DASAR PROSES
PENGOLAHAN HASIL
PERKEBUNAN
Dasar pengolahan hasil perkebunan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan bahan baku untuk produk olahan lainnya. Tujuan pengolahan hasil perkebunan untuk dan kuantitas produk,
serta mengurangi kerugian akibat keterlambatan
atau kesalahan dalam pengolahan.
PROSES PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN KELAPA
Kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan yang setiap bagiannya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produk, mulai dari buah, tempurung,
sampai serabut. Produk yang dihasilkan dari pemanfaatan bagian-bagian kelapa cukup bervariasi.Beberapa produk yang dihasilkan dari proses
pengolahankelapa meliputi kopra,minyak kelapa, gula kelapa, nata de coco,
VCO (Virgin Coconut Oil), santan instan/santan kering, dan kelapa parut kering
Pengolahan kopra kelapa
Kopra kelapa adalah daging buah kelapa yang telah dikeringkan melalui proses penjemuran dan pengasapan. Kopra kelapa digunakan sebagai bahan baku untuk produksi minyak kelapa dan produk-produk
turunannya,seperti sabun,kosmetik, dan makanan.
Proses pembuatan kopra meliputi pengolahan daging buah kelapa yang
dikeringkan menggunakan teknik penjemuran dan pengasapan,baik secara tradisional maupun modern. Langkah awal dalam proses ini membelah
butir kelapa menggunakan kampak, kemudian mengambil daging buahnya dan langsung mengeringkannya. Terdapat dua metode pengeringan yang dapat digunakan dalam proses ini. Adapun penjabaran mengenai dua
metode pengeringan pengolahan kopra sebagai berikut
1) Pengeringan alami
Proses pengeringan yang dilakukan secara alami dengan cara menjemur daging buah kelapa di bawah sinar matahari selama dua hari hingga kadar air mencapai 7-9%. Setelah itu, dilakukan penjemuran lagi selama 3-5 hari sehingga keseluruhan proses pengeringan membutuhkan waktu selama 7-9 hari. Meskipun cara ini sederhana, namun membutuhkan tempat yang luas dan waktu yang cukup lama sehingga kurang efektif jika diterapkan secara massal.
2) Pengeringan buatan
Proses pengeringan buatan dapat dilakukan menggunakan dua metode,yaitu pengasapan dan pengeringan dengan panas api langsung.Pengasapan akan menghasilkan kopra dengan warna cokelat agak kehitaman dan aroma asap yang disebut smoke dried copra.
Selain itu pengeringan buatan dapat dilakukan dengan menggunakan : a. Lade oven
Proses pengeringan menggunakan lade oven dilakukan dengan menempatkan buah kelapa pada rak-rak pengeringan di dalam sebuah ruang tertutup yang dialiri udara panas dengan suhu sekitar 40°-80℃.
b. Plat oven
Pengeringan dengan plat oven dilakukan menggunakan dapur pengeringan yang
setinggi satu meter dan di atasnya terdapat besi plat yang berlubang. Dapur
pengeringan tersebut juga dilengkapi dengan cerobong asap agar panas dapat
keluar melalui plat besi.
. Pengolahan minyak kelapa
Minyak kelapa adalah minyak yang diambil dari daging buah kelapa.
Minyak kelapa dihasilkan dari proses pengolahan kopra atau daging
kelapa kering yang diperas dengan mesin pengepresan khusus. Minyak
kelapa kaya akan asam lemak jenuh dan Lauric acid yang memiliki
berbagai manfaat untuk kesehatan,seperti meningkatkan
kolesterolbaik,mengurangi risiko penyakit jantung, dan membantu
menjaga kesehatan kulit dan rambut. Selain itu, minyak kelapa juga
digunakan sebagai bahan dasar dalam berbagai produk kosmetik dan
kecantikan karena khasiatnya yang melembapkan dan menghaluskan
kulit serta rambut.
a. Metode basah
Metode basah merupakan metode pembuatan minyak kelapa yang kelapa sebelum diekstraksi menjadi minyak.
Umumnya, pembuatan minyak kelapa menggunakan
metode basah dilakukan secara tradisional atau dengan
cara fermentasi. Cara ini melibatkan proses fermentasi
daging dan cangkang kelapa sebelum diekstraksi menjadi
minyak
a) Cara tradisional
Pembuatan minyak kelapa secara tradisional menggunakan alat-alat sederhana melibatkan beberapa tahapan. Berikut penjelasan dari tahapan tersebut.
(1) Pertama, buah kelapa dibelah dan daging buahnya diparut untuk diambil santannya
(2) Kemudian,santan dipanaskan hingga mendapatkan santan pekat yang mengandung banyak minyak dan skim yang mengandung lebih banyak air daripada minyak.
(3) Setelah itu, santan pekat dipanaskan lagi hingga air menguap dan diperoleh minyak kelapa beserta endapannya yang disebut blondo.
(4)Selanjutnya, minyak dan endapan tersebut disaring untuk dipisahkan. Dalam cara tradisional ini, diperoleh sekitar 60-70% minyak dari daging buah kelapa.
(5) Minyak kelapa hasil produksi tersebut disipan dalam botol dan dihindari dari paparan sinar matahari agar tidak mudah teroksidasi dan berbau tengik.
b) Cara fermentasi
Proses fermentasi ini memudahkan penggumpalan bagian bukan minyak, terutama protein minyak yang dihasilkan pada saat pemanasan,dengan bantuan mikroba penghasil asam yang berkembang selama proses fermentasi. Proses ini juga dapat meningkatkan kandungan asam lemak rantai sedang (medium-chain fatty acid) pada minyak kelapa yang memiliki banyak manfaat kesehatan. Adapun langkah-langkah pembuatan minyak kelapa dengan cara fermentasi sebagai berikut.
(1) Daging kelapa diparut untuk diambil santannya.
(2) Santan didiamkan selama 12 jam hingga terpisah antara krim di bagian atas dan skim di bagian bawah. Bagian krim dipisahkan dan ditambahkan ragi tape untuk (3)memulai proses fermentasi selama 20-24 jam.
(4) Krim dipanaskan selama 15 menit agar air menguap dan protein dapat menggumpal menjadi blondo.
(5)Blondo tersebut kemudian disaring agar terpisah antara minyak dan endapannya.
(6)kembali untuk menghasilkan minyak kelapa murni.
b. Metode kering
Metode kering merupakan salah satu cara tradisional dalam pembuat daging kelapa,kemudian penggilingan dan pengepresan untuk menghasilkan minyak sebagai produk setengah jadi.
Pemanenan kelapa
Memecahkan kelapa
Mengekstraksi air kelapa
Pengeringan daging kelapa
Penggilingan daging kelapa kering
Pemisahan minyak kelapa dari serbuk kasar
Penyaringan minyak kelapa
Penyimpanan minyak kelapa
Metode ini memakan waktu dantenaga yanglebih banyak dibandingkan dengan metode modern,namun banyakorang masih yang lebih murni dan bekualitas tinggi.
c. Pengolahan VCO
a. tradisional.
a. Pertama-tama,buah kelapa tua yang telah diparut diambil santannya dan didiamkan selama 2-3 jam agar krim dan skim terbentuk.
b. Lapisan krim yang terbentuk diambil dari bagian atas, kemudian dipanaskan pada suhu 95℃ hingga terpisah antara minyak dan blondo.
c. Minyak yang dihasilkan kemudian disaring dan dikemas dalam botol
b. Metode pancingan
c. Pertama-tama, kelapa tua dibelah dan daging buahnya diambil.
d. Kemudian, daging kelapa tersebut dicuci dan diparut.
e. Parutan kelapa kemudian diperas dengan air hangat dengan perbandingan 1 :3 (kelapa : air) dengan tiga kali ekstraksi.Santan yang dihasilkan didiamkan selama 1-2 jam agar terpisah antara krim santan dan air santan
f. Krim santan yang dipanaskan pada suhu 100 – 110 c selama 1 – 2 jam sampai terbentuk VCO
g. Vco kemudian disaring dan dikemas dalam botol atau wadah lainnya
d.
Metode enzimatis
a.
Pembuatan santan dari kelapa tua dan pemisahhan krim santan dari kelapa dengan cara didiamkanselama 2 jam
b.
Krim santan yang ditambahkan dengan papain kasar dan diaduk perlahan hingga homogen selama 20 menit
c.
Campuran bahan tersebut dimasukkan dalam incubator pada suhu 40 c selama 12 jam dan akan terpisah menjadi 3 bagian VCO, ampas / blondo, dan air.
d.
VCO yang terdapat pada bgian atas akandipisahkan secara perlahan agar tidak bercampur dengan blondo dan air lalu disaring baru kemudian
dikemas dalam botol kaca atau plastik
d.
Pengolahan gula kelapa
e.
Untuk membuat gula kelapa,nira kelapa diuapkan hingga menjadi calran kental, kemudian dicetak.
f.
Proses pembuatan gula kelapa terdiriatasbeberapatahap,yaitu persiapan bahan, penyaringan untukmenghilangkan kotoran,pemanasan pada suhu 110°C untuk mencapai konsistensi yang tepat dan dari tempurung kelapa atau bambu.
g.
Setelah dicetak, gula kelapa dilepaskan dan kemudian dikemas dalam kertas, plastik, atau daun aren untukmemperpanjangumur simpan dan mencegah penyerapan uap air yang dapat membuat gula menjadi lembek dan meleleh.
h.
pada kualitas gula yang dihasilkan, jika terlalu lama atau terlalu sedikit dapat
membuat gula kelapa menjadi keras atau lembek.
Proses pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit
Metode tradisional
Separation (pemisahan)
Tahap pertama separation, yaitu proses memisahkan buah sawit dari tandannya. Buah sawit yang telah jatuh dan tandan buah segar yang masih menempel di pohon dipisahkan untuk digunakan sebagai bahan mentah dalam pengolahan selanjutnya.
Softening (pelembutan)
Berguna untuk melembutkan buah sawit agar mudah diekstrak , dilakukan dengan cara soft atau hard oil processing
Purification (pemisahan lanjutan)
Tujuannya memisahkan minyak dari air dan serat buah yang masih terkandung pada tahap softeningdilskuksn dengsn csrs memanaskan bahan mentah hingga mendidih sehingga air dan minyak terpisah
Metode modern
Penerimaan bahan baku
Proses dimulai dengan menerima bahan baku buah sawit yang masih segar. Setelah itu, dilakukan penimbangan menggunakan jembatan timbang dan dibawa ke loading ramp.
Sortasi dilakukan dengan cara mengambil sampel secara acak sebanyak 100 jenjang.
Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan untukmenonaktifkan enzim lipase yang bertanggung jawab dalam pembentukan asam lemak bebas (FFA), memudahkan pelepasan buah dari tandan, melunakkan daging buah, dan mencegah kernel atau inti sawit pecah. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara merebus dalam sterilizer berupa bejana uap dengan tekanan 2,8-3kg/c ㎡ selama 90 menit. Teknologi sterilisasi yang digunakan dapat menggunakan metode sterilisasi horizontal (tradisional), sterilisasi vertikal, atau sterilisasi miring.
Sterilisasi dapat dilakukan secara batch atau kontinu.
Stripping (penghilangan)
Tahap berikutnya stripping, yaitu proses menghilangkan serat yang menempel pada buah sawit menggunakan mesin pemanas dan pengangkat. Pada tahap ini, buah sawit dipanaskan dan kemudian dimasukkan ke dalam mesin stripping untuk diangkat dan dipisahkan seratnya.
Digestion (pemecahan)
Setelah proses penghilangan serat, selanjutnya tahap digestion,yaitu proses pemecahan sel-sel buah sawit menggunakan mesin
pemecah.Pada tahap ini,buah sawit yang telah dilepaskan seratnya dipecah dengan mesin pemecah yang akan memecahkan sel-selnya agar mudah diekstraksi minyaknya.
Pressing (penekanan)
Pressing bertujuan mengekstraksi minyak dari buah sawit yang telah dipisahkan serat dan dipecahkan sel-selnya. Pada tahap ini, minyak diekstraksi dari sel-sel buah sawit menggunakan mesin pemeras.
Screening (penyaringan)
Proses penyaringan minyak kelapa yang sudah diekstraksi dari sawit.
Minyak disaring untuk memisahkan partikel yang tidah diinginkan
sehingga didapatkan minyak yang bersih dan siap dikemas
Proses pengolahan hasil perkebunan komoditas karet
A. Bahan olah karet
Lateks kebun
Lateks adalah cairan getah yang diperoleh dari bidang sadap pada pohon karet dan belum mengalami penggumpalan,baik melalui penambahan antikoagulan maupun tanpa penambahan.
Kriteria :
Kadar Karet Alami (KA) yang tinggi
Kadar abu yang rendah
Waktu koagulasi yang singkat
Kadar air yang rendah
Tidak mengandung bahan kotor
B. Karet alam
konvensi
onal
C.
Lateks pekat
lateks pekat berbentuk cairan kental, diproses dengan metode pendadihan dan pemusingan . Digunakan sebagai bahan produk berkualitas tinggi tang
memiliki ketebalan yang tipis contoh sarung tangan premium dan ban mobil.