SPESIFIKASI TEKNIS
1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan rencana kerja dan syarat-syarat kerja (RKS) ini adalah : Perbaikan Fasilitas O & P Perbaikan Pintu Air
2. Syarat - Syarat Pelaksanaan
2.1. Penetapan Ukuran dan Spesifikasi Bahan
Penyedia jasa bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut ukuran yang tercantum dalam RKS dan gambar-gambarnya serta wajib memberitahukan kepada Direksi bila akan memulai dengan sesuatu bagian dari pekerjaan dan penyedia jasa tidak dibenarkan merubah atau membetulkan kesalahan-kesalahan dalam bestek dan gambar sebelum ada persetujuan tertulis dari Direksi dan Pemimpin Kegiatan.
2.2. Rencana Kerja Rekanan harus melaksanakan pekerjaan dan mengatur persediaan bahan- bahan bangunan, tenaga kerja dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan di tempat pekerjaan sesuai dengan time schedule, kecuali bila terpaksa menyimpang karena sesuatu hal yang harus dipertimbangkan lebih lanjut dan disetujui Pemimpin Kegiatan dan Direksi terlebih dahulu.
2.3. Laporan
3. Jenis dan Mutu Bahan
a. Penyedia jasa selain membuat laporan harian di lapangan juga harus membuat laporan mingguan pada direksi mengenai kemajuan pekerjaan, juga jenis dan volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan kejadian lain yang dianggap penting.
b. Penyedia jasa harus menyediakan buku harian untuk direksi, pengawas memberi petunjuk-petunjuk peringatan maupun perintah-perintah dan hal lainnya mengenai jalannya pelaksanaan pekerjaan dan juga menyediakan buku tamu.
c. Penyedia jasa harus memasang semua gambar di kantor direksi atau di tempat pekerjaan secara aman dan rapi beserta dengan RKS dan Berita Acara Penjelasan termasuk time schedule dalam keadaan baik dan dapat dibaca setiap saat dalam masa pelaksaan pekerjaaan. Penyedia jasa wajib membuat kantor direksi yang sederhana dan bila sudah selesai pekerjaan pembangunan kantor tersebut menjadi milik Penyedia jasa.
1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan Keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan Keppres No.
24/1995 dan Keppres No. 18/2000.
2. Bahan-bahan bangunan atau tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan mendapatkan izin dari direksi.
3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa / bermacam-macam jenis (merk) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan sejenis.
4. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan- bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka diharuskan ditetapkan untuk dilaksanakan dengan mutu 1 (satu) untuk dipergunakan.
5. Bila penyedia jasa telah menandatangani / melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 (dua puluh empat) jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
6. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau wakilnya
harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya Penyedia jasa dan harus sesuai dengan standart.
7. Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan, contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan, bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat-sifatnya.
8. Bila dalam uraian syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan type dari barang-barang yang memuaskan pemberi tugas.
4. Uraian Pekerjaan 4.1. Penyediaan
4.2. Kualitas dan kuantitas
Penyedia jasa harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti alat- alat pengangkat, mesin-mesin, alat penarik, dan sebagainya yang diperlukan oleh penyedia jasa untuk membantu kelancaran dan apabila semua alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai harus dibersihkan dari lokasi.
Kualitas dan kuantitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, mengubah atau mempengaruhi penerapan atau interprestasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kualitas atau pengurangan bagian- bagian dari gambar uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas.
Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan yang mungkin sewaktu- waktu diberikan kepada penyedia jasa tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini dan harga-harga yang dimuat dalam daftar harga tetap digunakan, meskipun ada ketidak sesuaian antara harga-harga itu dengan apa yang telah tercantum perkiraan manapun.
Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau diubah secara bagaimanapun selain menuruti ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini, dan taat pada pasal-pasal dari syarat-syarat ini, segala kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan harga kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua pihak yang bersangkutan.
5. Gambar–Gambar Pekerjaan
5.1. Gambar Rencana Pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh konsultan perencanaan telah disampaikan kepada penyedia jasa beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia jasa tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Pimpinan Kegiatan / Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
5.2. Gambar Tambahan Bila direksi menganggap perlu, konsultan perencana harus membuat tambahan gambar detail (gambar penjelasan) yang disahkan oleh direksi dan gambar-gambar tersebut menjadi milik direksi.
5.3. Shop Drawing (Gambar Pelaksanaan)
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat gambar-gambar baik penyimpangan maupun pergeseran karena pekerjaan tidak dapat dilaksanakan atas perintah pemberi tugas atau tidak, penyedia jasa pelaksana harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang
akan dan yang telah dilaksanakan (S.O.P (Standart Operasional Prosedure) yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuan dalam rangkap tiga, semua biaya pembuatan ditanggung oleh penyedia jasa.
5.4. Gambar-gambar di tempat pekerjaan
Penyedia jasa harus menyiapkan 1 rangkap gambar kontrak lengkap termasuk rencana kerja dan syarat-syarat, berita acara Aanwijzing, time schedule, dan Uitzet dalam keadaan baik termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masalah pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas / wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.
5.5. Contoh–contoh barang / bahan yang ditawarkan
6. Peraturan Teknis Pembangunan yang Dipergunakan
7. Penjelasan RKS dan Gambar
Dalam masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan bahan-bahan / barang yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan berita acara Aanwijzing.
Barang / bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga satuan bahan / upah adalah mengikat, penyedia jasa harus menawarkan harga-harga tersebut sesuai dengan RKS dan berita acara Aanwijzing. Contoh barang / bahan yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila
belum mendapatkan persetujuan dari direksi secara tertulis.
Berlaku dan mengikat didalam rencana kerja dan syarat-syarat ini :
1. Pedoman pelaksanaan APBN/ KEPPRES 16/ 1994, KEPPRES 24/
1995 dan KEPPRES 18 / 2000.
2. Algemene Voorwaarden ( AV–41 ) yang disahkan dengan keputusan pemerintah, tanggal 28 Mei 1941 No. 9 dan tambahan lembaran negara No. 1457, apabila tidak ada penyimpangan-penyimpangan seperti yang tertera dalam bestek ini.
3. Peraturan Beton untuk Menteri Pekerjaan Umum, Keputusan Nomor 174 / MEM / 86, tanggal 4 Maret 1986, dan No. 104 / KPTS / 1986, tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi.
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 458 / KPTS / 1996, tentang ketentuan pengamanan sungai dalam hubungannya dengan penambahan bahan galian gol C.
5. Peraturan Daerah Tingkat II No. 16 Tahun 1997 tentang pajak pengambilan dan pengelolaan bahan galian gol C.
6. Keputusan Bupati Daerah Tingkat II Situbondo Tahun 1999 tentang penetapan nilai pasar bahan galian gol C.
7. Peraturan-peraturan daerah setempat mengenai bangunan-bangunan.
8. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 02/IN/M/2020 tentang Protokol pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2019 Tahun 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
11. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
12. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang dipakai atau diikuti.
2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan angka dalam gambar yang diikuti.
3. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan / barang yang dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.
4. Bila penyedia jasa meragukan tentang perbedaan antara gambar- gambar yang ada baik mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS maka penyedia jasa berkewajiban untuk menanyakan kepada pengawas / pimpinan kegiatan secara tertulis.
5. Penyedia jasa berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal- hal tersebut diatas. Setelah penyedia jasa menerima dokumen dari pimpinan kegiatan dan hal tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan.
6. Sebelum melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan berita acara rapat penjelasan.
8. Pekerjaan Persiapan
9. Pekerjaan Pintu (Pekerjaan Utama)
1. Penyedia jasa harus menyediakan dan mendirikan semua bahan sementara untuk digunakan sebagai gudang penyimpanan dan perlindungan bahan- bahan perbaikan dan penggantian , penyedia jasa harus pula menyediakan ruangan untuk keperluan direksi dengan perlengkapan : meja, kursi, papan tulis, buku harian, buku direksi, buku tamu, jadwal pelaksanaan dan gambar.
2. Pengukuran
a. Pengukuran dilakukan bersama – sama wakil dari penyedia jasa dan direksi lapangan untuk menentukan yang akan dikerjakan disesuaikan dengan kontrak.
b. Sebelum pekerjaan dimulai pengukuran perlu diulangi (cek ulang) untuk memperkecil kesalahan.
c. Setelah pekerjaan pasangan selesai, diadakan pengukuran ulang (opname) yang disesuaikan gambar rencana.
3. Papan nama
a. Papan nama proyek yang merupakan sarana informasi supaya dipasang pada awal kegiatan dengan tempat yang strategis agar masyarakat dapat mengetahui informasi tersebut.
b. Tulisan huruf dan angka papan nama kegiatan juga harus jelas terbaca oleh masyarakat.
4. Mobilisasi dan Demobilisasi
Semua kegiatan yang berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan.
Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai. Mata pembayaran yang diterapkan dalam kegiatan mobilisasi dan demobilisasi adalah Lumpsum.
1. Pekerjaan ini terdiri perencanaan, bahan, keterampilan, pabrikasi, pengecatan, pemeriksaan, pemasangan dan masa pemeliharaan terhadap pintu pengatur debit yang dipasang pada jaringan irigasi dan pembuangan.
2. Perencanaan, ukuran dan bahan untuk semua bagian pintu sedemikian sehingga tidak rusak maupun berakibat melentur dan bergetar yang berpengaruh buruk terhadap operasi pintusaat menerima beban rencanayang paling berat. Mekanisme dibuat sedemikian untuk menghindari kemacetan karena korosi dan tertahannya kotoran.
3. Semua bagian pintu yang harus dilepas atau dilepas untuk maksud servis atau penggantian harus terpasang pada tempatnya dengan pengikat yang tahan korosi.
4. Tipe, bahan dan ukuran dari semua pengikat hams dipilih yang mampu menahan secara aman beban maximum yang dikenakan padanya.
5. Pembuatan pintu dilarang melakukan perubahan apapun yang menyangkut bagian struktur atau peralatan dan bahan yang ditentukan untuk pintu, yang telah ditetapkan atau tercantum dalam spesifikasi atau gambar tanpa persetujuan tertulis dari Direksi. Perubahan tersebut atau penggantian hams tidak merugikan kepentingan pemilik pekerjaan dan tidak membawa akibat kenaikan harga pintu.
6. Dimanapun kata "disetujui direksi" atau kata sejenis yang terdapat
dalam spesifikasi, harus dinilai dan diartikan bahwa Pembuat Pintu meminta persetujuan Direksi dan bahwa Direksi memberikan persetujuan dalam bentuk tulisan yang dicantumkan pada hal khusus yang dimaksud. Persetujuan Direksi semacam itu tidak mengurangi tanggung jawab Pembuat Pintu terhadap kewajiban memenuhi ketentuan kontrak.
7. Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi, sedini mungkin dan sebelum pengiriman peralatan, petunjuk yang berkaitan dengan prosedur yang benar untuk pemasangan, perakitan, operasi dan pemeliharaan peralatan.
8. Pemasangan pintu harus mengikuti prosedur yang ditentukan dan 'Disetujui' "Petunjuk Pemasangan, Operasi dan Pemeliharaan"
yang diberikan oleh Pembuat Pintu.Kontraktor harus bertanggung jawab menyediakan tenaga kerja, alat angkat antara lain kran, shear-legs, turfors, dan lain-lain, agar pintu dan perlengkapannya dan bahan dapat dipindahkan sampai di tempat dan pintu dapat dipasang.
9. Pembuat Pintu harus bertanggung jawab menyediakan perlengkapan khusus dan peralatan untuk pemasangan pintu dan pengawasan terhadap tenaga kerja kontraktor.
10. Pada tahap pemasangan dan penyetelan selesai, maka peralatan harus diuji operasi tanpa beban (dry test). Selanjutnya untuk dapat diterima oleh Direksi, maka tiap pintu harus dilakukan uji operasi buka dan tutup penuh dengan mempergunakan peralatan yang disediakan untuk keperluan tersebut, pada kondisi beban air maximum yang ditentukan, kecuali Direksi menentukan lain.
11. Setelah selesai termasuk tes tahap akhir, maka selama masa pemeliharaan sesuai kontrak pengawas dari kontraktor masih tetap diperlukan untuk mengontrol operasi permulaan dari instalasi dan memberi petunjuk dan latihan pada staf dari Pemilik Kerja dengan prosedur yang benar untuk operasi dan pemeliharaan instalasi.
10. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA Bahan :
1. Penyiapan RKK
Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi;
2. Sosialisasi, promosi dan pelatihan Spanduk (Banner); Uk. 200 x 100
- Ukuran disesuaikan, cetak digital dan dilengkapi dengan kantung plastik untuk dokumen atau ditempel.
- Ditempatkan papan informasi pada lokasi yang mudah terlihat.
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) APK
- Pembatas area (Restricted Area);
APD
- Helm Pelindung (Safety Helmet)
Helm proyek harus standar ANSI Z.89.1-2014 atau minimal standar SNI ISO 3873:2012 atau MSA Import.
Model helm adalah V-Guard dan dilengkapi dengan tali dagu karet serta model otomatis untuk mengencangkan suspensi helm.
- Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)
Pekerjaan yang berpotensi terpajan debu, asap, uap atau gas harus menggunakan pelindung pernapasan.
Untuk pelindung debu dapat digunakan masker sekali pakai yang terbuat dari katun, kertas atau kasa.
- Sarung Tangan (Safety Gloves)
Pekerja harus menggunakan sarung tangan sesuai standar SNI-06-0652-2015.
Pekerja pada umumnya harus menggunakan sarung tangan katun min. 8 benang
Pekerjaan yang lebih kasar, seperti tukang besi, baja, bekisting, penanganan tali baja, kawat, dll, harus menggunakan sarung tangan kombinasi
Pekerjaan pengelasan, pemotongan, dan gerinda harus menggunakan sarung tangan kulit
- Rompi Keselamatan (Safety Vest)
Semua pekerja harus menggunakan seragam kerja yang rapi dan rompi reflektif.
Seragam yang digunakan harus memantulkan cahaya/
reflektif.
Bila menggunakan kaos lengan panjang, harus dilengkapi dengan rompi reflektif.
4. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan Peralatan P3K (Kotak P3K beserta isinya) 5. Rambu-Rambu yang diperlukan
Rambu Peringatan
- Rambu peringatan sebagai petunjuk Mengingatkan pekerja dari potensi bahaya dan bagaimana menghindari bahaya yang terdapat di area kerja.
6. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi, berupa :
Bendera K3 11. Pemberitahuan
Penyerahan Pekerjaan Pertama
12. As Built Drawing (Gambar Realisasi)
13. Personil
1. Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, penyedia jasa harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan secara tertulis dan pengawas berkewajiban :
2. Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak pemborongan.
3. Menanggapi/melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen tentang hasil pekerjaan pemborong tersebut secara tertulis.
4. Pejabat Pembuat Komitmen akan mengadakan rapat kegiatan mengenai pekerjaan penyerahan tersebut diatas berdasarkan :
5. Kontrak pemborongan.
6. Surat penyerahan pekerjaan dari penyedia jasa.
7. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut.
1. Pihak penyedia jasa dengan petunjuk Direksi diharuskan membuat As Built Drawing.
2. Pembuatan As Built Drawing tersebut berdasarkan bentuk/ keadaan pelaksanaan oleh Penyedia jasa dan disetujui secara tertulis oleh Direksi terhadap pekerjaan yang sudah dilaksanakan (ukuran, bentuk, peil, dan sebagainya)
Adapun personil , peralatan dan spesifikasi teknis yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah sebagai berikut :
No Jabatan dalam Pekerjaan ini
Pengalaman Kerja Profesional
(Tahun)
Sertifikat Kompetensi
Kerja Keterangan
1 Pelaksana
(1 orang) 2 (dua) SKT Kelas I Pelaksana Saluran Irigasi
Surat pengalaman kerja, KTP dan
Ijazah
2
Ahli K3 Konstruksi / Ahli Keselamatan
Konstruksi / Petugas Keselamatan
Konstruksi (1 orang)
- Sertifikat K3
Konstruksi KTP dan Ijazah
15. Dokumen Lain yang Disyaratkan dalam Dokumen Pemilihan
16. Metode Pelaksanaan
Spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi (seperti terlampir dalam spesifikasi teknis Pengairan), yang meliputi :
Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan (Surat Perjanjian Kerjasama / Surat Dukungan minimal oleh Perserikatan / Perhimpunan / Asosiasi / Badan Usaha / Perorangan, Penambang Batuan untuk Ketersediaan Material Batuan sesuai ketentuan hukum yang berlaku) dan melampirkan surat pernyataan / Pakta Integritas penyediaan kebutuhan material dengan sumber perolehan bahan material didapat secara legal.
Pekerjaan Perbaikan Fasilitas O & P Perbaikan Pintu Air meliputi:
A. Pekerjaan Persiapan 1. Pelaporan dan Dokumentasi B. Pekerjaan Pintu Air
1. Bahan dan mutu
Baja konstruksi yang berupa plat dan profil serta baut, keling, danwasher harus baik, baru dari pabrik yang resmi dan setaraf denganS.t dan U.st.36-1.
Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih dan kawat las menggunakan “Unimatic” 6000 (AC-DC) dengan kekuatan tarik 4.760 kg/cm2 atau type yang sama.
Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu untuk bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus diklem kuat pada permukaan plat sehingga pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari 1 mm. Bagian batang / palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus didua sisi sehingga tidak ada air yang bocor. Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, semua bagian dari pintu harus cocok dengan gambar kontrak.
2. Penyiapan bahan-bahan
Semua kegiatan sedapat mungkin dilakukan disekitar wilayah proyek. Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam Pekerjaan konstruksi baja modern. Bahan pada Pekerjaan baja harus dijaga bersih dan terlindung dari pengaruh cuaca. Lubang baut harus betul-betul bulat dengan ukuran tidak lebih dari 2 mm lebih besar dari diameter nominal dari baut dan harus menciptakan putaran yang pas dengan baut .
Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai berada dalam daerah geser. Baut harus menonjol paling tidak satu panjang uliran dengan minimum 3 mm dan maksimum 10 mm setelah penggeseran dari mur.
Sebelum dimulai pengelasan, penyedia jasa harus membuat danmenyerahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui, programlengkap yang menunjukkan
- Type pengelasan
- Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran-ukuran yang diperlukan untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah pengelasan.
3. Pemasangan
Penyedia jasa harus memasang semua bagian dari Pekerjaan seperti pada gambar kerja yang disetujui atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan ditempat Pekerjaan, termasuk semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan sebagainya.
Semua bagian yang ditanam dalam beton harus ditumpu kuat danditeliti sebelum dan selama pengecoran. Dinding plat, sandaran, danambang harus digrouting sesudahnya seperti ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
Penyedia jasa harus menyediakan persediaan pelumas yangcukup untuk jangka waktu pemeliharaan selama setahun untuksemua bagian Pekerjaan dari kontrak ini.
4. Test dan Garansi
Pada saat penyelesaian Pekerjaan, peralatan harus siap untuik ditest, dihadapkan ke Direksi Pekerjaan sebelum penyerahannya untuk membuktikan bisa dioperasikan dengan memuaskan Pada saat penyerahan Pekerjaan, penyedia jasa harus
menyerahkan garansi tertulis selama jangka waktu 1 tahun untuk semua Pekerjaan, meliputi perbaikan dari semua kekurangan dan kerusakan yang terjadi dalam jangka waktu tanpa biaya tambahan.
F.SMKK (Sistem Manajemen Keselamatan Kontruksi) 1. Penyiapan RKK
Pembuatan Dokumen Rencana Keselamatan Kontruksi 2. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan
Spanduk ( Banner 2x1 m )
3. Alat Pelindung Kerja ( APK ) dan Alat Pelindung Diri ( APD ) APK
- Pembatas Area APD
- Helm pelindung
- Pelindung pernafasan dan mulut (masker) - Sarung Tangan ( Safety Gloves )
- Rompi Keselamatan ( Safety Vest ) 4. Asuransi dan Perizinan
5. Fasilitas Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan Peralatan P3K ( Kotak P3K Beserta Isinya ) 6. Rambu - rambu yang diperlukan
Rambu Peringatan ( 0,8 x 1 m) 7. Konsultasi dengan ahli terkait K3
8. Kegiatan dan peralatan terkiat dengan pengendalian resiko keselamatan kontruksi
Bendera K3
Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang
NO
DESKRIPSI RESIKO
PERSYARATAN PEMENUHAN PERATURAN
PENGENDALIAN AWAL
PENILAIAN TINGKAT RISIKO
PENGENDALIAN LANJUTAN
PENILAIAN SISA RESIKO
KETERANGAN URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
(Skenario Bahaya)
JENIS BAHAYA
(Tipe Kecelakaan)
KEMUNG KINAN (F)
KEPAR AHAN (A)
NILAI RESIKO
(FXA) TINGKAT
RISIKO (TR)
KEMUN GKINAN (F)
KEPAR AHAN (A)
NILAI RESIKO
(FXA) TINGKAT
RISIKO (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pekerjaan Pintu
Air - Tertimpa besi
- Kena percikan serpihan las listrik - Kecelakaan akibat penggunaan alat / mesin pemotong dsb.
- Terpereset pada waktu pemasangan.
- Kesandung besi pintu.
- Terkena palu
Keterangan:
1. PPK mengisi kolom 1, 2 dan 3.
2. PPK mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan tahapan pekerjaan.
3. Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh PPK berdasarkan tahapan pekerjaan, dimana penyedia jasa dapat menambahkan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya dari yang sudah dicantumkan oleh PPK berdasarkan analisis Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
4. Kolom 12, 13, 14, 15, dan 16, diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar penilaian Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, apabila dinilai tidak ada yang diisikan, maka dapat ditulis "tidak ada" atau "n/a".
Dibuat oleh,
Kepala Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
17. Penutup
`
1. Rencana Keselamatan Kerja pada kegiatan ini mempunyai Resiko Keselamatan Kerja Kecil.
2. Apabila dalam bestek ini untuk uraian bahan-bahan dan pekerjaan tidak disebut perkataan atau kalimat diselenggarakan oleh Penyedia jasa maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
3. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, bila bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak dimasukkan atau tidak disebut kata demi kata dalam bestek ini, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Penyedia jasa dan diterima sebagai hal yang tersebut di atas.
4. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat-syarat ini diatur berdasarkan AV. Tahun 1941 dan peraturan yang berlaku untuk pekerjaan pemborongan bangunan negara, sepanjang tidak bertentangan dengan rencana kerja dan syarat-syarat ini.
Pejabat Pembuat Komitmen Bidang Sumber Daya Air
Tahun Anggaran 2023 KABUPATEN SITUBONDO
MOH. SOERAHMAN, A.Md, K.L.
NIP. 19760418 200604 1 012