• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN AJAR Bahasa Indonesia

N/A
N/A
Mardianis Anis

Academic year: 2024

Membagikan " BAHAN AJAR Bahasa Indonesia "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN AJAR Mata pelajaran: Bahasa Indonesia

Kelas /semester: VII/2

Waktu : 4X 40 menit 1. Kompetensi Dasar

Menyimpulkan pikiran,pendapat dan gagasan seseorang tokoh / nara sumber yang disampaikan dalam wawancara.

2. Indikator

2.1. Mampu mendata pikiran ,pendapat dan gagasan yang dikemukakan oleh narasumber.

2.2. Mampu mengumpulkan pikiran,pendapat dan gagasan narasumber.

2.3. Mampu menulis informasi yang diperoleh dari wawancara yang didengar kedalam beberapa kalimat singkat.

2. Materi pelajaran :

Berwawancara dengan tokoh/narasumber

Wawancara merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam kegiatan tersebut, pewawancara menyampaikan sejumlah pertanyaan, kemudian narasumber memberikan jawaban atau keterangan yang diminta. Hasil kegitan tersebut biasanya dituangkan ke dalam sebuah naskah berita yang akan diterbitkan di media massa.

Hal-hal penting dalam hasil wawancara, biasanya berkisar pada pokok berita.

Biasanya, pokok berita itu meliputi masalah, gagasan, waktu, tempat, alasan, pendapat, kritik , atau saran yang ditanyakan kepada narasumber terhadap masalah tersebut.

Dalam pelajaran ini, kamu akan berlatih memahami dan menuliskan hasil wawancara dengan

1 Menuliskan kembali pendapat dan gagasan yang dikemukakan oleh narasuber 2 Simpulkan wawancara yang akan diperdengarkan dengan kalimat singkat 3 Tulislah imformasi dalam beberapa kalimat singkat

Kisah Kicau Biduanita Bersayap

Hobi memelihara burung bukan hanya untuk mengagumi keindahan ragawinya saja, melainkan juga untuk mendengarkan nada suara yang merdu. Nyanyian indah burung diyakini dapat menghilangkan stres bagi sebagian penggemarnya. Kesibukan merawat dan mengurusi burung-burung ini juga menjadi pelepas rasa jenuh yang ampuh.

Dari situ muncul beragam kontes yang mempertandingkan keindahan tubuh dan kemerduan suara satwa kesayangan itu. Agar tetap lestari,para penggemar ini mengembangkan prinsip penangkaran bagi-bagi burung-burung berkicau itu.

Di Indonesia kontes burung berkicau telah ada sejak tahun enam puluhan. Dahulu, banyak burung yang dipertandingkan dari hasil penangkapan di alam bebas.

Sebut saja,cucak rawa,anis,murai batu, dan lainnya. Namun, seiring dengan tumbuhnya kesadaran pelestarian yang kian meningkat, dilakukanlah usaha penangkaran, seperti perkutut dan kenari. Selain jenis yang biasa ikut lomba, ada burung berkicau yang terbilang cerdas. Burung itu mampu meniru suara manusia. Namanya , beo.

(2)

Dari sekian banyak burung berkicau,burung kenari termasuk jenis yang diminati dan sering dilombakan. Menurut Ensiklopedi Indoesia seri Fauna terbitan PT Ichtiar Baru-Van Hoeve,Jakarta, tahun 1988, kenari merupakan nama yang digunakan untuk menjelaskan burung-burung kecil dari famili Fringilidae. Fungsinya untuk membelah biji-bijian. Di habitat aslinya, kenari memilih pepohonan. Kenari merupakan biji-bijian dan tergolong burung penyanyi atau berkicau. Burung ini mempunyai sembilan bulu sayap primer dan dua belas bulu ekor. Kenari betina biasanya membuat sarang berbentuk mangkuk. Nama kenari digunakan karena berdasarkan catatan yang ada, burung ini pertama kali ditemukan di Kepulauan Canary.

Bagi kodir (41), salah seorang penggemar burung berkicau dan Asep Mulyana dari Pelestari Burung (PBI) Tanggerang, kepuasan memelihara biduanita bersayap akan memuncak jika berhasil menggondol gelar juara dalam kontes. Bukan hanya kebanggaan yang berbicara, melainkan juga gengsi sang pemilik ikut terangkat. Buntutnya, burung akan ditawar dengan harga selangit. ”Rata-rata, burung yang sudah jadi dan siap (tampil) di lapangan harganya paling murah dua juta rupiah,”tutur Kodir. Bahkan, salah satu koleksi anis merah milik

Kodir pernah ditawar sepuluh juta rupiah. Akan tetap, kabarnya it belum seberapa. Masih ada harga yang lebih ”gila”lagi”.Kalau buat saya dengerin ocehannya tiap pagi saja bisa ngilangin stres. Sebetulnya itu sudah cukup. Akan tetapi karna ada lombanya, ya kenapa nggak ikut mencoba.Iseng-iseng dapat hadiahlah,” kata Asep saat ditanya lebih jauh kepuasannya memelihara berkicau.

Dewasa ini, kontes burung berkicau tidak lagi menyediakan piala dan sejumlah uang. Pihak panitia mengganti piala dengan barang-barang ekskluif rumah tangga, seperti televisi, VCD player, radio compo, dan lainnya. ”kalau hadianya piala, para pserta kayaknya sudah bosen. Mereka kebanyakan sudah sering ikut, jadi pialanya numpuk di rumah,”ujar Kodir yang juga sering menggelar kontes serupa di Bogor.

Walaupun memelihara burung dalam sangkar, Asep dan Kodir sama-sama menolak kalau dituding tidak ramah lingkungan. Mereka berani menjamin burung-burung yang dikonteskan itu merupakan hasil tangkaran. Alasannya, sederhana saja. ”Kalau burung itu diambil langsung dari hutan, dia nggak bakal ngeluarin suara waktu lomba.

Dia ini susah sekali untuk dijinakkan. Kalau sudah stres, ya bisa mati dia.

Suara burung hasil tangkaran juga lebih bagus,” kata Kodir yang sempat didemo oleh sejumlah aktivis lingkungan soal kontes burung berkicau ini.

Selain jenis burung berkicau yang telah umum, seperti anis, murai, kenari, hwa mei dan lainnya, ada kelompok khusus yang tidak bisa ditinggalkan. Burung perkutut yang berada di dalam sangkar digantung di atas tiang setinggi sekitar 2,5 meter melantunkan nada-nada merdu dengan beragam variasi alunan suara.

Menurut H. Gozi Suhaimi (58), seorang penggemar perkutut dari Pandeglang, keindahan suara perkutut jelas berbeda dengan ocehan burung macam anis dan sebangsanya. Perkutut punya variasi suara yang tidak terbatas. Oleh karena itu, ada beberapa istilah yang menjadi indikator kehebatan perkutut dalam berkicau. ”Ada yang disebut engkel, satu setengah, satu setengah engkel, satu setengah dobel, dan tripel”.

Ada aturan yang harus ditaati dalam mengikuti lomba konkurs perkutut.

Pemenang lomba hanya akan diakui keabsahannya jika burung itu terbukti hasil penangkaran sesuai dengan ketentuan dari Menteri Negara Lingkungan Hidup. Hal itu sekaligus sebagai bentuk kepedulian burung penggemar berkicau untuk ikut melestarikan satwa ini di habitatnya. Untuk menandai burung-burung hasil tangkaran, rasanya tidak ada kata sulit. Setiap burung hasil tangkaran selalui ditandai dengan gelang di kakinya.

(3)

Gelang kaki ini tidak bisa dipasang setelah perkutut dewasa. Itu sebabnya, tindakan curang amat sulit dilakukan.Sumber : Sinar Harapan 13 November 2002 dengan perubahan.

Setelah selesai pekerjaanmu lanjutkan dengan menjawab pertanyaan berkut. . 3.2 Menentukan gagasan pokok dan gagasan penjelas dari hasil wawancara

Bacalah kembali bacaan Kisah Kicau Biduanita Bersayap dengan cepat dan cermat! Kemudian, kerjakan pelatihan berikut ini!

Tulislah huruf (U) jika kalimat tersebut berupa gagasan pokok dan huruf (J) jika kalimat tersebut berupa gagasan penjelas!

1. Kontes burung berkicau telah ada sejak tahun 60-an.

2. Nyanyian burung yang indah diyakini bisa menghilangkan stres bagi sebagian penggemarnya.

3. Burung kenari termasuk salah satu jenis burung berkicau yang diminati dan sering dilombakan.

4. Burung beo adalah burung yang tergolong cerdas karena bisa menirukan suara manusia.

5. Dewasa ini konyes burung berkicau tidak lagi menyediakan piala dan sejumlah uang.

6. Ada aturan yang harus ditaati dalam mengikuti lomba konkurs perkutut.

7. Perkutut mempunyai variasi suara yang tidak terbatas.

8. Kenari merupakan nama yang digunakan untuk menjelaskan burung-burung kecil dari famili Fringilidae.

9. Hobi memelihara burung bukan untuk mengagumi keindahan ragawi saja, melainkan juga untuk mendengarkan nada suara yang merdu.

10. Nama kenari digunakan karena berdasarkan catatan yang ada, burung ini pertama kali ditemukan di Kepulauan Canary.

1.3.3 Mengungkapkan kembali hasil wawancara dalam bentuk rangkuman Rangkuman (summary) merupakn bentuk ringkas suatu bacaan. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu dapat menerapkannya di mana saja, misalnya merangkum berita teleks, telegram, surat, laporan dan berita. Agar rangkuman yang kamu buat baik, ada beberapa hal yang haruis diperhatikan :

a. Jangan menambah atau memasukkan gagasan sendiri atau gagasan lain selain dalam bacaan aslinya.

b. Pembuatan paragraf dalam rangkuman bergantung pada gagasan pokok bacaan yang dirangkumkan.

c. Panjang rangkuman yang baik berkisar antara 110-130 kata.

d. Kutipan langsung yang dipakai sebagai ilustrasi hendaknya dihilangkan.

e. Contoh-contoh, ilustrasi atau pokok minor hendaknya dihilangkan.

f. Urutan karangan harus sesuai bacaan aslinya.

Buatlah rangkuman bacaan yang berjudul Kisah Kicau Biduanita Bersayap dengan memperhatikan gagasan pokok dan gagasan penjelas yang telah kamu tentukan!

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan merujuk pada bacaan Kisah Kicau Biduanita Bersayap!

1. Kamu tentu mengetahui bahwa penangkapan burung di hutan termasuk pelanggaran undang-undang karena telah merusak lingkungan, padahal bagi penggemar burung memelihara burung merupakan suatu kegemaran. Bagaimana cara yang dilakukan

(4)

oleh penggemar burung agar tetap dapat memelihara burung kegemarannya, tetapi tidak merusak lingkungan?

2. Bilamana para penggemar burung berkicau akan merasa puas terhadap burung piaraannya

3. Mengapa gengsi pemilik burung iktu terangkat setelah burung tersebut berhasi lmenggondol gelar juara dalam kontes

4. Pemenang lomba burung akan diakui keabsahannya jika burung itu terbukti merupakan hasil penangkaran. Bagaimana cara yang dilakukan untuk mengetahui bahwa burung tersebut benar-benar merupakan hasil penagkaran?

Nama kelompok kelas VII

Nurhayati CH Nurjasmi,S.Pd Zaimarni Nurfatmi Zurniati Anismar,S.Pd Mulyasni Dewi novita

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur yang ditempuh dalam pengembangan bahan ajar BIPA berdasarkan hasil analisis kebutuhan belajar pelajar asing adalah (a) memahami model rancangan dan teori yang

Uji coba awal menghasilkan beberapa poin penting yaitu: (1) hasil wawancara kepada guru kelas tentang bahan ajar bahasa Indonesia bermuatan nilai kewirausahaan; (2)

Kesatuan : semua kalimat dalam satu paragraf merupakan satu kesatuan yang membentuk dan mendukung gagasan utama. Koheresinsi : Keruntutan/kekompakan hubungan antar kalimat dalam

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data dapat dikemukakan hasil penelitian yakni (1) bentuk model bahan ajar bahasa Indonesia berbasis model pembelajaran

Survey dengan teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh pendapat-pendapat dari para nara sumber mengenai permasalahan yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris di

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1 berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Jepang di SMK Kesehatan Vidya Usadha Singaraja ditemukan masalah

Perkiraan Jumlah Jam 32 JP 12 + 10 + 10 jam pelajaran Kata/Frasa Kunci, Topik/Konten Inti, Penjelasan Singkat ● Kata/frasa kunci: menyampaikan gagasan atau pendapat dengan

Setelah peserta didik mampu memahami definisi dan unsur pembangun teks drama, peserta didik dibimbing guru untuk menyelesaikan masalah berkaitan dengan identifikasi struktur teks drama