• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN UAS HUKUM ADAT

N/A
N/A
Annisa Wahyuningsi Anwar

Academic year: 2024

Membagikan "DOKUMEN UAS HUKUM ADAT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UAS HUKUM ADAT

Heber Yohanes Batkormbawa (Nim 19081026)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA (UKIP)

TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024

(2)

1. Sebutkan istilah hukum adat dalam Bahasa daerah saudara!

Jawaban :

Dalam bahasa jawa, istilah “hukum adat” atau “hukum kejawen”.

2. Sebutkan 4 teori yang membedahkan kedudukan hukum adat dan hukum agama!

Jawaban :

Ada beberapa teori yang membahas perbedaan kedudukan antara hukum adat dan hukum agama. Berikut adalah empat teori yang membedakan keduanya:

1. Teori Pluralisme Hukum:

a. Hukum Adat: Menurut teori pluralisme hukum, hukum adat dianggap sebagai satu dari banyak sistem hukum yang beroperasi secara bersamaan dalam suatu masyarakat. Hukum adat bersifat lokal dan terkait erat dengan kebiasaan dan tradisi masyarakat tertentu.

b. Hukum Agama: Hukum agama juga dianggap sebagai satu sistem hukum yang mungkin bersifat universal dan mengatur aspek-aspek kehidupan sehari-hari berdasarkan prinsip-prinsip keagamaan.

2. Teori Fungsionalisme Sosial:

a. Hukum Adat: Teori fungsionalisme sosial melihat hukum adat sebagai alat untuk mempertahankan dan mengatur fungsi sosial dalam masyarakat tertentu. Hukum adat berperan dalam menjaga keseimbangan, harmoni, dan struktur sosial di tingkat lokal.

b. Hukum Agama: Hukum agama dalam konteks ini dapat dianggap sebagai sarana untuk mengatur nilai-nilai moral dan etika dalam masyarakat, serta memberikan panduan untuk perilaku individu yang sesuai dengan ajaran agama.

3. Teori Konflik Hukum:

a. Hukum Adat: Teori konflik hukum mengemukakan bahwa hukum adat dan hukum agama dapat saling bertentangan, terutama dalam hal regulasi kehidupan sehari-hari dan sumber daya. Konflik dapat muncul ketika norma- norma hukum adat tidak sejalan dengan ajaran agama atau hukum nasional yang mendasari nilai-nilai agama.

b. Hukum Agama: Dalam teori ini, hukum agama dilihat sebagai potensi sumber konflik dengan hukum adat karena dapat mempengaruhi kebijakan dan norma-norma lokal.

(3)

4. Teori Identitas dan Pengakuan:

a. Hukum Adat: Teori identitas dan pengakuan menekankan pentingnya mengakui dan melindungi hak-hak masyarakat adat sebagai bagian dari warisan budaya. Hukum adat dipandang sebagai ekspresi dari identitas suatu kelompok masyarakat tertentu.

b. Hukum Agama: Hukum agama, dalam konteks ini, juga dapat dianggap sebagai ekspresi identitas keagamaan dan hak-hak individu untuk mengikuti keyakinan agama mereka dengan bebas.

Teori-teori ini memberikan pandangan yang berbeda-beda terhadap peran, fungsi, dan interaksi antara hukum adat dan hukum agama dalam suatu masyarakat.

3. Sebutkan perbedaan system hukum adat dan system hukum barat!

Jawaban :

Perbedaan antara sistem hukum adat dan sistem hukum Barat melibatkan beberapa aspek, termasuk sumber hukum, prinsip-prinsip, prosedur hukum, dan pandangan terhadap hak dan kewajiban. Berikut adalah beberapa perbedaan kunci:

1. Sumber Hukum:

a. Hukum Adat: Sumber hukum adat berasal dari tradisi, kebiasaan, norma- norma lokal, dan warisan budaya masyarakat tertentu. Hukum adat sering kali tidak tertulis dan diwariskan secara lisan atau melalui praktik-praktik tradisional.

b. Hukum Barat: Sumber hukum Barat didasarkan pada dokumen tertulis seperti konstitusi, undang-undang, precedents (putusan pengadilan sebelumnya), dan peraturan-peraturan yang dihasilkan oleh lembaga- lembaga legislatif.

2. Prinsip-prinsip Hukum:

a. Hukum Adat: Prinsip-prinsip hukum adat terkadang bersifat fleksibel dan dapat bervariasi antar masyarakat adat. Hukum adat sering kali mencerminkan nilai-nilai lokal, keseimbangan, dan harmoni dalam kehidupan sehari-hari.

(4)

b. Hukum Barat: Hukum Barat cenderung lebih formal dan terstruktur.

Prinsip-prinsipnya sering kali didasarkan pada konsep hak asasi manusia, keadilan, dan pemisahan kekuasaan.

3. Prosedur Hukum:

a. Hukum Adat: Proses hukum adat sering kali melibatkan partisipasi aktif dari anggota masyarakat, dengan penekanan pada musyawarah dan konsensus.

Penyelesaian sengketa dapat melibatkan proses tradisional seperti mediasi atau pertemuan adat.

b. Hukum Barat: Proses hukum Barat lebih formal dan terstruktur, dengan lembaga-lembaga peradilan yang memiliki peran penting dalam menentukan hukum. Sengketa sering kali diselesaikan melalui persidangan formal dengan peran hakim dan pengacara.

4. Pandangan terhadap Hak dan Kewajiban:

a. Hukum Adat: Hukum adat cenderung menekankan pada hak dan kewajiban kolektif, dengan fokus pada keseimbangan dan keharmonisan dalam masyarakat adat.

b. Hukum Barat: Hukum Barat sering kali menekankan hak dan kewajiban individu, dengan penekanan pada perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan individu.

5. Peran Negara:

a. Hukum Adat: Dalam beberapa kasus, hukum adat dapat beroperasi secara independen dari sistem hukum nasional, dan pemerintah setempat mungkin memiliki peran dalam menegakkan hukum adat.

b. Hukum Barat: Sistem hukum Barat umumnya diatur dan ditegakkan oleh negara, dengan kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang terpisah.

Perbedaan ini mencerminkan keragaman dan kompleksitas dalam sistem hukum di berbagai budaya dan masyarakat di seluruh dunia.

4. Jelaskan secara singkat dasar berlakunya hukum adat dari segi filosofis!

Jawaban :

Dasar berlakunya hukum adat dari segi filosofis dapat dijelaskan sebagai berikut:

Hukum adat berlaku berdasarkan prinsip-prinsip filosofis yang mendasari kehidupan

(5)

masyarakat adat. Filosofis ini mencakup pemahaman tentang hubungan manusia dengan alam, hubungan antar individu, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat adat.

Masyarakat adat menghormati dan menjaga keberlanjutan tradisi, adat istiadat, dan nilai-nilai yang diwariskan. Hukum adat berfungsi untuk memelihara dan melindungi warisan budaya ini. Tujuan utama hukum adat adalah menciptakan keseimbangan dan harmonis dalam kehidupan masyarakat adat.

5. Mengapa Prof Van Vallenhoven menyebut para peminat/sarjana yang melakukan penelitian tentang hukum adat, sebagai perintis dan penemu hukum adat?

Jawaban :

Profesor Cornelis van Vollenhoven, seorang ahli hukum Belanda yang mengkaji hukum adat di Indonesia pada awal abad ke-20, menyebut para peminat atau sarjana yang melakukan penelitian tentang hukum adat sebagai perintis dan penemu hukum adat. Hal ini dikarenakan kontribusi mereka dalam mengungkap, mempelajari, dan mendokumentasikan sistem hukum adat yang ada di berbagai daerah di Indonesia.

Ada beberapa alasan mengapa Van Vollenhoven memberikan gelar tersebut kepada para peminat atau sarjana yang melakukan penelitian tentang hukum adat:

1. Penelitian Awal: Pada masa itu, penelitian tentang hukum adat di Indonesia masih tergolong baru. Para peminat atau sarjana yang melakukan penelitian ini menjadi pionir dalam menggali dan mempelajari sistem hukum adat yang ada di berbagai daerah. Mereka melakukan penelitian lapangan, mengumpulkan data, dan menganalisisnya untuk memahami prinsip-prinsip hukum adat.

2. Dokumentasi dan Pemetaan: Para peminat atau sarjana ini juga berperan dalam mendokumentasikan dan memetakan sistem hukum adat yang ada. Mereka mencatat aturan-aturan, norma-norma, dan praktik-praktik hukum adat yang berlaku dalam masyarakat adat. Dokumentasi ini menjadi penting untuk memahami dan mempelajari hukum adat secara lebih mendalam.

3. Pemahaman dan Pengembangan: Melalui penelitian mereka, para peminat atau sarjana ini membantu dalam memahami prinsip-prinsip hukum adat dan bagaimana hukum adat berfungsi dalam masyarakat adat. Mereka juga berkontribusi dalam mengembangkan pemikiran dan teori tentang hukum adat, sehingga memperkaya pengetahuan tentang hukum adat secara umum.

(6)

Dengan kontribusi mereka dalam penelitian, dokumentasi, dan pemahaman tentang hukum adat, para peminat atau sarjana ini dianggap sebagai perintis dan penemu hukum adat. Mereka membuka jalan bagi pengembangan studi hukum adat di Indonesia dan memberikan landasan bagi pemahaman yang lebih baik tentang hukum adat dan peranannya dalam masyarakat adat.

6. Menurut soepomo terdapat 3 hal pokok aktivitas kepala rakyat atau kepala persekutuan atau kepala adat atau pimpinan masayarakat adat, sebutkan!

Jawaban :

Menurut Soepomo, seorang ahli hukum Indonesia, terdapat tiga hal pokok aktivitas kepala rakyat, kepala persekutuan, kepala adat, atau pimpinan masyarakat adat. Ketiga hal tersebut adalah:

1. Kepemimpinan: Kepala rakyat atau kepala adat memiliki peran sebagai pemimpin dalam masyarakat adat. Mereka bertanggung jawab untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat, menjaga ketertiban, dan memimpin dalam upacara adat.

2. Penyelesaian Sengketa: Kepala rakyat atau kepala adat juga memiliki peran dalam penyelesaian sengketa di dalam masyarakat adat. Mereka berperan sebagai mediator atau arbiter dalam menyelesaikan perselisihan antara anggota masyarakat adat, baik dalam hal-hal yang bersifat perdata maupun pidana.

3. Pemeliharaan Adat dan Tradisi: Salah satu peran penting kepala rakyat atau kepala adat adalah memelihara dan melestarikan adat dan tradisi masyarakat.

Mereka bertanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan budaya adat, mengatur upacara adat, dan memastikan bahwa nilai-nilai dan norma-norma adat tetap dihormati dan dijalankan.

Hal-hal pokok ini menunjukkan bahwa kepala rakyat atau kepala adat memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kehidupan sosial, hukum, dan budaya masyarakat adat. Peran mereka mencakup kepemimpinan, penyelesaian sengketa, dan pemeliharaan adat dan tradisi.

7. Sebutkan dan jelaskan pembidangan hukum adat menurut Van Dijk?

Jawaban :

Pembidangan hukum adat menurut Van Dijk mengacu pada klasifikasi hukum adat berdasarkan bidang-bidang tertentu. Van Dijk adalah seorang ahli hukum Belanda yang

(7)

mengkaji hukum adat di Indonesia pada awal abad ke-20. Berikut adalah beberapa pembidangan hukum adat menurut Van Dijk:

Hukum Adat Perdata: Merupakan hukum adat yang mengatur hubungan- hubungan perdata antara individu, seperti perkawinan, warisan, kepemilikan tanah, dan kontrak-kontrak. Hukum adat perdata sering kali berbeda dengan hukum perdata yang berlaku di negara-negara Barat.

Hukum Adat Pidana: Merupakan hukum adat yang mengatur tindak pidana dan sanksi yang diberikan kepada pelaku kejahatan. Hukum adat pidana sering kali didasarkan pada nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat adat.

Hukum Adat Tata Negara: Merupakan hukum adat yang mengatur struktur dan fungsi pemerintahan dalam masyarakat adat. Hukum adat tata negara sering kali melibatkan sistem kepemimpinan tradisional, seperti kepala suku atau kepala adat.

Hukum Adat Agraria: Merupakan hukum adat yang mengatur hubungan- hubungan agraria, terutama dalam hal kepemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah. Hukum adat agraria sering kali berhubungan erat dengan kehidupan petani dan masyarakat yang bergantung pada pertanian.

Hukum Adat Waris: Merupakan hukum adat yang mengatur pewarisan harta benda dan properti dari generasi ke generasi. Hukum adat waris sering kali didasarkan pada sistem keturunan dan garis keturunan dalam masyarakat adat.

Pembidangan hukum adat menurut Van Dijk ini membantu dalam memahami berbagai aspek hukum adat yang berbeda dalam masyarakat adat. Namun, perlu dicatat bahwa klasifikasi ini dapat bervariasi tergantung pada konteks geografis dan budaya masyarakat adat yang berbe

Referensi

Dokumen terkait

adanya perbedaan antara adat recht dan hukum adat Hukum adat Merupakan istilah umum untuk menyebut hukum yang berlaku bagi masyarakat bumiputera Adat recht, memiliki sanksi

Masyarakat hukum adat dipimpin oleh Pemangku Adat/Penghulu yang memiliki kewenangan mengatur kehidupan Masyarakat hukum adat dalam berbagai kepentingan. Dalam kehidupan

Adat meugoe blang (adat bertani/sawah), merupakan salah satu hukum adat atau adat kebiasaan masyarakat Aceh yang telah hidup, tumbuh dan berkembang

Tetapi tidak semua adat adalah hukum. Menurut Ter Haar untuk melihat apakah sesuatu adat istiadat itu sudah merupakan hukum adat, maka kita wajib melihat sikap penguasa masyarakat

kewenangan yang menurut hukum adat dipunyai oleh masyarakat hukum adat tertentu atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya untuk mengambil

Hak ulayat dan yang serupa itu dari masyarakat hukum adat (untuk selanjutnya disebut hak ulayat) adalah kewenangan yang menurut hukum adat dipunyai oleh masyarakat hukum adat

Penelitian yang akan dilakukan berjudul “ Tradisi Paculan Dalam Pernikahan Masyarakat Adat Sunda Menurut Prespektif Hukum Islam Dan Hukum Adat Studi Kasus Tradisi Di Desa Linduk,

Masyarakat Geneologis Masyarakat hukum adat yang strukturnya berdasarkan keturunan Genealogis adalah masyarakat hukum adat yang anggota-anggotanya merasa terikat dalam suatu ketertiban