MODUL PERKULIAHAN
Estetika Bentuk
Titik, Garis dan Bidang (Elemen Desain)
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Teknik Arsitektur
02
Dea Putri Ghassani, S.T., M.T.Abstract Kompetensi
Mahasiswa mengetahui tentang pengertian titik, garis dan bidang dalam elemen desain
Mahasiswa dapat menerapkan unsur garis, titik dan bidang pada desain
Pengertian Titik
Titik merupakan salah satu unsur rupa yang secara konsep/tidak dapat terlihat.
Misalnya, pada pertemuan dua garis, maupun ujung dan pangkal garis terdapat titik. Secara
rupa/tampak, titik memiliki raut/penampilan, ukuran, warna, dan kualitas permukaan.
Contoh, gambar titik pada kertas. Selain itu, contoh benda pada alam yang merupakan unsur titik adalah pasir, butiran tanah dan sebagainya.
Ciri-ciri
Titik memiliki ciri-ciri, yaitu:
Tidak memiliki panjang dan lebar
Tidak mengambil daerah atau ruang
Ukuran kecil
Raut sederhana
Menurut Ching (2008) meskipun secara teoritis tidak memiliki rupa, maupun bentuk, kehadiran sebuah titik akan mulai terasa ketika ditempatkan pada bidang visual. Di pusat lingkungannya, titik stabil dan tenang mengatur elemen-elemen disekitarnya dan mendominasi bidang tersebut. Namun, ketika titik digeser, bidangnya menjadi lebih agresif dan mulai bersaing untuk mendapatkan keunggulan visual.
Sebuah titik tidak memiliki dimensi. Agar dapat menandai posisinya secara visual didalam ruang atau di atas bidang dasarnya, sebuah titik harus diproyeksikan secara vertikal ke dalam sebuah bentuk linear.
Gambar 1 titik ditempatkan dibidang visual Sumber: Ching,
Gambar 2 titik digeser dibidang visual
Dua titik menggambarkan sebuah garis yang menghubungkan mereka. Meskipun titik- titik tersebut memberikan panjang tertentu terhadap garis. Garis juga dapat dianggap sebagai suatu segmn jalur lebih panjang.
Bentuk Umum Titik
Bentuk umum titik adalah bunderan sederhana, tidak bersudut, tanpa arah.
Pengertian Garis
Garis merupakan perluasan dari titik, yang berarti:
Garis adalah bagian yang merupakan jalur yang dibuat oleh gerakan titik.
Gambar 3 estetika bentuk menggunakan titik
Sumber: http://brianabimanyu31.blogspot.co.id/2011/04/estetika-bentuk-2-komposisi- titik.html
Arah gerak itu dicatat secara grafis sehingga dapat membimbing mata bergerak dari satu bagian ke bagian lain dari desain.
Gambaran yang terbentuk merupakan gambaran desain yang ada diotak kita.
Secara konsep, contoh garis misalnya pada pertemuan dua bidang, batas bentuk, dan lain-lain. Secara tampak/rupa, contoh garis misalnya gambar garis pada kertas, benda yang berkesan tipis, panjang, seperti benang, kawat, dan lain-lain.
Garis dapat digunakan untuk:
Menggabungkan, menghubungkan, menopang, mengelilingi ataupun memotong elemen-elemen visual lainnya
Menjelaskan batas-batas serta memberikan bentuk kepada bidang
Menegaskan permukaan bidang Ciri-ciri
Ciri-ciri garis adalah:
Memiliki panjang tanpa lebar. Suatu bentuk dapat disebut garis walau memiliki tebal dan tekstur apabila bujur sempit, lintang menonjol, menimbulkan kesan tipis.
Mempunyai kedudukan dan arah
Kedua ujungnya berupa titik. Ujung dapat memiliki raut (jika garis tebal). Seperti:
Merupakan batas sebuah bidang
Bentuknya lurus, lengkung, maupun bebas
Kedua sisi tubuh yang memanjang dapat memiliki raut lurus maupun bergerigi, dsb Gambar 4 garis yang memiliki raut
Sumber:
Gambar 4 raut garis Gambar 4 bentuk garis
Beberapa bentuk garis
Ada beberapa macam bentuk garis, yaitu:
Garis lurus, yaitu berupa garis vertikal, horisontal, diagonal, patah-patah dan tak beraturan
Garis lengkung, yaitu garis lengkung teratur dan tidak teratur
Garis kombinasi bentuk lengkung dan lurus Karakter Garis
Garis dapat menunjukan karakter. Contoh, orang yang sedang marah akan nampak pada garis-garis yang sedang dibuatnya. Contoh lain, orang yang sedang dalam keadaan tenang, garis yang dibuat pun akan lebih tenang.
Karakter garis ditentukan oleh persepsi kita terhadap:
- Perbandingan panjang dan ketebalan - Lengkung atau patahnya bentuk garis - Arah garis
Arah dapat memberi arti tambahan pada garis. Dapat juga mempengaruhi peran garis dalam konstruksi visual. Selain itu, garis juga memberikan efek psikologis terhadap ruang. Misal:
a. Garis Horisontal
Garis horisontal merupakan garis yang paling tenang dan tidak bergerak. Dalam kehidupan sehari-hari, makhluk beristirahat dan tidur dalam posisi horisontal. Setiap bentuk dengan dominan horisontal akan tampak tenang dan diam. Akan tetapi akan memberikan kesan lebar. Penerapan garis horisontal dalam ruang dapat memberikan kesan melebar.
b. Garis Vertikal
Garis vertikal merupakan garis stabil yang memiliki kesanggupan untuk bergerak (dinamis). Dalam kehidupan sehari-hari manusia berdiri secara vertikal tetapi cukup stabil untuk melawan gaya tarik bumi. Sesuatu yang berbentuk vertikal menunjukan kehebatan, wibawa, memberi inspirasi dan kesan formil. Contoh, tugu monas.
Sesuatu yang berbentuk tugu biasanya terkesan megah dan hebat. Garis vertikal dapat membuat bidang lebih tinggi. Misal, apabila orang pendek memakai pakaian bergaris vertikal akan terlihat lebih tinggi.
c. Garis Diagonal
Hal ini dikarenakan garis diagonal menunjukan gerak dan memberikan warna gembira.
Orientasi ebuah garis mempengaruhi perannya didalam sebuah konstruksi visual. Jika sebuah garis vertical mampu mengekspresikan suatu kondisi kesetimbangan dengan gaya gravitasi, melambangkan kondisi manusia atau menandai sebuah posisi dalam ruang maka sebuah garis horizontal dapat melambangkan stabilitas.
Garis telah banyak digunakan dalam banyak karya seni, bahkan banyak karya yang hanya menggunakan garis untuk mewujudkan sebuah wujud.
Gambar garis dapat menimbulkan persepsi tertentu
Gambar garis dapat menimbulkan tekstur
Kehadiran sebuah garis dalam seni visual maupun arsitektural menjadi sangat penting karena garis dapat menyampaikan pesan maupun ekspresi tertentu dari pembuat seni kepada pengamat seni. Selain itu, seni visual yang berupa lukisan 3 dimensi, dapat membelokan persepsi pengamatnya terhadap kesan terhadap gambar tersebut. Gambar yang sebenarnya hanya berupa gambar 2 dimensi, dapat membelokkan persepsi bahwa gambar tersebut adalah gambar yang real. Akan tetapi pada kenyataannya hanya gambar 2 dimensi yang dibuat dengan teknik 3 dimensi sehingga yang terlihat oleh mata kita seperti obyek real.
Pengertian Bidang
Bentuk terbagi menjadi dua, yaitu bentuk dua dimensi atau bentuk tiga dimensi (gempal). Bentuk merupakan karakter utama pengenalan bidang, karena bentuk terjadi oleh adanya tepi garis suatu bidang. Karena persepsi kita terhadap bidang sering di distorsi oleh perspektif, maka bentuk bidang sebenarnya hanya dapat dilihat secara frontal. Bentuk dalam dua dimensi banyak ditemukan dalam bentuk permukaan planar atau bidang. Contoh:
Gambar atau lukisan
Sablon atau cotekan
Tulisan
Bentuk dasar merupakan karakteristik pengidentifikasian utama sebuah bidang. Ia ditentukan oleh kontur garis yang membentuk batas-batas sebuah bidang. Sifat-sifat tambahan sebuah bidang yaitu, warna, permukaan, pola, dan teksturnya, dapat mempengaruhi bobot dan stabilitas visualnya.
Di dalam komposisi sebuah konstruksi visual, sebuah bidang berfungsi untuk mendefinisikan batas-batas sebuah volume.
Bidang Dalam Arsitektural
Bidang didalam arsitektural mendefinisikan volume tiga dimensional massa dan ruang. Sifat dan karakter setiap bidang (ukuran, bentuk, warna, tektur) serta hubungan spasialnya satu sama lain sangat menentukan atribut-atribut visual dari bentuk yang didefinisikan, serta kualitas ruang yang dibentuknya.
Didalam desain arsitektural, kita memanipulai tiga jenis bidang:
1. Bidang atas kepala
Bidang atas kepala bias jadi adalah bidang atap yang membentang dan melindungi ruang-ruang interior sebuah bangunan dari elemen iklim atau bidang langit-langit yang membentuk permukaan penutup pada ruangan di ataasnya.
2. Bidang dinding
Bidang dinding, karena orientasinya yang vertical, sifatnya aktif didalam lingkup pandang kita yang normal, serta memegang peranan yang penting dalam pembentukan dan penutupan sebuah bidang arsitektural.
3. Bidang dasar
Bidang dasar dapat berupa sebuah bidaang lantai dasar yang berfungsi sebagai pondasi fisik dan dasar visual bentuk bangunan, ataupun bidang ataap yang membentuk permukaan penutup sebuah ruangan dibawah tempat kita berjalan.
Penyedarhanaan dari elemen-elemen desain adalah:
Daftar Pustaka
Ching, Francis D.K. 2008. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Tatanan. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
Atmadjaja, Jolanda Srisusana dan Dewi, Meydian Sartika. 1999. Pengantar Estetika Bentuk.
Gunadarma:Jakarta.