• Tidak ada hasil yang ditemukan

cc Prrl t^L,"s - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "cc Prrl t^L,"s - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR

PE,I\TYEBAB

TERJADINYA

STRES

SEKOLAH

PESERTA

DII}IK DI

IVITs

NI.GERI LUBUK BUAYA PADANG

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat

untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(Strata l)

/cc

Prrl

t^L,"s -L

Oleh:

DEAN SHINTA VALENTINE NPM.

12A602s7

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOI,AH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

lb

(2)

Faktor Penyebab Terjadinya Stres Sekolah Peserta Didik Di MTs Negeri Lubuk Buaya Padang

Oleh:

Dean Shinta Valentine*

Alfaiz, S.Psi., M.Pd**

Rila Rahma Mulyani, M.Psi., Psikolog***

* Mahasiswa

** Pembimbing I

*** Pembimbing II

Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The background of this research was by students who experience school stress by several factors. There are the task demands and physical demands at school. The purpose of this research was to describe (1) The factor of student’s stress at school that come from physical demands and, (2) Thefactor of student’s stress at school that comefrom the task demands.

The design of this research was descriptive quantitative with population all student’s of class IX in MTsN Lubuk Buaya Padang. The sample consist of 86 student’s using porposive sampling technique. The data collected used questionaire and analysis with percentage technique.

The result of this research are (1) The factorsof students’ stress at school that come from the physical demands that are in the low category. (2) The factors of students’ stress at school that come from the task demands that are in the moderate category. Based on the results of this research, the researcher recomended to the school such as couselor teacher in order to implementation it into the quidance and couseling service to overcome the students’ stress at school.

Keywords:The student’s, Stress at school.

Pendahuluan

Sekolah memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan dan perkembangan peserta didik. Sekolah juga dipandang sebagai tempat untuk memenuhi beberapa kebutuhan peserta didik dan menentukan kualitas kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Tetapi sekolah ternyata juga dapat menjadi sumber masalah bagi peserta didik yang akhirnya memicu timbulnya ketegangan atau stres.

Bagi remaja, sekolah merupakan lembaga sosial tempat mereka hidup, berkembang, dan menjadi matang. Sekolah memberikan pendidikan secara langsung dan formal, dimana mereka juga memperoleh pengalaman, kebiasaan, keterampilan, berbagai sikap dan bermacam ilmu pengetahuan. Sekolah merupakan lembaga peralihan yang mempersiapkan remaja untuk berpindah dari kehidupan keluarga yang dibawah bimbingan orangtua, menuju kehidupan masyarakat yang berdiri sendiri, dan penuh dengan berbagai macam persaingan dan problem.

Masa-masa sekolah menengah disatu sisi merupakan suatu pengalaman yang sangat

berharga dan menyenangkan bagi anak remaja, tetapi disisi lain mereka dihadapkan pada banyak tuntutan dan perubahan cepat yang membuat mereka mengalami masa-masa yang penuh stres. Mereka dihadapkan pada pekerjaan rumah yang banyak, perubahan kurikulum yang berlangsung dengan cepat, batas waktu tugas dan ujian, kecemasan dan kebingungan dalam menentukan pilihan karier dan program pendidikan lanjutan, membagi waktu untuk mengerjakan PR, olah raga, hobi, dan kehidupan sosial. Tidak jarang, mereka juga harus berhadapan dengan situasi konflik dengan orang tua, teman-teman, dan saudara- saudara, tuntutan untuk mengatasi suasana hati yang tidak dapat diramalkan, perhatian tentang penampilan serta percekcokan dengan kelompok sebaya, sehingga memicu stres sekolah peserta didik.

Desmita (2014:291) mendefinisikan bahwa,

“Stres sekolah (school stress) sebagai ketegangan emosional yang muncul dari peristiwa-peristiwa kehidupan di sekolah dan perasaan terancamnya keselamatan atau harga diri siswa, sehingga memunculkan reaksi-

(3)

reaksi fisik, psikologis, dan tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian psikologis dan prestasi akademis”.

Sementara itu An (2003:8) menjelaskan bahwa secara psikologis, seseorang yang menderita tekanan dan ketegangan sehingga membuat pola pikir, emosi, dan perilakunya kacau gugup dan gelisah (nervous). Secara fisiologis kegugupan dan kegelisahan itu menggejala pada detak jantung yang cepat, perut tergoncang, mulut kering dari air liur, dan sebagainya. Selanjutnya, Siswanto (2007:50) menjelaskan “Pada tingkat tertentu sebenarnya kita memerlukan stres. Stres yang optimal akan membuat motivasi menjadi tinggi, orang menjadi lebih bergairah, daya tangkap dan persepsi menjadi tajam, menjadi tenang, dan lain-lain. Adapun stres yang terlalu rendah akan memngakibatkan kebosanan, motivasi menjadi turun, sering bolos, dan mengalami kelesuan. Sebaliknya stres yang terlalu tinggi mengakibatkan insomnia, lekas marah, meningkatnya kesalahan, kebimbangan, dan lainnya”.

Stres menurut Yudhawati dan Dany (2011:221) merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu ketegangan (tension) secara naluriah ataupun psikologis, ketegangan itu diakibatkan karena adanya tuntutan dari lingkungan yang dipersepsikan sebagai ancaman. Tidak hanya itu, stres juga merupakan bagian dari kondisi manusiawi.

Dalam batasan tertentu stres dapat membantu peserta didik agar tetap termotivasi (eustres).

Tetapi jika seseorang terlalu banyak mendapatkan atau mengalami stres, maka hal tersebut juga akan menurunkan kualitas kinerjanya (distres). Oleh karena itu seseorang harus memiliki kemampuan untuk mengelola stres tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan stres sekolah adalah kondisi stres atau perasaan tidak nyaman yang dialami oleh peserta didik akibat adanya tuntutan sekolah yang dinilai menekan, sehingga memicu terjadinya ketegangan fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku, serta dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka.

Desmita (2014:291) mengidentifikasi adanya empat tuntutan sekolah yang dapat menjadi sumber stres bagi peserta didik, yaitu tuntutan fisik (physical demands), tuntutan tugas (task demands), tuntutan peran (role demands), tuntutan interpesonal (interpersonal

demands). Keempat sumber stres sekolah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Tuntutan fisik

Tuntutan fisik maksudnya adalah stres peserta didik yang bersumber dari lingkungan sekolah, seperti keadaan iklim ruangan kelas, temperatur yang tinggi, pencahayaan dan penerangan, sarana dan prasarana, daftar pelajaran, kebersihan dan kesehatan sekolah serta keamanan sekolah.

2. Tuntutan tugas

Peserta didik di sekolah dihadapkan pada tuntutan tugas-tugas yang harus dikerjakannya.

Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik tersebut berhubungan dengan proses dan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian, task demands atau tuntutan tugas dalam konsep stres sekolah ini dapat diartikan sebagai tugas-tugas pelajaran (academic work) yang harus dikerjakan atau dihadapi oleh peserta didik yang dapat menimbulkan perasaan tertekan dan stres. Aspek-aspek dari task demands atau tuntutan tugas meliputi:

tugas-tugas yang dikerjakan di sekolah

(classwork), dan di rumah

(schoolwork/homework), mengikuti pelajaran, memenuhi tuntutan kurikulum, menghadapi ulangan atau ujian, mematuhi disiplin sekolah, penilaian, dan mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

3. Tuntutan peran

Tuntutan peran ini berhubungan dengan peran yang dipikul oleh peserta didik di sekolah. Tuntutan peran ini merupakan harapan tingkah laku yang disampaikan oleh pihak sekolah (kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai) serta orang tua dan masyarakat kepada peserta didik, seperti harapan memiliki nilai bagus, mempertahankan nama baik dan keunggulan sekolah, memiliki sikap dan tingkah laku yang baik, memiliki motivasi belajar yang tinggi, harapan berprestasi dalam memajukan kehidupan masyarakat, menguasai keterampilan yang dibutuhkan di lapangan pekerjaan atau perusahaan, dan sebagainya.

4. Tuntutan interpersonal

Di sekolah, peserta didik tidak hanya dituntut untuk mencapai prestasi akademis yang tinggi saja, melainkan peserta didik juga dituntut untuk menjalin hubungan sosial yang baik atau berinteraksi dengan baik terhadap orang lain. Hubungan interpersonal atau tuntutan interpersonal yang dialami oleh peserta didik di sekolah dikarenakan adanya gangguan berupa hubungan tidak baik atau

(4)

terjadinya konflik antara peserta didik dengan teman dekat, kekasih, guru, dan personil sekolah yang lainnya

Metode Penelitian

Maka penelitian ini berjenis penelitian deskriptif kuantitatif. penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk melihat, meninjau atau menggambarkan tentang suatu objek yang diteliti sebagaimana adanya yang berlandaskan pada teori, asumsi atau andaian, dalam hal ini dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel- variabel yang akan diteliti pada saat penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi peserta didik adalah kelas IX di MTs Negeri Lubuk Buaya Padang yang terdiri dari tujuh kelas , Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah dengan pengumpulan angket Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan lima alternatif jawaban. Berbentuk isian tertutup dan responden tinggal memilih sesuai dengan keadaan dirinya sendiri saja, dalam pembuatan angket ini terdapat item positif dan negatif yang disusun secara berimbang.Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan (1) Verifikasi data, (2) Tabulasi data, (3) Persentase data, (4) Pembahasan data.

Yang diproses dengan program Microsoft Excel 2007 dan IBM SPSS Versi 15.0.

Hasil dan Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian akan dikemukakan berdasarkan analisis dan penafsiran dari data temuan penelitian yang tergambar pada deskripsi hasil sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan faktor penyebab terjadinya stres sekolah peserta didik di MTs Negeri Lubuk Buaya Padang sebagai berikut:

1. Faktor penyebab terjadinya stres sekolah peserta didik di MTs Negeri Lubuk Buaya Padang secara umum Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, gambaran secara umum persepsi peserta didik tentang faktor penyebab

terjadinya stres sekolah peserta didik di MTs Negeri Lubuk Buaya Padang terdapat 76 dari 86 orang peserta didik dalam kategori sedang dengan persentase 88,37 %, kategori banyak berjumlah 6 dari 86 peserta didik dengan persentase 6,98%, kategori sedikit berjumlah 4 dari 86 peserta didik dengan persentase 4,65%.

Namun tidak ada peserta didik yang mengalami stres sekolah yang dilihat dari tuntutan fisik dan tuntutan tugas dalam kategori sangat banyak dan sangat sedikit

Keterangan di atas mengungkap bahwa identifikasi masalah serta keterangan yang peneliti dapatkan selama melakukan observasi terhadap sebelumnya benar adanya. Bahwa faktor penyebab terjadinya stres peserta didik bersumber dari tuntutan fisik dan tuntutan tugas berada pada kategori sedang. Sebagian dari peserta didik banyak yang mengalami stres sekolah yang disebabkan oleh tuntutan fisik dan tuntutan tugas, stres sekolah tersebut mempengaruhi tingkah laku peserta didik di sekolah.

Sesuai pendapat Verma (Desmita, 2014:291) School stress sebagai school demands (tuntutan sekolah), yaitu stres siswa (students stress) yang bersumber dari tuntutan sekolah. Tuntutan sekolah (students stress) yang dimaksud lebih difokuskan pada tuntutan tugas-tugas sekolah (schoolwork demands) dan tuntutan dari guru-guru (the demands of tutors). Dari tuntutan-tuntutan sekolah tersebutlah yang membuat sebagian dari peserta didik di sekolah mengalami stres sekolah yang dapat mempengaruhi emosional dan tingkah laku peserta didik tersebut.

2. Faktor penyebab terjadinya stres sekolah peserta didik di MTs Negeri Lubuk Buaya Padang Bersumber dari Tuntutan Fisik

Berdasaran hasil pengolahan data yang penulis lakukan, dapat diungkapkan bahwa faktor penyebab terjadinya stres sekolah peserta didik di MTs Negeri Lubuk Buaya Padang dilihat dari tuntutan fisik yaitu dari 86 peserta didik dilihat dari beberapa aspek yaitu : a) Keadaan iklim ruangan kelas dan pencahayaan, yaitu terdapat 29 peserta didik yang menyatakan bahwa faktor penyebab terjadinya stres peserta didik di sekolah berdasarkan tuntutan fisik dengan indikator keadaaan iklim ruangan kelas dan pencahayaan berada pada kriteria sedang

(5)

dengan persentase 33.7%, b) Sarana dan prasarana, yaitu terdapat 31 peserta didik yang menyatakan bahwa tuntutan fisik dengan indikator sarana dan prasarana berada pada kriteria sangat banyak dengan persentase 36,0%. c) Jadwal pelajaran, yaitu terdapat 33 peserta didik yang menyatakan bahwa tuntutan fisik berada pada kriteria sangat sedikit dengan persentase 38,4%. d) Kebersihan dan kesehatan sekolah, yaitu terdapat 70 peserta didik yang menyatakan bahwa tuntutan fisik berada pada kriteria sedang dengan persentase 81,4%. e) Keamanan dan penjagaan sekolah, yaitu terdapat 37 peserta didik yang menyatakan bahwa tuntutan fisik berada pada kriteria sedikit dengan persentase 43,0%.

f) Mengerjakan latihan sekolah, yaitu terdapat 37 peserta didik yang menyatakan bahwa tuntutan fisik berada pada kriteria sedikit dengan persentase 43,0%. g) Mengerjakan tugas rumah, yaitu terdapat 47 peserta didik yang menyatakan bahwa tuntutan fisik berada pada kriteria sedikit dengan persentase 54,7%.

h) Tuntutan kurikulum, yaitu terdapat 40 peserta didik yang menyatakan bahwa tuntutan fisik berada pada kriteria sedikit dengan persentase 46,5%.

Berdasarkan hasil data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penyebab terjadinya stres sekolah peserta didik yang bersumber dari tuntutan fisik, secara umum berada pada kriteria sedikit dengan persentase 77,9%, artinya bahwa faktor penyebab terjadinya stres sekolah peserta didik bersumber dari tuntutan fisik berada pada kategori sedikit.

Desmita (2014:293-296) Tuntutan fisik adalah stres peserta didik yang disebabkan atau bersumber dari lingkungan fisik sekolah. Hal ini meliputi: keadaan iklim ruangan kelas, temperatur yang tinggi (temperature extremes), pencahayaan dan penerangan (lighting and illumination), perlengkapan atau sarana dan prasarana penunjang pendidikan, schedule atau daftar pelajaran, kebersihan dan kesehatan sekolah, keamanan dan penjagaan (security and maintenance) sekolah dan sebagainya.

3. Faktor penyebab terjadinya stres sekolah peserta didik di MTs Negeri Lubuk Buaya Padang Bersumber dari Tuntutan Tugas

Berdasaran hasil pengolahan data yang penulis lakukan, dapat diungkapkan bahwa faktor penyebab terjadinya stres sekolah

peserta didik di MTs Negeri Lubuk Buaya Padang bersumber dari tuntutan tugas yaitu dari 86 peserta didik dilihat dari beberapa aspek yaitu: a) Menghadapi ulangan dan ujian, yaitu terdapat 37 peserta didik yang menyatakan bahwa faktor penyebab stres sekolah peserta didik bersumber dari tuntutan tugas berada pada kriteria sedang dengan persentase 43,0%. b) Mematuhi disiplin sekolah, yaitu terdapat 32 peserta didik yang menyatakan bahwa faktor penyebab stres sekolah peserta didik bersumber dari tuntutan tugas berada pada kriteria sedang dengan persentase 37,2%. c) Mengikuti ekstrakurikuler, yaitu terdapat 31 peserta didik yang menyatakan bahwa faktor penyebab stres sekolah peserta didik bersumber dari tuntutan tugas berada pada kriteria sedang dengan persentase 36,0%.

Berdasarkan hasil data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penyebab stres sekolah peserta didik bersumber dari tuntutan tugas, secara umum berada pada kriteria sedang dengan persentase 52,33%, artinya bahwa faktor penyebab stres sekolah peserta didik bersumber dari tuntutan tugas berada pada kategori sedang.

Desmita (2014:293-296) Peserta didik di sekolah dihadapkan pada tuntutan tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik tersebut berhubungan dengan proses dan pencapaian tujuan pembelajaran. Hal itu juga dijelaskan oleh Amin dan Haryanto (2007:83) bahwa stres adalah bagian persoalan yang tidak terpisahkan bagi kehidupan manusia, karena pada dasarnya setiap orang semuanya memiliki potensi yang sama untuk dapat mengalami stres. Stres yang berasal dari luar diri individu bersumber dari lingkungan sosial masyarakat, tuntutan tugas serta tanggung jawab yang diberikan kepada seseorang diluar kemampuan atau potensinya, maka akan menimbulkan ketegangan yang mempengaruhi emosi, pikiran dan perilaku seseorang tersebut sehingga menyebabkan stres.

Kesimpulan dan saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab terjadinya stres sekolah peserta didik Di MTs Negeri Lubuk Buaya Padang sebagai berikut:

1. Faktor penyebab terjadinya stres sekolah peserta didik di MTs Negeri Lubuk

(6)

Buaya Padang dilihat dari tuntutan fisik berada pada kriteria sedikit.

2. Faktor penyebab terjadinya stres sekolah peserta didik di MTs Negeri Lubuk Buaya Padang dilihat dari tuntutan tugas berada pada kategori sedang.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan beberapa saran kepada:

1. Peserta Didik

Bagi peserta didik sebagai pelajar yang sedang berkembang dan menuntut ilmu pengetahuan di sekolah, diharapkan peserta didik dapat mengatasi stres yang dialaminya di lingkungan sekolah, dan stres tersebut juga dapat memotivasi peserta didik untuk berprestasi di sekolah.

2. Guru BK

Diharapkan kepada guru BK sebagai pembimbing sekaligus orang tua peserta didik di sekolah untuk lebih memaksimalkan pelayanan bimbingan dan konseling dan lebih meningkatkan bantuan kepada peserta didik yang mengalami stres sekolah dan mempengaruhi emosional dan tingkah laku peserta didik.

3. Pengelola Program Studi BK

Hendaknya meningkatkan mutu dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas calon guru BK yang akan mamasuki dunia kerja baik di lapangan maupun di sekolah secara profesional.

4. Peneliti selanjutnya

Melalui penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman dan acuan untuk meneliti lebih lanjut khususnya mengenai stres sekolah yang dialami oleh peserta didik di sekolah.

Kepustakaan

An, Mahfud. 2003. Petunjuk Mengatasi Stres.

Bandung: Sinar Baru Algensindo Amin, Samsul Munir dan Haryanto Al-Fandi.

2007. Kenapa Harus Stress; Terapi Stres Ala Islam. Jakarta: Amzah

Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya

Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya.

Yogyakarta: Andi offset

Yudhawati, Ratna dan Dany Haryanto. 2011.

Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Prestasi Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

1 PENDAHULUAN Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia1 yang pada awalnya bernama Madrasah Diniyyah merupakan lembaga pendidikan Islam yang diselenggarakan oleh suatu badan hukum yang