkan semaksimal mungkin media di zaman sekarang yang dominan dikuasai oleh kalangan anak muda, sesuai dengan target pasar dari Abah Atrox yaitu dari umur 18 – 25 tahun. Peran media sosial tentunya sangat penting di zaman modern seperti sekrang ini dengan kita selalu meng edukasi hal – hal yang baru dari mulai system pengajaran serta pemahaman anak – anak tentang bagaimana mengembangkan seni cukur dari tehnik dasar kepada tehnik modern dan memperbaharui atau melihat terus pengembangan model – model cukur yang kekinian supaya tidak ketinggalan jaman dan yang paling penting adalah berlatih terus serta menyediakan– model yang setiap hari harus dipotong sehingga kemampuannya semakin terasah dan kemampuan untuk menyerap ilmu nya semakin cepat.
Dalam segi mempertahankan konsumen supaya bisa kembali lagi ke Barber School Abah Atrox dengan cara sistem pengajaran yang sesuai prosedur. Selain mencukur ditempat ini juga diajarkan kelebihan yang lain seperti tehnik pijat, tehnik mencuc dan juga kerimbat serta cara melayani pelanggan atau pun customer untuk bekal di siswa saat bekerja maupun membuka tempat cukur atau barber shop.
Sistem pengajaran yang dilakukannyapun disebarkan melalui jaringan telekomunikasi interactive. Hal ini, memperlihatkan bahwa sebuah media yang dilakukan oleh abah atrox tidak lebas dari interaksi media..
4.2.3 Strategi Komunikasi Instagram Barber School Abah Atrox
Pada strategi yang dilakukan oleh Barber School Abah Atrox menggunakan teori media baru pada beberapa aspeknya. Pertama, menggunakan aspek hypertextual yakni menggunakan media sosial instagram yang menyediakan jaringan dari teks -teks lain yang memperlihatkan virtual yang dibangun dengan grafis komputer dan video digital sebagai bentuk interkasi dengan para followersnya.
Barber School Abah Atrox setiap harinya selalu Melakukan bakti sosial dengan cara mencukur masyarakat sekitar secara geratis, tentunya dampak dari baksos ini sendiri menjadikan hal positif bagi Barber School Abah Atrox di media sosial instagram dengan selalu meng update kegiatan terbaru setiap melakukan bakti sosial atau cukur geratis, sehingga masyarakatpun sangat antusias dengan keberadaan Barber School Abah Atrox. Kegiatan yang dilakukan ini termasuk pada aspek teori media baru yaitu networked artinya kegiatan ini tidak menyatu tempatkan. Melakukan upaya lain agar menambah jaringan komunikasi sebagai metode strategi komunikasi yang dilakukan.
Selain itu, tindakan dari followers di instagram juga sangat positif yaitu dengan menanyakan apa saja syarat – syarat untuk menjadi barber, sistem administrasinya, sistem pelajarannya, dan menanyakan tentang sertifikat keahlian dari Abah Atrox melalui direct massage di instagram. Jadi para pengikut di instagram sangat antusias mendapatkan informasi dari barber school ini. Sehingga
dari seluruh pelosok indonesia sekarang sudah banyak yang masuk ke Barber School Abah Atrox.
Pembahasan dilakukan berdasarkan pada rujukan berbagai teori yang digunakan dimana di dalamnya ditentukan suatu kepastian mengenai aspek teori dan kesesuaian / ketidaksesuaian dengan fakta hasil penelitian di lapangan dimana peneliti juga membuat suatu analisis serta interpretasi / membuat tafsiran atas tampilan data secara deskriptif sesuai dengan permasalahan penelitian serta memberikan verifikasi teoritis temuan penelitian Strategi Komunikasi Barber School Abah Atrox Untuk Mendapatkan Eksistensi di Media Sosial Instagram.
Kredibilitas dari Strategi Komunikasi Barber School Abah Atrox Untuk Mendapatkan Eksistensi Di Media Sosial Instagram. “Menurut Mondry (2008: 13) New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara public”
Salah satu bentuk dari kehadiran New Media adalah internet. Internet merupakan teknologi dalam bidang komunikasi baru yang juga memiliki kemampuan untuk membantu kita memilih dan mengatur informasi yang kita butuhkan atau inginkan. Internet adalah kemudahan berkomunikasi dalam mengirimkan sebuah pesan atau menerima pesan.
Seiring berkembangnya jaman muncul media sosial, media sosial pada dasarnya dapat menyajikan informasi yang disuguhkan media konvensional. Di media sosial, masyarakat juga bisa mendapatkan berbagai macam informasi. Bahkan, media
sosial dapat memberikan kemudahan berinteraksi antara angota yang belum bisa dilakukan media konvensional.
Berbagai referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Selain menghemat waktu dan tenaga dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih uptodate demikian pula dengan materi ilmiah yang diterbitkan melalui internet cenderung lebih aktual dibandingkan yang diterbitkan dalam bentuk buku konvensional (Febrian, 2008: 37).
Kesamaan karakteristik yang dimiliki oleh media sosial dan media konvensional adalah kemampuan menjangkau audiens yang kecil atau besar.
Namun media sosial pun memiliki beberapa perbedaan dari berbagai aspek dengan media konvensional pada umumnya,
1. Keterjangkaun Media sosial
Yang merupakan bagian dari internet, memberikan skala keterjangkauan tidak terbatas. Tingkat keterjangkauan media sosial sangat luas, mampu menembus batas ruang dan waktu. Bisa di akses kapan saja dan di mana saj
2. Aksesibilitas Media mainstream
Biasanya dimiliki dan diakses oleh masyarakat terbatas, sedangkan media sosial dapat ditembus oleh masyarakat umum, baik yang bermodal maupun tidak
3. Penggunaan untuk membuat dan mengelola media
Biasanya diperlukan keahlian khusus sehingga perlu pendidikan secara spesifik.
Namun, media sosial tidak demikian, siapa pun yang punya keinginan untuk membuat dan mengelolanya, pasti bisa sebab dari sisi teknis mudah serta dari sisi biaya murah sehingga memungkinkan setiap orang dapat menggunakannya.
4. Tanggapan dalam proses
Interaksi antara publik dan media konvensional bersifat tertunda (delayed feedback). Namun dalam media sosial, tanggapannya bersifat langsung pada saat itu juga, tanpa jeda waktu yang relatif lama. Untuk menjembatani hal ini, media konvensional pada umumnya juga menggunakan beberapa fasilitas media sosial dalam berkomunikasi dengan pembaca atau penontonnya.
5. Konten Informasi atau konten dalam media sosial
Dapat diubah kapan saja pengelolaanya, bahkan orang yang berkomentar pun dapat ikut mengubahnya. Sebaliknya, informasi atau konten dalam media konvensional permanen, tidak dapat diubah sama sekali.(Tabroni,2012:163-164)