• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Waktu Kerja, Beban Kerja Fisik, dan Tingkat Kelelahan Karyawan Pabrik Kelapa Sawit dengan Metode FTE, CVL dan SOFI

N/A
N/A
Adinda Pratiwi

Academic year: 2024

Membagikan " Evaluasi Waktu Kerja, Beban Kerja Fisik, dan Tingkat Kelelahan Karyawan Pabrik Kelapa Sawit dengan Metode FTE, CVL dan SOFI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

-43-

EVALUASI WAKTU KERJA, BEBAN KERJA FISIK DAN TINGKAT KELELAHAN KARYAWAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE

FTE, CVL DAN SOFI

Yeyen, Ratih Rahmahwati, Silvia Uslianti

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Pontianak, 78124 Email: [email protected]

ABSTRAK

PT. XYZ perusahaan yang bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit dengan waktu kerja shift sore 15.00 – 23.00 WIB dan shift pagi 07.00 - 15.00. Kondisi tertentu saat panen raya, buah sawit dari pemasok akan berlimpah sehingga dilakukan penambahan jam lembur dimulai pukul 17.00 – 07.00 WIB shift sore dan 07.00-17.00 WIB shift pagi.

Waktu kerja panjang mengakibatkan ketidakseimbangan antara waktu kerja dan waktu luang karyawan produksi, sehingga diperlukan pengukuran mengenai waktu kerja, nilai beban kerja fisik, dan kelelahan yang dialami karyawan. Pengumpulan data dilakukan pada 10 karyawan yang terbagi 5 operator shift A dan 5 operator shift B dari stasiun sterilizer, tippler, press, klarifikasi dan boiler. Penelitian ini menggunakan metode FTE untuk memperoleh nilai beban kerja waktu dan jumlah sumber daya manusia sedangkan metode %CVL untuk mengukur beban kerja fisik berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja dan denyut nadi istirahat. Metode SOFI digunakan untuk mengukur tingkat kelelahan yang dialami karyawan dengan kuesioner dan perhitungan rata-rata skor. Pengujian regresi linear sederhana menggunakan software SPSS 25 untuk mengetahui keterkaitan antara beban kerja dengan kelelahan. Berdasarkan hasil pengolahan data dari perhitungan FTE staiun sterilizer dan tippler memiliki kategori fit (normal) bahwa tuntutan pekerja sebanding dengan jumlah operator aktual saat ini. Stasiun press dan klarifikasi berada pada kategori rendah yang menandakan kegiatan pekerja dengan jumlah operator pada stasiun ini sudah cukup, sedangkan kategori tinggi terjadi pada stasiun boiler karena jumlah pekerja tidak sebanding dengan aktivitas fisik yang tinggi. Hasil perhitungan metode %CVL beban kerja fisik nilai tertinggi sebesar 33,63%. diperlukan perbaikan diperoleh operator boiler dan nilai %CVL terkecil 22,40% tidak diperlukan perbaikan diperoleh operator tippler. Hasil perhitungan tingkat kelelahan diperoleh 9 pekerja pada kategori kelelahan sedang dan 1 pekerja pada kategori kelelahan berat. Uji regresi menyatakan setiap penambahan 1% nilai beban kerja berpengaruh terhadap kenaikan nilai tingkat kelelahan sebesar 0,312 sehingga rekomendasi yang diberikan yaitu penambahan karyawan sebanyak 2 orang dan penjadwalan dengan perubahan jam lembur menjadi 12 jam dan memberikan jam istirahat rolling kepada karyawan.

Kata Kunci: Beban Kerja Fisik, Beban Kerja Waktu, CVL, FTE, Lembur, SOFI, Tingkat Kelelahan.

PENDAHULUAN

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit berupa pengolahan crude palm oil (CPO) dan inti sawit (kernel).

Berkapasitas 45 ton/jam atau setara dengan 900 ton pengolahan TBS per hari. Proses produksi dimulai dari pukul 15.00 – 23.00 WIB shift sore dan 07.00 - 15.00 shift pagi. Penjadwalan shift dilakukan secara bergantian setiap minggunya, dengan total jam kerja 45 jam/minggu tanpa waktu istirahat. Kondisi tertentu seperti panen raya TBS yang diterima perusahaan akan berjumlah banyak sehingga dilakukan penambahan jam kerja. Jam lembur dimulai pukul 01.00 – 07.00 WIB shift sore dan 15.00 - 17.00 WIB shift pagi.

Pembagian overtime yang tidak sama antar shift serta tuntutan target produksi meningkatkan beban kerja yang dialami pekerja, waktu kerja lembur yang panjang

ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara waktu kerja dan waktu luang sehingga pekerja hanya memiliki sedikit waktu untuk beristirahat. Data jam lembur pekerja pada masing masing stasiun ditunjukan pada tabel 1.1 (PT. Pundi Lahan Khatulistiwa, 2022).

Tabel 1 Jam Lembur tanggal 1 Juli 2022

Tanggal Stasiun Mulai Lembur

Selesai Lembur

Lama Lembur Shift

01-Jul- 22

Sterilizer 1:30 WIB

7:00

WIB 5,5 jam

Shift Sore Tippler

Theser

1:30 WIB

7:00

WIB 5,5 jam

Press 1:30

WIB

7:00

WIB 5,5 jam Klarifikasi 1:30

WIB

7:00

WIB 5,5 jam Boiler 1:30

WIB

7:00

WIB 5,5 jam

(2)

-44-

Tanggal Stasiun Mulai Lembur

Selesai Lembur

Lama Lembur Shift Sterilizer 15:00

WIB

17:00

WIB 2 jam

Shift Pagi Tippler

Theser

15:00 WIB

17:00

WIB 2 jam

Press 15:00

WIB

17:00

WIB 2 jam Klarifikasi 15:00

WIB

17:00

WIB 2 jam

Boiler 15:00 WIB

17:00

WIB 2 jam

Stasiun kerja terdiri dari stasiun otomatis dan stasiun yang memerlukan tenaga manusia. Stasiun sterilizer terdiri 3 pekerja pria rentang usia 36 – 30 tahun, pekerjaan yang dilakukan memasukan TBS ke dalam perebusan dengan pembukaan dan penutupan pintu tabung perebusan serta menggeser jalur lori, kemudian stasiun boiler yang melakukan pembersihan kerak hasil pembakaran terdiri dari 3 pekerja pria dengan rentang usia 35 – 28 tahun sedangkan stasiun kerja yang sepenuhnya dilakukan oleh mesin terdapat pada stasiun tippler thresher, press dan klarifikasi, dimana pada stasiun ini pekerja bertugas memantau dan menjaga tekanan dan temperatur pada mesin. Maka terdapat pekerja yang sibuk dan pekerja yang santai sehingga memberikan beban kerja yang diterima setiap pekerja memiliki tingkat yang berbeda-beda.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengukur waktu kerja terhadap beban kerja dan kelelahan yang dialami pekerja bagian produksi PT.XYZ. Metode yang digunakan dalam penelitian pengukuran beban kerja ini adalah Full Time Equivalent (FTE) yaitu memperoleh jumlah karyawan yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

Pengukuran beban kerja fisik dilakukan dengan metode

%Cardiovascular Load dan pengukuran tingkat kelelahan dilakukan dengan Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) sehingga Output yang diperoleh dari penelitian ini berupa perbaikan waktu kerja dan penentuan jumlah karyawan yang tepat pada tiap stasiun PT. XYZ.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan aspek-aspek manusia dengan lingkungan kerjanya ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi teknik, manajemen dan perancangan [1].

2. Beban Kerja Fisik

Beban kerja fisik melibatkan kemampuan manusia melakukan pekerjaan dengan menggunakan aktivitas otot dalam suatu periode tertentu [2]. Pengukuran beban kerja fisik dilakukan dengan 2 metode pengukuran langsung yaitu secara objektif dan metode tidak

langsung, Pengukuran langsung dilakukan dengan mengukur denyut nadi[3].

3. Kelelahan

Kelelahan (fatigue) adalah mekanisme perlindungan tubuh untuk terhindar dari kerusakan lanjutan akibat beban yang diterima sehingga saat istirahat merupakan waktu pemulihan tubuh.

4. Jam Kerja

Jam kerja adalah proses yang dibutuhkan seseorang dalam merampungkan pekerjaannya dalam kurun waktu tertentu [4].

5. Allowance

Pekerja dalam melakukan pekerjaannya tidak akan mampu bekerja secara terus-menerus dikarenakan beberapa faktor sehingga diperlukan waktu untuk kebutuhan sendiri. Kelonggaran diberikan untuk 3 hal yaitu kebutuhan pribadi pria sebesar 0-2,5% sedangkan kebutuhan pribadi wanita 2-5%, kebutuhan untuk menghilangkan rasa lelah dan waktu untuk hambatan- hambatan yang tidak dapat dihindarkan.

6. Metode Full Time Equivalent

FTE merupakan beban kerja berdasarkan waktu kerja pada hitungan satu tahun maka beban kerja yang dibebankan kepada pekerja terdapat 3 kategori yaitu beban kerja normal (fit), beban kerja berlebihan (overload), beban kerja rendah (underload) [5].

Kategori beban kerja diklasifikasikan seperti pada tabel 2 (Sukirman, 2021: 22).

Tabel 2 Kategori Beban Kerja FTE Kategori Beban Kerja Nilai Indeks FTE

Overload >1.28

Fit 1 – 1,27

Underload <0.99

Persamaan untuk memperoleh indeks nilai FTE adalah sebagai berikut:

FTE = Total waktu aktivitas + Allowance Total waktu kerja

Dimana rumus diatas bahwa total waktu aktivitas, Allowance dan total waktu tersedia dihitung melalui persamaan sebagai berikut:

a. Total Waktu Aktivitas (Menit)

= Waktu Kegiatan Utama + Waktu Kegiatan Pendukung + Waktu Kegiatan Insidental b. Total waktu allowance (Menit)

= Allowance yang diberikan Perusahaan × Jam Kerjadalam Sehari × Jumlah Hari Kerja c. Total waktu kerja (Menit)

= Jumlah Hari dalam Setahun ×Jumlah Jam Kerja Sehari

7. Metode Cardiovascular

Pengukuran beban kerja fisik berdasarkan denyut

(3)

-45- nadi tubuh seseorang untuk menggambarkan keadaan statis atau dinamis, oleh karena itu peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum dinyatakan ke dalam beban Cardiovascular Load (%CVL)

%CVL= 100 (denyut nadi kerja - denyut nadi istirahat) ((denyut nadi maksimum - denyut nadi istirahat))

Persamaan denyut maksimum untuk laki laki adalah 220/menit (umur) dan wanita adalah 200/menit (umur) [2].

Tabel 3 Klasifikasi Beban Kerja Fisik %CVL

%CVL Klasifikasi

X ≤ 30% Tidak terjadi kelelahan 30 ≤ %CVL ≤ 60% Diperlukan perbaikan tetapi tidak

mendesak 60 ≤ %CVL ≤ 80% Kerja dalam waktu singkat 80 ≤ %CVL ≤ 100% Diperlukan tindakan perbaikan segera

CVL ≥ 100% Tidak diperbolehkan beraktivitas

8. Metode Swedish Occupational Fatigue Inventory SOFI pertama kali dikembangkan oleh Ahsberg pada tahun 1998, merupakan alat ukur menggunakan kuesioner untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kelelahan pekerja selama melakukan aktivitas pekerjaan secara subjektif [6].

Tabel 4 Dimensi Kuesioner SOFI

No Dimensi Item Penilaian

1 Lack of Energy

Overworked (kerja berlebihan)

Worn out (energi terkuras setelah bekerja) Exhausted (sangat lelah)

Spent (tenaga terkuras untuk hal lain) Drained (energi banyak berkurang)

2 Physical Exertion

Sweaty (berkeringat)

Breathing Heavily (bernafas dengan berat) Palpitations (jantung berdebar)

Warm (tubuh terasa hangat) Out of Breath (nafas tersengal-sengal)

3 Physical Discomfort

Tense Muscles (otot menegang) Stiff Joints (merasa kaku di persendian) Numbness (merasa keram di beberapa titik tubuh)

Hurting (tubuh kesakitan) Aching (merasa nyeri)

4 Lack Motivation

Uninterested (tidak tertarik keadaan sekitar) Passive (tidak banyak gerak)

Listless (lesu, tidak bersemangat) Indifferent (acuh tak acuh)

Lack of concern (merasa kurang peduli)

5 Sleepine

Sleepy (mengantuk)

Falling a sleep (ingin segera tidur) Drowsy (pandangan kabur karena mengantuk)

Yawning (sering menguap) Lazy (merasa malas)

Langkah yang digunakan perhitungan metode SOFI yaitu sebagai berikut:

a. Menghitung skor = atribut 1 + atribut 2 + atribut 3 b. Menghitung rerata nilai total = Total Skor5

c. Mengklasifikasi nilai skor

Tabel 5 Katogori Kelelahan No. Rating Nilai Kategori Kelelahan

1. 1-10 Ringan

2. 11-20 Sedang

3. 21-30 Berat

METODOLOGI PENELITIAN

Objek pada penelitian ini adalah pengukuran waktu kerja, beban kerja fisik dan tingkat kelelahan pada karyawan lantai produksi dengan jumlah sampel sebanyak 10 operator dari stasiun kerja sterilizer, tippler, press, klarifikasi dan boiler. Metode yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi yaitu metode FTE, metode CVL dan metode SOFI, dimana data yang diperoleh dari perhitungan waktu kerja, pengukuran denyut nadi dan pembagian kuesioner SOFI.

Berikut ini tahapan yang dilakukan dalam penelitian.

Mulai

Studi Lapangan Studi Literatur

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Pengumpulan Data FTE 1. Waktu Kegiatan Utama 2. Waktu Kegiatan Pendukung 3. Waktu Kegiatan Insidental 4. Allowance 5. Jam Kerja 6. Jumlah Hari Kerja

Pengolahan Data 1. Perhitungan Waktu Aktivitas 2. Perhitungan Waktu Allowance 3. Perhitungan Waktu Kerja 4. Perhitungan Indeks FTE 5. Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja

Pengumpulan Data CVL Pengukuran Denyut Nadi

Uji Kecukupan Data

Apakah Data Cukup

Uji Keseragaman Data

Apakah Data Seragam

Pengolahan Data Beban Kerja Fisik Perhitungan CVL

Pengumpulan Data Kuesioner SOFI

Pengolahan Data Tingkat Kelelahan 1. Mencari Nilai Rata-rata 2. Mengklasifikasikan Hasil Perhitungan

Uji Regresi Linier Sederhana

Penutup

Selesai

Buang Data Outlier Ya

Tidak

Ya Tidak

Hasil dan Pembahasan 1. Jumlah Sumber Daya Manusia

yang Optimal 2. Penjadwalan Kerja di Perusahaan

PT. Pundi Lahan Khatulistiwa

Gambar 1 Flowchart Penelitian

(4)

-46-

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Waktu Kerja

Berikut merupakan perhitungan FTE pada stasiun sterilizer, stasiun tippler, stasiun press stasiun klarifikasi dan stasiun boiler:

Stasiun Sterilizer merupakan stasiun yang membutuhkan tenaga manusia dalam operasional nya, dimana terdapat beberapa pekerjaan yang dilakukan dengan manual. Jumlah pekerja pada satu shift terdiri dari 3 pekerja dan beban kerja waktu selama setahun sebesar 428.394 menit. Berikut perhitungan indeks FTE

a) Perhitungan Total Waktu Aktivitas Total waktu aktivitas

= 428.394 menit b) Perhitungan Allowance

= 24% x (8 jam x 60 menit) x 256 hari

= 24% x 480 x 256

= 31.948,8 menit

c) Perhitungan Total Waktu Kerja

= 256 hari x 480

= 122.880 menit d) Perhitungan Indeks FTE

FTE = Total waktu aktivitas+Allowance

Total waktu kerja x 100%

= 428.394 + 31.948,8

122.880 x 100%

= 3,72%

= 3,74

Berdasarkan perhitungan diperoleh beban kerja operator stasiun sterilizer adalah 374% atau 3,74, karena pada stasiun ini jumlah pekerja aktual sebanyak 3 pekerja maka nilai FTE dibagi dengan jumlah pekerja sehingga setiap operator bernilai 1,24 sehingga beban kerja yang dialami operator dari hasil indeks FTE berada pada kategori beban kerja normal (fit) untuk operator stasiun sterilizer.

Berikut rekapitulasi perhitungan FTE dari kelima stasiun kerja dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6 Kategori FTE

Stasiun Indeks FTE Kategori

Sterilizer 1,24 Fit

Tippler 1.09 Fit

Press 0,53 Underload

Klarifikasi 0,77 Underload

Boiler 1,47 Overload

Hasil yang ditunjukan bahwa stasiun sterilizer dan tippler memiliki kategori fit (normal) bahwa tuntutan pekerja sebanding dengan jumlah operator aktual saat ini. Stasiun press dan klarifikasi berada pada kategori beban kerja rendah yang menandakan kegiatan pekerja dengan jumlah operator pada stasiun ini sudah cukup, sedangkan untuk kategori beban kerja fisik tinggi terjadi pada stasiun boiler

2. Beban Kerja Fisik

Berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan

%CVL dari perbandingan denyut nadi diperoleh nilai beban kerja fisik. Hasil perhitungan dibandingkan dengan kategori beban kerja yang telah ditetapkan. Hasil klasifikasi beban kerja fisik dari 10 operator dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7 Kategori Beban Kerja Fisik

No Nama Stasiun

Kerja %CVL Kategori 1 Novianus Sterilizer 28.70 Tidak terjadi

kelelahan 2 Supandi Tippler 23.97 Tidak terjadi

kelelahan 3 Ligorius

Suhaidi

Press 26.73 Tidak terjadi kelelahan 4 Syamhed

i

Klarifika si

24.62 Tidak terjadi kelelahan 5 Martinus

Aris

Boiler 33.04 Diperlukan perbaikan 6 Supandi

B

Sterilizer 32.41 Diperlukan perbaikan 7 Holik Tippler 22.4 Tidak terjadi

kelelahan 8 Bernadus Press 23.53 Tidak terjadi

kelelahan 9 Suli Klarifika

si

24.37 Tidak terjadi kelelahan 10 Misnadi Boiler 33.63 Diperlukan

perbaikan

Diketahui dari 10 karyawan berdasarkan perbandingan denyut nadi kerja dan denyut nadi istirahat bahwa 3 karyawan mengalami beban kerja fisik dengan klasifikasi diperlukan perbaikan karena memiliki persentase nilai CVL diantara 30-60% sedangkan 7 pekerja lainnya memiliki nilai <30% sehingga berada pada klasifikasi tidak terjadi kelelahan.

3. Tingkat Kelelahan

Pengukuran tingkat kelelahan dilakukan dengan penyebaran kuesioner SOFI. Berikut merupakan hasil pengukuran tingkat kelelahan kerja berdasarkan kuesioner metode SOFI dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8 Rekapitulsai Kelelahan Kerja

No Nama Stasiun Shift Rata

- Rata

Tingkat Kelelahan 1 Novianus Sterilizer B 16.4 Sedang

2 Supandi Tippler B 12.6 Sedang

3 Ligorius

Suhaidi Press B 13.2 Sedang

4 Syamhed i

Klarifika si

B 12.8

Sedang 5 Martinus

Aris Boiler B 17.4

Sedang 6 Suspandi

(B) Sterilizer A 19.2

Sedang

7 Holik Tippler A 13.6 Sedang

8 Bernadus Press A 16 Sedang

(5)

-47-

9 Suli Klarifika si

A 17.2 Sedang

10 Misnadi Boiler A 21.2 Berat

Berdasarkan nilai rerata SOFI diperoleh kategori kelelahan sedang terjadi pada kepada 9 pekerja dan 1 pekerja berada pada kategori kelelahan berat yang diperoleh Misnadi operator boiler sebesar 21,2.

Kelelahan terjadi karena operator bekerja pada waktu 15.00-23.00 WIB dan rerata nilai terendah sebesar 12,6 diperoleh Suspandi operator stasiun tippler dimana jam kerja dilakukan pada shift Pagi jam 07.00-15.00 WIB

Dimensi SOFI terendah berada pada kekurangan motivasi dengan skor 118, yang menandakan motivasi tidak berpengaruh besar terhadap tingkat kelelahan karyawan sedangkan skor tertinggi sebesar 189 pada dimensi kekurangan energi

Gambar 2 Gambar Dimensi Kelelahan

4. Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji T)

Uji regresi linear sederhana dilakukan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel beban kerja terhadap variabel kelelahan yang dilakukan dengan SPSS yang ditunjukan pada tabel 9.

Tabel 9 Uji Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) 7.647 3.249 2.354 .046

Beban Kerja .312 .119 .680 2.623 .031 a. Dependent Variable: Kelalahan

Nilai konstan variabel tingkat kelelahan sebesar 7,647, koefisien regresi beban kerja bernlai 0,312 yang berarti penambahan 1% nilai beban kerja berpengaruh secara parsial terhadap kenaikan nilai tingkat kelelahan sebesar 0,312.

5. Rekomendasi Perbaikan

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dengan metode FTE, CVL dan SOFI kepada operator stasiun sterilizer, tippler, press, klarifikasi dan boiler bahwa stasiun boiler menunjukan kesenjangan antara

beban kerja waktu tidak sebanding lurus dengan jumlah sumber daya manusia saat ini, sehingga beban kerja yang diterima operator boiler berlebihan untuk shift A dan B, kemudian perhitungan beban kerja fisik bahwa operator sterilizer dan boiler shift A dan B jam kerja 07.00-15.00 untuk shift B dan jam kerja 15.00-23.00 untuk shift B diperlukan perbaikan dan perhitungan kelelahan dengan menggunakan SOFI diperoleh 9 operator berada pada kategori sedang dan 1 operator boiler shift A berada pada kategori tinggi. Hal ini dikarenakan ketidakseimbangan di dalam stasiun kerja yang dipengaruhi oleh jumlah pekerja dengan tuntutan pekerjaan, usia.

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk perbaikan beban kerja fisik dan tingkat kelelahan berdasarkan hasil penelitian ini pada stasiun kerja sterilizer, tippler, press, klarifikasi dan boiler adalah sebagai berikut.

1. Memberikan waktu istirahat kepada pekerja dengan sistem rolling antara pekerja dengan rekan kerja pada stasiun kerjanya sehingga stasiun kerja terdapat operator yang bekerja dan beristirahat.

2. Melakukan inspeksi kelengkapan APD yang pekerja gunakan agar mengurangi potensi kecelakaan kerja dan beban kerja yang dialami

.

3. Melakukan kajian penambahan sumber daya manusia pada stasiun boiler.

Tabel 10 Rekomendasi Penentuan SDM Stasiun

Jumlah Aktual Operator

Jumlah SDM Aktual Shift A Shift B

Sterilizer 3 3 6

Tippler 1 1 2

Press 3 3 6

Klarifikasi 2 3 5

Boiler 3 3 6

4. Penjadwalan kerja lembur dengan maksimal overtime 12 jam shift pagi dan shift sore.

Tabel 11 Rekomendasi Penjadwalan

Bulan Terjadi Lembur

Hari Minggu Minggu

Ke-1

Minggu Ke-2

Minggu Ke-3

Minggu Ke-4 07.00-

19.00

19.00- 07.00

07.00- 19.00

19.00- 07.00

07.00- 15.00 Shift Pagi Shift A Shift A Shift A Shift A

19.00- 07.00

07.00- 19.00

19.00- 07.00

07.00- 19.00

15.00- 23.00 Shift Sore Shift B Shift B Shift B Shift B

KESIMPULAN DAN SARAN

Pengukuran beban kerja berdasarkan waktu kerja menggunakan metode FTE. Hasil perhitungan indeks FTE bahwa terdapat 2 stasiun pada kategori underload yaitu stasiun kerja press dan klarifikasi dengan nilai 0,53 dan 0,77 sedangkan Pengukuran beban kerja fisik dipoerleh dari perhitungan metode %CVL didapatkan 6

189 186 184

118 120

0 50 100 150 200

Lack of Energy

Physical Excertion

Physcal Discomfrot

Lack Motivation

Sleepines Total Dimensi

(6)

-48- pekerja tidak diperlukan perbaikan sedangkan 3 pekerja diperlukan perbaikan. Beban kerja fisik pada kategori diperlukan perbaikan terjadi pada satu operator stasiun sterilizer shift sore dan 2 karyawan stasiun boiler shift pagi dan sore. tingkat kelelahan berdasarkan pengisian kuesioner secara subjektif yang dialami oleh pekerja terdapat 9 pekerja berada pada kategori kelelahan sedang dan 1 pekerja berada pada kategori tinggi, diperoleh operator stasiun boiler shift sore

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan memperhatikan jam lembur kerja karyawan dan kedisiplinan pekerja mengenakan alat pelindung diri.

2. Penelitian selanjutnya dengan bahasan yang sama dapat menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau menggunakan populasi semua stasiun kerja.

3. Penelitian selanjutnya dapat membuat penjadwalan kerja kepada semua stasiun kerja berdasarkan hasil perhitungan FTE, CVL dan SOFI.

REFERENSI

[1] F. Setyaning Handika, E. Indah Yuslistyari, And M. Ruf Hidayatullah, “Analisis Beban Kerja Fisik Dan Mental Operator Produksi Di Pd. Mitra Sari,”. Vol. 3, no. 2. pp. 82-89 2020.

[2] Tarwaka, S. HA Bakri, And L. Sudiajeng,

“Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Produktivitas,”. Edisi ke-1.

Surakarta: Uniba Press. 2004.

[3] M. Mutia, “Pengukuran Beban Kerja Fisiologis Dan Psikologis Pada Operator Pemetikan Teh Dan Operator Produksi Teh Hijau Di PT Mitra Kerinci”. Jurnal. Optimasi Sis. Ind. Vol. 13, pp.

503-517. 2016.

[4] M. Rizky, “Analisis Jam Kerja, Jaminanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada PT.

Perkebunan Nusantara IV di Unit Usaha Dolok Sinumbah, Simalungun”. Vol. 11, no. 2, pp. 53- 59, 2019.

[5] T. Kusuma And M. Firdaus, “Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Optimal Untuk Peningkatan Produktifitas Kerja (Studi Kasus: Ud Rekayasa Wangdi W),” Integrated Lab Journal, Vol. 7, No. 2, Pp. 26–36, Oct. 2019.

[6] S. Oktaviara, “Analisis Tingkat Kelelahan Dan Beban Kerja Mental Operator Crane Menggunakan Metode SOFI Dan NASA-Tlx.”.

[Online: Universitas Muhammadiyah Sirakarta].

BIOGRAFI

Yeyen, lahir di Sungai Raya, pada tanggal 22 November 2000. Penulis menempuh pendidikan di SDN 24 Rasau Jaya dan lulus pada tahun 2013, SMPN 02 Sungai Ambawang pada ahun 2016, dan SMAN 01 Kuala Mandor pada tahun 2019. Tahun 2019 penulis melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Universitas Tanjungpura program sarjana Teknik Industri dan dinyatakan lulus pada tahun 2023.

Ratih Rahmahwati beliau lahir di Pontianak tanggal 9 mei tahun 1988. Menyelesaikan pendidikan (S.T) di Universitas Diponegoro Semarang dengan bidang keahlian Teknik Industri pada tahun 2006 dan melanjutkan pendidikan Magister Teknik (M.T) di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya bidang keahlian Ergonomi dan K3 pada tahun 2011. Sejak tahun 2013 hingga saat ini beliau merupakan salah satu dosen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Silvia Uslianti, beliau lahir di Pontianak tanggal 31 Agustus tahun 1972. Menyelesaikan pendidikan (S.T) di Universitas Islam Indonesia dengan bidang keahlian Teknik Industri pada tahun 1996 dan melanjutkan pendidikan Magister Teknik (M.T) di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya pada tahun 2022. Sejak tahun 1998 hingga saat ini beliau merupakan salah satu dosen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

(7)

-49-

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh beban kerja fisik. terhadap

Dari hasil penelitian tentang “Hubungan Antara Beban Kerja Fisik Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Tulangan Beton“ yang telah dilakukan di PT Wijaya

Pabrik Kelapa Sawit Rambutan telah melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan dalam proses produksinya, pabrik kelapa sawit ini menggunakan

Hubungan Kadar COHb dan Beban Kerja Fisik dengan Kelelahan Kerja pada Operator SPBU di Surakarta, Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran,

Hasil penelitian dari beban kerja fisik dengan kelelahan kerja yaitu didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara beban kerja fisik dengan kelelahan kerja

Sedangkan karyawan dengan lingkungan fisik kerja tidak mendukung yang mengalami kelelahan berat sebanyak 14 responden 77.8% lebih banyak dibandingkan yang mengalami kelelahan ringan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran kuantitas beban kerja fisik pada UMKM pabrik roti Arsyifa Bakery berdasarkan perhitungan FTE, Dan juga untuk mengetahui berapa jumlah

Hubungan antara beban kerja, durasi kerja, stres kerja, dan kelelahan kerja pada karyawan Bank X pada tahun