1
Universitas Muhammadiyah riau BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
Antibiotik telah lama digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan penyakit. Penggunaan antibiotik semakin meningkat seiring dengan peningkatan kasus penyakit, terutama penyakit infeksi. Salah satu cara untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yaitu dengan penggunaan antibiotik (Mirawati et al.,2015). Penggunaan antibiotik terlalu sering, tanpa resep dokter akan menyebabkan berkurangnya efektivitas jika dikonsumsi dalam waktu lama, sehingga memberikan peluang pertumbuhan mikroba yang lebih resisten (Gunawan et al., 2007). Menurut Nurmala et al. (2015), upaya untuk mengurangi resistensi yaitu dengan pemberian antibiotik yang sesuaidenganjenis bakteri penyebab infeksi dan respon terhadap antibiotik. Eksplorasi untuk menemukan sumber antibiotik alami yang baru perlu dilakukan, salah satunya dengan memanfaatkan bakteri endofit.
Bakteri endofit adalah bakteri yang hidup bersimbiosis di dalam jaringan tanaman, bakteri ini mendapatkan nutrisi dari hasil metabolisme tanaman dan membantu tanaman dalam melawan patogen. Tanaman yang bersimbiosis tersebut mendapatkan nutrisi senyawa aktif yang diperlukan selama hidupnya dan tanpa menyebabkan gejala-gejala penyakit (Desriani et al., 2014). Keberadaan bakteri endofit di dalam jaringan tanaman juga diketahui dapat memicu pertumbuhan tanaman dan berperan sebagai agen pengendali hayati. Bakteri tersebut memiliki kemampuan untuk menghasilkan metabolit aktif dan bakteri endofit ini dapat ditemukan pada bagian-bagian tanaman seperti pada akar, batang dan daun (Gouda et al., 2016).
Bakteri endofit mempunyai banyak keuntungan dalam berbagai aspek kehidupan, karena senyawa yang dihasilkan bakteri endofit tertentu berpotensi dalam bidang kesehatan. Beberapa jenis bakteri endofit diketahui mampu menghasilkan senyawa aktif yang bersifat antibiotik. Kemampuan bakteri endofit menghasilkan senyawa aktif tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan (Pulungan & Diana, 2018). Salah satu tanaman yang dapat menghasilkan bakteri endofit adalah tanaman nanas (Ananas comosus).
2
Universitas Muhammadiyah riau Nanas (A. comosus) merupakan salah satu komoditas buah yang penting berdasarkan kegunaan dan nilai ekonomisnya. Pemanfaatan tanaman nanas sangat banyak, mulai dari daun yang berkhasiat sebagai obat sembelit, anti radang dan menormalkan siklus haid. Pucuk nanas dimanfaatkan untuk menyembuhkan amandel. Buahnya berkhasiat mengurangi keluarnya asam lambung yang berlebihan, membantu mencerna makanan di lambung, anti radang dan lainnya.
Tanaman nanas (A. comosus) selain untuk obat, buah nanas dapat diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman (Yanni, 2018).
Nanas (A. comosus) memiliki kandungan kimia seperti tanin, saponin, steroid, flavonoid, fenol dan asam amino. Nanas memiliki kandungan enzim bromelin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan ekstrak dari kulit nanas dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan masalah pada rongga mulut (Manaroinsonget al., 2015). Menurut Mondal et al.
(2011), ekstrak dari daun nanas mampu mengobati peradangan pada paha tikus karena memiliki kandungan triterpenoid dan steroid.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati et al. (2014), tentang isolasi bakteri endofit dari tanaman miana (Coleus scutellariodes) dan memperoleh 22 isolat yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Sektiono et al.
(2016), melakukan pengujian antagonisme actinomycetes endofit rhizosfer dari akar tanaman cabai (Capsicum frutescens l.) terhadap jamur Colletotrichum capsici dan memperoleh 3 isolat, dari hasil uji antagonisme menunjukkan bahwa isolat tersebut efektif dalam menghambat C. capsici.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas bahwa sejauh ini belum ada informasi tentang isolasi bakteri endofit dan uji senyawa aktivitas antibakteridari tanaman nanas (A. comosus). Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang isolasi bakteri endofit dan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
1.2. Rumusan masalah
Eksplorasi bakteri endofit sebagai penghasil antibiotik dan kemampuannya dalam menghasilkan zat antibakteri mulai dikembangkan. Kurang efektifnya antibiotik disebabkan resistennya bakteri patogen terhadap antibiotik sehingga
3
Universitas Muhammadiyah riau dapat menimbulkan permasalahan di dalam kesehatan. Kurang efektifnya antibiotik terhadap bakteri patogen mendorong penulis melakukan isolasi bakteri endofit dari daun dan kulit nanas (A. comosus) yang memiliki potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri. Berdasarkan latar belakang tersebut muncullah permasalahan. Apakah senyawa yang dihasilkan oleh bakteri endofit yang diisolasi tersebut mempunyai potensi sebagai antibakteri terhadap bakteri patogen?
1.3. Batasan masalah
Pada penelitian ini penulis hanya membatasi pada isolasi bakteri endofit dan uji aktivitas dari bakteri endofit asal daun dan kulit nanas (A. comosus ) terhadap bakteri target yaitu S. aureus dan E. coli.
1.4. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri endofit dan menguji aktivitas antibakteri dari isolat bakteri endofit asal daun dan kulitnanas (A.comosus) terhadap bakteri S. aureus dan E. coli.
1.5. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai isolat bakteri endofit yang diisolasi dari daun dan kulit nanas (A. comosus) yang berpotensi sebagai penghasil senyawa antibakteri.