BEASEN BEKULO DALAM ADAT UPACARA PERKAWINAN PADA SUKU REJANG
(Studi Kasus : di Desa Taba Sating Kec Tebat Karai, Kab Kepahiang, Provinsi Bengkulu)
Mutia Eriantika1Dr Maihasni M.Si2 Dian Kurnia Anggreta, M.Si3 Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Release a courtesy in society always has self a way in costume. Not only courtesy but when some courtesy passed away and marry in society with behavior. The specifically in Taba Sating behavior has named is Beasen bekulo. Beasen bekulo is courtesy of marry behavior. That behavior is tradition year of years by long times ago until now. Moreover, globalization marry tradition give effect to another places especially courtesy of marry. But, in Desa Taba Sating not only have effect changed their tradition still alive has name is Beasen bekulo. Resolutions of the research are: 1. How is process Beasen bekulo and 2. What is a purpose of Beasen bekulo in Desa Taba Sating. The goals of this research are what is process happened Beasen bekulo in Desa Taba Sating, and society comprehension about problems in Desa Taba Sating Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang province Bengkulu.
This research used phenomenology theory Alfred Schutz expert said that structure needs for interaction comprehension by people. Because that give effect comprehension needed and have a new socialization. Kinds of data in this research are qualitative with descriptive method. That can use collected data observation and interview. Interviewer in this research chooses purposive sampling, they are leaders and society.
Result of research are how to know Beasen bekulo process: 1. Give of money, 2.
Propose, propose are have three category process: a. semeluak asen (investigate candidate of son-in-law or daughter-in-law), b. temetoa asen, that result of semeluak asen, c. jemejei asen,
1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009
2Pembimbing I dan Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat
3Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
the final of result from temetoa asen, 3. Decide of the day program. Purposes in Beasen bekulo are: 1. as an achievement and pride (social status), 2. Strengthen family relationships PENDAHULUAN
Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan yang mempunyai banyak pulau- pulau dan terdiri dari berbagai suku bangsa, bahkan dalam suku bangsa secara khusus dapat dibagi ke dalam sub-sub suku bangsa.
Dengan banyaknya suku bangsa ini sudah tentu masing-masing memiliki kebudayaan sebagai hasil cipta, rasa, karsa dan karya dari suku bangsa tersebut. Dengan demikian Bangsa Indonesia selain memiliki berbagai suku bangsa juga dapat memiliki keaneka ragaman adat istiadat. Adat merupakan pencerminan kepribadian untuk masyarakat tertentu, dan merupakan salah satu penjelmaan dari jiwa masyarakat yang bersangkutan dari masa ke masa. Begitu halnya dengan Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa terdapat kelompok- kelompok masyarakat yang tertentu pula.
Setiap masyarakat maupun daerah- daerah lainnya pasti mempunyai keunikkan tersendiri di setiap daerahnya apalagi keunikkan dari segi adat dan tradisi. Adat maupun tradisi merupakan pencerminan maupun ciri khas setiap masyarakat. Apalagi adat atau tradisi yang kita jumpai salah satunya upacara adat perkawinan di Desa Taba Sating Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu.
atau banyak kita temui adanya upacara atau
adat-adat perkawinan yang diselenggarakan oleh masyarakat dimana salah satunya adalah upacara perkawinan yang diselenggarakan oleh masyarakat di Desa Taba Sating Kecamatan Tebat Karai Provinsi Bengkulu.
Upacara pekawinan yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat merupakan suatu proses atau tahapan ketika akan melaksanakan sebuah ikatan pernikahan.
Masyarakat di sana lebih dikenal dengan Suku Rejang yang mana masyarakatnya menganut sistem patrilinieal, dimana yang melaksanakan upacara perkawinan adalah pihak keluarga dari calon pengantin perempuan, dengan demikian masalah dana menjadi tanggung jawab pihak keluarga dari calon pengantin perempuan.
Masyarakat setempat sebelum akan melaksanakan perkawinan terlebih dahulu mengadakan Beasen bekulo. Beasen bekulo adalah mufakat atau musyawarah dalam menentukan hari dan tanggal pernikahan.
Tidak hanya berunding atau musyawarah tetapibeasen bekulo ini juga mempertemukan keluarga diantara kedua calon mempelai.
Tradisi ini bagi masyarakat merupakan salah satu yang wajib untuk dlaksanakan. Karena jika tidak melaksanakanya maka masyarakat setempat akan dikenakan sangsi berupa teguran.
Pelaksanaan beasen bekulo ini bertujuan untuk mempererat hubungan sosial
antara keluarga kedua belah pihak baik perempuan maupun laki-laki. Aktivitas berkumpul dalam beasen bekulo hanya dilakukan pada saat calon mempelai laki-laki akan melamar calon mempelai perempuan, karena beasen bekulo ini merupakan serangkaian acara yang dibuat oleh mempelai laki-laki untuk mempelai perempuan yang akan dilamarnya. Waktu pelaksanaannnya pada malam hari sekitar pukul 20.00-22.00 WIB
Berdasarkan penjelasan diatas, maka Permasaalahan Penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses pelaksanaan beasen bekulo di Desa Taba Sating, Kecamatan Tebat Karai Provinsi Bengkulu ?
2. Bagaimana makna beasen bekulo pada upacara perkawinan di Desa Taba Sating, Kecamatan Tebat Karai Provinsi Bengkulu?
Tujuan dari Penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan beasen bekulo di Desa Taba Sating, Kecamatan Tebat Karai Provinsi Bengkulu berlangsung pada upacara perkawinan.
2. Mendeskripsikan makna beasen bekulo pada upacara perkawinan di Desa Taba Sating, Kecamatan Tebat Karai Provinsi Bengkulu.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini mulai dilakukan sejak tanggal 30 November sampai tanggal 10
Januari 2014. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Desa Taba Sating Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitataif yang berusaha mengungkapkan dan memahami realitas yang ada di lapangan sesuai dengan kondisi real di lapangan. Tipe penelitian ini adalah deskriptif, yang menggambarkan secara mendalam, faktual dan akurat tentang latar pengamatan, tindakan dan pembicaraan.
Informan dalam penelitian ini adalah kepala desa, tokoh adat dan BMA (Badan Musyawarah Adat), ketua adat dan anggota masyarakat.
Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, dan wawancara, yang mencari data secara kompleks.
HASIL PENELITIA
Hasil penelitian mengkaji bahwa proses pelaksanaan beasen bekulo dalam adat perkawinan pada Suku Rejang melalui tahapan-tahapan terlebih dahulu.
1. Meletak uang, meletak uang maksudnya memberi tanda ikatan kepada calon mempelai perempuan yang akan dilamar.
Tujuannya pertama sebagai bukti bahwa ucapan kedua belah pihak mengandung keseriusan dan kesepakatan untuk mewujudkan ikatan perkawinan diantara
laki-laki dan perempuan. Kedua, bersifat pemagaran bahwa laki-laki dan perempuan telah terikat, sehingga tidak ada orang lain yang mengganggunya.
Ketika akan melaksanakan meletak uang pihak laki-laki akan meninggalkan tanda berupa uang, barang-barang dan emas melalui pelantara yang diberikan kepada calon mempelai perempuan yang akan dilamar. Uang yang diberikan pada saat meletak uang adalah sesuai dengan permintaan calon mempelai perempuan.
Biasanya semakin tinggi status sosialnya maka semakin tinggi pula uang hantaran yang akan diberikan.
2. Pelamaran, dalam pelaksanaan pelamaran ini ada tiga tahap yang harus diperhatikan a. Semuluak asen tujuannya menyelidiki
keadaan calon menantu dan menilai dari dekat budi bahasa serta kecakapan atau kerajinan si perempuan. Jika ada kesesuaian dari pihak keluarga perempuan maka akan dilanjutkan, tapi jika tidak ada kesesuaian maka pihakperempuan akan mengembalikan uang tanda pada saat meletak uang.
b. Temotoa asen artinya menyusul hasil mufakat pada saat semeluak asen.
Tujuannya mengambil keputusan mufakat antara keluarga tentang jumlah uang hantaran lengkap dengan barang-barang seperti uang dan emas, duduk letak perasanan kedua mempelai sesudah kawin menurut
adat. Tempat pelaksanaan temetoa asen selalu ditempat pihak perempuan sebab yang menetoa (menyusul) itu adalah pihak laki-laki. Upacara selalu diadakan pada malam hari dimulai jam 20.00-22.00 WIB hingga selesai.
Pelaksanaan upacara temotoa asen ini adalah ketua basenatau seorang ketua adat dari masing-masing pihak yang dihadiri oleh keluarga atau famili baik dari pihak laki-laki maupun pihak perempuan. Juru basen/ketua adat ini biasanya orang yang dituakan oleh masing-masing keluarga dan ia pandai bicara dan mengetahui adat serta riwayat keluarganya.
c. Jemejai Asen. Upacara terakhir dari peminangan adalah upacara jemejai asen, artinya menjadi atau membulatkan hasil mufakat. Jemejei asen ini merupakan acara setelah semeluak asen dan temetoa asen sebab ketika jemejei asen semua pembicaraan mengenai uang hantaran dan barang-barang sesuai degan permintaan si perempuan tadi yang telah disepakati bersama dan telah disetujui oleh kepala desa dan anggota lainnya.
3. Menentukan hari acara, Setelah pihak laki-laki menyusul pihak perempuan dan menyampaikan maksud kedatangannya dan berakhir pada hasil mufakat mengenai uang hantaran dan barang-barang maupun
lainnya, maka selanjutnya adalah menentukan hari dan tanggal akad nikah serta hari kerja, dimana maksud dari hari kerja disini masyarakat sekitar ikut membantu mempersiapkan apa-apa saja yang diperlukan ketika akan melangsungkan pernikahan.
Serta makna yang terkandung dalam pelaksanaan beasen bekulo adalah:
1. Sebagai pretise atau kebanggaan, bagi keluarga yang mengadakan beasen bekulo ini, karena semakin tinggi status sosial yang dimiliki seseorang maka acara yang dilaksanakan akan besar dan meriah maka semakin dipuji dan bangga keluarga yang melaksanakan beasen bekulo ini.
2. Memperkuat hubungan kekeluargaan, dimana dengan adanya pelaksanaan beasen bekulo ini bisa meningkatkan tali silahturahmi diantara kedua belah pihak baik dari keluarga laki-laki maupun dari keluarga perempuan.
KESIMPULAN
1. Diketahui bahwa proses pelaksanaan beasen bekulo mempunyai tahapan- tahapan terlebih dahulu yang harus dilakukan seperti 1. Meletak uang, 2.
Pelamaran (a. Semeluak asen, melihat calon menatu bagaimana tutur bahasa kepandaian dan kerapiannya, b. Temetoa asen, temetoa asen disini adalah menyusul karena yang menyusul adalah pihak laki-laki dengan membawa uang hantaran beserta barang-barang sesuai
keinginan perempuan pada saat semeluak asen, c. Jemejai asen, merupakan keputusan atau membulatkan hasil mufakat dari kedua belah pihak) 3.
Menentukan hari acara.
2. Makna yang terkandung didalam beasen bekulo adalah
a. Sebagai pretise atau kebanggaan bagi keluarga yang melaksanakan beasen bekulo sebab semakin banyak yang datang ke acara beasen ini maka semakin bangga dan dipuji keluarga yang melaksanakan beasen bekulo tersebut.
b. Memperkuat hubungan kekeluargaan, dimana diantara keluarga kedua belah pihak akan terjalin hubungan yang baik dan harmonis.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. 2005. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Padang: Labotorium Sosiologi FISIP UNP
Arikunto, Suharsimin. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
_______. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sani, Abduliah. 1956.Hukum Adat Rejang.
Kabupaten Kepahiang.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian kualitatif.
Jakarta: Putra Grafika.
Fajar, Thamrin, dkk. 1977. Adat dan Upacara Perkawinan Suku Bangsa Rejang. Kabupaten Kepahiang.
William J, Goode. 2002. Sosiologi Keluarga.
Jakarta: Bumi Persada
Haar, Tear. 1991.Azas-azas dan Susunan Hukum Adat. Jakarta: Paradya Paramita.
Haryono, Hadi, Dkk. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hilman, Hadikusuma. 2007.Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama.Kabupaten Kepahiang.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Antropologi, Jilid . Jakarta: PTRineka Cipta.
_______. 2005. Pengantar Antropologi, Jilid II. Jakarta: PTRineka Cipta.
Moleong J, Lexi. 1998. Metode penelitian Naturalistik. Bandung.
_______. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Morissan, M.A. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Nasution. 1992. Metode penelitian Naturalistik kualitatif. Bandung.
Ritzer Geoger. 1985. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ritzer Geoger. 2012. Teori Sosiologi.
Yogyakarta: pustaka pelajar.
Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D.Bandung:Alpabeta.
Suwondo, Bambang 1987.Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Sumatra Utara.Depdikbud.
Yusuf A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian Dasar-dasr Ilmiah. Padang: UNP Press.
Zainal, Yarman. 2012. Bukeu Petunjuk Caro Beasen Adat Hejang. Kabupaten Kepahiang