• Tidak ada hasil yang ditemukan

Defisit Perawatan Diri

N/A
N/A
marcel ytvh

Academic year: 2025

Membagikan " Defisit Perawatan Diri"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA DEFISIT PERAWATAN DIRI

Dosen:

Endah Sri Wijayanti,SST.,M.Kes Oleh:

Marcelya Tri Vidya Hapsari (005221067)

D3 KEPERAWATAN FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

2024

(2)

I. Kasus (masalah utama) Defisit perawatan diri

II. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Sutejo, (2016) Defisit perawatan diri adalah keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan Pasien untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi. Defist Perawatan Diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada Pasien gangguan jiwa.

Jenis-jenis defisit perawatan diri menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:

a. Defisit perawatan diri: mandi

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.

b. Defisit perawatan diri: berpakaian

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri

c. Defisit perawatan diri makan

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri

d. Defisit perawatan diri: eliminasi/toileting

(3)

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.

III. Rentang Respon

1) Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.

2) Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor kadang – kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya, 3) Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli

dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

IV. Proses Terjadinya Masalah

1) Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.

2) Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor kadang – kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,

(4)

3) Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

V. Pohon Masalah

VI. Etiologi

Menurut Depkes (2000), penyebab kurangnya perawatan diri adalah : a. Faktor predisposisi

1) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.

2) Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.

3) Kemampuan realitas turun turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

4) Sosial

(5)

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

b. Faktor presipitasi

Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi dan perceptual, cemas, lelah dan lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawaa diri.

Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor- faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:

1) Body Image

Gambaran Individu terhadap dirrinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

2) Praktik sosial

Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, msks kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3) Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabunm pasta gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakan nya.

4) Budaya

Di sebagian Masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan

5) Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabunm shampo, dan lain-lain.

6) Pengetahuan

(6)

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.misalnya pada pasien dengan diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kaki nya.

7) Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlubantuan untuk melakukanya.

Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, hambatan lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri (Nanda, 2006)

VII. Tanda dan Gejala

Dermawan & Rusdi (2013) menyatakan tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah :

a. Fisik

1) Badan bau, pakaian kotor 2) Rambut dan kulit kotor.

3) Kuku panjang dan kotor.

4) Gigi kotor disertai mulut bau.

5) Penampilan tidak rapi.

b. Psikologis

1) Malas, tidak ada inisiatif.

2) Menarik diri, isolasi diri.

3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c. Sosial

1) Interaksi kurang.

2) Kegiataan kurang.

3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

(7)

4) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembaraang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), menyebutkan data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :

a. Data subjektif

1) Pasien merasa lemah.

2) Malas untuk beraktivitas.

3) Merasa tidak berdaya.

b. Data obyektif

1) Rambut kotor, acak-acakan.

2) Badan dan pakaian kotor dan bau.

3) Mulut dan gigi bau.

4) Kulit kusam dan kotor.

5) Kuku panjang dan tidak terawat.

VIII. Patofisiologi

Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya gangguan jiwa yang dialami oleh klien sehingga menyebabkan munculnya gangguan defisit perawatan diri pada klien. Pada klien skizofrenia dapat mengalami defisit perawatan diri yang signifikan. Tidak memerhatikan kebutuhan higiene dan berhias biasa terjadi terutama selama episode psikotik. Klien dapat menjadi sangat preokupasi dengan ide- ide waham atau halusinasi sehingga ia gagal melaksanakan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (stuart&laraia, 2005).

Gangguan defisit perawatan diri juga dapat terjadi karena ketidakseimbangan dari beberapa neurotransmitter. misalnya: Dopamine fungsinya mencakup regulasi gerak dan koordinasi, emosi, kemampuan pemecahan masalah secara volunter (Boyd & Nihart, 1998; Suliswati, 2002). Transmisi dopamin berimplikasi pada penyebab gangguan emosi tertentu. Pada klien skizoprenia dopamin dapat mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), afektif (alam perasaan) dan psikomotor (perilaku)

(8)

kondisi ini pada klien dengan defisit perawatan diri memiliki perilaku yang menyimpang seperti tidak berkeinginan untuk melakukan perawatan diri (Hawari, 2001).

IX. Diagnosa

1. Defisit perawatan diri) 2. Harga diri rendah 3. Resiko tinggi isolasi

X. Penatalaksanaan

Menurut Purba (2010) perencanaan tindakan keperawatan untuk pasien defisit perawatan diri juga ditujukan untuk keluarga sehingga keluarga mampu mengarahkan pasien dalam melakukan perawatan diri Tindakan keperawatan defisit perawat diri sebagai berikut :

a. Tindakan keparawatan untuk pasien defisit perawatan diri 1) Tujuan dari tindakan keperawatan defisit perawatan diri

a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

b) Pasien mampu melakukan berhias dan berdandan secara baik

c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik d) Pasien mampu melakukan buang air besar dan buang

air kecil secara mandiri

2) Tindakan keperawatan pasien defisit perawatan diri

Menurut Purba (2010), tindakan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri diantaranya :

a) Melatih pasien cara – cara perawatan kebersihan diri Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri perawat harus dapat melakukan tahapan tindakan yang meliputi :

(9)

(1) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri

(2) Menjelaskan alat - alat untuk menjaga kebersihan diri

(3) Menjelaskan cara melakukan kebersihan diri (4) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga

kebersihan diri

b) Melatih pasien berhias atau berdandan

Perawat dapat melatih pasien berdandan, pasien laki – laki harus di bedakan dengan wanita. Untuk pasien laki – laki meliputi : berpakaian, menyisir rambut dan bercukur. Sedangkan untuk pasien perempuan meliputi : berpakaian, menyisir rambut dan berhias

c) Melatih pasien makan dan minum secara mandiri Untuk melatih pasien perawat dapat melakukan tahapan sebagai berikut :

(1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan dan minum

(2) Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib dan baik

(3) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan dan minum setelah makan dan minum (4) Praktek makan dan minum sesuai dengan

tahapan makan dan minum yang baik d) Mengajarkan pasien melakukan buang air besar dan

buang air kecil secara mandiri.

Perawat dapat melatih pasien buang air besar dan buang air kecil mandiri sesuai tahapan berikut :

(1) Menjelaskan tempat buang air besar dan buang air kecil

(10)

(2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah buang air besar dan buang air kecil

(3) Menjelaskan cara membersihkan tempat buang air besar dan buang air kecil

b. Tindakan keperawatan pada keluarga pasien defisit perawatan diri

1) Pentingnya tindakan keperawatan keluarga Keluarga merupakan orang yang sangat dekat dengan pasien dan tahu dengan kondisi pasien sehingga dukungan keluarga dalam penatalaksanaan pasien sangat dibutuhkan. Menurut Fitria (2009) keluarga dapat meneruskan dan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan diri meningkat namun dalam memberikan asuhan keperawatan perlu di perhatikan tingkat kemandirian keluarga, dimana setiap keluarga memiliki tingkat kemandirian yang berbeda – beda.

2) Tujuan tindakan keperawatan pada keluarga dengan pasien defisit perawatan diri yaitu keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah defisit perawatan diri

3) Tindakankeperawatanpadakeluargadenganpasiendefisitpera watan diri perawat harus melakukan tindakan kepada keluarga agar keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan diri meningkat. maka perawat harus melakukan intervensi diantaranya :

a) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien

(11)

b) Anjurkan keluarga untuk terlibat merawat diri pasien dan membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai

jadwal yang telah disepakati)

c) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan

pasien dalam merawat diri.

XI. Rencana tindakan keperawatan

Perencaan perawatan menurut (Anita Ayu Affiroh, 2020) : a. SP 1 pasien :

1) Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri, berdandan, makan/minum, BAB/BAK.

2) Jelaskan pentingnya kebersihan diri.

3) Jelaskan cara dan alat kebersihan diri.

4) Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku.

5) Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan mandi, sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut ( 2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per minggu).

b. SP 2 pasien :

1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian.

2) Jelaskan cara dan alat untuk berdandan.

3) Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria.

4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan.

c. SP 3 pasien :

1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan.Beri pujian.

2) Jelaskan cara dan alat makan dan minum.

3) Latih cara dan alat makan dan minum.

(12)

4) Latih cara makan dan minum yang baik.

5) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan, makan dan minum yang baik.

d. SP 4 pasien :

1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan dan minum. Beri pujian.

2) Jelaskan cara buang air besar dan buang air kecil yang baik.

3) Latih buang air besar dan buang air kecil yang baik.

4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan, makan dan minum serta buang air besar dan buang air kecil

(13)

Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI., 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan, Jakarta : Depkes RI.

Nurjanah, I. 2004. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen, Proses Keperawatan Dan Hubungan Teraupetik Perawat-Klien. Yogyakarta: Moco Media.

Sutejo. (2016). Keperawatan Jiwa. Pustaka Baru

Nanda Nic & Noc (2012) Pengkajian Defisit Perawatan Diri.

Dermawan, R., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Purba, Antilan. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu

Referensi

Dokumen terkait

Data yang memperkuat penulis dalam mengangkat diagnosa utama yaitu defisit perawatan diri : kebersihan diri / mandi, berhias, berpakaian yaitu dengan pengkajian data

keperawatan pada klien dengan gangguan defisit perawatan diri :. kebersihan diri

Banyak pasien yang mengalami gangguan jiwa mengakibatkan perubahan proses pikir dan sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun sehingga muncul masalah

Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun,

Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk.. melakukan aktivitas

M sehabis melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan makan yang baik dan benar sesuai dengan latihan kita hari ini.. Kontrak yang

#indakan &eperawatan 8ntuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan *ara perawatan diri yang baik maka -nda harus melakukan tindakan kepada keluarga agarkeluarga

7ntuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan ara perawatan diri yang baik maka -audara harus melakukan tindakan kepada keluarga agar keluarga dapat meneruskan