• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etnografis Perkembangan Pendidikan Islam

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Etnografis Perkembangan Pendidikan Islam"

Copied!
389
0
0

Teks penuh

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan buku ini hingga diterbitkan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, peneliti dan masyarakat pada umumnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan Islam, khususnya dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

DAFTAR ISI

KEBERHASILAN GURU

Freedom of Learning”, yaitu pembebasan lembaga pendidikan dan dorongan peserta didik untuk berinovasi dan mendorong berpikir kreatif. Dalam program belajar mandiri, guru harus memiliki pemikiran yang bebas dan mandiri dalam merancang pembelajaran yang ada sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

MERDEKA BELAJAR

Konsep belajar mandiri harus terlebih dahulu dimulai dari pola pikir guru sebelum mengajarkannya kepada siswa. Asesmen Kompetensi Minimum (KKM) dalam belajar mandiri, siswa diharapkan memiliki kemampuan literasi dan kemampuan berhitung.

GURU PENGGERAK

Guru penggerak adalah guru yang mendorong guru lain dalam belajar mandiri untuk belajar bagaimana mengembangkan potensi siswa secara holistik. Guru harus mampu mengelola pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menciptakan komunikasi yang baik dengan orang tua siswa.

PERAN GURU PENGGERAK DALAM MERDEKA BELAJAR

Guru penggerak guru harus mampu merancang dan mengelola pembelajarannya semenarik mungkin agar siswa termotivasi untuk belajar dan berkreasi sesuai dengan kemampuan dan kemampuannya. Pengajar harus menjadi panutan yang mampu mengarahkan dan mengubah perilaku dan karakter peserta didik ke arah yang lebih baik.

METODIKA

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Anwar Makarim saat memberikan sambutan pada Hari Guru Nasional (HGN) 2019 melahirkan konsep “Pendidikan Belajar Bebas”. Pertama, konsep “Kebebasan belajar” merupakan jawaban atas permasalahan yang dihadapi guru dalam praktik pendidikan.

REKONSTRUKSI PENDIDIKAN

Terakhir, konsep “Bebas Belajar” diyakini tercetus saat Nadiem Makarim berpidato di acara Hari Guru (HGN), diyakini bukan lagi gagasan melainkan kebijakan yang harus diterapkan. Siswa di Era Industri 4.0 memiliki pengalaman yang baik dengan dunia digital atau visual saat ini.

LOKUS PENDIDIKAN MERDEKA

Hamidulloh Ibda dan E Rahmadi (2018) menyatakan bahwa di era Revolusi Industri 4.0, lembaga pendidikan harus mengedepankan literasi baru. Sehingga penelitian ini sebenarnya menyimpulkan bahwa metode pembelajaran di era Revolusi Industri 4.0 menggunakan metode E-learning.

BLENDED LEARNING DAN ORIENTASI BELAJAR Berdasarkan sembilan tren atau kecenderungan

Blended learning pada dasarnya merupakan gabungan dari keunggulan pembelajaran tatap muka dan virtual (Sevima.com: 2018). Dalam metode Blended Learning transformasi pendidikan, dimana ada penerimaan cara-cara baru atau perbaikan dalam cara masyarakat memenuhi kebutuhan.

PENDIDIKAN YANG MEMANUSIAKAN

Oleh karena itu, perlu diperhatikan dengan seksama bagaimana proses pendidikan bagi peserta didik pada hari ini yang hasilnya akan menentukan kemana bangsa ini akan melangkah (Dewantara. Untuk mendapatkan sistem pendidikan yang bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem pendidikan yang diterapkan harus relevan dengan kondisi yang akan dihadapi bangsa ini Namun dengan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat dapat menciptakan situasi atau kondisi yang dapat membentuk masyarakat yang harmonis di bawah naungan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sehingga mereka mengerti bahwa perbedaanlah yang menciptakan negara ini.

HUMANISME METODE PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA

Pendidikan humanistik berusaha untuk membentuk dan memposisikan peserta didik sebagai manusia yang bebas dalam proses pembelajaran. Apa pun yang dilakukan siswa dari sudut pandang pendidikan humanistik positif dapat dibenarkan selama itu. Sistem Among yang diterapkan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan Taman Siswa bertujuan untuk menekankan bahwa guru dapat membimbing siswa sesuai dengan tahapan tumbuh kembang siswa dan persiapan siswa.

METODE MONTESSORI-TAGORE

Namun hal ini dikritik oleh Ki Hajar Dewantara karena dalam metode ini hanya mengembangkan psikologi tetapi sama sekali tidak menyentuh akal dan jauh dari tujuan keagamaan peserta didik (Dewantara. Perlu disadari bahwa pendidikan yang hanya mengedepankan aspek intelektualitas hanya akan menjauhkan Siswa dari masyarakat Dengan kata lain, belajar tidak hanya mempelajari materi pelajaran atau alat pembelajaran yang menjadi tujuan, tetapi juga membantu siswa untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia.

ANTARA KI HADJAR DEWANTARA DENGANNADIEM ANWAR MAKARIM

Pada dasarnya Ki Hadjar Dewantara dan Nadiem Anwar Makarim sendiri menitikberatkan pada pentingnya pendidikan guru nasional ini, guru dituntut lebih dari sekedar mengajar dengan baik, tetapi harus memiliki keterampilan yang dapat mengembangkan pola pikir siswa tanpa harus memaksanya, melainkan bahwa mereka melakukan bimbingan agar guru dapat membawa ketika siswa mulai keluar dari konteks yang sedang dipelajari. Pendidikan mandiri tidak akan berjalan dengan baik jika hanya mengandalkan kemampuan siswa dalam mengolah pengetahuan afektif, kognitif dan psikomotor, tetapi harus diimbangi dengan kemampuan guru dalam menginterpretasikan kurikulum dan materi, yang disesuaikan dengan keadaan siswa dan keadaan masyarakat sekitar. . Pendidikan mandiri yang mengedepankan humanisme dalam prosesnya tidak akan berjalan harmonis tanpa adanya peran penting dari guru itu sendiri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim memperkenalkan kurikulum dengan konsep pendidikan gratis, sebuah konsep yang mulai mengarah pada kebebasan siswa untuk berpikir kritis dan cerdas.

KEBEBASAN BERPIKIR DARI TEKANAN BIROKRATIF Ki Hadjar Dewantara mengungkapkan bahwa dampak

Konsep pendidikan mandiri Ki Hadjar Dewantara bukan hanya kebebasan berpikir tetapi juga implementasi nilai-nilai luhur yang diwarisi dari ajaran Ki Hadjar Dewantara. Implementasi konsep pendidikan mandiri Ki Hadjar Dewantara dapat menjadi alternatif era pembelajaran saat ini, dengan melihat kondisi belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah-sekolah untuk perguruan tinggi (Subekhan & Annisa, 2018). Salah satu kebijakan pemerintah yang terinspirasi dari pemikiran dan konsep pendidikan mandiri Ki Hadjar Dewantara adalah kebijakan belajar mandiri.

PENDIDIKAN MERDEKA PERSPEKTIF KI HADJAR DEWANTARA

Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha untuk mengembangkan budi pekerti (spiritualitas), akal (intelektual) dan jasmani anak didik beserta fitrah dan masyarakatnya. Konsep di atas dirumuskan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam bentuk konsep lima santri darmatamaan yang disusun pada tahun 1947. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan mandiri berarti memberikan kebebasan kepada siswa untuk berprofesi agar dapat mencapai cita-citanya.

KEMERDEKAAN DALAM SISTEM AMONG

Sistem tengah diyakini mampu menunjang fitrah (sifat fitrah) siswa melalui pengembangan kemampuan fitrah pada diri masing-masing siswa. Menurut Ki Hadjar Dewantara, guru tidak bisa memimpin siswa, tetapi guru menjadi bagian dari kegiatan siswa, terutama ketika siswa melakukan kesalahan. Guru mengamati siswa tumbuh sesuai kodratnya, yang sejalan dengan siswa itu sendiri (Djohar & Istiningsih, 2017).

GURU JANGAN TERPENJARA

Sehingga kelulusan mahasiswa benar-benar sesuai dengan keunikan kompetensi dan karakteristik masing-masing peserta didik. Sesuai dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang memberikan kebebasan kepada setiap peserta didik untuk memilih berdasarkan potensi dan bakat yang dimiliki secara demokratis. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia, dalam hal ini kebijakan kemandirian belajar, yang menyatakan bahwa peserta didik berhak untuk mandiri berdasarkan potensi bawaan yang dimiliki setiap individu.

MOMONG, AMONG, DAN NGEMONG

Proses pendidikan di sekolah sebenarnya merupakan cara untuk mengantarkan siswa menjadi warga negara yang baik dan mampu berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya (Birsyada, 2016: 1). Setelah Indonesia merdeka, pemerintah terus melakukan perbaikan dengan mengubah kebijakan di bidang pendidikan untuk menjadikan pendidikan di Indonesia lebih baik lagi. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji secara kritis pemikiran kedua tokoh besar tersebut mengenai kebebasan belajar.

TUT WURI HANDAYANI

Nuansa pembelajaran akan lebih menyenangkan, karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi siswa juga dapat menemukan sendiri pengetahuan baru yang akan diperolehnya. Hasilnya diharapkan dapat memberikan masukan bagi lembaga pendidikan untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikannya (Kemendikbud, 2019: 1). Hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) 2019 menunjukkan hasil penilaian yang kurang memuaskan bagi siswa Indonesia.

Tabel 3.1 Nilai dan Deskripsi PendidikanJiwa Merdeka
Tabel 3.1 Nilai dan Deskripsi PendidikanJiwa Merdeka

PENGEMBANGAN KODRAT ANAK

Dalam prinsip Tamansiswa Ki Hajar Dewantara disebutkan “Pendidikan yang diberikan harus mampu memandirikan manusia”. Berikut akan diuraikan dalam grafik relevansi falsafah Ki Hajar Dewantara sebagai dasar kebijakan pendidikan nasional Merdeka Belajar dan kemandirian tenaga kerja. Melihat konsep filosofis Ki Hajar Dewantara menunjukkan bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan humanistik, yaitu humanisasi manusia.

Gambar 3.1 Turunan Konsep Merdeka Belajar
Gambar 3.1 Turunan Konsep Merdeka Belajar

PROGRAM MERDEKA BELAJAR

Seminar nasional “Bebas Belajar: Dalam Mewujudkan Indonesia Maju 2045”, yang diselenggarakan di Universitas Negeri Jakarta pada 10 Maret 2020, menghadirkan empat program kebijakan. Sylviana Murni, SH, M.Si pada seminar nasional "Bebas Belajar: Dalam Mewujudkan Indonesia Maju 2045", yang diselenggarakan. Merdeka Belajar: Dalam Mewujudkan Indonesia Maju 2045”, yang diselenggarakan pada 10 Maret 2020 di Universitas Negeri Jakarta, menyatakan bahwa untuk melaksanakan program tersebut.

Gambar 1. Program Merdeka Belajar (Murni, 2020)
Gambar 1. Program Merdeka Belajar (Murni, 2020)

RANCANGAN BELAJAR

Belajar mandiri melibatkan kondisi mandiri dalam pencapaian tujuan pembelajaran, metode, materi dan penilaian, baik bagi guru maupun siswa. Tidak jarang ada guru yang tidak mempedulikan hal ini, yang terpenting mereka masuk kelas, mengajar, monoton dalam melakukan evaluasi, berorientasi pada nilai akhir, kebebasan guru dalam melakukan evaluasi sesuai keinginan. dan kenyamanan guru terlepas dari konsep dasar penilaian untuk tujuan pendidikan, khususnya di era belajar mandiri. Selain itu, guru mampu membuat pembelajaran menjadi nyaman, menyenangkan dan menarik yang menjadi ciri era belajar mandiri.

EVALUASI PEMBELAJARAN

Adanya penilaian di era belajar mandiri seharusnya menjadikan guru berperan sebagai mediator bagi terwujudnya tujuan pendidikan. Menurut Tyler dalam Arikunto (2012), evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian mana dari tujuan pendidikan yang telah dicapai. Jadi, penilaian pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan data untuk menentukan kualitas pembelajaran, mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai guna mengambil keputusan tentang program pembelajaran yang akan datang.

ERA MERDEKA BELAJAR

Selain untuk mencapai tujuan pendidikan, yang terpenting adalah menjadi jembatan untuk meningkatkan dan memperkuat kompetensi guru dalam evaluasi. Kompetensi guru dalam mengevaluasi siswa merupakan hal yang penting dan sangat berpengaruh dalam menunjang kemajuan pendidikan, khususnya pencapaian tujuan pendidikan. Menurut Riadi (2017), beberapa kegagalan guru dalam melakukan penilaian yaitu:. 1) Dalam mata pelajaran matematika, hampir semua guru telah menyelesaikan evaluasi di akhir proses pembelajaran.

KELEKATAN GURU DAN SISWA

Masa belajar mandiri mengharapkan kondisi dimana peserta didik akan mencapai tujuan pendidikan melalui evaluasi mandiri. Kemandirian evaluasi yang relevan adalah rasa nyaman dan kemudahan guru dan siswa dalam kegiatan evaluasi. Berdasarkan uraian di atas, evaluasi yang valid tidak sesuai dengan tujuan pendidikan pada saat belajar mandiri.

MANUSIA TANPA PENDIDIAN

Konsep belajar mandiri dan kampus mandiri mengandung makna kemandirian dan kemandirian bagi lembaga pendidikan baik di sekolah maupun perguruan tinggi. Berbeda dengan tulisan ini, akan dijelaskan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka dari sudut pandang filosofi pendidikan humanistik. Mandiri Belajar dan Kampus Mandiri merupakan salah satu kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim.

PERTUKARAN PELAJAR; KONSEP MERDEKA BELAJAR

Pada program studi lain di perguruan tinggi yang sama, kegiatan pembelajaran dilakukan secara tatap muka atau dalam jaringan (online). Sebagai contoh kegiatan pembelajaran di prodi lain pada perguruan tinggi yang sama, misalnya mahasiswa Prodi Desain Produk harus dapat menguasai minimal tiga prodi CPL, namun perlu kompetensi tambahan yang dapat diambil dari prodi lain yaitu . program studi Akuntansi yang mendukung kompetensi lulusan. Selain itu, kegiatan pembelajaran di prodi lain di perguruan tinggi yang berbeda dapat dilakukan secara tatap muka maupun secara berjejaring (daring).

Tabel 1. Capaian Pembelajaran Lulusan dan Kompetensi  Tambahan
Tabel 1. Capaian Pembelajaran Lulusan dan Kompetensi Tambahan

MAGANG DAN PRAKTIK KERJA, ALUR PENDIDIKAN MERDEKA

Slavin menyatakan bahwa psikologi belajar mendorong siswa untuk menjadi pembelajar mandiri atau self-motivated learner daripada penerima pasif informasi dari guru (Slavin, 2008). Pendidikan dalam teori belajar humanistik menekankan perlunya mengajarkan siswa bagaimana cara belajar dalam kondisi yang menyenangkan, menjunjung tinggi nilai, dan bersikap positif tentang belajar bagi dirinya sendiri. Hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan siswa itu sendiri, semakin mudah dilupakan oleh siswa.

MERDEKA BELAJAR DAN KAMPUS MERDEKA Menurut H.A.R Tilaar (2005) pendidikan merupakan

MBKM memadukan kemampuan dan potensi mahasiswa dan perguruan tinggi untuk secara mandiri memilih dan menyelenggarakan kegiatan pembelajaran MBKM. Kebijakan kampus mandiri menginginkan perguruan tinggi di Indonesia memiliki ruang yang cukup untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Lebih lanjut, kerjasama antara perguruan tinggi dan dunia usaha harus berdasarkan desain dalam rangka peningkatan profesionalisme di lingkungan akademik.

Gambar

Tabel 3.1 Nilai dan Deskripsi PendidikanJiwa Merdeka
Gambar 3.1 Turunan Konsep Merdeka Belajar
Gambar 1. Program Merdeka Belajar (Murni, 2020)
Gambar 2. Terobosan Merdeka Belajar(Iskandar, 2020)
+4

Referensi

Dokumen terkait

1.Menumbuhkan budaya positif dengan kesepakatan kelas dan keyakinan kelas.. Menumbuhkan nilai-nilai profil pelajar Pancasila pada diri peserta didik dalam kegiatan

menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan, misalnya menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai

menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan- pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

Sekolah Penggerak yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa melalui tema kewirausahaan yang terdapat dalam Projek Penguatan Profil Pelajar

Penerapan pancasila sebagai filsafah pendidikan Indonesia dalam kurikulum merdeka diimplementasikan dalam P5 Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan enam dimensi yang wajib di

Peserta Didik Peserta didik regular, maksimal 40 peserta didik Profil Pelajar Pancasila Gotong royong Elemen Bab Ekologi dan Keanekaragaman Hayati termasuk salah satu pemahaman IPA

Target Pencapaian Diakhir Fase Setelah mengikuti kegiatan projek P5 dan PPRA Penguatan Profil Pelajar Pancasila peserta didik mampu menghasilkan karya inovatif yang bermanfaat dan

Target Pencapaian Diakhir Fase Setelah mengikuti kegiatan projek P3 Penguatan Profil Pelajar Pancasila peserta didik mampu menghasilkan karya inovatif yang bermanfaat dan bernilai