• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belajar tentang EKSTRAKSI

N/A
N/A
Yuli Astuti

Academic year: 2023

Membagikan "Belajar tentang EKSTRAKSI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

EKSTRAKSI

YULI ASTUTI H012222006

(2)

Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu komponen/substansi dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai

Pemiliihan metode ekstraksi bergantung pada jenis bahan, kandungan air, dan senyawa yang akan dipisahkan

Ekstrak adalah sediaan kental yang

diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati

atau hewani menggunakan pelarut

yang sesuai. Sedangkan ekstrak cair

adalah sediaan dari simplisia nabati

yang masih mengandung pelarut.

(3)

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk memilih pelarut ekstraksi

Karena ekstrak dan pelarut

biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan

Titik Didih

Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen-

komponen bahan ekstraksi

Reaktivitas

Sedapat mungkin terdapat

perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan

ekstraksi Kerapatan

Pelarut memiliki

kemampuan melarutkan ekstrak yang besar .

Kelarutan

Pada ekstraksi cair-cair pelarut tidak boleh atau hanya sebatas larut dalam bahan ekstraksi.

Kemampuan tidak saling bercampur

Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen lain.

Selektifitas

(4)

Jenis-jenis ekstraksi

Ekstraksi Bertahap

Setiap kali ekstraksi selalu digunakan pelarut yang baru sampai ekstraksi selesai

Ekstraksi kontinyu

Pelarut yang sama digunakan berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai

Maserasi Perkolasi

Soxhletasi

Ekstraksi dengan corong pisah

Reflux

(5)

Ektraksi Padat-Cair

Metode ekstraksi menggunakan pelarut diam atau adanya pengadukan beberapa kali pada suhu ruangan.

Maserasi

Metode ekstraksi dengan bahan yang disusun secara unggun dengan menggunakan pelarut yang selalu baru sampai prosesnya sempurna

Perkolasi

Ekstraksi Cara Panas

Ekstraksi Cara Dingin

Metode ekstraksi yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut, selama waktu dan sejumlah

pelarut tertentu dengan adanya pendingin balik Reflux

Suatu proses ekstraksi zat padat dengan cara

penyaringan berulang dengan menggunakan pelarut tertentu

Soxhlet

(6)

Contoh Ekstraksi padat-cair (Maserasi)

Penyairan diakhiri jika pelarut tidak berwarna lagi, lalu

dipindahkan ke wadah tertutup, dibiarkan pada tempat yang

tidak bercahaya, setelah dua hari lalu endapan dipisahkan.

Diamkan 3-5 hari di tempat tertutup, terlindung dari

cahaya, sambil sesekali diaduk Ekstrak disaring kemudian

ampasnya dimaserasi kembali dengan cairan penyari

Bahan yang akan diekstrak dibuat menjadi serbuk, kemudian ditimbang dan dimasukkan dalam wadah atau beaker glass

Tambahkan cairan penyari dengan perbandingan 7.5 kali bobot bahan, kemudian tutup dengan aluminium foil

Rendemen ekstrak= × 100%

(7)

Ekstraksi Cair-Cair

• Merupakan satu Teknik pemisahan yang sangat penting. Banyak digunakan dalam laboratorium lingkungan, klinik dan industri.

• Dapat digunakan peralatan sederhana seperti corong pisah

• Digunakan untuk maksud : preparatif, pemurnian, pemisahanan serta analisis pada semua skala kerja

• Pada ekstraksi pelarut sederhana, solute terdistribusi dalam dua fase yang tidak saling larut

• Pada umumnya, salah satu fasa adalah air, sedangkan fasa lainnya adalah pelarut organic seperti dietil eter, petroleum eter, kloroform, dan sebagainya

• Karena kedua fasa tersebut tidak saling larut, maka akan terbentuk dua lapisan.

• Zat terlarut mula-mula ada dalam satu fasa, tetapi setelah diekstraksi, zat tersebut akan berada pada fasa lainnya.

(8)

Hukum Distribusi Nernts dan Perbandingan Distribusi

• Jika solut X mula-mula ada dalam fasa cair dan diekstraksikan ke dalam fasa organik :

X

air

X

org

• Koefisien distribusinya adalah

• Koefisien distribusi atau KD hanya menyinggung spesies tunggal dan tidak meliputi kemungkinan hasil reaksi samping. Jadi solut hanya larut saja dalam pelarutnya

• Ketika solut mengalami reaksi samping, maka harus diperhitungkan total konsentrasi solut pada masing-masing fasa, didefinisikan sebagai perbandingan distribusi (D)

K D = [ X ] org

[ X ] air

D = [ X ] org tot

[ X ] air tot

(9)

EKSTRAKSI CAIR-CAIR BERTAHAP

Sampel dilarutkan dalam salah satu pelarut

Masukkan sampel ke dalam corong pisah

Ke dalam corong pisah tersebut, dimasukkan pelarut lainnya (ekstraktan), segera kocok

Setelah pengocokan, komponen dalam sampel akan terdistribusi diantara dua fase sampai

terjadi kesetimbangan. Idealnya satu komponen tetap berada di rafinat dan yang lainnya

terekstraksi ke dalam eksraktan.

01

02

03

04

(10)

10

(11)

Contoh: Ekstraksi asam benzoat (HB) dalam eter

11

• Untuk menekan disosiasi asam benzoate, maka larutan dibuat suasana asam dengan menambahkan HCl

• Jika air tidak diasamkan, maka asam benzoat akan terdisosiasi dalam pelarut air

K D= [ HB ] eter

[ HB ] air

 

HB H+ + B-

eter air

HB

HB

eter air

HB

HB H + + B-

(12)

Contoh: Ekstraksi Cu

2+

dengan pembentukan kompleks Cu-Oksinat

12

• Sample yang mengandung Cu2+ ditambahkan dengan larutan buffer hingga pH 3

• Ambil sampel yang telah diasamkan dan masukkan ke dalam corong pisah

• Buat larutan oksin dengan melarutkan padatan oksin dengan kloroform

• Ambil larutan kloroform mengandung ligan oksin dan masukkan ke dalam corong pisah

• Kocok selama 10 menit, kemudian diamkan dan biarkan memisah

• Ambil pelarut organic untuk dilakukan uji lebih lanjut

(13)

Struktur oksin Struktur zwitter ion oksin

Reaksi pembentukan kompleks Cu(II)-oksinat

(14)

Ekstraksi Cair-Cair Kontinyu

• Jika D sangat besar, ekstraksi sekali telah memungkinkan hampir semua senyawa terlarut telah terekstraksi

• Namun demikian, ekstraksi akan lebih efektif jika dilakukan berulang Untuk n kali ekstraksi akan didapatkan

Ekstraksi akan sempurna jika S kecil dan n besar

Hasil yang baik diperoleh dengan jumlah ekstraksi yang relative besar dan jumlah pelarut kecil

Efisiensi ekstraksi () adalah

= 0

[

��+

]

(15)

THANK YOU

Insert the Subtitle of Your Presentation

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian pemurnian gliserol dengan metode asidifikasi asam klorida (HCl) dan ekstraksi menggunakan pelarut non polar (kloroform), dapat

Proposal penelitian ini berjudul “ Pemurnian Gliserol Dengan Metode Asidifikasi Asam Klorida dan Ekstraksi Dengan Pelarut Kloroform ”.. Selama pelaksanaan dan penulisan

• Statif : terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan... • Klem bosshead : terbuat

Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,

Bahan ekstraksi : campuran bahan yang akan diekstrak Pelarut/media : cairan yang digunakan untuk ekstraksi Ekstrak : bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi Larutan ekstrak

Sedangkan, kekurangannya meliputi (1) waktu ekstraksi yang lama; (2) banyak pelarut yang digunakan; (3) tidak ada pengadukan di dalam peralatan Sokletasi; (4) banyak pelarut

Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di antara dua fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut pada fase pertama

 Statif : terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan...  Klem bosshead : terbuat