• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MASYARAKAT TERHADAP ANTENATAL CARE (ANC) DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN

N/A
N/A
Bebaskita Ginting

Academic year: 2024

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MASYARAKAT TERHADAP ANTENATAL CARE (ANC) DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MASYARAKAT TERHADAP ANTENATAL CARE (ANC) DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN

Helmi Zahra Siregar*1, Farida Hanim Harahap*2, Liza Syintani Putri Selian3, Fitriani Pramita Gurning4

1,2,3,4 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

INFO ARTIKEL ABSTRAK

**Corresponding Author Email:

Helmizahra4@gmail.co m

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) adalah kematian yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, atau nifas dan bukan kecelakaan. AKI dihitung per 100.000 kelahiran. Saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI) masih berada di urutan 305/100.000 kelahiran hidup, namun belum mencapai target 183/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2024. Faktor-faktor yang mendorong ibu hamil untuk berobat ke dokter kandungan meliputi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, pengetahuan, sikap, jarak dari rumah, pendapatan keluarga, media, dukungan suami, dukungan keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2023. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis, memahami, meningkatkan, dan mempertahankan kesehatan ibu dan bayi di Puskesmas Tuntungan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sepuluh informan dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Hasil studi ini menunjukkan bahwa faktor- faktor penyebab ibu hamil enggan melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah faktor penguatan, jarak, dan juga pengetahuan. Dapat disimpulkan bahwa kunjungan ANC di Puskesmas Tuntungan belum mencapai tingkat yang optimal.

Kata kunci: ANC, Ibu hamil, kesehatan

ABSTRACT

The Ministry of Health of the Republic of Indonesia states that Maternal Mortality Rate (MMR) refers to deaths caused by pregnancy, childbirth, or postpartum complications, excluding accidents. MMR is calculated per 100,000 live births.

Currently, the Maternal Mortality Rate (MMR) stands at 305/100,000 live births, which is still below the target of 183/100,000 live births by the year 2024. Factors that influence pregnant women's visits to obstetricians include age, education level, occupation, gender, knowledge, attitude, distance from home, family income, media exposure, spousal support, family support, and healthcare provider support. This research was conducted in June 2023. The objective of this research is to analyze, understand, improve, and maintain the health of mothers and infants at Tuntungan Health Center. This study adopts a qualitative research approach. Ten informants were selected using purposive sampling method. Data collection technique used in this study was through interviews. The findings of this study indicate that factors influencing pregnant women's reluctance to attend Antenatal Care (ANC) visits include reinforcement factors, distance, and knowledge. It can be concluded that ANC visits at Tuntungan Health Center have not reached an optimal level.

Keywords: ANC, pregnant women, health.

ISSN: 2721-110X (online) ISSN: 2355-164X (print)

(2)

PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah Satu indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya perempuan yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan, bunuh diri atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Hingga saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI masih di kisaran 305 per 100.000 Kelahiran Hidup, belum mencapai target yang ditentukanyaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024. Demikian juga bayi dan balita yang masih harus kita selamatkan dari kematian.

Sepanjang tahun 2022 angka kematian ibu di Sumatera Utara mencapai 131 kasus dan angka kematian bayi baru lahir ada di 610 kasus. Angka ini menurun jika dibandingkan dari tahun 2021 lalu, yakni untuk jumlah kematian ibu ada 248 dan jumlah kematian bayi tercatat 633 kasus.

Kementerian Kesehatan RI menetapkan pemeriksaan ibu hamil atau antenatal care (ANC) dilakukan minimal sebanyak 6 kali selama 9 bulan sebagai bentuk komitmen untuk penyediaan layanan esensial bagi Ibu hamil. Untuk mendukung aktivitas ini, Kemenkes tengah dalam proses menyediakan USG di Seluruh Provinsi di Indonesia. Sebelumnya pemeriksaan USG hanya dapat dilakukan di RS atau Klinik, saat ini ibu hamil sudah dapat melakukan pemeriksaan di Puskesmas.

Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsep sampai lahirnya janin. Kehamilan normal berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu (Aspiani,2017).

Penyebab kematian ibu tertinggi setiap tahunnya sama yaitu pendarahan. Diikuti oleh tekanan darah tinggi dan infeksi, serta penyebab lain seperti kanker, penyakit jantung, TBC, atau penyakuit ibu lainnya. Sedangkan aborted dan bortus lama merupakan penyebab AKI yang sangat minor.

Komplikasi kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian ibu dengan itu salah satu solusi yang efektif dalam menurunkan angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu dengan cara meningkatkan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga medis terlatih yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Di samping itu, dibutuhkan partisipasi serta kesadaran ibu terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan.

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi, oleh karenaitusetiap Ibu hamil harus memeriksa kehamilan secara teratur.

Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal empat kali selama kehamilan, yaitu sekali pada trimester pertama,sekali pada trimesterkedua dan dua kali pada trimester ketiga.

Tujuan Antenatal Care (ANC)

1. Memantau perkembangan proses kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin didalamnya.

2. Cari tahu semua komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi di awal kehamilan, termasuk riwayat kesehatan dan pembedahan.

3. Meningkatkan dan memelihara kesehatan ibu dan bayi.

4. Persiapkan proses persalinan agar bayi dapat dilahirkan dengan selamat dan trauma yang dapat terjadi saat persalinan dapat diminimalkan.

5. Menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak agar mengalami tumbuh kembang yang normal.

7. Persiapkan ibu untuk melewati tempat tidur dan menyusui bayinya secara eksklusif.

METODE

Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Tuntungan pada bulan Juni 2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam. Adapun populasi pada penelitian ini yaitu Ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Tuntungan di Jl.Bunga Melati, Kec.Medan Tuntungan, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara, Dengan sampel sebanyak 10 orang.

HASIL PENELITIAN HASIL

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, kebijakan pelayanan antenatal care (ANC) yang ada di Puskesmas ini menetapkan kunjungan sebanyak 6 kali selama kehamilan, 1 kali di trimester pertama, 2 kali di trimester kedua, dan 3 kali di trimester ketiga. Rata-rata ibu hamil memeriksa kehamilannya di UPT Puskesmas Tuntungan sebanyak 2 kali akibatnya selama kehamilan seorang ibu tidak tau perkembangan janinnya.

(3)

PEMBAHASAN

Begitu juga dengan pemeriksaan selama kehamilan, ibu hamil sangat dianjurkan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan yang terdekat dari tempat tinggalnya misalnya seperti puskesmas. Tapi semakin berkembangnya teknologi kebanyakan ibu hamil sekarang tidak ingin melakukan pemeriksaan ke puskesmas atau bidan, dan hal itu disebabkan karena ibu hamil memiliki alasan tersendiri mengapa mereka tidak ingin melakukan pemeriksaan selama kehamilan. Alasan yang utama itu bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satu faktor penguat tersebut adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku kesehatan. Faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan petugas kesehatan. Misalnya, sikap petugas kesehatan di fasilitas kesehatan mempengaruhi frekuensi kunjungan ANC ibu hamil. Semakin baik sikap petugas kesehatan maka semakin sering ibu hamil mengunjungi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya. Distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata di daerah terpencil juga dapat mempengaruhi akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan, sedangkan tenaga kesehatan tidak selalu tersedia di Puskesmas Tuntungan, sehingga ibu hamil enggan mengunjungi Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Sebagai salah satu informan dalam penelitian yang merupakan ibu hamil juga mengatakan bahwa puskesmas itu tidak jauh dari rumahnya. Ns, ibu hamil yang usia kandungannya 6 bulan tidak mengetahui kalau puskesmas yang berada di dekat rumahnya bisa melakukan pemeriksaan kehamilan atau biasa disebut dengan antenatal care (ANC), selama masa kehamilan Ns selalu memeriksa kandungannya kepraktek dokter spesialis kandungan yang jaraknya jauh dari rumahnya sehingga memerlukan banyak biaya. Berikut penuturan hasil wawancara.

“saya gak tau loh kalau di puskesmas itu bias ngecek kehamilan juga. Selama ini saya jauh untuk melakukan pemeriksaan tau gitu saya di puskesmas itu saja, gak banyak biaya, dekat dari rumah dan bisa juga pake BPJS”.

Pernyataan yang disampaikan oleh Ns diatas, juga dipertegas oleh Da, yang memiliki pendapat yang sama bahwa puskesmas itu bisa menerima layanan BPJS. Sebelum Da melakukan pemeriksaan, Da mendaftarkan diri sebagai pasien Antenatal Care melalui BPJS. Tetapi pada saat di cek formulirnya, fasilitas kesehatannya belum terdaftar di puskesmas Tuntungan tersebut melainkan masih terdaftar di tempat tinggal sebelumnya.

Selain itu, faktor jarak tempat tinggal yaitu semakin jauh puskesmas ibu hamil maka semakin sulit mengakss pelayanan kesehatan sehingga menurunkan motivasi ibu hamil untuk berkunjung ke ANC.

Karena jaraknya yang jauh, ibu hamil brpikir dua kali untuk berkunjung karena butuh banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikan semuanya untuk berkunjung. Ibu yang tidak menggunakan transportasi dan harus berjalan kaki untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Selain Ns informan lain mengakui bahwa selama kehamilan dari Trimester 1 sampai Trimester 3 tidak pernah mengunjungi puskesmas untuk melakukan pemeriksaan selama masa kehamilan. Sw mengatakan bahwa dia senang melakukan pemeriksaan di puskesmas tersebut karena jaraknya cukup dekat dari rumah.

Selain itu dokter yang memeriksa juga sudah ahli dibidangnya sehingga pasien yang berkunjung kepuskesmas itu mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Berikut penuturan hasil wawancaranya.

“Sebelum saya mengunjungi puskesmas tersebut, saya sudah membuat janji terlebih dahulu dengan dokter disana karena pasiennya cukup banyak. Saya pernah sekali tidak membuat janji dan langsung datang, menurut saya itu akan lebih mudah tapi saya salah. Di puskesmas tersebut sudah ada prosedur yang ditentukan untuk setiap pasien yang akan berkunjung agar tidak ada pasien yang menunggu terlalu lama”.

Dalam hasil wawancara diatas, penulis melihat bahwa Sw senang melakukan pemeriksaan di puskesmas pada masa kehamilannya. Hal itu juga disebabkan karena puskesmas tersebut dekat dari rumah, jadi tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi yang mahal.

Standar Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Tuntungan sudah lengkap dan terdiri dari : 1. Timbangan berat badan

2. Mengukur tekanan darah 3. Ukur tinggi fundus uteri

4. Pemberian vaksin TT (Tetans toxoid) 5. Pemberian tablet zat besi

6. Pemeriksaan penyakit menular seksual, HIV/AIDS dan malaria, 7. Wawancara/ konsultasi

Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan mengevaluasi kehamilan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, terapi, dan rujukan jika diperlukan.

Selama masa kehamilan, pemeriksaan ANC di setiap fasilitas kesehatan sangat ramai dikunjungi. Hal itu adalah langkah awal untuk mengetahui perkembangan janin sehingga ibu hamil bias mencegah terjadinya kecacatan pada calon bayi. Selain itu upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk mengurangi AKI yaitu untuk menjamin semua ibu hamil bias menerima pelayanan kesehatan yang berkualitas termasuk pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) yang terpadu dalam mengikuti ketentuan pelayanan yang diterapkan. Keberhasilan pelayanan ANC dapat dilihat dari cakupan

(4)

K4 atau persentase kunjungan keempat ibu pada trimester ke III kehamilannya. Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang sudah menerima pelayanan ANC mengikut ketentuan pelayanan minimal empat kali sesuai anjuran jadwal tiap trimester selama kehamilan berbanding jumlah target ibu hamil pada suatu wilayah kerja selama kurun waktu satu tahun. Indikator cakupan K4 menunjukkan akses pelayanan kesehatan yang diterima ibu semasa hamil dan sebagaimana pula tingkat kepatuhan ibu memeriksakan kehamilan kepetugas kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara di Upt Puskesmas Tuntungan, salah satu ibu hamil yang sedang melakukan pemeriksaan mengatakan bahwa ia sering mengunjungi puskesmas tersebut untuk melakukan pemeriksaan kandungan. Selain dapat mengetahui perkembangan janin, ia juga tahu bagaimana cara untuk mencegah terjadinya kecacatan pada bayi. Disamping itu, puskesmas ini juga menganjurkan pasien ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi serat, kaya vitamin, protein, dan sebagainya yang berfungsi untuk membantu tumbuh kembang janin selama masa kehamilan.

Oleh karena itu, ibu hamil tidak boleh melewatkan pemeriksaan selama masa kehamilan dan harus mengikuti prosedur yang dianjurkan oleh dokter serta rutin untuk melakukan olahraga dan memiliki waktu istirahat yang cukup.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian determinan kunjungan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Tuntungan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kurang dari separuh ibu hamil memiliki pengetahuan yang sedikit di wilayah kerja Puskesmas Tuntungan. Pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan ANC masih kurang yang ditunkjukkan dengan skor pertanyaan. Tujuan dan manfaat tes ANC, artinya banyak ibu hamikl yang tidak meminimumnya untuk mengetahui tujuan dan manfaatnya.

2. Kurang dari sparuh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuntungan berpendidikan rendah. Masih banyak ibu hamil dengan latar belakang pendidikan renda. Mengetahui pengaruh frekuensi kunjungan ANC padaibu hamil sangat penting agar dapat memahami dan mengambil langkah untuk melakukan kunjungan ANC secara lengkap.

3. Ada korelasi antara kunjungan ANC dengan upaya pencegahan resiko kehamilan di Puskesmas Tuntungan.

REFERENSI

1. Kesehatan. 2014; 6(1):15-8. Anggraeni, V. F., Suparwati, A., &Sriatmi, A. (2017). Hubungan Persepsi Ibu Tentang Mutu Pelayanan Dengan Minat Pemanfaatan Antenatal Care Di Puskesmas Padang sari. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 5(1), 126-132.

2. Bappenas. Meningkatkan kesehatan ibu: tujuan 5: meningkatkan kesehatan ibu. Jakarta:Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia; 2010.

3. Kementerian Kesehatan RI. Info Datin: pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI:

Pentingnya pemeriksaan kehamilan (ANC) di fasilitas kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan;2018.

4. Kementerian Kesehatan RI. Info Datin: pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI: Turun kanangka kematian ibu melalui deteksi dini dengan pemenuhan USG di Puskesmas. Jakarta:

Kementerian Kesehatan;2023.

5. Murniasih E, Rahmawati A. Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di Bangsal L RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2007 [internet]. Yogyakarta: Jurnal Kesehatan Surya Medika; 2007 [disitasi tanggal 26 Maret 2017]. Tersedia dari: http://digilb.unimus.ac.id/files/disk1/127/jt ptunimus-gdl-ernimurnia-6337- 1-ernimd- r.pd.

6. Ratnasari, P., Yusran, M., &Iriyanti, M. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Minat Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Ronga-Ronga Kabupaten Bener Meriah. Serambi Saintia: Jurnal Sains dan Aplikasi, 10(2), 102-109.

7. Syamsiah N, Pustikasari A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kembangan. Jakarta Barat: 2013. Jurnal Ilmiah

8. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2021. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;

2022.

9. Widiastuti, T., Kartasurya, M. I., &Mawarni, A. (2014). Manajemen Deteksi Murniasih E, Rahmawati A. Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di Bangsal L RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2007 [internet]. Yogyakarta:

Jurnal Kesehatan Surya Medika; 2007 [disitasi tanggal 26 Maret 2017]. Tersedia dari:

http://digilb.unimus.ac.id/files/disk1/127/jt ptunimus-gdl-ernimurnia-6337-1-ernimd- r.pd.

10. Ratnasari, P., Yusran, M., &Iriyanti, M. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Minat Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Ronga-Ronga Kabupaten Bener Meriah. Serambi Saintia: Jurnal Sains dan Aplikasi, 10(2), 102-109.

(5)

11. Syamsiah N, Pustikasari A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kembangan. Jakarta Barat: 2013. Jurnal Ilmiah Kesehatan.

2014; 6(1):15-8. Anggraeni, V. F., Suparwati, A., &Sriatmi, A. (2017).

12. Hubungan Persepsi Ibu Tentang Mutu Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi pada Pelayanan Antenatal di Tingkat Puskesmas Kabupaten Jepara (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS DIPONEGORO).

13. Wulandatika, D. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam melakukan kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Gambut Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan tahun 2013. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 8(2), 8-18.

Referensi

Dokumen terkait

Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan ibu hamil atas pelayanan Antenatal Care (ANC) dan persalinan meliputi faktor persepsi caring bidan, fasilitas, biaya. Tujuan

Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2013.. Analisis Faktor

Tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan pada ibu yang patuh dan tidak patuh dalam melaksanakan antenatal care (ANC)di Puskesmas

Antenatal care adalah salah satu upaya pencegahan awal dari faktor risiko kehamilan. guna mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan

Dengan demikian menarik untuk dilakukan penelitian tentang “Hubungan Kualitas Pelayanan Antenatal Care dengan Kepuasan Kunjungan Ibu Hamil terhadap Pelayanan ANC di BPRB Fitri

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan dukungan suami dengan kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Mergangsan

Tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan pada ibu yang patuh dan tidak patuh dalam melaksanakan antenatal care (ANC)di Puskesmas