EKSTRAKSI
YULI ASTUTI H012222006
Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu komponen/substansi dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai
Pemiliihan metode ekstraksi bergantung pada jenis bahan, kandungan air, dan senyawa yang akan dipisahkan
Ekstrak adalah sediaan kental yang
diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati
atau hewani menggunakan pelarut
yang sesuai. Sedangkan ekstrak cair
adalah sediaan dari simplisia nabati
yang masih mengandung pelarut.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk memilih pelarut ekstraksi
Karena ekstrak dan pelarut
biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan
Titik Didih
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen-
komponen bahan ekstraksi
Reaktivitas
Sedapat mungkin terdapat
perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan
ekstraksi Kerapatan
Pelarut memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar .
Kelarutan
Pada ekstraksi cair-cair pelarut tidak boleh atau hanya sebatas larut dalam bahan ekstraksi.
Kemampuan tidak saling bercampur
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen lain.
Selektifitas
Jenis-jenis ekstraksi
Ekstraksi Bertahap
Setiap kali ekstraksi selalu digunakan pelarut yang baru sampai ekstraksi selesai
Ekstraksi kontinyu
Pelarut yang sama digunakan berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai
Maserasi Perkolasi
Soxhletasi
Ekstraksi dengan corong pisah
Reflux
Ektraksi Padat-Cair
Metode ekstraksi menggunakan pelarut diam atau adanya pengadukan beberapa kali pada suhu ruangan.
Maserasi
Metode ekstraksi dengan bahan yang disusun secara unggun dengan menggunakan pelarut yang selalu baru sampai prosesnya sempurna
Perkolasi
Ekstraksi Cara Panas
Ekstraksi Cara Dingin
Metode ekstraksi yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut, selama waktu dan sejumlah
pelarut tertentu dengan adanya pendingin balik Reflux
Suatu proses ekstraksi zat padat dengan cara
penyaringan berulang dengan menggunakan pelarut tertentu
Soxhlet
Contoh Ekstraksi padat-cair (Maserasi)
Penyairan diakhiri jika pelarut tidak berwarna lagi, lalu
dipindahkan ke wadah tertutup, dibiarkan pada tempat yang
tidak bercahaya, setelah dua hari lalu endapan dipisahkan.
Diamkan 3-5 hari di tempat tertutup, terlindung dari
cahaya, sambil sesekali diaduk Ekstrak disaring kemudian
ampasnya dimaserasi kembali dengan cairan penyari
Bahan yang akan diekstrak dibuat menjadi serbuk, kemudian ditimbang dan dimasukkan dalam wadah atau beaker glass
Tambahkan cairan penyari dengan perbandingan 7.5 kali bobot bahan, kemudian tutup dengan aluminium foil
Rendemen ekstrak= × 100%
Ekstraksi Cair-Cair
• Merupakan satu Teknik pemisahan yang sangat penting. Banyak digunakan dalam laboratorium lingkungan, klinik dan industri.
• Dapat digunakan peralatan sederhana seperti corong pisah
• Digunakan untuk maksud : preparatif, pemurnian, pemisahanan serta analisis pada semua skala kerja
• Pada ekstraksi pelarut sederhana, solute terdistribusi dalam dua fase yang tidak saling larut
• Pada umumnya, salah satu fasa adalah air, sedangkan fasa lainnya adalah pelarut organic seperti dietil eter, petroleum eter, kloroform, dan sebagainya
• Karena kedua fasa tersebut tidak saling larut, maka akan terbentuk dua lapisan.
• Zat terlarut mula-mula ada dalam satu fasa, tetapi setelah diekstraksi, zat tersebut akan berada pada fasa lainnya.
Hukum Distribusi Nernts dan Perbandingan Distribusi
• Jika solut X mula-mula ada dalam fasa cair dan diekstraksikan ke dalam fasa organik :
X
airX
org• Koefisien distribusinya adalah
• Koefisien distribusi atau KD hanya menyinggung spesies tunggal dan tidak meliputi kemungkinan hasil reaksi samping. Jadi solut hanya larut saja dalam pelarutnya
• Ketika solut mengalami reaksi samping, maka harus diperhitungkan total konsentrasi solut pada masing-masing fasa, didefinisikan sebagai perbandingan distribusi (D)
K D = [ X ] org
[ X ] air
D = [ X ] org tot
[ X ] air tot
EKSTRAKSI CAIR-CAIR BERTAHAP
Sampel dilarutkan dalam salah satu pelarut
Masukkan sampel ke dalam corong pisah
Ke dalam corong pisah tersebut, dimasukkan pelarut lainnya (ekstraktan), segera kocok
Setelah pengocokan, komponen dalam sampel akan terdistribusi diantara dua fase sampai
terjadi kesetimbangan. Idealnya satu komponen tetap berada di rafinat dan yang lainnya
terekstraksi ke dalam eksraktan.
01
02
03
04
10
Contoh: Ekstraksi asam benzoat (HB) dalam eter
11
• Untuk menekan disosiasi asam benzoate, maka larutan dibuat suasana asam dengan menambahkan HCl
• Jika air tidak diasamkan, maka asam benzoat akan terdisosiasi dalam pelarut air
K D= [ HB ] eter
[ HB ] air
HB H+ + B-
eter air
HB
HB
eter air
HB
HB H↔ + + B-
Contoh: Ekstraksi Cu
2+dengan pembentukan kompleks Cu-Oksinat
12
• Sample yang mengandung Cu2+ ditambahkan dengan larutan buffer hingga pH 3
• Ambil sampel yang telah diasamkan dan masukkan ke dalam corong pisah
• Buat larutan oksin dengan melarutkan padatan oksin dengan kloroform
• Ambil larutan kloroform mengandung ligan oksin dan masukkan ke dalam corong pisah
• Kocok selama 10 menit, kemudian diamkan dan biarkan memisah
• Ambil pelarut organic untuk dilakukan uji lebih lanjut
Struktur oksin Struktur zwitter ion oksin
Reaksi pembentukan kompleks Cu(II)-oksinat
Ekstraksi Cair-Cair Kontinyu
• Jika D sangat besar, ekstraksi sekali telah memungkinkan hampir semua senyawa terlarut telah terekstraksi
• Namun demikian, ekstraksi akan lebih efektif jika dilakukan berulang Untuk n kali ekstraksi akan didapatkan
Ekstraksi akan sempurna jika S kecil dan n besar
Hasil yang baik diperoleh dengan jumlah ekstraksi yang relative besar dan jumlah pelarut kecil
Efisiensi ekstraksi () adalah
��=� 0
[
���+�]
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation