• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance untuk Meningkatkan Nilai OEE pada PLTMG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance untuk Meningkatkan Nilai OEE pada PLTMG"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Metodologi Penelitian

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Total Productive Maintenance

Dalam hal ini penulis memberikan pendekatan dan asumsi perbandingan perhitungan nilai OEE PLTMG sebagai berikut. Beberapa saran yang penulis berikan untuk perbaikan penerapan 5S dan TPM serta peningkatan nilai OEE PLTMG adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Pengertian 5S
Tabel 2.1 Pengertian 5S

Implementasi TPM

Pemeliharaan (Maintenance)

  • Pengertian Pemeliharaan
  • Tujuan Pemeliharaan
  • Pembagian Pemeliharaan

Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian, termasuk penyesuaian dan perbaikan yang dihentikan untuk memenuhi kondisi yang dapat diterima. Perawatan tidak terjadwal: Perawatan yang dilakukan segera ketika mesin mengalami kerusakan yang tidak terdeteksi sebelumnya.

Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Pemeliharaan preventif (Predictive maintenance) adalah pemeliharaan yang ditujukan untuk mencegah kegagalan suatu fasilitas dan dilakukan dengan cara pengecekan mesin pada waktu yang teratur dan telah ditentukan. Pelaksanaan perbaikan tingkat selanjutnya tergantung pada apa yang ditemukan selama pemeriksaan. Rasio ketersediaan merupakan rasio yang menggambarkan penggunaan waktu yang tersedia untuk aktivitas pengoperasian mesin atau peralatan. Waktu aktif adalah waktu aktif, waktu pengisian daya adalah waktu tersedia, dan waktu henti adalah waktu yang terbuang.

Rasio kualitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan peralatan dalam menghasilkan keluaran yang memenuhi standar. Pada perhitungan selanjutnya untuk mengetahui nilai OEE atau efisiensi dari mesin itu sendiri dapat dihitung dengan cara mengalikan ketiga faktor atau parameter diatas, yaitu sebagai berikut :.

Analisis Korelasi dan Regresi

  • Analisis Regresi Linier Berganda
  • AnalisisUjiValiditasdanReliabilitas
  • AnalisisUji F

Pengukuran asosiasi adalah istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Korelasi berguna untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (terkadang lebih dari dua variabel) dengan skala tertentu, misalnya data Pearson harus dalam skala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data nominal. Koefisien korelasi adalah ukuran statistik dari kovariasi atau hubungan antara dua variabel.

Apabila ditemukan koefisien korelasi tidak sama dengan nol (0), maka terjadi ketergantungan antara kedua variabel tersebut. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang diwujudkan dalam bentuk persamaan regresi. Untuk menyatakan apakah garis yang diperoleh cukup baik untuk menggambarkan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y), dapat diuji bentuk model yang digunakan dan keeratan hubungan (korelasi) untuk menunjukkan keakuratannya. dan keakuratan persamaan garis regresi yang diperoleh.

PenelitianTerdahulu

Penerapan TPM sebagai penunjang produktivitas dengan mengukur OEE mesin rotari KTH 8 menunjukkan bahwa produktivitas mesin rotari KTH menjadi faktor terbesar rendahnya nilai OEE akibat kinerja dengan big six loss faktor sebesar 71,25%. Perhitungan Nilai Efisiensi Total Peralatan Mesin Mixer Banbury 270L dan Bias Cut Line 2 (Studi Kasus PT. Suryaraya Rubberindo Industries). Nilai OEE mesin Mixer Banbury 270 L sebesar 71,07% yang dipengaruhi oleh faktor Six Big Losses Reduce Speed ​​Loss.

Review of the experimental study of the general equipment efficiency of various machines and strategies for its improvement. As a result, in October 2012 the company achieved approximately 93% in the average quality rating of the overall equipment efficiency equation and approximately 87% in availability, achieving an average efficiency of approximately 87.5 in October 2012. This model will be used to study the relationship between TPM practices and innovation performance for the Malaysian automotive industry.

Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan Penelitian
  • Jenis Data Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Pengolahan Data
  • Langkah-langkah Penelitian

Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel dan SPSS versi 23 untuk mengetahui hubungan tingkat korelasi penerapan 5S dan TPM dengan nilai OEE. Pada tabel yang terdiri dari Jam Kerja, Produksi Bruto dan Produksi Neto dapat dihitung nilai OEE. Pembahasan analisis perhitungan nilai OEE sesuai dengan judul penelitian ini yaitu menjadikan nilai OEE sebagai indikator kinerja PLTMG. Penulis akan membandingkan nilai OEE sebelum dan sesudah evaluasi penerapan TPM.

Dalam hal ini penulis membandingkan data perhitungan total nilai OEE sebelum periode 1 Januari 2016 – 30 Juni 2016 (6 bulan) dengan data setelah evaluasi penerapan TPM pada periode 1 Januari 2017 – 30 Juni. 2017 (6 bulan). Setujukah Anda bahwa pelaksanaan pemeliharaan terencana dapat meningkatkan nilai kinerja PLTMG dengan mengetahui nilai OEE? Setujukah Anda bahwa penerapan Fokus Perbaikan dapat meningkatkan nilai kinerja PLTMG dengan mengetahui nilai OEE?

Gambar 3.1    Diagram Alir Langkah  Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alir Langkah Penelitian

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Struktur Organisasi

Dalam proses pengumpulan data nilai OEE, peneliti mengumpulkan data selama periode 1 Januari – 30 Juni 2017 sebagai data yang akan diolah sebagai dasar analisis perhitungan nilai OEE di lokasi. Kuesioner Diberikan PT Dengan menggunakan persamaan dan dari tabel diatas maka dapat dihitung nilai OEE yang salah satunya adalah bulan Januari 2016 seperti dibawah ini.

Dari analisis perhitungan nilai OEE di atas, penulis menyimpulkan bahwa penerapan TPM pada periode sebelum evaluasi memiliki nilai OEE sebesar 0,68 dan penerapan TPM pada periode setelah evaluasi memiliki nilai OEE sebesar 0,6967. . Penerapan TPM yang terdiri dari 4 pilar dapat memberikan dampak terhadap nilai OEE dengan meningkatkan tingkat efektivitas sebesar 0,0167 atau 1,67% (persentase). Dari hasil analisis uji F diketahui nilai F hitung sebesar 15,143 dan F tabel sebesar 2,579. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa F ˃ telah menghitung F tabel, setelah itu Ho ditolak yang berarti empat pilar TPM yaitu keterampilan Autonomous Maintenance, Planned Maintenance, Targeted Maintenance dan Operational & Maintenance yang telah dilaksanakan dan dievaluasi dan mempengaruhi dalam hal ini secara bersama-sama derajat efektivitas PLTMG dengan menggunakan nilai OEE.

Dengan penerapan TPM setelah evaluasi, nilai OEE sebesar 69,67% meningkat dibandingkan nilai OEE sebelum evaluasi sebesar 68%. PT

Tabel 4.1 Divisi Operasi
Tabel 4.1 Divisi Operasi

Operasi Umun Perusahaan

Divisi Asset Management

Bagian pengelolaan aset merupakan bagian dalam perusahaan yang fungsi utamanya mengatur pengoperasian perangkat penyediaan tenaga listrik dan pengelolaan aset yang dimiliki serta berhubungan langsung dengan pelanggan. Pertama, subdivisi operasi merupakan salah satu bagian terpenting dari divisi pengelolaan aset yang menghasilkan pembangkitan tenaga listrik di seluruh unit produksi melalui kegiatan operasional. Pengelolaan aset sebagai bagian terpenting dalam perusahaan memiliki berbagai aktivitas kerja dalam pengoperasian dan pemeliharaan unit produksi.

Untuk mendukung dan membagi aktivitas kerja, departemen manajemen aset terdiri dari empat bidang dukungan operasional dan teknis. Setiap daerah mempunyai beberapa unit pembangkit listrik dan teknisi pendukungnya, seperti terlihat pada tabel berikut. Dalam alur proses organisasi, departemen aset berperan dalam mengelola dan memelihara aset yang dimiliki untuk mencapai target utama perusahaan.

Pengumpulan Data

  • Pengumpulan Data Area Kalimantan
  • Pengumpulan Data Penerapan 5 S
  • Pengumpulan Data Implementasi Penerapan TPM
  • Pengumpulan Data Perhitungan Nilai OEE

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data berdasarkan kategori empat pilar TPM. Data observasi berikut ini. Implementasinya dilakukan dengan berdiskusi dengan koordinator plant dengan topik pembahasan mengenai implementasi TPM yang telah dilakukan serta hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Dalam proses ini, kuesioner yang telah disiapkan didistribusikan kepada perwakilan karyawan dari masing-masing departemen.

PLTMG Penajam, Kalimantan Timur, yang dijadikan ringkasan data perhitungan mengingat lokasi tersebut memiliki pasokan gas yang stabil.

Pengolahan Data

  • Pengolahan Data Penerapan 5S
  • Pengolahan Data Implementasi Penerapan TPM
  • Pengolahan Data Perhitungan Nilai OEE

Pada tahap ini, penulis ingin mengetahui lebih jauh mengenai penerapan TPM di PT. Penggunaan persepsi antarwaktu karyawan terhadap penerapan TPM terhadap kinerja bisnis disebabkan karena adanya keterbatasan dalam pengumpulan data sebelum penyempurnaan kegiatan TPM. Berikut evaluasi penerapan TPM empat pilar yang dilakukan PT XYZ.

Penulis menetapkan periode ini karena periode 1 Juli 2016 – 31 Desember 2016 merupakan proses evaluasi penerapan TPM. Penting sekali penerapan TPM dapat terus dilakukan oleh PT. Peningkatan penerapan TPM dalam pengoperasian dan pemeliharaan PLTMG yang saat ini menerapkan 4 pilar, sebaiknya ditingkatkan secara bertahap untuk implementasi 8 pilar TPM nantinya.

Tabel 4.4 Jumlah Responden Penelitian
Tabel 4.4 Jumlah Responden Penelitian

HASIL PEMBAHASAN

Pelaksanaan Finding atautemuan

Pada tahap implementasi ini akan dikumpulkan data-data pada saat kunjungan berupa dokumentasi gambar atau foto terkait penerapan 5S yang masih perlu diperbaiki dan menjadi temuan data. Pendataan dilakukan di seluruh lokasi, antara lain ruang perkantoran, ruang MV, ruang perumahan, ruang gudang mini, bengkel mini, SPBU, dan tempat penyimpanan.

Pengelolahan Data HasilTemuan

Pelaksanaan Training

PelaksanaanPenerapan5S

EvaluasiPenerapan5S

Evaluasi pelaksanaannya dapat dilihat pada Tabel 4.3 (Tabel kondisi sebelum dan sesudah evaluasi 5S), dimana telah dilakukan perbaikan pada area gudang container, workshop dan MV Panel. Evaluasi pelaksanaannya dapat dilihat pada Tabel 4.3 (Tabel kondisi sebelum dan sesudah evaluasi 5S), dimana telah dilakukan perbaikan pada penataan sepatu dan penataan suku cadang. Seiketsu atau membakukan (Rawat), evaluasi pada tahap ini merupakan kegiatan yang melibatkan identifikasi PIC area atau penanggung jawab lokasi, serta menentukan peran dan tanggung jawabnya.

Secara umum pelaksanaan tahap ini telah terlaksana dan terdapat sedikit revisi mengenai tugas, tanggung jawab dan jadwal yang lebih jelas yang terpampang pada meja dinding di setiap lokasi kegiatan. Shitsuke atau mendukung (Rajin), evaluasi dilakukan dengan mengulang dan meninjau kembali tahapan-tahapan sebelumnya mulai dari seiri, seiton, seiso dan seiketsu jika sudah dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Langkah selanjutnya pada tahap ini adalah selalu mengupdate status penerapan 5S di dinding informasi, membuat program atau promosi dan hadiah, naik ke level yang lebih tinggi.

Gambar 5.2 Bagan Proses Sortir
Gambar 5.2 Bagan Proses Sortir

Evaluasi Penerapan TPM

Pada bab ini kita membahas analisis hasil kedua pengujian tersebut. Hal ini diperlukan sebagai alat untuk mengukur keakuratan data berupa item-item dalam data kuesioner. Kesimpulan dari hasil analisis diatas dan bab sebelumnya pada Tabel 4.5 Uji Validitas Data adalah sebagai berikut. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan karena F hitung ˃ F tabel maka Ho ditolak yang berarti empat pilar TPM adalah Autonomous Maintenance, Planned Maintenance, Targeted Maintenance dan Operational.

Penerapan 5S dan TPM sangat penting dalam pengoperasian dan pemeliharaan PLTMG di PT baik dalam jangka pendek (satu tahun) maupun jangka panjang (5 tahun), sehingga menjadi budaya kerja para karyawan. XYZ mengutamakan penerapan TPM yang berkorelasi atau terkoneksi antar departemen baik operasional, engineering (maintenance) dan support, sehingga tingkat efisiensi semakin meningkat.

Analisisa Hubungan Penerapan TPM denganNilai OEE

  • Analisa Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
  • Analisa menggunakan Regresi linier berganda
  • Analisa Perhitungan Nilai OEE

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Optimizing OEE, productivity and production costs to improve sales volume in an automotive industry through TPM: a case study. Journal of Department of Mechanical Engineering, Sant Longowal Institute of Engineering and Technology, Deemed University. A review of the experimental study of overall equipment efficiency of different machines and its improvement strategies through TPM implementation.

Kuesioner ini disebarkan dalam rangka mempelajari penerapan Total Productive Maintenance (TPM) dan dampaknya terhadap kinerja di lingkungan kerja PT XYZ. Untuk soal-soal di bawah ini, pilihlah jawaban yang bertanda (√) sesuai dengan keadaan sebenarnya dan sesuai dengan pengetahuan yang anda miliki.

Gambar

Gambar  2.1 Konsep Pilar-Pilar TPM
Gambar 2.2 Pilar-pilar 5S
Tabel 2.1 Pengertian 5S
Gambar 2.3 Bagan Perhitungan OEE
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan program preventive maintenance dengan penerapan Total Productive Maintenance (TPM) diharapkan dapat diterapkan pada mesin boiler di Perusahaan Perseroan PT

metode perawatan yang dipakai penulis adalah Total Productive Maintenance.. Total Productive Maintenance (TPM) merupakan

Untuk mengurangi cacad produksi sekaligus meningkatkan efektivitas produksi maka perlu penerapan "Total Productive Maintenance" karena TPM adalah sistem perawatan

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang kesesuaian faktor-faktor yang menentukan kebutuhan penerapan total productive maintenance dengan kondisi perusahaan

Adapun solusi dari permasalahan tersebut yakni menggunakan pendekatan Total Productive Maintenance (TPM) dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan

Pada penelitian sebelumnya yang sudah ada mengenai pembahasan metode Total Productive Maintenance (TPM) dengan perhitungan Overall Equipment Effectiveness maka dapat kita

USULAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MESIN PORTABLE SPOT WELDING.. (STUDI KASUS

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi penerapan Total Productive Maintenance dengan mengukur tingkat efektivitas mesin, menggunakan