AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU
Chapter 3
D E F I N I S I
Bahan Baku : bahan-bahan yang merupakan komponen utama yang membentuk keseluruhan dari produk jadi
Bahan Baku Penolong : bahan yang digunakan dalam proses produksi yang nilainya kecil dan tidak dapat diidentifikasikan dalam produk jadi.
Kain kaos
benang
Produksi Kaos Olah
Raga
PEMBELIAN DAN FORMULIR PEMBELIAN
F O
R M
U L
I R
D A L A M
P E M
B E L I A N
B A H A N
B A K U
FORMULIR PEMBELIAN
FORMULIR PENERIMAAN
FORMULIR
PEMESANAN BAHAN BAKU
FORMULIR PEMBELIAN
Formulir permintaan bahan baku dibuat dari bagian gudang dimana bagian tersebut membuat formulir permintaan bahan baku yang diajukan pada bagian pembelian.
Permintaan bahan bauk dari bagian gudang dibuat jika bahan baku yang ada di gudang sudah mencapai pada tahap minimal sehingga perlu dilakukan pemesanan kembali / reorder point (ROP).
Keterangan :
Lead Time : waktu yang dibutuhkan antara barang yang dipesan hingga sampai diperusahaan
Safety Stock (persediaan pengamanan) : jumlah persediaan barang minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku.
Reorder Point = (lead time x rata-rata pemakaian) + safety stock
CONTOH SOAL
PT. Rihana konveksi akan menghitung persediaan dimana perusahaan harus melakukan pemesanan kembali bahan baku kain dengan data sebagai berikut :
- Waktu tunggu pesanan bahan baku kain datang (lead time) = 5 hari - Pemakaian rata-rata perhari bahan baku kain sebesar 300 m
- Persediaan cadangan (safety stock) sebesar pemakaian rata-rata untuk 2 hari Tentukan Reorder point untuk bahan baku lain
Jawab :
= (5 x 300 m) + (2x300 m) = 2100 m
Batas minimal di gudang bahan baku sebanyak 2100 m, maka bagian gudang wajib mengajukan permintaan pembelian bahan baku kain pada bagian pembelian.
Reorder Point = (lead time x rata-rata pemakaian) + safety stock
FORMULIR PEMESANAN BAHAN BAKU
Formulir permintaan bahan baku yang dibuat oleh bagian gudang selanjutnya diberikan pada bagian pembelian, lalu bagian pembelian membuat formulir pesanan pembelian bahan baku yang ditujukan oleh suplier atau pemasok bahan baku.
Ada kuantitas pemesanan yang ekonomis disebut Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah persediaan yang harus dipesan pada suatu saat dengan tujuan untuk mengurangi biaya tahunan.
RU : Required unit for annual ( kebutuhan bahan baku untuk tahun yg akan datang)
CO : Cost per Order (biaya pemesanan variabel setiap kali pemesanan)
CU : Cost per Unit (harga faktur dan biaya angkut setiap bahan yang dibeli)
CC : Carrying Cost Percentage (biaya penyimpanan variabel yang dihitung berdasarkan persentase dari cost per unit bahan).
𝑬𝑶𝑸 = 𝟐 𝒙 𝑹𝑼 𝒙 𝑪𝑶
𝑪𝑼 𝒙 𝑪𝑪
Perusahaan Y membutuhkan bahan mentah karet sebanyak 64.000 unit/ tahun (1 th = 320 hari) dengan harga Rp. 50,- setiap unit.
Dalam rangka pembelian tersebut dibutuhkan biaya-biaya sbb : - Biaya pengiriman pesanan = Rp. 10 / 1 kali pesan
- Biaya administrasi = Rp. 20 / 1 kali pesan
- Biaya penyelesaian pemesanan Rp. 20 / 1 kali pesan - Biaya penyimpanan di gudang = Rp. 1 / unit / tahun Carilah EOQ ?
Dik : RU = Rp. 64.000 CU = Rp. 50
CO = Rp. 10 + Rp. 20 + Rp. 20 CC = Rp. 1
EOQ = 𝟐 𝒙 𝑹𝒑.𝟔𝟒.𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝑹𝒑.𝟓𝟎
𝑹𝒑.𝟓𝟎 𝒙 𝑹𝒑.𝟏 = 358 unit
Jadi PT. Y memperoleh pemesanan yang ekonomis maka PT. Y setiap kali disarankan sebanyak 358 unit
CONTOH SOAL
FORMULIR PENERIMAAN
Tugas penerima yaitu menerima bahan baku yang dipesan dari suplier, membongkar bahan baku yang sudah dikirim dari suplier, membandingkan jumlah bahan baku yang diterima dengan formulir pemesanan, membuat laporan penerimaan.
Jika ada ketidak sesuaian dan kerusakan maka bagian
penerima perlu memberitahukan pada bagian pembelian
mengenai selisih. Lalu bagian pembelian akan menghubungi
pihak suplier
HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG DIBELI
N U U S
R
Harga
Pembelian Biaya-biaya
Pembelian
Biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk menyiapkan bahan baku
dalam keadaan siap untuk diolah
1. Biaya angkutan diperlukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli
a. Biaya angkut di hitung berdasarkan kauntitas bahan baku
Contoh Soal
Perusahaan membeli 3 macam bahn baku dg jumlah harga dalam faktur sebesar Rp. 600.000.
Biaya angkutan yg harus dibayar utk mengaggkut 3 jenis bahan baku sebesar Rp. 200.000.
Kuantitas masing-masing jenis bahan baku yg tercantum dala faktur adalah bahan baku A= 300kg, bahan baku B=250kg, dan bahan baku C=50kg.
Pembagian biaya angkutan kepada tiap-tiap jenis bahan baku adalah :
Jenis bahan baku Berat Harga Pokok Bahan
Baku
% (ii) x Rp. 200.000,- (iii) Harga Faktur
Kg (i) %
(i) : 600 (ii)
A 300 50 Rp. 100.00,-
B 250 41,67 Rp. 83.334,-
C 50 8,33 Rp. 16.666,-
600 100 Rp. 200.000,-
b. Biaya angkut diperhitungkan dalm harga pokok bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif yang ditentukan di muka
Contoh Soal
Biaya angkutan yg diperkirakan akan dikeluarkan alam tahun 2020 adalah sebesar Rp. 3.000.000,- dan jumlah bahan baku yang diangkutdiperkirakan sebanyak 40.000 kg. Jadi biaya angkut utk tahun 2018 adalah sebesar Rp. 3.000.000,- : 40.000 kg jadi Rp. 75/kg bahan baku yg diangkut.
Dalam tahun 2018 jumlah bahan baku yg dibeli dan dialokasi angkutan atas dasar tarif disajikan sebagai berikut :
Jenis Bahan
Baku
Berat Kg
(1) Harga Faktur
(2) Biaya Angkutan yg
dibebankan atas Dasar Tarif (1) X Rp. 75,-
(3)
Harga Pokok bahan baku
(2) + (3) (4)
A 20.000 Rp. 4.000.000,- Rp. 1.500.000,- Rp. 5.500.000,-
B 10.000 Rp. 3.000.000,- Rp. 750.000,- Rp. 3.750.000,-
C 10.000 Rp. 3.500.000,- Rp. 750.000,- Rp. 4.250.000,-
Rp. 10.5000.000,- Rp. 3.000.000,- Rp. 13.500.000,-
Jika misalnya biaya angkutan yg sesungguhnya dlm tahun 2018 adalah sebesar
Rp. 2.800.00,-, maka jurnal yg dibuat dalam tahun 2018 untuk mencatat bahan baku yg dibeli tersebut adalah sbb :
Jurnal pembelian bahan baku :
Persediaan bahan baku Rp. 10.500.000,-
Kas Rp. 10.500.000,-
Jurnal pembebanan biaya angkutan atas dasar tarif:
Persediaan bahan baku Rp. 3.000.000,-
Biaya angkutan Rp. 3.000.000,-
Jurnal pencatatan biaya angkutan yang sesungguhnya terjadi:
Biaya angkutan Rp. 2.800.000,-
Kas Rp. 2.800.000,-
Jurnal penutupan saldo rekening biaya angkutan ke rekening harga pokok penjualan:
Biaya angkutan Rp. 200.000,-
Harga pokok penjualan Rp. 200.000,-
2. Biaya angkutan tidak diperlukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yg di beli, namun diperlukan sebagai unsur baiaya overhead pabrik
Pada awal tahun perusahaan melakukan pembuatan
anggaran utk besarnya biaya angkut pemeblian bahan baku
akan dilakukan penaksiran sebagai unsur baiay overhad
pabrik. Kemudian biaya angkutan yg sesungguhnya terjadi dan
dikeluarkan kemudian dicatat dalam debit rekening Biaya
Overhead pabrik sesungguhnya
PENENTUAN HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG DI PAKAI DALAM PRODUKSI
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First-In, First-Out Method)
- 1 Januari 2020 Persediaan Awal : 100 buah @ Rp. 5.000 - 2 Januari 2020 Pembelian : 100 buah @ Rp. 10.000 - 3 Januari 2020 Pembelian : 100 buah @ Rp. 10.500 - 4 Januari 2020 Penjualan : 100 buah
- 5 Januari 2020 Penjualan : 100 buah
Hitunglah harga pokok penjualan dan nilai persediaan dengan menggunakan cara FIFO!
Persediaan akhir setelah
transaksi ke-5 adalah sebesar 100 buah @ Rp. 10.500
Contoh Soal
Tanggal Pembelian Penjualan Persediaan Akhir
1 100 @ Rp. 5.000
2 100 @Rp. 10.000 100 @ Rp. 5.000
100 @ Rp. 10.000
3 100 @Rp. 10.500 100 @ Rp. 5.000
100 @ Rp. 10.000 100 @ Rp. 10.500
4 100 @ Rp. 5.000 = Rp. 500.000 100 @ Rp. 10.000
100 @ Rp. 10.500
5 100 @ Rp. 10.000 = Rp. 1.000.000 100 @ Rp. 10.500
Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last-In, First-Out Method)
- 1 Januari 2014 Persediaan Awal : 100 buah @ Rp. 5.000 - 2 Januari 20014 Pembelian : 100 buah @ Rp. 10.000 - 3 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp. 10.500 - 4 Januari 2014 Penjualan : 100 buah
- 5 Januari 2014 Penjualan : 100 buah
Hitunglah harga pokok penjualan dan nilai persediaan dengan menggunakan cara LIFO!
Persediaan akhir setelah transaksi ke-5 adalah sebesar 100 buah @ Rp. 5.000 Contoh Soal
Tanggal Pembelian Penjualan Persediaan Akhir
1 100 @ Rp. 5.000
2 100 @Rp. 10.000 100 @ Rp. 5.000
100 @ Rp. 10.000
3 100 @Rp. 10.500 100 @ Rp. 5.000
100 @ Rp. 10.000 100 @ Rp. 10.500
4 100 @ Rp. 5.000 = Rp. 500.000 100 @ Rp. 5.000
100 @ Rp. 10.000
5 100 @ Rp. 10.000 = Rp. 1.000.000 100 @ Rp. 5.000
Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method)
- 1 Januari 2014 Persediaan Awal : 100 buah @ Rp. 5.000 - 2 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp. 10.000 - 3 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp. 10.500 - 4 Januari 2014 Penjualan : 100 buah
Hitunglah harga pokok penjualan dan nilai persediaan dengan menggunakan cara Average!
Contoh Soal
Tanggal Pembelian Penjualan Total Harga
1 Persediaan Awal 100 @ Rp. 5.000 Rp. 500.000
2 100 @Rp. 10.000 Rp. 1.000.000
3 100 @Rp. 10.500 Rp. 1.050.000
4 100 @Rp. 8.500 Rp. 850.000
Harga Jual Perubahan
= Rp. 500.000 + Rp. 1.000.000 + Rp. 1.050.000
= Rp. 2.550.000
= Rp. 2.550.000 : 300 buah
= Rp. 8.500
Persediaan akhir : 200 buah x Rp. 8.500 = Rp. 1.700.000