HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Dalam karya ilmiah terapan ini penulis akan mendeskripsikan tentang gambaran umum objek penelitian sesuai dengan judul yaitu “OPTIMALISASI PENGGUNAAN RADAR UNTUK MENGHINDARI BAHAYA TUBRUKAN DI ALUR PELAYARAN SEMPIT”. Sehingga dengan adanya deskripsi gambaran umum objek penelitian ini, pembaca dapat memahami dan mampu merasakan tentang hal yang terjadi pada saat penulis melakukan penelitian di atas kapal MT. GAS KALIMANTAN milik PT.
BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
PT. BERLIAN LAJU TANKER Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa transportasi laut yang telah berdiri sejak 1979. Perusahaan pelayaran yang ber kantor di Jalan Abdul Muis No.
40 Wisma BSG Lt.10, Jakarta Pusat ini memiliki armada kapal tanker sebanyak 7 unit kapal tanker yang terdiri dari 2 unit kapal LPG Carrier dan 5 unit Chemcal tanker
MT. GAS KALIMANTAN adalah salah satu kapal LPG Carrier milik PT. BERLIAN LAJU TANKER Tbk. MT GAS KALIMANTAN adalah kapal LPG Carrier yang di charter oleh perusahaan BUMN yaitu PERTAMINA dengan lines wilayah Sumatra dan Jawa. Berikut Ship Particular MT. GAS KALIMANTAN:
Gambar 4.1 Ship Particulars
Sumber: Ship Particular MT. GAS KALIMANTAN Total Crew : 20 CREW INCLUDING MASTER
B. HASIL PENELITIAN
1. Penyajian Data
Beberapa permasalahan tentang optimmalisasi penggunaan radar untuk menghindari bahaya tubrukan dialur pelayaran sempit akan disajikan secara narative dari hasil pengamatan dan observasi serta wawancara yang telah dilakukan taruna saat melaksanakan praktek layar di MT GAS KALIMANTAN. Data akan diuraikan secara real dari hasil tertulis yang didapatkan selama melaksanakan praktek layar.
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang penulis dapat di atas kapal MT. GAS KALIMANTAN milik PT. BERLIAN LAJU TANKER Tbk, maka penulis dapat mengkaji beberapa temuan penelitian yang behubungan dengan kurang optimalnya operasi radar diatas kapal saat memasuki pelayaran sempit pada saat melaksanakan praktek di atas kapal MT GAS KALIMANTAN.
2. Hasil pengamatan :
Pada saat taruna melaksanakan dinas jaga di anjungan bersama Mualim jaga dan ketika kapal sedang berlayar di alur pelayaran sempit, hasil pengamatan yang taruna dapat adalah :
a. Di kapal MT GAS KALIMANTAN terdapat 2 unit radar dianjungan yaitu RADAR ARPA dengan merk JRC dan RADAR kedua dengan merk FURUNO yang merupakan radar type lama yang belum dilengkapi dengan ARPA. Pada setiap radar yang digunakan dikapal saya memiliki kelemahan pada durasi pemakaian yaitu dalam durasi 4 jam pengoperasan radar, radar akan mengalami over heat yang dapat mengganggu system pada radar tersebut, untuk itu dalam pemakaian
radar di kapal MT GAS KALIMANTAN digunakan secara bergantian dengan durasi 4 jam untuk sekali pemakaian pada setiap radar.
b. Pada radar ke dua yaitu radar model lama dengan merk FURUNO sering terjadi masalah system yang membuat display atau tampilan target kurang akurat.
c. Pada tanggal 29 Desember 2017 pukul 18.30 waktu setempat. Ketika kapal sedang melintasi selat Singapore yang ramai, mualim I memperhatikan jendela anjungan, mengecek apakah ada objek lain yang tertangkap oleh radar dan sesekali melihat ECDIS untuk memastikan kapal masih berlayar di garis haluan. Semua tindakan tersebut dilaksanakan agar kapal dapat melintasi alur pelayaran sempit dengan aman. Setting tune, anti clutter dan gain radar di atur secara optimal serta mengatur range pada jarak 3 mill agar object disekitar
kapal dapat terdeteksi oleh radar secara optimal. Mualim jaga juga mengaktifkan fungsi pararel index untuk mendeteksi object yang mendekat atau memiliki potensi tubrukan dengan kapal kita pada jarak tertentu.
d. Untuk menciptakan suatu situasi dan kondisi yang aman, mualim I selalu mengingatkan cadet untuk selalu mengawasi adakah bahaya navigasi yang tampak dengan cara visual maupun dengan RADAR, karena di RADAR kita dapat mengetahui adakah bahaya navigasi seperti seperti kapal-kapal nelayan, jaring nelayan, kapal-kapal lain yang mendekat, buoy, dan object-object disekitar kapal yang memiliki potensi bahaya navigasi.
e. Pada tanggal 23 februari 2018 pukul 19.00 waktu setempat. Ketika kapal akan memasuki selat rupat yang ramai, Mualim I, juru mudi jaga dan cadet diperintahkan oleh Mualim I untuk selalu fokus pandangan ke depan dan tidak melakukan kegiatan lainnya. Karena kapal mendekati morong pilot station danmulai menyiapkan OHN.
Mulim 1 juga memerintahkan untuk cadet untuk stanby VHF radio, RADAR, dan ECDIS untuk memastikan kapal melaju dengan aman di perairan tersebut.
f. Pada tanggal 15 maret 2018 pukul 18.15 waktu setempat kapal sedang menemui banyak perahu nelayan di selat Sunda, Mualim I memerintahkan juru mudi untuk standby kemudi manual untuk menghindari keterlambatan perubahan haluan. Saat radar FURUNO diaktifkan terjadi masalah system pada radar tersebut yaitu tampilan target yang tidak akurat dengan kondisi sebenarnya saat dilakukan pengamatan secara visual. Untuk menghinari bahaya mualim 1 memerintahkan untuk mengganti pemakaian radar ke radar nomor 1 merk JRC yang telah dilengkapi dengan ARPA.
g. Pada tanggal 25 maret 2019 kapal MT GAS KAIMANTAN edang memasuki selat rupat yang sempit dan ramai dengan dibantu oleh pandu setempat. Juru mudi stanby dengan manual steering bergantian dengan cadet setiap 1 jam sekali, mualim jaga melakukan pengamatan secara visual dan sesekali mengamati RADAR, ECDIS, dan stanby pada VHF RADIO. Saat itu RADAR yang beroperasi adalah radar nomor 2 yaitu radar merk furuno. Saat alur pelayaran sedang ramai
dengan kapal-kapal yang keluar masuk kawasan selat rupat tiba-tiba terjadi masalah pada system radar yang menyebabkan seluruh target menghilang dari display radar, Pandu yang membawa kapal pun terkejut karena pada saat itu ada kapal yang mendekat dari arah berlawanan. Mualim jaga secara tanggap langsung menyalakan radar nomor 1 merk JRC dan mematikan radar nomor 2 yang sebelumnya dioperasikan, dan selanjutnya situasi dapat dikendalikan oleh pandu.
h. Pada tanggal 5 april 2018 pukul 13.15 waktu setempat kapal sedang menemui banyak perahu nelayan saat memasuki teluk semangka, Mualim I memerintahkan juru mudi untuk standby kemudi manual untuk menghindari keterlambatan perubahan haluan. Saat radar FURUNO diaktifkan terjadi masalah system pada radar tersebut yaitu tampilan target yang tidak akurat dengan kondisi sebenarnya saat dilakukan pengamatan secara visual. Untuk menghinari bahaya mualim 1 memerintahkan untuk mengganti pemakaian radar ke radar nomor 1 merk JRC yang telah dilengkapi dengan ARPA sehiingga situasi pun dapat dikendalikan dengan mudah oleh mualim jaga.
i. Pada tanggal 20 april 2018 pukul 14.05 saat kapal pada posisi berlabuh jangkar di pelabuhan Dumai, mualim 2 melakukan pemeriksaan dan perawatan pada Radar nomor 2 yaitu radar Furuno yang disinyalir beroperasi kurang maksimal saat digunakan. Dan akhirnya ditemukan masalah pada antena atau scanner radar yang berkarat dan berjamur pada ujung-ujung sensor radar. Bersama dengan Cadet mualim 2 memutuskan untuk mebersihkannya dengan
air tawar agar tidak merusak scanner radar, setelah dibersihkan radar kembali dinyalakan.
Gambar 4.2. RADAR
Sumber: Foto, 2018
Gambar 4.3. RADAR
Sumber: Foto, 2018
3. Hasil wawancara :
Pada saat praktek diatas kapal MT GAS KALIMANTAN taruna melakukan wawancara kepada mualim 1, 2, dan 3 untuk memperoleh data yang akurat sebagai penunjang penelitian yang dilakukan taruna dengan hasil sebahgai berikut :
a. Hari/Tanggal wawancara : Senin, 27 Maret 2018 Lokasi wawancara : Di Anjungan
Umur informan : 40 tahun
Jabatan : Chief officer / Mualim 1 Pertanyaan Wawancara
1) Bagaimana pengalaman bapak saat menggunakan Radar selama ini?
2) Apakah di setiap memasuki alur pelayaran sempit bapak menggunakan Radar?
3) Seberapa besar pengaruh pengoptimalan radar terhadap keselamatan bernavigasi dialur pelayaran sempit?
4) Menurut bapak seberapa besar resiko kecelakaan pada saat berlayar di alur pelayaran sempit?
5) Menurut bapak apakah berlayar di alur pelayaran sempit itu memerlukan konsentrasi tinggi?
6) Kendala apa saja yang dihadapi pada saat menggunakan EBL dan VRM?
7) Apakah ada metode lain untuk menghindari bahaya navigasi?
8) Faktor apa saja yang menyebabkan susahnya bernavigasi di alur pelayaran sempit?
9) Jelaskan apa saja faktor yang menyebabkan kurang optimalnya operasi radar?
10) Bagian radar mana yang paling rentan mengalami kerusakan?
11) Jelaskan faktor teknis yang mengganggu radar saat digunakan?
12) Apakah ada cara khusus dalam pemeliharaan alat radar? Jika ada Jelaskan cara pemeliharaan (maintaining) radar dan tiap-tiap bagianya agar selalu dapat beroperasi secara maksimal?
13) Apakah seluruh awak kapal telah teruji kompetensinya dalam pengoperasian radar?
14) Jelaskan apakah pancaran gelombang radar lain dapat mengganggu scaner radar lain jika beberapa kapal dalam posisi berdekatan?
15) Jelaskan apa yang harus dilakukan saat terjadi sytem failure atau error pada alat radar?
16) Jika terjadi blackout secara tiba-tiba dikapal saat radar dalam keadaan beroperasi, apakah hal tersebut dapat menimbukan kerusakan pada system radar? Serta jelaskan cara mengatasnya?
17) Jelaskan metode pengoperasian radar secara optimal dan efektif di alur pelayaran sempit?
18) Apakah pancaran gelombang dari lat elektonik lain seperti handphone, radio, dapat mengganggu opeasi radar?jelaskan?
19) Jika kapal kita membawa muatan berbahaya yang memancarkan radiasi(radioaktive) ,apakah hal tersebut dapat mengganggu transmiter radar dan menimbulkan kerusakan? Jelaskan!
20) Apakah frekuensi gelombang ynag sejenis dngan radar dari alat electronik lain dapat mengganggu gelombang radar?
21) Pada tampilan radar benda diam (pulau, suar) dan benda bergerak (kapal) terlihat tidak berbeda, bagaimana cara membedakanya jika kita berada dialur yang ramai dan pengelihatan terbatas oleh hujan atau badai?
Jawaban Wawancara
1) Pengalaman saya saat menggunakan radar bermacam-macam seperti saat menggunakan radar type lama yang terbilang masih
menggunakan teknologi yang jadul tentu saja agak menyulitkan saya saat mengoperasikannya dan kita harus extra sabar karen tidak seperti sekarang dimana teknologi dari radar sudah semakin canggih, radar jaman dulu tidak bisa dioperasikan secepat seefisien seperti sekarang.
Saat menyalakan radar pun dapat memakan waktu yang lumayan menguji kesabaran karena kita harus menunggu beberapa menit radar booting sebelum akirnya dapat kita gunakan. Saat membaring target pun tidak bisa seinstan sekarang dimana kita hanya perlu mengklik target untuk mendapatkan informasi mengenai object yang ingin kita baring, dulu kita perlu membaring dan menggambarnya menggunakan radar plotting sheet. Namun saya sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan menggunakan alat navigasi jadul karena dengan itu membuat wawasan dan ilmu saya mengenai navigasi menjadi lebih banyak dari pelaut baru jaman sekarang yang mungkin tidak mengenal alat jadul seperti itu karena pada jamannya sudah menggunakan alat-alat serba canggih yang memungkinkn bernavigasi secara instan.
2) Tentu saja setiap memasuki alur pelayaran sempit kita wajib mengaktifkan radar. Selain karena sudah diatur dalam P2TL aturan 9 narrow chanel,namun juga untuk membantu kita melakukan pengamatan yang lebih akurat dan pastinya menghindari bahaya tubrukan.
3) Menurut saya radar merupakan alat yang memiliki fungsi yang sangat vital saat memasuki alur pelayaran sempit, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa menurut aturan P2TL aturan 9 kita wajib menggunakan radar saat memasuki alur pelayaran sempit, jadi dapat disimpulkan bahwa radar berpengaruh sangat besar terhadap keselamatan bernafigasi di alur pelayaran sempit.
4) Resiko kecelakaan dialur pelayaran sempit sangat besar, seperti yang kita tau sebagai contoh di selat rupat banyak sekali kapal-kapal niaga yang keluar masuk wilyah pelabuhan dumai melalui selat rupat, belum lagi masalah kedalaman air yang tidak terlalu dalam diwilayah tersebut, dan banyaknya buoy serta nelayan yang menyebar jaring di jalur yang dilalui kapal-kapal besar saat bernavigasi. Untuk itu saya selalu mengingatkan mualim jaga dan juru mudi lain agar selalu waspada saat memasuki wilayah alur pelayaran sempit.
5) Tentu saja, berlayar di alur pelayaran sempit memerlukan kewaspadaan yang extra karena kita tidak tau kapan bahaya navigasi dapat mengancam keselamatan kapal kita, kalau kita sudah tau lebih awal kan kita bisa menghindarinya lebih awal pula.
6) Saat menggunakan fungsi VRM dan EBL untuk membaring object meggunakan radar nomor 1 merk JRC sejauh ini tidak ada kendala,
namun saat menggunakan radar nomor 2 merk furuno yang notabene adalah barang lama terdapat sedikit masalah yaitu tampilan radar kadang tidak menampilkan target atau target kurang jelas dan akurat sehingg menyulitkan saya saat membaring object.
7) Ada banyak sekali metode sebagai contoh kita bisa mengaktifkan fungsi automatic plotting pada ARPA yang memungkikan kita mendeteksi object sekitar kapal yang mendekat dengan bunyi alarm radar, mengaktifkan fungsi pararel index pada ARPA untuk mendeteksi bahaya pada range tertentu, dan kita juga bisa menggunkan ECDIS unuk mendeteksi bahaya tubrukan disekitar kapal kita, yang terpenting adalah kewaspadaan dari petugas jaga di anjungan.
8) Ada beberapa faktor bahaya seperti ramainya alur pelayaran, banyaknya nelayan, banyaknya jaring nelayan yang disebar di jalur kapal, kedalaman perairan, arus di wilayah alur pelayaran, kondisi angin, kondisi cuaca, kondisi mesin kapal, jarak pandang, dan kewaspadaan perwira jaga.
9) Menurut saya pada radar nomor 2 merk furuno, faktor yang menyebabkan kurang optimalnya operasi radar tersebut adalah pada sensor scaner yang terdapat di ujung antena radar, kemungkinan berjamur atau berkarat yang memngganggu sensor receiver pada scaner radar, mungkin nanti bisa ditanyakan kepada mualim 2 agar selanjutnya diperiksa bagian scannernya.
10) Bagian radar yang rentan mengalami kerusakan adalah pada bagian piranti display dan panel control radar yaang rentan terkena air.
Karena kita semua tau yang namanya alat elektronik pasti akan konslet jika disiram dengan air.
11) Faktor teknis yang mengganggu operasi radar adalah durasi pemakaian karena pemakaian salah satu radar dengan durasi terlalu lama dapat menyebabkan system over heat yang dapat merusak komponen elektronik dan mengganggu peforma radar tersebut, untuk itu setiap pemakaian radar kita selalu menggunakannya secara bergantian ddalam periode 4 jam sekali.
12) Kalau secara khusus mungkin tidak ad,namun untuk pemeliharaannya kita selalu memakai radar secara bergantian, melakukan pembersihan alat radar dari debu-debu yang menempel dengan cara mengelapnya dengan kain basah , membersihkan layar monitor radar, melakukan pengetesan peforma radar tiap periode jaga, menjaga alat radar terhindar dari air atau cairan lain yang berpotensi menyebabkan konsleting pada komponen elektronik radar.
13) Untuk officer tentu saja harus memiliki kompetensi yang mumpuni dalam pengoperasian radar dan harus memiliki sertifikar RADAR dan ARPA sebagai syarat menjadi seorang perwira diatas kapal, namun untuk anak buah kapal tidak semunya memiliki kompetensi yang mumpuni dalam pengoperasian radar. Untuk itu sebagai perwira sudah menjadi tugas kita untuk memberikan wawasan kita tentang dasar-dasar pengoperasian radar kepada ABK khususnya juru mudi karena juru mudi juga bertugas jaga navigasi dianjungan bersama dengan mualim, jadi alangkah mudahnya jika anak buah kapal juga menguasain pengoperaasian radar dengan baik agar tugas jaga navigasi dapt terlaksana lebih optimal dan bahaya tubrukan pun dapat dihindari.
14) Ya, pada jarak dekat pancaran gelombang elektromagnetik dari radar lain dapat mengganggu receiver radar kita karena gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh radar lain dapat tertanggkap oleh scaner radar kita dan dapat dideteksi sebagai object.
15) Pada saat terjadi system failur atau radar error hal pertama yang harus ita lkukn dalah jangan panik lalu laporkan hal tersebut kepada kapten agae dibuatkan laporan nearmiss kepada perusahaan, jika kegagalan system pada radar tidak terlalu berat atau mungkin masih dapat diatasi dengan cara me reboot alat radar silahkan matikan radar beserta power suplly nya lalu nyalakan kembali power suply dan lakukan reboot pada radar tersebut tunggau beberapa saat hingga radar standby lalu coba kembali dengan men transmit kan radar untuk melihat apakah fungsi radar kembali seperti semula atau tidak, jika radar tetap bermasalah saya saran kan untuk mematikan radar dan beralih menggunakan radar yang satunya lagi lalu membuat permintaan kepada perusahaan untuk mendatangkan teknisi yang lebih kompeten dalam perbaikan radar.
16) Tentu saja mematikan daya radar secara tiba-tiba saat radar sedang beroperasi dapat berpotensi menyebebkan system error pada radar, maka untuk memastikannya silahkan arahkan tuas power suply pada panel radar ke arah off, saat listrik kapal kembali menyala silakan tunggu sesaat agar tegangannya stabil lalu nyalakan kembali panel power suply radar lalu coba untuk me reboot radar.
17) Metode pengoperasian radar dialur pelayaran sempit bisa dilakukan dengan cara mengatur gain, tune pada posisi tidak terlalu besar atau terlalu kecil, karena jika gain dan tune di set terlalu besar akan menyebabkan gambar target terlalu tebal sehingga target malah terlihat kurang jelas apa lagi jarak target-target dengan ukuran kecil saat di alur yang ramai, jika pengaturan gain dan tune terlalu kecil maka dipastikan target tidak akan kelihatan maka cara terbaik adalah
dengan menseting ke mode auto. Lalu aktifkan anti clutter rain and sea saat kondisi cuaca sedang buruk.
18) Ya, pancaran gelombang dari alat elektronik laik seperti hanphone merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat mempengaruhi alat elektronik lain disekitarnya, seperti pada saat kita menyalakan speaker untuk mmutr musik lalu kita letakkan handphone kita di atas speaker tersebut saat ada panggilan masuk maka akan terdengar bunyi berderit pada speaker yang terpengaruh oleh pancaran gelombng pada handphone, begitu pula dengan radar jika kita dekatkan dengan handphone saat dalam panggilan maka akan menggangu operasi alat radar untuk itu sebaiknya kita jauhkan handphne kita saat sedang online dari jangkauan radar.
19) Saya kuarang begitu paham tentang muatan radioaktive karena belum pernah berlayar dengan membawa muata radioactive, namun menurut saya mungkin akan perpengaruh karena menimbulkan radiasi yang sangat kuat yang dapat mengganggu alat elektronik, untuk itu ada penanganan kusus terhadap muatan radioaktive agar radiasinya tidak mengganggu kru kapal dan alat navigasi di kapal tersebut.
20) Alat elektronik yang memancarkan gelombang electromagnetik yang serupa dengan radar dapat mengganggu operasi dadar karna akan tertangkap oleh scanner dan dibaca sebagai pantulan gelombang dari target yang menyebabkan kita melihat target pada layar dispay yang sebenarnya target tersebut tidak ada atau semu.
21) Untuk membedakan benda diam dan benda bergerak di tapilan target radar dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan fungsi automatic plotting pada ARPA atau dengan cara mengklik 2 kali target tersebut maka informasi mengenai kecepatan gerak target akan langsung dapat kita lihat selain itu pada target bergerak akan terlihat vektor arah gerak target tersebut dan ekor pulse dibelakan target tersebut.
C. ANALISIS DATA
Dalam analisis data ini akan ditarik poin utama pada setiap data yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan oleh pengamat.
1. Analisis data dari pengamatan
a. Hasil analisis dari data pertama adalah :
Pada radar yang digunakan di MT GAS KALIMANTAN memiliki kelemahan pada durasi pemakaian melebihi 4 jam dapat terjadi overheat yang mengganggu system radar, untuk itu pemakaian dilakukan bergantian antara kedua radar.
b. Hasil analisis dari data kedua adalah:
Pada radar kedua memiliki masalah pada pada tampilan target yang terkadang tidak akurat dengan kondisi sebenarnya
c. Hasil analisis dari data ketiga adalah :
Saat memasuki alur pelayaran sempit mualim jaga melakukan prosedur yang tepat dengan melakukan pengaamatan secara visual dan mengaktifkan radar dan mengatur gain,tune dan anti clutter untuk medapatkan tampulan radar yang maksimal. Kompetensi dari mualim jaga sudah sangat mumpuni.
d. Hasil analisis dari data ke empat adalah :
Mualim 1 melakukan prosedur yng tepat saat memasuki alur pelayaran di morong pilot station untuk menghindari bahaya navigasi di alur pelayaran.
e. Hasil analisis dari data ke lima adalah :
Radar nomor 2 tidak beroperasi dengan baik karena tampilan target tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya saat diperiksa secara visual, dengan sigap mualim jaga mengambil tindakan dengan berganti menggunakan radar ARPA nomor 1.
f. Hasil analisis dari data ke enam adalah :
Kembali terjadi masalah pada radar nomor 2 saat memasuki alur pelayaran selat rupat, masih masalah yang sama yaitu ketidak akuratan tampilan target pada radar nomor 2
g. Hasil analisis dari data ke tujuh adalah :
Kapal memasuki wilayah teluk semangka yang terdapat banyak nelayan dan jaring nelayan, dan terjadi masalah pada radar nomor 2 lalu mualim jaga mengabil tindakan dengan menggunakan radar nomor 1 dan mengaktifkan fungsi automatic ploting.
h. Hasil analisis dari data ke delapan adalah :
Setelah dilakukan pengecekan pada radar nomor 2 ditemukan masalah yaitu scanner radar yang berjamur dan berkarat. dilakukan pembersihan terhadap antena radar secara menyeluruh dan setelah dicoba dinyalakan kembali, pada tampilan radar terlihat gambar target menjadi lebih jelas
. Gambar 4.2. RADAR
Sumber: Foto, 2018
Gambar 4.3. RADAR
Sumber: Foto, 2018 2. Analisis data wawancara
Berdasarkan dari hasil data wawancara yang dilakukan taruna diatas kapal MT GAS KALIMANTAN diatas maka dapat ditarik point- point dari wawancara yang dirangkum menjadi beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Dari segi pengalaman mengoperasikan radar diatas kapal saat berlayar dialur pelayaran sempit, mualim jaga di kapal MT GAS KALIMANTAN telah memiliki pengalaman yang mumpui sebagai seorang perwira, terbukti dari banyaknya pengalaman yang di jabarkan oleh mualim saat diwawancara.
b. Dari segi kompetensi sebagai perwira diatas kapal, perwira di kapal MT GAS KALIMANTAN sudah memiliki kompetensi yang mencukupi sebagai seorang perwira niaga sesuai standart yang telah diatur pada STCW. Perwira di kapal telah mengetahui secara pasti atran dasar yang mengatur kewajiban menggunakan radar di alur
pelayaran sempit yang telah diatur dalam P2TL aturan 9 yaitu alur pelayaran sempit.
c. Menurut penjelasan dari officer, berlayar dialur pelayaran sempit memiliki resiko yang sangat besar terhadap keselamatan navigasi.
d. Dari segi teknis ada beberapa kelemahan pada masing – masing radar di kapal MT GAS KALIMANTAN yang menyebabkan tidak optimalnya operasi radar diatas kapal saat sedang dioperasikan yaitu pada radar nomor 1 RADAR ARPA JRC sering terjadi overheat saat digunakan terlalu lama yang menyebabkan gangguan system pada radar tersebut. Sedangkan pada radar nomor 2 RADAR FURUNO memiliki kelemahan pada display radar yang kadang menampilkan target kurang optimal atau kurang akurat.
e. Menurut penjelasan dari officer pada radar nomor 2 merk furuno, faktor yang menyebabkan kurang optimalnya operasi radar tersebut adalah pada sensor scaner yang terdapat di ujung antena radar, kemungkinan berjamur atau berkarat yang memngganggu sensor receiver pada scaner radar.
D. PEMBAHASAN
Optimalisasi penggunaan radar di alur pelayaran sempit yang ditemukan oleh penulis dalam, ditemukan bahwa perwira-perwira dikapal telah melaksanakannya dengan kompetensi yang mumpuni dan sesuai dengan prosedur terkait, sehingga tercipta situasi aman bagi kapal saat melewati alur pelayaran
sempit yang riskan. Namun masih ada bahaya dan resiko tubrukan yang dapat terjadi dikarenakan kelalaian petugas jaga anjungan dan alat radar yang bekerja kurang maksimal. Adapun hasil penelitian yang penulis temukan pada kapal MT.
Gas Kalimantan tentang optimalisasi penggunaan radar untuk menghindari bahaya tubrukan di alur pelayaran sempit adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kompetensi sebagai perwira kapal niaga tentang bernavigasi dialur pelayaran sempit dan pengoperasian radar secara optimal bukan hanya cara mengoperasikannya secara umum namun juga harus mengetahui karakteristik alat tersebut dan memahaminya secara mendalam agar dapat berfungsi secara optimal saat digunakan.
2. Menggunakan semua sarana yang tersedia sesuai dengan keadaan dan suasana yang ada untuk menentukan ada tidak adanya bahaya tubrukan .Jika timbul keragu - raguan maka bahaya demikian itu harus dianggap ada.
3. Kapal jika berlayar mengikuti arah alur pelayaran atau air pelayaran sempit harus berlayar sedekat mungkin dengan batas luar alur pelayaran yang terletak disisi lambung kanannya selama masih aman dan dapat dilaksanakan.
4. Mengoperasikan alat radar sesuai posedur yang berlaku untuk mendapatkan peforma yang optimal dari alat tersebut dan juga menghindari keruakan permanen alat radar akibat pemakaian yang tidak sesuai prosedur yang berlaku
5. Melakukan perawatan dan pemeriksaan berkala juka ada kesempatan terhadap alat radar untuk mendeteksi kendala-kendala yang mengganggu operasi alat radar dan mengatasinya dengan tindakan yang tepat.
6. Ketidak optimalan radar yang terjadi di kapal tempat penulis melaksanakan prala terjadi karena lumut dan berkaratnya sensor pada antena radar yang dapat diatasi dengan cara membersihkannya secara berkala dengan air tawar untuk menghindari kerusakan.
7. Bilamana sebuah kapal berlayar dialur pelayaran sempit khususnya pada malam hari, sangat penting bagi kita untuk memastikan bahwa alat-alat navigasi elektronik khususnya radar beroperasi secara optimal untuk menghindari bahaya tubrukan yang mungkin terjadi setiap saat.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisa data serta pembahasan dapat di simpulkan, OPTIMALISASI PENGGUNAAN RADAR UNTUK MENGHINDARI BAHAYA TUBRUKAN DI ALUR PELAYARAN SEMPIT di kapal MT GAS KALIMANTAN oleh petugas jaga anjungan sudah diterapkan dan berjalan sesuai dengan prosedur pengoperasian radar yang berlaku. Namun masih ada bahaya dan resiko tubrukan yang dapat terjadi dikarenakan kelalaian petugas jaga anjungan dan juga kerusakan alat radar yang dapat menyebabkan ketidak optimalan operasi radar. Kerusakan tersebut dapat terjadi dikarenakan beberapa hal seperti usia alat radar yang sudah tua, terganggunya antena scanner radar yang disebabkan oleh lumut dan karat pada antena, serta kesalahan pengoperasian radar yang tidak sesuai prosedur yang berlaku.
B. SARAN
Dalam hal ini penulis akan memberi saran - saran yang sekiranya dapat bermanfaat dan sebagai masukkan guna memperbaiki masalah tentang optimalisasi penggunaan radar untuk menghindari bahaya tubrukan di alur pelayaran sempit. Adapun saran - saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut,
1. Bagi petugas jaga anjungan
a. Meningkatkan kompetensi sebagai seorang pelaut bukan hanya dari segi kepemimpinan namun juga dari segi skill kerja.
b. Alangkah baiknya jika membagi pengalaman dan pengetahuan kepada rekan-rekan kerja diatas kapal tentang pengoperasian alat navigasi khususnya radar agar seluruh crew kapal dapat bekerja dengan lebih baik.
c. Akan lebih baik lagi apabila melakukan doa bersama terlebih dahulu sebelum melaksanakan tugas jaga dianjungan
d. Sebaiknya saling mengingatkan antar petugas jaga anjungan agar tetap memperhatikan kondisi dan situasi sekitar kapal.
e. Alangkah baiknya selalu waspada dan sigap pada setiap kondisi.
f. Sebaiknya segera memanggil nahkoda apabila ada alat navigasi yang tidak berfungsi dengan baik.
g. Untuk masalah teknis pada alat radar sebaiknya dilakukan pemeriksaan dan perawatan setiap bulannya secara rutin untuk memastikan bahwa radar bekerja dengan optimal tanpa ada masalah teknis yang mengganggu h. Sebaiknya dilakukan perawatan rutin setiap minggu terhadap seluruh alat navigasi electronik dianjungan seperti pembersihan dari debu-debu dan pemeriksaan terhadap komponen-komponen elektronik yang rentan mengalami kerusakan
i. Sebaiknya me-record setiap kali dilakukan pemeriksaan dan perawatan terhadap alat navigasi elektronik agar kondisi dari alat-alat navigasi dapat terkontrol.
j. Sebaiknya meminta kantor untuk mengirimkan tenaga ahli teknisi alat navigasi dikapal untuk melakukan servis berkala tiap tahunnya terhadap alat navigasi elektronik agar jika terdapat kerusakan komponen yang bersifat fatal dapat langsung diganti atau diperbaiki oleh teknisi yang ahli dalam bidang tersebut
2. Bagi perusahaan pelayaran
a. Sebaiknya perusahaan mengirimkan tenaga ahli untuk melakukan perbaikan dan perawatan terhadap alat navigasi elektronik di kapal terutama yang mengalami kerusakan seperti radar di MT Gas Kalimantan.
b. Sebaiknya perusahaan menyiapkan dan mensupply alat navigasi yang sudah tidak berfungsi dengan baik agar oprasi kapal dapat berjalan dengan aman.
c. Sebaiknya perusahaan melakukan kontrol terhadap kapal, crew kapal, dan alat-alat navigasi diatas kapal dengan melakukan internal audit secara rutin.