• Tidak ada hasil yang ditemukan

faktor yang mempengaruhi penghasilan angkutan umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "faktor yang mempengaruhi penghasilan angkutan umum"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Defenisi Transportasi

Penyerapan tenaga kerja adalah sejumlah tenaga kerja yang digunakan pada suatu unit usaha tertentu, atau dengan kata lain serapan tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang dipekerjakan pada suatu unit usaha. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan permintaan tenaga kerja adalah tenaga kerja yang diminta oleh pengusaha pada tingkat upah yang berbeda-beda (Boediono, 1984).

Teori tentang Transportasi dan Jenis Modal Transportasi

Teori Tentang Sopir

Surat Izin Mengemudi diberikan kepada seseorang yang namanya disebutkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan merupakan bukti kesanggupan pengemudi dalam mengemudikan kendaraan di jalan serta dapat digunakan sebagai identitas pengemudi. Berdasarkan penjelasan hukum lalu lintas yaitu: Sopir angkutan umum pete-pete adalah orang yang tugasnya mengemudikan atau.

Karakteristik dan Pola Aktivitas Angkutan Daerah

Perbedaan kegiatan yang dilakukan pada atau atas penggunaan lahan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap sarana transportasi regional.

Permintaan Jasa Angkutan Umum

Kebutuhan seseorang untuk berjalan kaki dari satu lokasi ke lokasi lain untuk melakukan suatu aktivitas (misalnya bekerja, berbelanja): permintaan akan layanan transportasi regional tertentu agar tersedia di tempat yang diinginkan. Permintaan terhadap jasa transportasi regional akan timbul bila terdapat perbedaan utilitas marjinal suatu barang antara dua tempat atau lebih: tempat yang satu tinggi dan tempat yang rendah (Nasution, 2004). Beberapa ciri khusus yang membedakan permintaan jasa angkutan perkotaan dengan permintaan barang lainnya adalah sebagai berikut: Permintaan turunan (derived demand), permintaan terhadap jasa angkutan daerah merupakan permintaan turunan; Permintaan terhadap jasa transportasi regional pada dasarnya bersifat segera atau tidak mudah untuk diubah atau ditunda dan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi waktu. Permintaan terhadap jasa transportasi regional sangat dipengaruhi oleh elastisitas pendapatan. Jasa transportasi merupakan produk campuran.

Oleh karena itu permintaan atau pilihan pengguna jasa angkutan menurut jenis jasa angkutan daerah ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: Faktor-faktor yang mempengaruhi jasa angkutan daerah adalah sebagai berikut: Harga jasa angkutan daerah ditentukan oleh permintaan, tujuan perjalanan, cara pembayaran, pertimbangan penundaan dan tingkat perubahan harga absolut, tingkat pendapatan. , citra perusahaan atau moda transportasi.

Kebutuhan terhadap Angkutan Daerah

Prasarana Jalan

Namun tenaga kerja harus dibekali dengan pengetahuan teoritis dan praktis sebagai modal utama untuk menguasai usaha, karena tanpa didukung oleh kemampuan tersebut maka suatu pekerjaan yang ditugaskan tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna dan berhasil. Pemanfaatan tenaga kerja pada pelayanan transportasi regional pada dasarnya tetap didasarkan pada skala kegiatan yang dikembangkan, atau penggunaan tenaga kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk mengurangi beban khususnya pendanaan tenaga kerja. Namun permasalahan dalam hal ini sebenarnya adalah bagaimana menampung atau memberikan kesempatan kerja bagi angkatan kerja yang ada sehingga pengangguran bisa sedikit berkurang.

Selain pungutan resmi dari pemerintah, ada juga pungutan yang dibayarkan kepada organisasi angkutan umum (Organda) yang diwakili oleh masing-masing Koperasi Angkutan Daerah Kabupaten Gowa. Pengaruh panjang jalan di Kabupaten Gowa terhadap penyerapan tenaga kerja menunjukkan adanya pengaruh positif. Hal ini terbukti, jika kondisi jalan di Kabupaten Gowa baik maka akan terjadi peningkatan pelayanan transportasi regional sehingga akan banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Gowa. itu.

Perbandingan Angkutan Daerah

  • Penelitian Terdahulu

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik menyatakan preferensi dan variabel yang digunakan adalah: Tarif, Waktu Perjalanan, Frekuensi Bus, Kebersihan dan Pemeliharaan Bus. Wijaya (2004) meneliti tentang “Analisis Ekonomi Perkembangan Sarana Angkutan Penumpang Kota Di Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang (Studi Kasus Pada Bus Kota Jalur Terboyo-Gunung Pati)”. Menyatakan belum adanya keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan bus umum trayek Terboyo-Gunung Pati dengan menggunakan analisis kebutuhan dan ketersediaan angkutan umum trayek Gunung Pati.

Sedangkan analisis regresi logistik dengan variabel bebas: keselamatan, kenyamanan, efisiensi, efektivitas, pelayanan dan kondisi fisik kendaraan digunakan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan angkutan penumpang bus umum. Metode analisis yang digunakan adalah penggunaan diagram kartesius, yang akan membuat perbandingan antara nilai yang diharapkan (pentingnya) pengguna layanan dengan kinerja (kinerja) yang diberikan oleh penyedia layanan.

Kerangka pikir

Hipotesis

Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa harga angkutan, jumlah penduduk dan jalur angkutan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan angkutan daerah di Kabupaten Gowa. Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa harga angkutan berpengaruh positif terhadap pendapatan transportasi daerah, dimana T-hitung (2,489) > T-tabel (2,353). Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis bahwa harga angkutan berpengaruh positif terhadap pendapatan transportasi daerah di Kabupaten Gowa.

Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa jumlah penduduk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan transportasi daerah di Kabupaten Gowa. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa jalur angkutan mempunyai pengaruh yang signifikan dan berpengaruh terhadap pendapatan angkutan daerah di wilayah Gowa.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Hasil uji simultan menunjukkan bahwa Tarif angkutan, jumlah penduduk dan jalur angkutan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan angkutan daerah di Kabupaten Gowa, dimana Fhitung (9,623) > Ftabel (9,28). Dari data dan penjelasan diatas, Tarif angkutan, jumlah penduduk dan jalur angkutan mempunyai hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan transportasi daerah di Kabupaten Gowa. Artinya dengan meningkatnya tarif angkutan maka akan meningkatkan pendapatan angkutan di wilayah Kabupaten Gowa.

Artinya bertambahnya jumlah penduduk akan meningkatkan pendapatan transportasi di wilayah Kabupaten Gowa. Artinya penambahan jalur angkutan akan meningkatkan pendapatan angkutan di wilayah Kabupaten Gowa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kabupaten Gowa dan Terminal Cappa Bungaya

Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah 1.883,33 km2 atau setara dengan 3,01% luas Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kabupaten Gowa terbagi menjadi 18 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan pasti 167 dan 726 dusun/lingkungan. Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar merupakan dataran tinggi berbukit yaitu sekitar 72,26% meliputi 9 kecamatan yaitu Kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Kuncio Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu.

Dengan topografi wilayah yang sebagian besar merupakan dataran tinggi, maka wilayah Kabupaten Gowa dilalui oleh 15 sungai besar dan kecil yang mempunyai potensi besar sebagai sumber tenaga listrik dan irigasi. Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Kabupaten Gowa hanya mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.

Tabel 4. 1 Luas Wilayah dan Presentase Luas Wilayah Menurut Kec. di Kab.
Tabel 4. 1 Luas Wilayah dan Presentase Luas Wilayah Menurut Kec. di Kab.

Dasar hukum

Gambaran Umum Terminal Cappa Bungaya

Struktur Organisasi

Kabupaten Gowa merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan bagian Timur yang padat penduduknya dan sarana transportasi sangat berpengaruh di daerah ini, salah satunya angkutan umum dalam hal ini disebut pete-pete. Dari data diatas terlihat bahwa besarnya pendapatan angkutan umum di Kabupaten Gowa dari tahun ke tahun menunjukkan hasil yang sangat baik, sangat membantu perekonomian di Kabupaten Gowa. Angkutan umum sudah menjadi transportasi yang bagi masyarakat Kabupaten Gowa sangat penting dan berguna untuk membantu aktivitas sehari-hari masyarakat Kabupaten Gowa.

Dari data diatas terlihat bahwa setiap tahunnya tarif angkutan di wilayah Kabupaten Gowa mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh kenaikan bahan bakar dan kebijakan pemerintah lainnya. Dampak jumlah penduduk terhadap pendapatan angkutan daerah di Kabupaten Gowa salah satunya dipengaruhi oleh tingkat konsumsi masyarakat dengan menggunakan teori dimana masyarakat lebih tertarik pada angkutan sebagai angkutan umum.

Tabel 4. 2 Pendapatan Angkutan Umum, 2011-2015
Tabel 4. 2 Pendapatan Angkutan Umum, 2011-2015

Hasil Regresi Linear Berganda

Perbandingan antara T-hitung dan T-tabel menunjukkan bahwa T-hitung > T-tabel yang menunjukkan besarnya tarif angkutan, Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tarif angkutan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan daerah angkutan . Perbandingan antara T-hitung dan T-tabel menunjukkan bahwa T-hitung > T-tabel yang menunjukkan jumlah penduduk signifikan, Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan transportasi daerah dengan T nilai sebesar 4,254 dan nilai koefisien sebesar 0,111 (positif) yang menyatakan bahwa setiap kenaikan jumlah penduduk sebesar 1% maka akan meningkatkan pertumbuhan pendapatan angkutan daerah sebesar 0,111% dan sebaliknya penurunan jumlah penduduk sebesar 1% akan menurunkan pertumbuhan pendapatan angkutan daerah. sebesar 0,111%. Perbandingan antara T-hitung dan T-tabel menunjukkan bahwa T-hitung > T-tabel yang menunjukkan jalur angkutan signifikan, Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jalur angkutan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan daerah angkutan dengan T -nilai sebesar 2,368 dan Koefisien sebesar 0,089 (positif) yang menyatakan bahwa setiap peningkatan trayek angkutan sebesar 1% maka akan meningkatkan pertumbuhan pendapatan angkutan daerah sebesar 0,089% dan sebaliknya sebesar 1%.

Keterkaitan tarif angkutan pada angkutan daerah menjadi suatu pertumbuhan perekonomian bagi setiap pengemudi yang mengangkut angkutan daerah pada suatu daerah khususnya di Kabupaten Gowa. Jalur angkutan juga mempunyai pengaruh besar terhadap tarif yang dibayarkan oleh penumpang angkutan daerah.

Gambar 4. 1 Grafik Uji Normalitas
Gambar 4. 1 Grafik Uji Normalitas

Keterkaitan Dengan Penelitian Terdahulu

Secara teori, aktivitas transportasi, khususnya transportasi regional pada suatu masyarakat, secara terus menerus meningkatkan aktivitas perekonomian dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, serta meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Begitu pula dengan jumlah penduduk, semakin bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun maka secara tidak langsung akan meningkatkan pula pengguna jasa transportasi regional di Kabupaten Gowa. Penjelasan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa tarif angkutan, jumlah penduduk atau penumpang, dan jalur angkutan mempunyai keterkaitan dan mempengaruhi pendapatan angkutan umum, dan jika dilihat dari penjelasan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian saat ini, terdapat kesamaan yang relevan bahwa tarif angkutan, jumlah penduduk dan dampak angkutan jalan terhadap pendapatan angkutan daerah di Kabupaten Gowa.

Oleh karena itu pemerintah hendaknya lebih memperhatikan dan fokus terhadap transportasi, khususnya transportasi regional di Kabupaten Gowa, karena transportasi sangat penting bagi aktivitas masyarakat di Kabupaten Gowa, selain digunakan untuk keperluan seperti angkutan penumpang juga dapat menjadi sarana transportasi. untuk mendapatkan uang dengan mengangkut barang. Pemerintah juga diharapkan dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat pengguna angkutan daerah, dalam hal ini Pete-Pete, dengan melakukan pengecekan keselamatan dan keamanan angkutan serta memperbaiki atau mempercantik setiap terminal yang ada di wilayah Kabupaten Gowa.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Peraturan Daerah Kota Ujung Pandang No. 16 Tahun 1999 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Terminal Metro Makassar Kota Ujung Pandang. Diambil dari http://arti-defin-pengertian.info :http://arti-defin-understand.info/dasar-dasar-tarif-angkutan/. Permintaan jasa angkutan kota akan terjadi jika antara dua tempat atau lebih terdapat perbedaan utilitas marjinal suatu barang, yang satu tinggi dan yang lain rendah Jakarta: Difa fubliser.

Gambar

Gambar 2. 1 Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 4. 1 Luas Wilayah dan Presentase Luas Wilayah Menurut Kec. di Kab.
Tabel 4. 2 Pendapatan Angkutan Umum, 2011-2015
Tabel 4. 3 Tarif Angkutan Per Tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Angkutan umum penumpang jalur Lawang-Arjosari yang berwarna hijau muda adalah Angkutan yang beroperasi melayani penumpang dari terminal Arjosari menuju Lawang maupun

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG ANTAR KOTA JALUR KARANG PLOSO – KOTA BATU MELALUI JALAN RAYA GIRIPURNO BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL

dan tarif angkutan taksi argometer dalam wilayah kota Surabaya” yang.. berisikan, tentang perubahan besaran tarif angkutan

Penelitian ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi respon penumpang angkutan udara dalam menggunakan pelayanan angkutan bus bandara, dengan membentuk model

serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tentang “A nalisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Sopir Angkutan Umum di Kota Malang

tarif angkutan berdasarkan asal dan tujuan penumpang. Sistem tapering rates yaitu sistem dengan mileage basis atau berdasarkan jarak tetapi pertambahan tarif tidak proporsional

Faktor yang dianggap sudah sesuai dengan kepentingan penumpang seperti waktu tempuh angkutan umum ke tempat tujuan, tarif angkutan umum, keamanan penumpang saat naik

Variabel pendapatan merupakan uang saku yang dimiliki mahasiswa, biaya transport merupakan biaya angkutan baik angkutan penumpang umum maupun angkutan pribadi selain bus