• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN AJAR 5 bahasa indonesia

N/A
N/A
Mardianis Anis

Academic year: 2024

Membagikan " BAHAN AJAR 5 bahasa indonesia"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN AJAR 5

MENULIS BERBAHASA

Kompetensi Dasar

Menulis pesan singkat sesuai dengan isi, dengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun.

Indikator

1. Mampu menulis pokok-pokok pesan

2. Mampu menulis pesan singkat sesuai dengan konteks 3. Mampu menyempurnakan pesan singkat

Materi Pembelajaran

Memo atau pesan adalah semacam tulisan singkat, senilai dengan surat yang digunakan dalam sebuah organisasi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memo sebagai berikut : 1. Tulisan harus jelas

2. Perintahnya harus jelas

3. Kalimat langsung, mudah dipahami Contoh :

Pesan disebut juga memo. Memo biasanya ditulis dalam secarik kertas kecil. Dengan adanya handphone atau telepon genggam, kita dapat mengirim pesan singkat lewat short message service atau disigkat dengan SMS. Jika mengirim SMS, jangan lupakan santun berbahasa.

Contoh : Joni,

Sepulang sekolah kutunggu kau di pintu gerbang, jangan lupa

Temanmu, Andi

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMPN 2 SOLOK

Dari : Pembina Untuk : Ketua OSIS

Dengan hormat,

Untuk rapat bulan depan diundur, segera diberitahukan kepada seluruh anggota OSIS

Solok, Januari 2010 Pembina Fatmawati

(2)

Di dalam berkomunikasi kadang-kadang kita dapat langsung berhubungan dengan orang yang kita maksud. Untuk mengatasi hal tersebut, maka kita perlu menulis pesan. Agar pesan yang kita harapkan sampai dan dipahami oleh orang yang menerima pesan, maka dalam menulis pesan diusahakan singkat dan jelas.

Contoh : Siska,

Tolong, dong! Kembalikan catatan Bahasa Indonesiaku, aku ingin juga pintar sepertimu, he…, he…., kutunggu kamu di rumah, ya.

Temanmu, Rani Latihan :

1. Tulislah pesan singkat kepada Ibumu lewat HP-mu yang isinya mengatakan kamu terlambat pulang karena belajar kelompok bersama teman.

2. Tulis sebuah pesan singkat/memo sebagai pembina OSIS untuk Ketua OSIS, yang isinya supaya menyiapkan semua laporan untuk mengadakan rapat bulan depan.

Perhatikan contoh memo berikut !

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 SOLOK

Jln. Cindur Mato 279 Solok, Telp. (0755) 20009

M E M O

Dari : Kepala Sekolah

Kepada : Ibu Ratna (Guru Bahasa Indonesia)

Mohon segera dipersiapkan siswa untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah yang akan diselenggarakan bulan Maret 2010 oleh Diknas Solok.

Syaratnya sebagai berikut :

1. Siswa yang dilibatkan kelas I dan II 2. Biayanya disiapkan oleh sekolah Terimakasih.

04 Januari 2010 Kepala Sekolah Syamsuardi, S.Pd. MM.

(3)

BAHAN AJAR 6

BERBICARA SASTRA

Kompetensi Dasar

Menanggapi cara pembacaan cerpen

Indikator

1. Mampu mengungkapkan pesan cerpen yang diperdengarkan 2. Mampu menanggapi pembacaan cerpen

3. Mampu mengomentari lafal, intonasi dan ekspresi pembacaan cerpen.

Materi Pembelajaran

Membaca cerita pendek (Cerpen) memang mengasyikkan. Kita bisa dibuat terlena oleh cerita itu. Agar dalam membaca cerpen kita lebih menghayati, maka kita perlu mempelajari unsur intrinsik dalam cerpen. Pada kesempatan ini kalian diajak untuk memahami unsur intrinsik cerpen, khususnya : 1. Tokoh : Pelaku cerita

2. Perwatakan : Sifat-sifat tokoh

3. Latar : Tempat terjadi peristiwa

Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang mengungkapkan suatu konflik. Konflik dalam cerpen ialah hasil rekaman peristiwa nyata dan diolah dengan khayalan dan rekaannya. Konflik tersebut diwujudkan melalui penokohan tokoh peristiwa. Melalui tokoh-tokoh tersebut, konflik akan terbangun dan alur pun akan bergerak. Di samping itu, tokoh-tokoh sebagai pembangun konflik dan cerita tentu saja menampakkan ciri-ciri tertentu.

Pengarang dapat menggambarkan karakter tokoh secara langsung dan tidak langsung. Karakter tokoh yang disampaikan secara tersurat dalam gambaran pengarang, misalnya keras kepala, kejam, lembut dan pendiam. Cara seperti inilah yang disebut penokohan secara langsung. Karakter tokoh juga ada yang disampaikan secara tidak langsung. Penokohan secara tidak langsung ini disampaikan pengarang melalui ciri fisik atau lingkungan, cara tokoh dalam menghadapi persoalan, cara tokoh dalam menghadapi tokoh lain dan ciri-ciri kejiwaan lainnya. Jadi, penggambaran karakter tokoh sangat ditentukan oleh penggambaran latar cerita.

Bacalah cerpen berikut ini dengan cermat! Kemudian, kerjakan pelatihan yang menyertainya!

Pelajaran Berharga dari Desa

Liburan sekolah kali ini Ego beruntung sekali. Sudah lama ia ingin menikmati berlibur di desa kelahiran ayah ibunya. Akan tetapi selalu ada saja halangan. Sekarang rupanya kesempatan itu datang juga.

Beberapa hari lalu, Paman Ego yang tinggal di desa berkunjung. Ketika ia akan pulang, liburan sekolah Ego sudah dimulai. Itu sebabnya Paman mengajak Ego berlibur ke desa. Tentu saja Ego tidak menolak. Ayah ibunya juga setuju.

(4)

Sebagai anak kota, Ego merasa anak-anak desa tidak sepintar anak-anak kota. Pengetahuan anak-anak desa pasti tidak sebanyak pengetahuan anak-anak kota, pikir Ego. Oleh karena itu, dengan penuh percaya diri, Ego pergi ke desa pamannya. Ia merasa anak-anak desa akan memandanginya kagum karena ia anak kota.

Paman mempunyai satu anak laki-laki sebaya Ego. Namanya Budi. Dialah yang menemani Ego bermain sehari-hari. Suatu kali Ego mengajak Budi berenang di sungai yang letaknya di pinggir desa.

“Jangan, Go! Penduduk desa jarang ke sungai itu. Apalagi untuk berenang di situ. Letaknya cukup jauh. Arus airnya pun agak deras dan berbahaya. Itu sebabnya orang tua selalu melarang anak- anak mandi di sungai tersebut,” Budi menjelaskan.

Namun, Ego memang keras kepala. Ia tetap memaksa Budi untuk mengantarnya ke sungai itu.

Karena tidak mau bertengkar dengan sepupunya itu, Budi terpaksa mengikuti keinginan Ego. Mereka pun pergi berenang di sungai itu.

Sebenarnya, Ego mempunyai maksud tertentu memaksa Budi berenang di sungai itu. Ia ingin memperlihatkan kepandaiannya berenang kepada anak-anak desa. Dia ingin membuktikan kelebihannya sebagai anak kota. Sebelumnya, teman-teman baru Ego di desa itu memang telah mengajak Ego lomba berenang di sungai. Mungkin mereka pun ingin menguji kepandaian anak kota berenang.

Di Jakarta, Ego latihan berenang bersama kawan-kawan sekelasnya setiap hari Minggu. Mereka memiliki pelatih khusus, yaitu seorang mantan atlet renang. Ego yakin anak-anak desa pasti belajar berenang sendiri-sendiri saja. Mereka tidak mungkin memiliki pelatih renang khusus. Oleh karena itu, pasti kepandaian renangnya tidak seberapa. Ini yang membuat Ego percaya betul akan menang dalam adu renang melawan anak-anak desa.

Setelah menyiapkan pakaian renang, diam-diam Budi dan Ego berangkat menuju sungai. Agar tidak ketahuan orangtuanya, Budi mengajak Ego lewat pintu belakang rumah. Mereka terpaksa memilih jalan yang dipenuhi semak belukar. Setelah cukup lama berjalan, barulah mereka sampai. Di sungai tampak sudah banyak anak yang sedang berenang. “Ayo Ego, buka bajumu cepat,” seru anak-anak yang sedang asyik bermain air di sungai. Ego Cuma tersenyum menanggapi ajakan anak-anak desa tersebut.

Alangkah enaknya mandi di sungai yang airnya jernih, pikir Ego. Apalagi udara sudah mulai panas. Tanpa membuang waktu, Ego segera melapas bahu dan celananya. Sekarang dia sudah berpakaian renang dan siap terjun ke sungai. Sebelum terjun, Ego mencari tempat yang agak tinggi. Dia ingin memperlihatkan kepandaiannya melompat ke dalam air dari tempat yang tinggi. Setelah berdiri di tebing yang paling tinggi di sekitar sungai itu, Ego pun mengambil ancang-ancang. Dengan gaya perenang hebat penuh percaya diri, Ego pun melompat ke dalam sungai.

Byuuuuuuuuuurrrr….

Air bercipratan ke mana-mana.

Setelah beberapa saat, Egi tidak muncul ke permukaan. Anak-anak desa berpikir mungkin Ego langsung menyelam dan tahu-tahu muncul di seberang sungai yang lebar itu. Mereka menduga Ego ingin membuat kejutan. Tapi tiba-tiba……..

“Tolooooooooong…toloooooooong…” terdengar teriakan dari arah hilir sungai. Jaraknya cukup jauh dari tempat Ego terjun tadi. Semua anak desa menoleh kearah datangnya suara itu. Setelah

(5)

diperhatikan baik-baik, ternyata itu suara Ego. Kepalanya tampak timbul tenggelam. Namun, suaranya minta tolong masih terdengar.

Anak-anak segera berenang kearah Ego. Mereka beramai-ramai menarik tubuh anak kota yang hampir tenggelam tersebut ke pinggir. Lalu seorang anak yang paling besar membantu Ego mengeluarkan air yang tertelan.

Setelah beberapa lama, baru Ego bisa duduk. Dengan wajah malu ditatapnya anak-anak desa yang baru saja menolongnya.

“Terima kasih kawan-kawan. Kalau kalian tidak menolongku…mungkin aku sudah…”

“Sudahlah, sudahlah, tidak apa-apa. Kami sudah biasa hidup tolong-menolong di desa ini,” kata anak desa yang paling besar tadi.

Ego lalu menyalami satu per satu anak-anak desa yang telah menyelamatkan nyawanya. Ia tak menyangka anak-anak desa yang dipandangnya bodoh ini ternyata telah menyelamatkan nyawanya.

Ego sadar, berenang di sungai yang arusnya deras ternyata tidak semudah di kolam renang yang airnya tenang. Selain itu, Ego juga sadar, kalau sombong bisa merugikan diri sendiri. Liburan kali ini Ego sungguh beruntung. Banyak pelajaran berharga yang didapatnya di desa ini.

Rafraz Jelaskan penokohan yang digunakan pengarang untuk menggambarkan karakter tokoh pada cerpen Pelajaran dari Desa di atas!

No Tokoh Penokohan Data Tekstual

1. Pelaku Utama (Ego) ………. ……….

2. Budi ………. ……….

3. Anak Desa ………. ……….

Jelaskan karakter tokoh dalam cerpen Pelajaran dari Desa di atas dengan mengisi tabel berikut ini!

No Tokoh Penokohan Data Tekstual

1. Pelaku Utama (Ego) ………. ……….

2. Budi ………. ……….

3. Anak Desa ………. ……….

Membaca karya sastra dapat memprhalus budi pekerti, meningkatkan kepekaan sosial serta menumbuhkan daya imajinasi yang kreatif. Budayakan membaca karya sastra.

Diskusikanlah dalam kelompokmu hal-hal berikut ! 1. Sampaikan hasil diskusimu ke depan kelas

2. Beri komentar tentang pesan yang ditampilkan temanmu

3. Berilah komentar tentang cerpen yang telah diperdengarkan dengan VCD 4. Ceritakan kembali isi cerpen yang menyentuh perasaanmu

Sebagai pekerjaan rumah, Carilah sebuah cerpen lalu kamu ceritakan kembali dengan bahasamu sendiri, cetelah kamu catat terlebih dahulu dalam buku catatan.

(6)

BAHAN AJAR 7

MENDENGARKAN BERBAHASA

Kompetensi Dasar

Menulis dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan oleh narasumber dalam wawancara.

Indikator

1. Mampu menuliskan hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dengan kalimat singkat 2. Mampu menuliskan info yang diperoleh dari hasil wawancara ke dalam beberapa kalimat singkat 3. Mampu menyampaikan isi wawancara kepada orang lain secara lisan

Materi Pembelajaran

Mendengarkan dan memahami isi wawancara

Dengarkanlah pembacaan teks wawancara oleh temanmu berikut!

Sejak kapan sih Marsha jadi bintang iklan?

Sejak kelas satu. Saat itu tak sengaja. Caca menemani Tante Chintya Rustam, seorang model terkenal ke sebuah model agensi. Ternyata sesampainya disana Caca diminta untuk ikut casting (tes pemilihan pemeran) hingga akhirnya Caca terpilih membintangi iklan sebuah bank.

Sejak kelas 1 sampai sekarang (kelas 6) sudah berapa iklan yang kamu bintangi?

Sudah belasan, akan tetapi cuma iklan produk susu ini yang bikin heboh. Sampai-sampai di sekolah Caca sering diledekin. Kaanya, “Caca beliin susu dong”.

Selain jadi bintang tamu di serial Jinny oh Jinny, ada rencana mainlagi?

Saat ini Caca sedang sibuk syuting sinetron Bidadari Kecil, sebagai pemeran utama. Di sini Caca memerankan seorang anak bernama Lala. Main sinetron memang sudah menjadi keinginan Caca sejak kecil. Soalnya kalau main sinetron, munculnya bisa lebih lama.

Jadi cita-cita Marsha ingin menjadi pemain sinetron?

Nggak juga. Cita-cita Caca ingin menjadi Insinyur Pertanian. Entah kenapa Caca suka banget sama tanaman. Caca juga suka merawat tanaman. Di sekolah Caca suka sekali pelajaran IPA.

Petikan di atas merupakan hasil wawancara majalah Bobo dengan Marshanda, bintang iklan dan artis sinetron. Ada beberapa hal penting yang dapat dicatat dari wawancara tersebut, antara lain :

1. Marsha menjadi bintang iklan sejak kelas satu 2. Marsha sudah banyak membintangi iklan 3. Marsha sedang syuting sinetron Bidadari Kecil 4. Marsha bercita-cita menjadi Insinyur Pertanian

Beberapa info menarik juga dapat diperoleh dari wawancara di atas, misalnya Marsha ketika wawancara itu dilakukan, duduk di kelas 6. Info lainnya dapat kalian kemukakan sendiri. Kalian juga

(7)

dapat menceritakan isi wawancara itu kepada teman. Tentu akan menyenangkan bila kalian dapat bercerita dengan baik.

Bacalah teks wawancara berikut!

“Penyanyi Anak-anak? Hanya ada di Indonesia!”

Wawancara AT Mahmud

…pelukismu agung, siapa gerangan? Pelangi-pelangi, ciptaan Tuhan.

Anak mana yang tak kenal bait lagu tersebut? Lagu yang lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan, senantiasa dinyanyikan jutaan mulut anak di seluruh nusantara dari tahun ke tahun. Dan tak bosan- bosannya para guru mengajarkan lagu yang menanamkan kesadaran pada anak-anak tentang keagungan al-Khaliq itu.

Disela acara “Pekan Dongeng Anak Nusantara” di Bumi Perkemahan Dinas Pertamanan DKI Jakarta medio Oktober lalu, Sahid bersama Kartini menemui Abdullah Totong Mahmud, yang lebih dikenal sebagai Pak AT Mahmud.

Dia juga yang menciptakan lagu Bintang Kejora (Kupandang langit penuh bintang bertaburan…) dan Cicak (Cicak, cicak di dinding…)

Mantan kepala sekolah kelahiran Palembang 67 tahun lalu ini berbicara panjang lebar tentang keprihatinannya pada dunia anak-anak. “Sekarang smua diukur dengan keping (uang),” katanya.

Berikut ini petikannya untuk kalian.

Banyak pihak prihatin melihat perkembangan lagu anak-anak, karena lagu-lagu yang mendidik tergusur oleh yang asal bunyi. Anda sependapat dengan pandangan itu?

Kecenderungan lagu-lagu seperti sekarang ini memang tidak dapat kita elakkan benar. Karena hal itu – seperti sering orang katakan – merupakan pengaruh era industri. Disamping itu para pencipta lagu tidak satu tujuan. Ada yang mencipta dengan niat murni untuk anak-anak, sehingga sifat lagu-lagunya umumnya abadi. Seperti kita lihat pada karya Ibu Sud. Pak Kasur, Bu Kasur, beliau-beliau ini tidak berfikir apakah lagu karyanya akan mendatangkan hasil dalam bentuk uang atau tidak.

Tapi nyatanya, memang ada juga pencipta lagu yang dalam pikirannya hanya menciptakan lagu-lagu yang komersil. Lagunya dibuat sedemikian rupa memang untuk dipasarkan.

Sedangkan kamu dulu tidak berpikir begitu. Yang kami pikirkan bagaimana lagu itu dapat memberikan pengaruh positif bagi perkembangan anak. Kalau lagu itu berkembang dan menjadi langgeng, kami sendiri tidak menduga. Dan kalau lantas ada yang mau membuatkan album lalu memberi uang, alhamdulillah. Itulah bedanya dengan yang sekarang.

Sebagian orang menganggap lagu-lagu lama itu kurang dinamis untuk anak-anak sekarang.

Benar begitu?

Betul. Bukan anda saja yang bilang begitu. Dengan kalimat serupa saya juga dikritik oleh beberapa wartawan. “Lagu ciptaan AT Mahmud itu mendayu-dayu. Mestinya dinamis seperti sekarang ini, karena anak sekarang sudah berbeda.”

(8)

Saya tanya mereka, berbedanya dalam hal apa sih? Apa anak sekarang tidak memerlukan lagi etika, sopan santun dan agama? Agama itu diturunkan Allah ribuan tahun yang lalu kan tetap diperlukan. Apa anak sekarang tidak perlu lagi berlaku sopan santun sesuai tuntunan agama? Mereka tidak bisa jawab.

Nah sekarang ini banyak salah kaprah tentang apa yang disebut lagu anak-anak. Sekarang ini kita lihat banyak lagu yang dibawakan oleh anak-anak balita (di bawah lima tahun). Padahal pengertian anak- anak kan ada rentang usianya, dari usia balita hingga siswa SLTP. Maka kita harus tanya, lagu yang kamu buat itu untuk anak umur berapa?

Kalau AT Mahmud membuat lagu untuk anak TK ya iramanya gembira. Tapi kalau untuk anak kelas 4- 6 SD lain lagi. Anak-anak ini sudah mulai beranjak dewasa dalam berpikir, sehingga kita harus memberi sesuatu yang lain.

Pada tahap itu apakah kita tidak perlu memperkenalkan rasa haru pada mereka? Bagaimana mereka bisa mengagumi kebesaran Tuhan kalau tidak ada rasa haru dalam dirinya? Bagaimana mereka bisa menyampaikan rasa kasih sayang pada orang lain kalau tidak ditanamkan rasa haru?

Karena itu, buatlah lagu-lagu yang membangkitkan rasa haru. Jadi bukan soal mendayu-dayu atau tidak, tapi untuk siapa lagu itu diciptakan.

Selain itu ada kecenderungan pencipta memaksakan lirik lagu yang tidak sesuai untuk anak kecil. Pengamatan Anda bagaimana?

Nampaknya ada dua hal. Pertama, sekarang ini lagu anak-anak merupakan lagu orang dewasa yang diproyeksikan kepada anak-anak. Karena sekarang ini kan zamannya kecenderungan, misalnya Batman, filmnya laku, bajunya laku, bukunya laku, maka dibuatlah lagu Batman untuk anak-anak, tetapi tetap seperti kemasan orang dewasa. Terbukti liriknya tidak diperhatikan, mereka mengerti atau tidak.

Kedua, kalau kita membuat lagu anak harus memperhatikan banyak hal. Misalnya, soal faktor wilayah nada lagu. Ada anak-anak sampai tersengal-sengal saat bernyanyi. Itu karena terlampau luas wilayah nada lagunya. Mereka dipaksa menggunakan wilayah nada orang dewasa. Padahal akibatnya dapat merusak pita suara anak. Ini sering tidak diperhatikan oleh yang menyuruh nyanyi.

Seharusnya lagu untuk mereka adalah yang sederhana, mudah ditangkap dan liriknya harus sesuai dengan alam dunia mereka. Bahwa kita perlu memperkenalkan bahasa kepada anak, itu jelas bisa saja.

Tetapi jangan terlalu jauh.

Tetapi nampaknya di dunia penyiaran, khususnya televisi, hal-hal seperti yang Anda ungkap itu tidak terperhatikan, ya?

Hal inilah yang harus diperhatikan pemerintah. Oke, semua diizinkan masuk, tetapi harus ada upaya mengantisipasi. Berulang kali kita bicara iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan imtaq (man dan taqwa). Nah, imtaqnya dimana? Berikanlah jalan untuk imtaq itu. Apa upaya konkret yang bisa kita lakukan. Upaya mereka (Mahmud menunjuk kearah partisipan Seminar Dongeng yang sedang berlangsung) inilah yang konkret. Tetapi apakah upaya mereka ini didengar?

Nampaknya kurang didukung ya?

(9)

Nah! Susah benar mendapat dukungan, termasuk dari ummat kita. Saya sendiri pernah membuat satu buku lagu-lagu Islami untuk anak-anak. Saya tawarkan pada salah satu penerbit Islam waktu itu, ditolak. Lalu saya tawarkan pada penerbit non-islam, tidak banyak omong – diterima dan karangan AT Mahmud ini ternyata laku. Jadi dari ummat kita sendiri pun belum banyak yang menghayati. Makanya saya sangat puji mereka (pengurus Rumah Dongeng Indonesia). Apa yang mereka peroleh dari usaha ini, kemasyhuran? Apalah arti kemasyhuran bagi mereka?

Jadi dalam dunia lagu anak-anak ini nampaknya perlu ada langkah-langkah pemberdayaan ya?

Uya, jelas. Sekarang ini saya menjadi pengurus Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI) yang dipimpin Pak Amoroso Katamsi. Pada bulan November mendatang ada loma menyanyi lagu Islami tingkat SMU.

Alangkah susah mencari pesertanya.

Sering terlihat para orangtua memaksakan sesuatu yang tidak pas untuk anak mereka. Misalnya dalam hal kostum, si anak nampak harus memakai kostum model orang dewasa. Bagaimana ini?

Zaman ini memang zaman luar biasa, hingga di Indonesia ada penyanyi cilik. Penyanyi cilik diseluruh dunia ini hanya ada di Indonesia. Carilah di Malaysia atau di Barat sana. Tak ada. Apalagi penyanyi cilik yang sadar atau tidak sadar dibayar. Ini sebenarnya sudah melanggar hak dunia anak-anak. Anak- anak kok disuruh mencari duit. Tidak boleh dong. Itu melanggar hukum perburuhan.

Selain itu ada kecenderungan para penyanyi cilik ini diarahkan dan direkayasa menjadi artis, dari cara menyanyinya, gayanya dan cara berpakaiannya. Jadi dalam hal kostum itu mereka dijadikan prototype artis penyanyi dewasa.

Kami sebagai pendidik melihat hal ini berbahaya. Sebab kalau mereka tidak mampu, mereka akan menemui kegagalan, yang artinya menghancurkan masa depan mereka.

Ada kasus ketika saya menjadi juri, ada seorang anak dengan ditemani orangtuanya menghadap saya sambil menangis karena kalah dalam lomba nyanyi. “Kenapa saya tidak jadi juara? Kan saya jadi malu,” katanya. Kenapa malu? Kau tingkatkan saja kemampuan menyanyimu itu. “Saya malu karena saya ini bintang iklan. Apa kata kawan-kawan nanti kalau saya kalah lomba.” Bayangkan!

Saya jadi khawatir lomba yang kita selenggarakan sudah berubah tujuannya dari upaya menumbuhkembangkan bakat dan pribadi anak. Terbukti jarang mereka yang kalah menyalami mereka yang menang. Malah terjadi ada orangtua yang menggugat keputusan juri, hingga pernah ada orangtua yang mengejar sampai ke rumah saya segala. Ini artinya orangtua tidak mengajarkan untuk sportif menerima kekalahan. Padahal si anak kelak dewasa, akan menghadapi banyak tantangan dan ujian yang membutuhkan latihan ketabahan.

Orangtua harus mengajarkan menerima kenyataan. “Kau sekarang kalah, lain kali harus menang, berlatihlah lebih baik.” Harus begitu. Bukan menyalahkan juri.

Tadi Anda mengatakan, lagu-lagu anak-anak karangan angkatan Anda meski cenderung abadi tetap perlu kemasan yang lebih baik. Maksudnya bagaimana?

(10)

Saya selalu katakan pada produser dan siapa pun, kalau lagu saya mau didangdutkan silahkan. Tidak jadi masalah untuk menyesuaikan dengan masa sekarang. Tapi jangan merusak liriknya, jangan pula mendangdutkan lagu AT Mahmud tentang Tuhan. Kalau lagu tentang Tuhan didangdutkan bisa kayak apa itu. Jadi harus tetap selektif.

Seperti lagu ungkapan kasih sayang kepada ibu, kan tidak dibawakan dengan gegap gempita. Tetapi kalau bertema mengajak bermain, ayo bermain bersama, boleh gegap gempita, boleh didangdutkan. Jadi harus kita sadari kembali, hakikat lagu itu ungkapan pikiran dan perasaan. Maka banyak variasinya, ada yang menggambarkan kegembiraan, kekaguman, keberanian dan lain-lain. Tetapi sekarang satu warna saja.

Kenapa lagu anak-anak sekarang tidak bisa abadi seperti lagu-lagu ciptaan Anda dan Ibu Sud?

Saat ini ada kesalahan persepsi, mengukur laku tidaknya lagu pada jumlah kaset rekaman yang terjual.

“Oh, albumnya laku 300 ribu.” Lalu dapat hadiah. Padahal di negeri ini ada jutaan bahkan puluhan juta anak-anak. Baru terbeli 300 ribu saja kok dibilang hebat. Sedangkan lagu Ibu Sud berjuta-juta mulut anak menyanyikannya di seluruh pelosok tanah air, di lembah-lembah dan di gunung-gunung. Apa ada penghargaan untuknya? Tidak.

Hal seperti ini tidak pernah diekspos, sementara kita hanya melihat di permukaan saja dan ukurannya keping.

Meski begitu saya tetap optimis upaya membangkitkan kembali lagu-lagu yang benar. Ini perlu kita lakukan. Kalau tidak, berarti kita lalai. Padahal Al-Quran surat Al-“ashr menyuruh kita untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

1. Tuliskan hal-hal penting yang dikemukakan oleh narasumber dengan kalimat singkat!

2. Tuliskan info yang diperoleh dari hasil wawancara ke dalam beberapa kalimat singkat!

3. Sampaikan isi wawancara di atas kepada teman-temanmu di depan kelas dengan menggunakan kata-katamu sendiri!

Tugas

Untuk melatih kecakapan kalian, lakukan tugas berikut secara berkelompok!

Tonton siaran acara wawancara di televisi! Kalian boleh memilih wawancara dalam acara musik, dialog interaktif atau acara lain yang kalian sukai. Catat hal-ahl penting dari wawancara tersebut serta ceritakan isi wawancara itu secara lisan. Karena kalian bekerja secara berkelompok, maka kalian dapat saling mengoreksi dan melengkapi cerita teman kelompokmu.

(11)

BAHAN AJAR 8

MEMBACA BERBAHASA

Kompetensi Dasar

Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi tokoh yang dibaca secara intensif

Indikator

1. Mampu menyarikan riwayat hidup tokoh 2. Mampu menyimpulkan keistimewaan tokoh

3. Mampu mencatat hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh

Materi Pembelajaran

Apakah kamu mempunyai tokoh yang kamu kagumi? Tentu punya. Setiap tokoh pasti mempunyai perilaku, pengalaman hidup dan keteladanan hidup yang menarik untuk dicermati dan ditiru. Bah, dibawah ini disajikan riwayat Penglima Besar Jenderal Sudirman semasa duduk di bangku HIS dan Taman Siswa (SD dan SMP). Kamu ingin mengetahui, bukan?

1. Membaca intensif untuk menyarikan riwayat hidup tokoh

Membaca intensif adalah membaca secara seksama, teliti dan terperinci. Dengan bimbingan gurumu, mulailah secara bersama-sama membaca dalam hatin penggalan dari riwayat Jenderal Sudirman ketika masih seusia denganmu dalam buku Perjalanan Bersahaja Jenderal Sudirman halaman 31-34!

(12)

Pindah ke Wiworo Tomo

Sudirman, anak kelas dua Taman Dewasa MULO.1) Taman Siswa Cilacap itu terkejut ketika dipanggil gurunya, Sumirat Danudiprojo. Di ruang pamong mereka hanya berdua.

“Duduk, Diman…”

“Terima kasih, Pak!” jawab pemuda itu hormat

“Kau sudah hampir dua tahun berada di lingkungan Taman Siswa bukan?”

“Ya, Pak…”

“Apa yang kau rasakan?”

“Rasa jiwa yang bebas, tumbuhnya rasa kebangsaan, Pak dan sekarang saya bisa mengerti mengapa di HIS2) dulu saya merasa tertekan.”

Pak Sumirat tersenyum “Masih ingatkah kau buku bacaanmu Rood, Wit en Blauw?” 3) Sudirman mengangguk

“Gambar seorang Belanda memberi uang kepada peminta-minta orang Indonesia. Lalu, gambar pencuri dengan tulisan di bawahnya: Orang Indonesia itu pencuri! Lalu agambar Wedana yang berjalan di belakang mengiringkan seorang kontrolir Belanda.”

Sudirman menahan senyum.

“Ya, sistem pendidikan sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah Belanda itu bertujuan mendidik anak-anak yang disiapkan untuk kepentingan penjajah. Rasa kebangsaan kita dimatikan Mereka selalu menonjolkan bahwa yang baik itu Belanda dan yang jelek itu bumiputera, bangsa Indonesia. Bahasa Belanda diajarkan sejak kelas satu HIS, tetapi bahasa melayu baru diajarkan kelas empat bersama dengan bahasa daerah, hanya sebagai tambahan. Dalam buku sejarah, mereka mereka menyebutkan pahlawan-pahlawan kita, seperti Diponegoro, Imam Bonjol, Cik Ditiro, Sultan Hasanudin sebagai pemberontak yang jahat.”

“Saya mengerti, Pak.”

“Bagus! Itulah sebabnya mereka tidak menyukai Taman Siswa. Taman siswa didirikan pada tanggal 3 Juli 1922, sepuluh tahun yang lalu. Tujuannya ingin menciptakan suatu cara pendidikan yang mengembangkan rasa cinta bangsa dan tanah air, percaya kepada diri sendiri, dan rela berkorban untuk mencapai kemerdekaan bangsa dan tanah air. Sayang sekali...”

“Ya, Pak?” Susirman menyela.

“Sayang sekali, dan ini pulalah maksudku memanggilmu. Untuk kau ketahui bahwa Taman Siswa yang didirikan oleh seorang ningrat yang telah rela membuang gelar keninggratannya dan mengganti namanya dari Raden Mas Suwardi Suryaningrat menjadi Ki Hajar Dewantoro. Taman Siswa inilah oleh pemerintah terlalu pesat perkembangannya. Usaha Taman Siswa dinilai sama dengan perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pemerintah khawatir terhadap perkembangan Taman Siswa yang sangat berpengaruh. Sejak semula mereka memang selalu mencurigai sekolah swasta, lebih-lebih yang tidak mau menerima subsidi seperti kita dan tidak mau membayar pajak

1) MULO : Meer Uitgebreit Legere School (Sekolah Setingkat SMP)

2) H I S : Holands Inlandsche School (SD Pribumi Berbahasa Belanda)

3) Rod, Witen, Blauw : Merah, Putih, Biru (Bendera Belanda) Judul Buku Bacaan Sekolah

(13)

upah untuk guru. Hal itu disebabkan kita tidak mengenal hubungan buruh dan majikan. Nah, untuk kau ketahui, suatu tindakan nyata pemerintah kini sudah lahir…”

Pak Guru Sumirat menghela nafas.

Kemudian sambungnya, “Gubernur Jenderal De Jonge bertindak lebih keras dari Gubernur Jenderal sebelumnya. Pada tanggal 1 Oktober yang lalu pemerintah telah mengundang apa yang disebut Wilde Scholen Ordonnatie.4) Tentu saja kita tersinggung dianggap “sekolah liar”, Wilde Scholen! Ordonansi ini sebenarnya mempunyai sasaran utama Taman Siswa, bermaksud mengawasi pendidikan partikelir, dengan lebih ketat. Ordonansi ini memuat antara lain peraturan bahwa untuk dapat mengajar harus minta izin dahulu. Jika ada prasangka bahwa pengajaran yang akan diberikan itu bertentangan dengan yang mereka sebut ketertiban umum dan mengganggunya, maka permintaan izin itu dapat ditolak. Dirman, ordonansi ini ditentang keras oleh Ki Hajar Dewantoro.

Dalam jangka pendek, sekolah Taman Siswa yang kita cintai, tempat kau menuntut ilmu akan menemui kesulitan. Pribadi-pribadi guru disini mungkin dijadikan alasan penolakan dan pendidikan semua akan terganggu. Oleh karena itu, kuanjurkan supaya kau segera pindah sekolah ke Mulo Wiwoto Tomo…”

Sudirman terkejut dan memandang gurunya dengan tegang.

Kami para guru menilai kau dan beberapa temanmu mempunyai benih-benih yang unggul.

Sayang jika pendidikan terganggu karena Taman Siswa mendapat kesulitan. Pidahlah segera, ini anjuran kami! Wiworo Tomo dipastikan dapat bertahan terus karena tidak atau belum mempunyai pengaruh yang bersifat nasional seperti Taman Siswa. Di Wiworo Tomo, kau akan mendapat pelajaran-pelajaran yang belum kau peroleh di sini seperti Bahasa Inggris. Disana kau akan mendapat pelajaran Sejarah Dunia dan Indonesia, Tatanegara dan yang pasti akan kau sukai ialah Agama. Kulihat kau sangat tekun beribadah. Kudengar dari ayahmu, kau rajin bersembahyang sunat di malam hari…”

Sudirman tersipu-sipu.

“Itu baik, karena tentu saja itu menunjukkan bahwa ada sesuatu yang kau cita-citakan, yang ingin kau capai dengan sembahyang ini..………...

Jawablah pertanyaan berkisar tanggal penting tersemainya benih-benih rasa kebangsaan dalam diri Panglima Besar Jenderal Sudirman kecil ketika seusiamu di bawah ini!

Jawablah setiap nomor pertanyaan berikut dalam bentuk paparan paragraf sehingga jawabanmu menjadi jalinan sari cerita riwayat hidup Sudirman kecil!

1) Bagaimana pengalaman Sudirman selama mengecap pendidikan di HIS?

2) Bagaimana pengalaman Sudirman selama mengecap pendidikan di Taman Siswa?

3) Bagaimana pandangan guru terhadap sosok Sudirman sehingga ia disarankan pindah sekolah dari Tama Siswa ke Wiworo Tomo?

2. Menyimpulkan Keistimewaan Tokoh

Setiap tokoh memiliki keistimewaan. Berdasarkan pandanganmu, jawablah pertanyaan berikut!

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !

4) Wilde Scholen Ordonantie : Undang-undang Sekolah hari

(14)

1) Keistimewaan Sudirman di mata guru ialah ………....

………..

2) Keistimewaan perilaku Sudirman dalam mencapai suati cita-cita ialah…...

………..

3) Keistimewaan Sudirman dalam beragama ialah ………..

………...

4) Keistimewaan Sudirman dalam menilai sistem pendidikan sekolah Belanda ialah

………...

………...

5) Apakah kamu pernah mendengar cerita menarik saat Jenderal Sudirman memimpin Perang Gerilya? Jika pernah, bagian yang istimewa dan menarik dari diri Jenderal Sudirman ialah………

……….

3. Manfaat Membaca Biografi Tokoh

Banyak perilaku dan cara pandang seseorang diilhami oleh buku-buku yang telah dibacanya.

Membaca buku biografi tokoh terkenal sangat penting dan besar manfaatnya.

Setelah membaca bagian biografi tokoh besar Jenderal Sudirman, jawablah pertanyaan berikut ini!

1) Apakah kamu mengagumi sosok Sudirman ketika masih seusia denganmu? Manakah sisi hidupnya yang kamu kagumi?

2) Apakah kamu ingin mempunyai sifat, pandangan, sikap atau perilaku seperti Sudirman kecil?

Mengapa?

3) Apakah kamu ingin menjadi tokoh terkenal? Sebutkan tokoh pada bidang yang kamu inginkan!

Apa yang kamu persiapkan untuk mencapi hal itu?

4) Seandainya kamu menjadi tokoh penting pemerintahan (bupati, gubernur, menteri atau presiden), hal apa saja yang akan kamu lakukan terhadap pendidikan, masyarakat dan negara?

Kerjakan tugas berikut secara mandiri !

1) Biasakan membaca buku tokoh hebat karena dari hal itu kamu dapat mempelajari cara pikir, sikap,watak dan teladan tokoh-tokoh besar dalam menjalani hidup!

2) Bacalah biografi tokoh (bidang apa saja yang kamu sukai)

3) Laporkan kepada Ibu atau Bapak Gurumu pada akhir semester tentang hal-hal sebagai berikut!

a) Riwayat hidup singkat b) Keistimewaan tokoh

c) Manfaat yang bisa kamu teladani

Kemudian bacalah buku Biografi tokoh berikut untuk menambah pengetahuanmu

(15)

Memahami Aa Gym dengan Apa Adanya

Judul Buku : Aa Gym Apa Adanya; Sebuah Qolbugrafi Penulis : K.H. Abdullah Gymnastiar

Penerbit : MQ Publishing Bandung Cetakan I : September 2003

Tebal : xv + 164 halaman

Oleh Masduki, M. Astro *)

Setiap sisi kehidupan dari tokoh besar selalu menarik untuk diketahui dan disimak karena di dalamnya mengandung banyak hikmah atau pelajatan. Demikian juga dengan sosok K.H. Abdullah Gymnastiar, da’I muda yang kini sedang naik daun dengan konsep ‘Manajemen Qolbu’nya. Perjalanan hidup ulama yang lahir dari lingkungan militer ini sangat menarik untuk disimak, khususnya bagaimana ia menemukan Islam yang sangat mempengaruhi pola kehidupannya.

Buku ini merupakan sebuah rekaman perjalanan hidup Aa Gym, demikian namanya biasa dipanggil, yang diberi nama “Qolbugrafi” karena dirangkai dengan bahasa hati yang “apa adanya”.

Cerita masa kecil dan remaja, saat ia menuju titik balik pada Islam, mengembangkan dakwah dan pesantren Daarut Tauhid serta MQ Corporation, semua itu dikemas dengan bahasa sederhana dalam buku yang dilengkapi foto disetiap babnya.

Menurut Aa, buku ini merupakan pertanggungjawaban atas apa yang diketahui oleh masyarakat tentang keadaan dirinya yang sebenarnya. Buku ini berupaya menampilkan Aa Gym sebagai manusia biasa dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kita dapat mengambil banyak contoh bagaimana ia harus bersusah payah dengan sikap pistiqomah untuk mencapai ketinggian tangga yang kini ditapakinya.

Dimulai dengan cerita kelahiran dan masa kecilnya, buku ini menguak siapa sebenarnya manusia yang kini sukses dalam pengembangan akhlak dan ekonomi ini. Putra pasangan Engkus Kuswara dengan Yetty Rohayati ini ternyata lahir dalam kondisi prematur tujuh bulan dengan pertolongan bidan Ramdah. Oleh karena itu, Aa bayi harus sering dihangatkan dalam inkubator.

Artinya, sejak kecil Aa ditakdirkan bukan menjadi manusia super, tetapi justru malah dibawah biasa.

Walaupun demikian, ia beruntung karena lahir dari rahim seorang ibu dan ayah yang tidak biasa. Ny.

Yetty adalah seorang ibu yang rajin shalat tahajud dan puasa sunnah, sedangkan ayahnya seorang militer sederhana dan berdisiplin tinggi yang kelak membentuk kepribadian Aa.

Ditulis dengan bahasa sederhana dan berupaya menghindari kesan pamer, buku ini tetap berada pada orbit dakwah Aa Gym untuk bersama-sama membersihkan segumpal daging dalam tubuh manusia yang bernama hati. Trangkaian kata yang dipilih Aa selalu berupaya mengingatkan pembacanya untuk mengambil pelajaran dari setiap peristiwa.

Banyak informasi baru yang terungkap dalam buku yang dilengkapi puisi karya Aa Gym dan komentar beberapa tokoh ini. Aa memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan masyarakat menyangkut perilaku dan sikapnya terhadap berbagai persoalan.

(16)

Kadang jawaban Aa begitu serius, kadang tampak datar bahkan terkesan bergurau. Misalnya, mengapa ia memakai sorban. Alasan pertama, karena hampir semua gurunya menggunakan itu sehingga ia ingin menirunya. Kedua, agar wajahnya yang baby face terlihat lebih tua saat berdakwah.

Mengenai sorban ini, Aa memiliki cerita menarik saat perjalanan dari Surabaya ke Malang. Oleh karena kendaraan yang ditumpanginya tidak dilengkapi sabuk pengaman makan sorban itulah yang diikatkan ke kursi mobil sebagai upaya penyempurnaan ikhtiar agar selamat.

*) Peresensi adalah peminat buku, tinggal di Surabaya.

Dikutip dari Jawa Pos, 30 Januari 2004, dengan pengubahan.

Sarikan dalam satu paragraf tentang “siapa” tokoh yang diceritakan di atas! Keistimewaan apa yang kalian temukan dari tokoh itu?

1. ………

2. ………

3. ………

Pelajaran apa yang kalian dapatkan dari tokoh itu?

1. Keberhasilan hanya dapat dicapai dengan kerja keras!

2. ………

3. ………

4. ………

Mendiskusikan riwayat tokoh

Diskusikan dengan teman sebangkumu hal-hal di bawah ini! Hasilnya tuliskan pada format yang tersedia, kemudian tukarkan dengan teman lain!

1. Siapakah tokoh di atas?

2. Bidang apa yang digeluti tokoh itu?

3. Sejak kapan dia menekuni bidang tersebut?

4. Bagaimana ia bisa sukses dalam bidang itu?

5. Apa kelebihan yang dimiliki tokoh tersebut?

6. Apa yang bisa diteladani dari tokoh tersebut?

7. Bagaimana pendapatmu mengenai tokoh tersebut?

Hasil Diskusi

No Aspek Uraian / Keterangan

1 Nama tokoh dan identitasnya 2 Bidang yang ditekuni

3 Awal kisah hidupnya

4 Perjalanan hidupnya hingga ia sukses 5 Kelebihan yang dimilikinya

6 Hal-hal yang bisa diteladani dari si tokoh 7 Pendapat tentang tokoh tersebut

(17)
(18)

BAHAN AJAR 9

MEMBACA SASTRA

Kompetensi Dasar

Menjelaskan hubungan latar suatu cerpen dengan realita sosial

Indikator

1. Mampu mendata latar cerpen

2. Mampu mengaitkan latar cerpen dengan realitas sosial masa kini

Materi Pembelajaran

Seorang pembaca cerpen yang baik akan dapat mengajak pendengarnya menyelami pelaku, perwatakan dan latar cerita. Pendengar akan terlena dan hanyut dalam cerita. Berikut akan disajikan pembelajaran mengapresiasi cerpen melalui pembacaan cerpen.

Simak Baik-baik Pembacaan Cerpen Berikut !

Catatlah hal-hal penting yang dapat kalian petik dari pembacaan cerpen berikut!

PINDAH TEMPAT

Berkat nasihat ayahnya Slamet dapat lulus dalam EBTA tahun itu. Menurut rencana semula ia akan meneruskan ke Sekolah Menengah Pertama. Sekarang ia menikmati liburan akhir tahun ajaran.

Kesempatan itu dimanfaatkan Pak Ahmad untuk mencarikan sekolah yang tepat untuk Slamet.

Nilai yang tercantum dalam STTB sangat baik dan memuaskan. Tidak ada satupun angka yang kurang.

“Bu,” kata Pak Ahmad kepada istrinya, “sebaiknya anak kita segera didaftarkan saja ke SMP.”

“Saya mempunyai pendapat, Pak,” usul Bu Ahmad.

“Apa pendapatmu, Bu”

“Slamet jangan disekolahkan di kota ini Pak.”

“Lalu dimana maksud Ibu.”

“Di Yogyakarta, Pak…”

“Di Yogya” Pak Ahmad memotong.

“Iya, Pak. Pamannya kan ada disana. Lagipula ia menjadi kepala sekolah SMP di sana.”

“Nanti dulu, BU. Sebaiknya kita segera saja berhubungan ke sana. Langsung pada Dik Riadi.”

“Baik, Pak. Saya yakin pasti Slamet dapat diterima. Lebih-lebih pamannya sendiri yang memasukkannya.”

“Baik, Bu. Tetapi masalah ikut pamannya bukan masalah dapat atau tidaknya diterima nanti.

Untuk memasuki sekolah hanya cukup dengan nilai yang baik. Tidak memandang anak desa atau anak kota, saudara atau bukan, semua hanya ditentukan oleh nilai saja. Kalau kita beranggapan karena saudara, itu jelas salah, Bu. Sekarang lebih teliti dalam cara penerimaan murid baru. Bagi yang tidak mampu umpamanya, pemerintah sudah memberikan biaya yang disebut bea siswa. Siapa yang rajin,

(19)

dialah yang pandai. Siapa yang pandai, dialah yang beruntung. Bahkan sekarang banyak anak desa yang dapat meneruskan sekolahnya sampai ke perguruan tinggi. Mereka menjadi orang terkemuka. Itulah contoh-contoh tunas desa yang kami bersemi.”

Bu Ahmad mengangguk-angguk. Penjelasan Pak Ahmad menarik sekali. Yang jelas Slamet memiliki modal pokok yaitu nilai, sebagai penopang demi keberhasilannya masuk ke sekolah lanjutan nanti. Sesudah sama setuju, Slamat akan diantar ke Yogyakarta dalam liburan itu juga. Sesampai di Yogya Slamet hanya mengangguk sambil tersenyum.

“Kebetulan sekali kedatangan Slamet kemari, Mas Ahmad.” Pak Riadi berkata kepada Pak Ahmad, “agar ada temanTono belajar nanti.”

“Saya sangat berterima kasih, Dik Riadi,” jawab Pak Ahmad.

“Sama-sama, Mas.”

Bu Ahmad duduk bersama Bu Riadi. Keduanya saling melepas kerinduannya. Saling bertanya tentang kadaan masing-masing.

“Oh, iya. Dimana Tono,” tanya Bu Ahmad kepada Bu Riadi.

“Tono baru saja keluar, Mbakyu.”

“Kemana, Dik? Di sana sini sama saja. Senang bermain. Dasar anak.”

“Iya, Mbakyu. Tetapi ini tadi Tono melihat pengumuman pendaftaran,” sambung Bu Riadi lagi.

Saat itu memang Tono belum tampak.

“Pendaftaran dimana, Dik.”

“Di SMP, Mbakyu. Tono juga baru lulus EBTA.”

“Alhamdulillah. Kebetulan sekali, Dik. Benar-benar Tuhan sudah mengaturnya. Tepat sekali.

Dua anak nanti akan bersamaan.”

“Mudah-mudahan saja, Mbakyu.” Belum selesai Bu Riadi berbicara datanglah Tono. Begitu berkenalan, Slamet dan Tono langsung akrab seperti saudara kembar. Slamet Sutopo dan Arief Murtona. Keduanya sama-sama pandai. Nilai STTB mereka cukup baik. Kedua anak itu hidup rukun laksana dua ekor ikan mas dalam satu kolam yang indah.

Waktu berjalan. Slamet makin dewasa. Sekolahnya berjalan lancar. Tepat tiga tahun Slamet sudah tamat bersama Tono. Keduanya melanjutkan ke SMA dan tamat pada waktunya. Tidak ada yang mengalami tinggal kelas. Nilai hasil belajarnya selalu memuaskan. Orangtuana sangat bahagia karenanya.

Slamet selalu mendapatkan kasih sayang dari saudara-saudaranya. Hari berganti hari suasana selalu silih berganti. Antara suka dan duka. Sampailah sebuah berita yang paling menyedihkan hati Slamet. Apa boleh buat. Tuhan telah menentukan takdir-Nya. Pak Ahmad telah sampai pada puncak usianya. Tuhan memanggilnya dalam usia yang tua. Beliau pulang kehadapan Ilahi dengan tenang. Pak Ahmad pergi dengan meninggalkan amak bakti yang tidak ternilai harganya. Amal bakti selama hidupnya sebagai guru sudah mencetak tunas-tunas bangsa yang besar dan berdayaguna. Sekarang beliau tidur untuk selama-lamanya di pangkuan Tuhan. Namun namanya tetap tersungging megah dalam setiap sanubari sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.” Tuhanlah yang kelak menganugerahi bintang kehormatan yakni sorga Firdaus sebagai tempat terindah umat yang selalu berbakti.

(20)

Setiap hari, pagi dan petang Slamet selalu memanjatkando’anya kepada Tuhan Yang Masa Pengasih dan Penyayang. Tinggal Bu Ahmad yang juga sudah cukup tua kini hidup bersama di rumah Pak Riadi di Yogyakarta. Rumahnya sendiri dititipkan pada Bu Tatik yang kebetulan tempat tinggalnya berdekatan. Kebetulan sekali, Bu Tatik seorang guru yang rajin dan terampil. Pagi mengajar di sekolah.

Sore ikut menangani KPD, Kursus Pendidikan Dasar untuk memberantas tiga buta, buta angka, buta aksara dan buta bahasa Indonesia. Semuanya dimaksudkan untuk menunjang suksesnya program wajib belajar. Rumah Bu Ahmad dimanfaatkan untuk kegiatan kelompok belajar. Juga digunakan untuk tempat pelaksanaan program pemasyarakatan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila lewat permainan simulasi. Bu Tatik selalu aktif dalam membina masyarakat bersama para perangkat kelurahan yang ada.

Slamet sudah berada di perguruan tinggi jurusan kedokteran. Gaji pensiun Pak Ahmad diterima Bu Ahmad untuk membiayai sekolah anaknya. Tono sebagai teman dan saudara Slamet bercita-cita ingin agar kelak dapat menjadi seorang ABRI. Ia meneruskan sekolahnya di Akabri, Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Cita-citanya ingin hidup sebagai bunga bangsa. Kalau dulu antara Slamet dan Tono selalu bersama dalam segala hal, baik pada saat bermain maupun pada saat mereka belajar setiap harinya, sekarang masing-masing mulai menekuni bidangnya sendiri-sendiri.

Slamet tekun dalam bidang ilmu kedokteran. Ia memusatkan pikirannya dibidang kedokteran. Yang selalu dipelajari adalah hal-hal yang berkaitan dengan ilmu untuk seorang dokter.lain pula Tono. Ia tekun sesuai dengan bidangnya yang bertalian dengan ilmu pengetahuan untuk menjadi seorang angkatan bersenjata yang kelak mampu membela dan memperjuangkan negara dan bangsa.

Kedua anak itu menempuh jalan yang berbeda. Tetapi dari jalan yang berbeda itulah kelak akan mendapatkan satu tujuan yang sama, yaitu membangun nusa dan bangsa tercinta. Keduanya akan tetap menyatu demi kepentingan seluruh bangsa.

Berkat kebulatan tekad serta ketekunan yang tinggi tercapailah cita-cita keduanya. Slamet bergembira karena keberhasilannya. Ia menjadi dokter. Dokter Slamet Sutopo. Makin besar rasa syukurnya terhadap Tuhan Yang Mama Penyayang. Setiap hari selalu melakukan ibadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Untuk ayahnya ia selalu berdo’a, “Ya Tuhan, dengan nama-Mu aku berjalan. Kepada-Mu aku menyembah serta memohon pertolongan. Berilah jalan yang lurus demi langkahku. Ya Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku dan dosa-dosa orangtuaku, wahai Tuhan Yang Maha Besar….” Hatinya semakin pasti. Dalam hidupnya ia ingin berbakti. Ilmu yang diterima dari para gurunya telah mengukir jalan hidupnya membentuk satu prasasti yang abadi.

(dari : Muhammad Syarief, Cita-cita dalam Derita, halaman 60-63) 1. Tentukanlah latar cerpen (cerita pendek) di atas!

2. Kemudian, kaitkan latar cerpen dengan realita kehidupan sekarang!

(21)

BAHAN AJAR 10

BERBICARA BERBAHASA

Kompetensi Dasar

Bertelepon dengan kalimat efektif dan bahasa yang santun

Indikator

1. Mampu mendiskusikan tata cara bertelepon

2. Mampu mendata kesalahan-kesalahan kalimat dalam bertelepon 3. Mampu bertelepon dengan mitra bicara sesuai dengan konteks

Materi Pembelajaran Bertelepon dengan Santun

Telepon bukan merupakan alat komunikasi yang baru. Sudah banyak jumlah pelanggan dan pengguna jasa telekomunikasi ini. Selain biayanya murah, pemakaiannya pun tergolong mudah. Dalam berkomunikasi, pengguna telepon perlu menggunakan kalimat yang efektif dan santun.

Berikut contoh percakapan dalam telepon Penelepon : “Halo, Dewi ada?”

Penerima telepon : “Halo, darimana ini?”

Penelepon : “Dari temannya.”

Penerima telepon : “Temannya yang mana?”

Penelepon : “Pokoknya temannya.”

Penerima telepon : “Maaf, kalau boleh saya tahu, dari siapa?”

Penelepon : “Ya, bilang saja dari temannya. Dia sudah tahu.”

Percakapan di atas tidak sampai pada tujuan dan kurang sopan. Penelepon tidak mau menerangkan jati dirinya. Akibatnya, percakapan menjadi panjang lebar dan tidak sampai pada sasaran.

1. Adab Bertelepon

Sebaiknya penerima telepon dan penelepon mengikuti adab berikut !

Penerima Telepon Penelepon

1. Begitu hubungan tersambung, kita langsung menyebutkan nomor telepon dan jati diri atau instansi tempat kita bekerja. Misalnya : “8318477, selamat siang.” “SMU Tunas Bangsa, selamat siang.” “Amir, selamat malam.”

Dengan demikian penelepon mengetahui bahwa dia tidak salah sambung. Apabila si penelepon salah sambung, kita dapat

1. Jika sudah ada sahutan, kita langsung mengucapkan salam dan memperkenal kan diri serta menyampaikan maksud hati. Misalnya : “Selamat pagi. Di sini Utami, ingin berbicara dengan Toni.”

“Selamat pagi. Mohon dihubungkan dengan pesawat 25.”

(22)

menjawab, “Maaf, Anda salah sambung.”

2. Setelah menyebutkan jati diri kita, segera bertanya tentang siapa yang akan diajaknya berbicara dan apa keperluannya.

2. Kita mengatakan dengan siapa akan berbicara dan apa keperluannya.

3. Dalam pembicaraan telepon, bahasa kita harus jelas, mudah dipahami maksudnya dan seperlunya saja, siapa tahu ada orang lain yang juga berkepen tingan dengan pesawat telepon yang sama; bersikap ramah dan hormat kepada lawan bicara;

tutur kata dan nada suara yang sopan;

kita dengarkan dengan baik dan cermat apa yang dikatakan kawan bicara.

3. Dalam pembicaraan telepon, bahasa kita harus jelas, mudah dipahami maksudnya dan seperlunya saja, siapa tahu ada orang lain yang juga berkepen tingan dengan pesawat telepon yang sama; bersikap ramah dan hormat kepada kawan bicara; tutur kata dan nada suara yang sopan; kita dengarkan dengan baik dan cermat apa yang dikatakan lawan bicara.

4. Akhiri setiap pembicaraan dalam telepon dengan ucapan terima kasih dan salam.

Misalnya, “terima kasih atas informasi Anda. Selamat siang.” “Terima kasih Toni. Salam untuk seluruh keluarga di rumah.”

4. Akhiri setiap pembicaraan dalam telepon dengan ucapan terima kasih dan salam.

Kerjakan kegiatan berikut ini bersama teman kelompokmu!

1) Tiga pasang siswa secara bergiliran maju ke depan kelas menunjukkan kebolehannya bertelepon. Topik yang dipilih bisa tentang PR, janji datang ke pesta ulang tahun teman atau nonton film bersama. Topik lain boleh dipilih sebagai ganti topik yang ada

2) Berikan penilaian atas penampilan mereka dalam kolom berikut ini!

No Pasangan

Aspek yang Dinilai

Keterangan Kesantunan

Bahasa

Keefektifan Kalimat Skor 1 – 5 Skor 1 – 5 1

2 3

3) Kemukakan dan pertanggungjawabkan penilaianmu itu dihadapan semua temanmu!

2. Menggunakan Kalimat Berita dalam Kegatan Bertelepon

Kalimat berita sering disebut kalimat deklaratif. Kalimat ini digunakan oleh pembicara atau penulis untuk menyampaikan berita. Biasanya pembicaraan dalam telepon berisi informasi atau memberitahukan sesuatu. Dengan demikian, penelepon banyak menggunakan kalimat berita.

Perhatikan contoh berikut ini!

a. Besok pagi aku akan datang ke rumahmu

b. Sudah lama aku ingin memberitahukan hal ini kepadamu

(23)

c. Engkau tidak perlu mengkhawatirkan hal ini. Serahkan saja padaku d. Kalau tidak diingatkan oleh Ani, berangkalu aku sudah lupa

e. Tidak terbayangkan olehku bahwa ini bisa terjadi

Bentuk kalimat berita bermacam-macam. Ada kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat inversi, dan sebagainya. Meskipun bermacam-macam, kalimat-kalimat itu berfungsi memberitahukan sehingga disebut kalimat berita.

Penulisan kalimat berita diakhiri dengan tanda titik ( . ). Dalam bentuk lisan, kalimat berita diakhiri dengan intonasi turun. Kalimat berita yang mengantung bentuk ingkar, seperti tidak, bukan disebut kalimat berita negatif, sedangkan yang tidak menggunakan bentuk ingkar tersebut disebut kalimat berita positif.

Peragakan penggunaan kalimat berita positif dan negatif dalam kegiatan bertelepon bersama teman kelompokmu! Pilihlah topik pembicaraan sendiri!.

(24)

BAHAN AJAR 11

MENULIS BERBAHASA

Kompetensi Dasar

Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan penulisan kalimat langsung dan tak langsung

Indikator

1. Mampu mengubah teks wawancara menjadi narasi

2. Mampu mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung 3. Mampu menyunting narasi sendiri dan tema

Materi Pembelajaran

Wawancara digunakan untuk menggali informasi dari narasumber. Hal-hal mengenai bagaimana menyiapkan pertanyaan, memilih narasumber, dan melakukan wawancara, dapat kamu lihat lagi pada tema-tema sebelumnya.

Pada bagian ini, kamu akan belajar menulis teks hasil wawancara dalam bentuk naratif dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tidak langsung.

Perhatikan contoh teks berikut ini!

Tini, redaktur majalah sekolah mewawancarai siswa baru SMP.

Tini : ”Selamat pagi, Sari!”

Siswa baru (Sari) : ”Selamat pagi, Mbak Tini!”

Tini : “Senang ya jadi anak SMP?”

Siswa baru (Sari) : “Iya, Mbak.Habis, teman-teman baru, sekolahnya baru, guru-gurunya juga baru.

Cakep-cakep lagi.”

Tini : “Mengapa kamu pilih sekolah di sini?”

Siswa baru (Sari) : “Ya, suka aja. Tempatnya dekat. Gedungnya juga tingkat. Tidak malulah dengan teman-teman SD dulu”

Teks wawancara di atas dapat diubah dalam bentuk naratif sebagai berikut.

Cukup menarik juga berbincang-bincang dengan siswa baru SLTP. Mereka tampak begitu gembira dengan sekolah barunya. Ketika ditanyakan apa yang menyebabkan mereka gembira, jawaban merekapun menyenangkan. Mereka gembira karena mendapatkan teman-teman baru, sekolah baru, dan guru-guru yang baru. Namun, ketika ditanyakan pilihan mereka atas suatu sekolah, rata-rata mereka tidak bisa menjawab dengan nalar yang baik. Bagi mereka, yang penting gedung sekolah mereka tidak memalukan. Penampilan itu lebih penting, begitu kira-kira pengertian mereka.

Dari contoh di atas kamu dapat melihat perubahan kalimat dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung. Hanya saja, supaya lebih baik, perubahan itu tidak perlu sama.

Ubahlah bentuk teks wawancara ini ke dalam bentuk narasi!

(25)

Tagor sebagai wartawan majalah sekolah, bertanya jawab dengan salahsatu guru SMP bernama Pak Rudi

Tagor : “Selamat pagi, Pak!”

Pak Rudi : “Selamat pagi. Bagaimana kabarmu?”

Tagor : “Baik, Pak. Saya dengar, pelajaran Budi Pekerti akan diajarkan kembali disekolah.

Apa iya, Pak?”

Pak Rudi : “Benar. Tidak lama lagi. Kamu tunggu saja.”

Tagor : “Mengapa?”

Pak Rudi : ”Oh, itu. Tata nilai telah berubah. Masyarakat Indonesia kehilangan pegangan hidup.

Begitu banyak kejadian memalukan, seperti penjarahan, pembakaran, pembunuhan, dan pemerkosaan yang tidak sesuai dengan perilaku sosial bangsa Indonesia. Bangsa yang selama ini dikenal ramah, toleran, dan penuh persaudaraan serta kekeluargaan itu tiba- tiba berubah bak serigala, ganas, dan serakah. Keadaan inilah yang mendorong hampir seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah berketetapan perlu diajarkan kembali pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah.”

Tagor : “O, begitu. Lalu, caranya bagaimana, Pak?”

Pak Rudi : ”Pelajaran budi pekerti dimasukkan ke dalam materi mata pelajaran tertentu.”

Tagor : ”Apa bisa menjamin keberhasilannya, Pak?”

Pak Rudi : ”O, tentu tidak. Pendidikan budi pekerti tidak akan berhasil tanpa dukungan kepala sekolah, para guru, pegawai tata usaha, orang tua siswa, lingkungan sekolah, dan tentu saja siswa itu sendiri. Mereka harus menjadi contoh sekaligus saling mengingatkan satu dengan lainnya. Tidak bisa yang satu, ya, yang lain. Itu sama halnya dengan bohong- bohongan.”

Tagor : ”Betul juga. Sekian dulu, Pak, terima kasih.”

- Carilah dua teks wawancara singkat (dalam bentuk tanya jawab) dalam majalah remaja!

- Diskusikan bersama teman kelompokmu dan ubahlah kedua teks tersebut ke dalam bentuk narasi!

(26)

BAHAN AJAR 12

MEMBACA SASTRA

Kompetensi Dasar

Membaca puisi dengan menggunakan irama, suara, mimik, yang sesuai dengan isi puisi

Indikator

1. Mampu menandai jeda puisi yang dibacakan 2. Mampu membaca puisi

Materi Pembelajaran

Puisi merupakan ungkapan perasaan, pikiran, dan suasana batin penyair. Pengungkapan perasaan, pikiran, dan suasana batin tersebut menggunakan bahasa yang indah, antara lain, menyangkut keserasian pilihan bunyi dan urutannya serta pilihan kata dan urutannya. Disamping itu, sebuah puisi yang baik umumnya mengungkapkan kejujuran. Jadi, perihal keindahan bahasa dan kejujuran isi merupakan dua hal penting dalam menyusun puisi.

Membaca puisi

Bacalah puisi berikut dengan seksama! Perhatikanlah perulangan larik dan pola bunyi akhir pada setiap bait! Kemudian, lengkapilah pernyataan yang menyertainya!

RUMAH DI UJUNG DESA Sebuah rumah tua

Terletak di ujung desa

Di depannya membentang jalan Becek di musim hujan

Sebuah rumah tua Terletak di ujung desa

Di belakangnya batang limau Burung jalak berkicau

Sebuah rumah tua Terletak di ujung desa Di kirinya menjulang pagar Pengawas hak yang sadar

Sebuah rumah tua Terletak di ujung desa

Di kanannya langgar dan sumur

(27)

Menuntut budi luhur Sebuah rumah tua

Terletak di ujung desa

Di dindingnya rayap menjalar Membikin hati gusar

Sebuah rumah tua Terletak di ujung desa Di atapnya lumut menghijau Angin pelan mendesau Sebuah rumah tua

Terletak di ujung desa Di dalamnya sepasang insan Pecah mejadi sembilan

Membaca puisi pilihan bunyi dan pilihan katanya

Bacalah dua buah puisi karya teman sebaya kalian berjudul “Ayah” berikut!

Perhatikanlah pilihan bunyi akhir dan pilihan katanya! Kemudian, kerjakanlah tugas yang menyertainya!

AYAH

Karya Yayuk Prastiwi

Kerut di wajah tanda usia senja Tak menghalangi langkah tegarmu Mandi keringat membanting tulang Demi kami semua keluargamu Fajar menyinsing kau melangkah Di senja hari baru kau kembali Hanya ada satu tujuan mulia Memberi sinar bahagia bagi kami Aku bermohon pada Tuhan Berkah keselamatan untuk Ayah Memberi rahmat dan kekuatan Melindungi jalan kehidupan

(Dikutip dari majalah Mentari, Minggu III Juli 1997, Hlm.37)

AYAH

Karya Purwaning Retnowati

(28)

Di remang malam buta Kulihat engaku tertidur lelap Mungkin engkau telah lelah Mencari nafkah ‘tuk keluarga Ayah, semoga berakhir derita kita Dengan senum dan tawa ria Yang selama ini kurindukan Senyumlah, Ayah, tertawalah

Kehidupan berputar bagai roda Dialami oleh semua manusia Tuhan yang mengatur segalanya Tapi, kapan derita berakhir segera?

(Dikutip dari majalah Mentari, Minggu IV Juli 1997, Hlm.38)

Bacalah dua buah puisi di bawah ini dengan irama dan jeda yang tepat!

API SUCI

Karya S Takdir Alisjahbana Selama nafas masih mengalun, Selama jantung masih memukul, Wahai api bakarlah jjiwaku, Biar mengaduh bair mengeluh

Seperti wajah merah membara Dalam bakaran api nyata, Biar jiwaku habis terlebur, Dalam kobaran Nyala Raya.

Sesak mendesak rasa di kabu, Gelisah liar mata memandang, Dimana duduk rasa dikejar.

Demikianlah rahmat tumpah selalu, Nikmat rasa api menghangus, Nyanyian semata bunyi jeritku.

(29)

DIPONEGORO Karya Chairil Anwar Dimasa pembangunan ini Tuhan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti

Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali Pedang di kanan, keris di kiri

Berselubung semangat yang tak bisa mati MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu

Sekali berarti Sudah itu mati MAJU

Bagimu Negeri Menyediakan api

Punah di atas menghamba Binasa di atas ditinda

Sungguhpun dalam ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai

Maju Serbu Serang Terjang

TURUN KEMBALI Kalau aku dalam engkau Dan engkaulah dalam aku Adakah begini jadinya Aku hamba engkau penghulu Aku dan engkau berlainan Engkau aja, maha raja

(30)

Cahaya halus tinggi mengawang Pohon rindang menaung dunia Dibawah teduh engkau kembangkan Aku berhenti mematri hari

Pada bayang engkau mainkan Aku melipur meraih hati

Diterangi cahaya engkau sinarkan Aku menaiki tangga mengawan Kacapi firdaus melena telinga Menyentuh gambuh dalam hatiku Terlihat ke bawah

Kendil kemerlap

Melambai cempaka ramai tertawa Hati duniawi melambung tinggi Berpaling aku turun kembali ( Nyanyi Sunyi, Amir Hamzah)

Makna puisi di atas adalah sebagai berikut :

Dalam sajak ini dikemukakan manusia itu tidak bersatu dengan Tuhan. Manusia itu hamba, sedangkan Tuhan itu penghulu, maharaja.manusia itu hidup dibawah lindungan Tuhan. Manusia itu dapat hidup senang karena berkat karunia Tuhan. Ide ini merupakan sanggahan terhadap pendapat kaum sufi yang menyatukan manusia dengan Tuhan, hal ini sesuai dengan kenyataan pendapat si aku sebab kenyataannya si aku berada dibawah kekuasaan Tuhan: aku hamba Engkau penghulu.

Pada bait pertama dikemukakan bahwa si aku dalam Tuhan dan Tuhan dalam diri si aku, pastilah kedudukannya sama. Kenyataan itu si aku hamba, sedang Tuhan itu penghulu yang menguasai.

Pada bait kedua gagasan pada bait pertama ditegaskan, yaitu bahwa si aku dan Engkau (Tuhan) itu tidak sama, berlainan karena Tuhan itu adalah maharaja.tempatnya (kedudukan-Nya) jauh lebih tinggi diatas manusia (si aku) sebagai cahaya halus menerangi dunia. Juga Tuhan itu sebagai pohon yang rindang menaungi dunia dan melindungi manusia.

Pada bait ketiga dikemukakan bahwa dibawah keteduhan yang diberikan Tuhan itu si aku hidup tidak mengikuti gerak hari, mematikan hari, nikmat dalam lindungan Tuhan, tidak mau pergi dari keteduhan (ketentraman) yang diberikan Tuhan kepadanya: aku berhenti mematri hari. Di bawah bayangan yang dimainkan Tuhan, si aku menghibur dirinya dan mempersenang dirinya.

Pada bait keempat, atas penerangan Tuhan si aku dapat berkhayal naik ke langit sampai ke awan, mendengarkan kecapi surga yang sangat merdu, rasa dalam hatinya pun menari menurutkan bunyi kecapi yang sangat merdu itu, seperti dalam sajak “doa poyangku”, kecapi itu adalah hiasan ayat ayat suci atau doa yang merdu bunyinya yang mendekatkan si aku dengan Tuhan.

(31)

Pada bait kelima, namun ketika si aku melihat ke bawah, ia melihat kandi kemerlap: lilin dunia yang terang. (namun disini dapat ditafsirkan bahwa bait kelima ini merupakan dialog si aku kepada

“Engkau“ (Tuhan). Seperti pada sajak “padamu jua” (kaulah kandil kemerlap). Jadi, si aku menegaskan pada si Tuhan bahwa si aku melihat kebawah, ia melihat cempaka ramai tertawa melambai si aku, yang mengiaskan kaindahan isi dunia yang menyenangkan, yang memikat hati, dengan demikian hati si aku yang masih memikirkan keduniawian itu berpaling dari suara kecapi surga yang merdu, yang mengiaskan hubungan si aku dengan Tuhan: si aku turun kembali ke alam dunia.

(32)

BAHAN AJAR 13

MEMBACA BERBAHASA

Kompetensi Dasar

Menemukan informasi secara cepat dari tabel/diagram yang dibaca

Indikator

1. Mampu mengemukakan makna tabel/diagram

2. Mampu mengubah tabel/diagram dalam bentuk narasi

Materi Pembelajaran

Membaca scanning tabel dan diagram

Apakah kamu mengetahui fungsi tabel atau diagram? Apakah kamu juga mengetahui cara membaca tabel atau diagram? Dalam pelajaran ini kamu akan mempelajari dua hal tersebut.

1. Mengetahui Fungsi dan Cara Membaca Tabel Atau Diagram

Tabel atau diagram merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan tulisan secara menarik, mudah, dan cepat. Tabel atau diagram digunakan untuk menunjukkan fakta secara jelas dan lebih komunikatif. Data yang disajikan dalam bentuk tabel akan lebih mudah dipahami pembaca daripada data yang disajikan dalam bentuk tulisan. Untuk membaca tabel dapat dilakukan dengan cara scanning (membaca cepat).

Perhatikanlah langkah untuk membaca tabel atau diagram berikut ini!

a. Bacalah judul tabel atau diagram!

b. Bacalah informasi yang ada dalam kolom-kolom atas, bawah, dan samping tabel atau diagram

c. Ajukan pertanyaan tentang tabel itu!

d. Dapatkan jawaban pertanyaan nomor 3 dari tabel tersebut!

2. Membaca Tabel secara scanning

Membaca tabel secara scanning sangat membantu seseorang yang mencari informasi secara tergesa-gesa atau harus cepat. Kamu tidak perlu membaca tabel secara berurutsn kolom demi kolom.

Kamu dapat langsung mencari informasi yang kamu perlukan.

Tabel 1. Urutan Lima Penyakit Penyebab Kematian Utama Menurut Tahun

No Nama Penyakit Urutan Penyebab Kematian Menurut Tahun

1980 1986 1992 1995

1 (ISPA) 1 3 2

2 Diare 2 1 4

3 Gangguan kardiovaskuler 3

4 Tuberkulosis 4 2 2 3

(33)

5 Pheumonia 5 4

6 Difteri, campak, dan batuk 3

7 Malaria 5

8 Penyakit sistem sirkulasi 1 1

9 Infeksi dan parasit lain 4

10 Penyakit infeksi lain 5 5

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tabel di bawah ini secara lisan!

a. Penyakit apakah yang menjadi penyebab kematian tertinggi pada tahun 1980?

b. Pada tahun berapa penyakit malaria menjadi penyebab kematian terendah?

c. Penyakit apa yang menjadi penyebab kematian terendah pada tahun 1986?

d. Pada tahun berapa penyakit infeksi lain menjadi penyebab kematian terendah?

e. Penyakit apa yang selalu menyebabkan kematian setiap tahun?

f. Penyakit apa yang menjadi penyebab kematian tertinggi pada dua tahun berturut-turut?

g. Penyakit apa yang menjadi penyebab kematian terendah pada dua tahun berturut-turut?

h. Penyakit infeksi dan parasit lain pada tahun 1995 merupakan penyebab kematian yang menduduki urutan ke berapa?

i. Pada tahun berapa gangguan kardiovaskuler dan saraf pernah menjadi penyebab kematian?

j. Pada tahun berapa ISPA tidak menyebabkan kematian?

3. Menjelaskan Isi Tabel

Isi sebuah tabel dapat dijelaskan dengan cara mengajukan pertanyaan dan menjawabnya berdasarkan tabel. Jawaban tersebut dapat menjelaskan isi tabel secara keseluruhan.

Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan tabel A sehingga wawasan tentang tabel semakin luas!

1. Apa masalah yang disajikan dalam tabel di atas?

2. Di manakah kamu bisa menemukan informasi di atas?

3. Penyakit apa sajakah yang menjadi penyebab kematian?

4. Tahun berapa sajakah laporan penyebab kematian itu dibuat?

5. Apa sajakah penyakit yang menyebabkan kematian pada tahun 1980? Urutan dari penyebab yang tertinggi!

6. Apa sajakah penyakit yang menyebabkan kematian pada tahun 1980? Urutan dari penyebab yang tertinggi!

7. Apa sajakah penyakit yang menyebabkan kematian pada tahun 1986? Urutan dari penyebab yang tertinggi!

8. Apa sajakah penyakkit yang menyebabkan kematian pada tahun1992? Urutan dari penyebab yang tertinggi!

9. Apa sajakah penyakit yang menyebabkan kematian pada tahun 1995? Urutan dari penyebab yang tertinggi!

10. Dari manakah informasi tersebut diperoleh?

BAHAN AJAR 14

BERBICARA SASTRA

(34)

Kompetensi Dasar

Menanggapi pembacaan puisi

Indikator

1. Mampu mengemukakan cara pelafalan intonasi, eksposisi pembaca puisi 2. Mampu memberi tanggapan dengan alasan yang logis pembacaan puisi

Materi Pembelajaran

A. Mendengarkan, menanggapi pembacaan puisi

Puisi bertemakan perjuangan merupakan hasil upaya kreatif para penyair dalam “merekam”

perjuangan bangsa ini untuk mengusir penjajah. Dalam bagian ini, kalian akan berlatih mendengarkan, menanggapi, dan merenungi pembacaan puisi.

Pahlawan Tak Dikenal Karya Toto Sudarto Bachtiar Sepuluh tahun yang laluia terbaring Tetapi bukan tidur, Sayang

Sebuah lubang peluri bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ingat bilamana dia datang

Kedua lengannya memeluk senapan Dia tidak tahua untuk siapa dia datang

Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur, Sayang Wajah sunyi setengah tengadah

Menangkap sunyi padang senja

Dia tambah beku di tengah derap dan suara menderu Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangn bunga

Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, Sayang

Sebuah lubang peluru bundar didadanya

Senyum bekunya mau berkata: aku masuh sangat muda

Dalam puisi juga tergambar nada atau sikap pengarang terhadap masalah yang diungkapkannya.

Sikap pengarang itu dilatarbelakangi oleh perasaan. Dalam puisi “pahlawan tak dikenal”, pengarang bersikap menyesali peperangan yang telah merengut nyawa seorang pemuda tidak dikenal. Hal tersebut dapat dibaca pada bait terakhir: sepuluh tahun yang lalu ia terbaring/tetapi bukan tidur, Sayang/Sebuah lubang peluru bundar di dadanya/ Senyum bakunya mau berkata: aku masih sangat muda. Penyesalan itu tentu dilatarbelakangi kesedihan menyaksikan seorang yang masih muda telah gugur di medan perang.

Selain itu, tersirat pula bahwa penyair bersikap sinis kepada pembaca seperti terungkap pada pernyataan Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun/ Orang-orang ingin kembali memandangnya/

Sambil merangkai karangan bunga/ Tapi yang tampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya.

Jadi, secara tersirat, penyair mengungkapkan bahwa masyarakat menghayati pahlawan tidak pada semangat perjuangannyaaaa, tetapi lebih pada sosok fisik belaka.

1. Mereka menunggu perintah komandan perang sambil berbaring di tenda

2. Setelah pertempuran mereda, pejuang yang tertembak dalam penyergapan itu dibaringkan di dangau sawah

3. Kini, para pejuang yang gugur itu tidur dengan tenang di pembaringan Ibu Pertiwi

4. Gunadi memeluk erat buah hatinya yang usianya belum genap setahun sebelum berangkat menunaikan tugas

5. Prajurit yang gugur itu ditemukan di batas desa dengan kedua lengannya memeluk senapan

6. Taktik perang gerilya yang dipilih Jenderal Sudirman membuat konsekuensi pasukannya harus naik-turun gunung untuk mencapai daerah pertempuran

Gambar

Tabel  atau  diagram  merupakan   alat   bantu  yang   berfungsi   untuk  menjelaskan   tulisan   secara menarik, mudah, dan cepat

Referensi

Dokumen terkait

Mendengarkan : Memahami cerita dan teks drama anak yang dilisankan Berbicara : Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan bertelepon dan bercerita Membaca

Siswa diminta menuliskan unsur-unsur cerita ( tokoh, tema, latar, amanat) “Ani yang Pelupa”.. Alat dan

Standar Kompetensi : Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan, Memberikan informasi dan tanggapan secara lisan, Memahami teks dengan membaca

Kelas dibagi dalam 6 kelompok untuk menganalisis cerita anak, puisi anak, dan drama anak dengan tema yang berbeda.

Mendengarkan : Memahami cerita dan teks drama anak yang dilisankan Berbicara : Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan bertelepon dan bercerita Membaca

Setelah membaca buku ini beberapa hal yang dapat disimpulkan diantaranya yang pertama deskripsi karakteristik media VCD tema industri aspek mendengarkan dan

d) Menganalisis data untuk menemukan bagaimana karakteristik bahan ajar membaca dalam buku teks Bahasa Indonesia (Buku Sekolah Elektronik). Dalam menganalisis setiap data

Menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri.. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca