5 2.1. Food And Beverage Departement
Menurut Komar dalam Yulianti (2018:14-15) Food and Beverage Departement adalah salah satu departemen dalam hotel yang bertugas dan bertanggung jawab dalam hal penyediaan (production), pelayanan (service) makanan dan minuman untuk tamu-tamu yang menginap. juga tamu-tamu dari luar hotel yang menginginkan makanan dan minuman dari hotel, sepeti pesta pernikahan (wedding party), rapat-rapat dinas (convention), dan pesanan makanan keluar (outside catering) dan menurut Menurut Arief, dalam Sahariah (2018:15) bahwa Food &
Baverage Departemen yaitu bagian yang bertugas mengolah, memperoduksi dan menyajikan makanan dan minuman untuk keperluan tamu hotel, baik di dalam kamar, restaurant, coffe shop, banquet, makanan karyawan dan sebagainya.
Sedangkan menurut Soekresno & Pendit dalam Saputri (2016:4) Food And Beverage Department secara umum adalah bagian yang mengurus makanan dan minuman.
Pada kesimpulan diatas Food And Beverage Departement adalah suatu depatemen yang ada dihotel yang bertanggung jawab atas makanan dan minuman baik dari segi pelayanan maupun pengolahannya dari bahan mentah hingga menjadi produk makanan dan minuman. Menurut Komar dalam Yulianti (2018:15) Food and Beverage Department dibagi menjadi dua seksi besar:
1. Food Product, yaitu kitchen atau dapur
Departemen yang bertugas mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi.
Organisasinya meliputi (partie), antara lain:
a. Pantry, mempersiapkan makanan pagi dan minuman.
b. Garde manger, mempersiapkan cold dish, salad, sauce, dan lain-lain.
c. Potager, mempersiapkan soup (cream, clear/consome).
d. Entremetier, mempersiapkan meat, dan lain-lain.
e. Grillardair, mempersiapkan steak, broiled, panggang-panggangan.
f. Pastry, mempersiapkan cake, rolls, kue, pie, dan lain-lain.
g. Poisonner, mempersiapkan fish dish (ikan laut, dan lain-lain).
h. Diswashing, mempersiapkan dan mencuci alat-alat service.
2. Food Service
Adalah departemen yang bertugas melayani kebutuhan makanan dan minuman tamu yang datang. Pelayanan makanan dan minuman di hotel (restoran) tidak sama dengan restoran-restoran lain, ada suatu teknis tersendiri dalam hal melayani atau menghidangkan makanan yang hal-hal tersebut tidak bias diterjang atau dilanggar begitu saja. Food Service berbeda-beda sesuai dengan:
a. Occasion-nya, formal atau tidak formal.
b. Style-nya, French Service (Luxury French Service & French Service), Russian Service, American Service (ready made & plate service).
c. Buffet Service (prasmanan).
2.2. Restoran
Menurut Utama dalam Yulianto (2017:33) Restoran adalah usaha jasa yang menyediakan produk berupa makanan dan minuman yang proses pembuatannya dilengakapi dengan peralatan dan perlengkapan. Menurut Marsum dalam Yulianti (2018:16) Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya dan diorganisir secara komersial berupa makanan maupun minuman. Sedangkan Menurut Lastra dalam Darmaista (2017:22) yang dimaksud restoran adalah setiap usaha komersial yang lingkup
kegiatanya adalah menyediakan makanan dan minuman yang ditujukan untuk umum.. Jadi pada kesimpulan restoran adalah suatu bangunan atau salah satu outlet yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman untuk umum dengan tujuan komersil.
2.2.1. Klasifikasi Restoran
Menurut Sukresno dalam Putra (2018:10) dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian nya ,adapun restoran dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Restoran Formal
Restoran formal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan pelayanan yang eksklusif.
Contoh Member restoran, Gourmet, Main dinning room, Grilled restoran. Berikut ciri-ciri restoran formal ,antara lain :
a. Penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih dahulu b. Para pelanggan terikat menggunakan pakaian resmi.
c. Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik atau menu Eropa populer.
d. Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian service atau French service atau modifikasi dari kedua Table service tersebut.
e. Disediakan ruangan untuk cocktail selain ruangan jamuan makan digunakan sebagai tempat untuk minum yang beralkohol sebelum santap malam.
f. Dibuka untuk pelayanan makan malam, makan siang dan tidak dibuka untuk makan pagi.
g. Menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khususnya wine and champagne dari beberapa negara penghasil wine didunia.
h. Menyediakan hiburan musik hidup dan tempat untuk melantai dengan suasana romantis dan eksklusif.
i. Harga makanan dan minuman relatif tinggi dibanding harga makanan dan minuman direstoran informal.
j. Penataan bangku dan kursi memiliki Area service yang lebih luas untuk dapat dilewati gueridon.
k. Tenaga relatif banyak dengan standar kebutuhan pramusaji untuk melayani 4- 8 pelanggan.
2. Restoran Informal
Restoran Informal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan.
Contoh : Café, Cafeteria, Fast food restoran , Coffe shop , Bistro, Canteen, Tavern, Family restoran, Pub, Service corner, Burger corner, Snack bar.
Adapun ciri-ciri Restoran Informal adalah sebagai berikut : a. Harga makanan dan minuman relatif murah.
b. Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat.
c. Para pelanggan yang datang tidak terikatuntuk mengenakan pakaian formal.
d. Sistem penyajian yang dipakai American service / Ready plate bahkan self service ataupun counter service.
e. Tidak menyediakan musik hidup.
f. Penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang lain.
g. Daftar menu oleh pramusaji tidak dipersentasikan kepada tamu atau pelanggan namun dipampang dicounter atau langsung dimeja makan untuk mempercepat proses pelayanan.
h. Menu yang disediakan sangat terbatas dan membatasi menu-menu yang relatif cepat dimasak.
Sedangkan Menurut Marsum dalam Haloho (2017:11-12) jenis-jenis restoran dilihat dari pelayanan dan makanan yang disajikan ada beberapa macam, yaitu :
1. A‟la carte restoran Restoran ini merupakan restoran yang telah mendapati izin penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi. Tiap-tiap makanan mempunyai harga tersendiri.
2. Table D‟hote restoran
Restoran ini merupakan restoran yang khusus menjual suatu menu susunan lengkap dari hidangan pembuka sampai dengan hidangan penutup, dengan harga yang ditentukan.
3. Coffee Shop atau Brasserie
Restoran ini merupakan suatu restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel, dimana tamu biasa mendapatkan makan pagi, makan siang, dan makan malam secara cepat.
4. Continental restoran
Merupakan suatu restoran yang menitik-beratkan hidangan continental dengan pelayanan yang elaborate (megah), namun suasan santai,
5. Fish and Chip Shop
Merupakan suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris, dimana tamu dapat membeli berbagai macam keripik (chips), dan ikan goreng berupa ikan Cod, yang dibugkus dindalam kertas.
6. Specialty Restaurant
Merupakan suatu restoran yang suasana dan dekorasi disesuaikan dengan khas makananya berasal. Contohnya yaitu masakan Cina (chinesse), Jepang (japanese), India (indian), dan lain-lain.
7. Terrace Restaurant
Merupakan suatu restoran yang terletak di luar bangunan, namum pada umumnya masih berhubungan dengan hotel, maupun restoran induk. Di negara-negara Barat pada umumnya restoran ini hanya buka pada waktu musim panas.
8. Gourmet Restaurant
Merupakan suatu restoran yang menyelenggarakan pelayanan makan dan minum untuk Gourmet (orang yang mempunyai wawasan luas dalam bidang rasa makanan). Pelayanannya megah dan harga relatif mahal.
9. Family Type Restaurant
Merupakan suatu restoran yang sederhana, dan harga relatif murah. Restoran ini disediakan untuk tamu-tamu keluarga atau rombongann.
1. Main Dining Room
Merupakan suatu restoran yang pada umumnya terdapat dihotel besar. Penyajian makanan secara resmi dan terikat oleh suatu peraturan yang ketat. Tamu- tamu yang datang biasanya berpakaian resmi dan formal.
2.3. Pelayanan Pramusaji 2.3.1. Pramusaji
Menurut Goodman dalam Haloho (2017:14) pramusaji yaitu orang yang menyajikan hidangan kepada para tamu yang baik agar dapat memberikan pelayanan yang tepat, baik dalam suasana formal maupun informal. Sedangkan menurut Marsum dalam Siregar (2017:8) Pramusaji adalah karyawan atau karyawati di dalam sebuah restoran yang bertugas menunggu tamu-tamu, membuat tamu merasa mendapat sambutan dengan baik dan nyaman, mengambil pesanan makanan dan minuman serta menyajikannya, juga membersihkan restoran. Jadi pada kesimpulan
diatas ramusaji adalah karyawan yang bertugas di restoran untuk melayani kebutuhan makan dan minum bagi para tamu yang datang baik dalam suasana formal maupun informal.
Menurut Marsum dalam Sari dan Darmawan (2018 : 128) beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi pramusaji yang baik, yaitu :
1. Mempunyai kesadaran sosial yang tinggi.
2. Mempunyai sifat dan kebiasaan-kebiasaan yang baik.
3. Berkomunikasi secata efektif dengan para tamu.
4. Mempunyai pribadi yang menyenangkan, ramah, dan sopan.
5. Melengkapi dirinya dengan pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaaannya.
6. Bersedia melayani para tamu.
2.3.2. Pelayanan
Menurut Sinambela dalam Susepti, Hamid, dan Kusumawati (2017:29) pelayanan adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan seseorang atau menyediakan keperluan orang. Pelayanan juga merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Pelayanan sebagai hal, cara, atau hasil pekerjaan yang melayani.. Sedangkan Menurut Moenir dalam Hutagaol (2018:13) pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materi melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Jadi kesimpulan nya yang dimaksud dengan pelayanan adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan seseorang atau menyediakan keperluan orang dengan landasan faktor materi melalui sistem, prosedur dan metode tertentu sesuai dengan haknya.
2.3.3. Prosedur Pelayanan Umum Pramusaji
Setiap restoran yang ada di hotel maupun di luar hotel mempunyai manajemen tersendiri dalam hal prosedur umum pelayanan pramusaji . Prosedur pelayanan dimulai dengan menyambut tamu, memberikan menu makanan atau minuman.
Pramusaji mengambil pesanan tamu dan meletakkan di atas meja, setelah tamu selesai menikmati hidangannya pramusaji memberikan bon kepada tamu serta (mengucapkan terima-kasih).
Menurut Wiwoho dalam Hutagaol (2018:13-14) prosedur umum pelayanan pramusaji dalam suatu restoran adalah sebagai berikut :
1. Tamu Masuk
a. Disambut oleh greeter atau headwaiter dengan ucapan salam.
b. Tunjukan meja yang diinginkan atau jika mungkin tanyakan sudah pesan sebelumnya.
c. Membantu tamu duduk dengan menggeser kursi kebelakang/kesamping.
2. Tunjukan Menu
a. Tunjukan daftar makanan pilihan (a’la carte) dalam keadaan terbuka, utamakan wanita lebih dulu atau orang yang paling tua.
b. Tawarkan minumaan pembuka (aperitif).
c. Sajikan air minum dingin, roti, dan mentega (sementara tamu memilih makanan).
3. Mengambil Pesanan
a. Berdiri disebelah kiri atau kanan tamu, dan sapa,“Tuan/Nnyonya, apakah sudah siap untuk memesan makanan?”
b. Dengarkan dengan baik dan tulis pesanannya pada buku pesanan (order book).
c. Menguasai dengan baik semua jenis makanan yang terdapat pada daftar makanan dan berikan saran bila tamu merasa bingung pada pilihannya (suggestive selling).
4. Mengulang Pesanan
a. Untuk menghindari kesalahan, tawari atau tunjukkan daftar minuman anggur.
Bila tidak mau, ambil daftar makanannya (Menu List).
b. Daftar pesanan dibuat dalam tiga rangkap: asli untuk ke dapur, rangkap kedua untuk kasir, dan rangkap ketiga untuk waiter bersangkutan.
5. Menyajikan Makanan
a. Waiter bersangkutan yang harus menyajikan makanannya.
b. Perhatikan apakah makanan yang disajikan sesuai dengan pesanan.
6. Mengangkat Piring Kotor yang oleh waiter yang bersangkutan dibantu busboy 7. Tawarkan dessert kepada tamu jika tidak memesan, tawarkan minuman teh atau
kopi.
8. Tunjukkan bill dengan dialasi baki kecil khusus untuk bill tagihan
9. Tamu Meninggalkan Restaurant dan ucapkan terima kasih atas kedatangannya dengan harapan semoga kembali lagi.
2.3.4. Kualitas Pelayanan
Menurut Garvin dan Darvis dalam Darmaista (2017:29) Kualitas adalah suatu kondisi yang dinamis yang berhubungan dengan produk , manusia , proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Seorang tamu sengaja berkunjung ke sebuah restoran tentunya untuk mendapatkan makanan atau minuman yang dia inginkan. Selain harga dan ketersediaan barang, hal lain yang dicari seorang tamu saat berkunjung kesebuah restoran adalah kualitas pelayanan restoran itu sendiri. Terdapat beberapa pertimbangan yang menjadi tolak
ukur tingkat kepuasan tamu terhadap suatu restoran. Ketika seorang tamu telah mendapatkan produk yang diinginkan masih terdapat beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan. Seperti misalnya, harga produk, kualitas produk, atau tentang kualitas pelayanan restoran itu sendiri.
Kualitas pelayanan ini dapat dibedakan menjadi dua kriteria yaitu jenis kualitas pelayanan yang baik dan jenis kualitas pelayanan yang buruk. Kualitas pelayanan ini tidak bersifat permanen artinya fleksibel dan dapat dirubah. Perubahan itu tentunya berupa peningkatan kualitas pelayanan agar semakin baik lagi, butuh beberapa hal untuk menunjang proses perubahan kualitas pelayanan tersebut. Misalnya survey atau observasi terhadap para tamu, termasuk didalamnya berupa masukan, pendapat maupun timbal balik tentang pelayanan yang telah diberikan.
Kualitas pelayanan ini bisa diartikan sebagai tingkat kepuasan tamu.
Sedangkan tingkat kepuasan tamu didapat dari perbandingan antara jenis pelayanan yang nyata diterima oleh tamu dengan jenis pelayanan yang diharapkan oleh tamu.
Jenis kualitas pelayanan yang baik adalah yang sesuai dengan standar dan harapan tamu. Sedangkan jenis kualitas pelayanan yang buruk adalah yang jauh dibawah standar dan tidak sesuai dengan harapan tamu.
Kualitas pelayanan ini menjadi sangat penting karena akan berdampak langsung pada citra perusahaan. Kualitas pelayanan yang baik akan menjadi sebuah keuntungan bagi sebuah perusahaan karena tamu yang berkunjung akan memberikan timbal balik yang baik bahkan mungkin akan menjadi pelanggan tetap. Maka dari itu aspek kualitas pelayanan pada sebuah perusahaan sangat penting terkait dengan kepuasan pelanggan. Menurut Gavin dan Davis dalam Darmaista (2017:30-31) ada lima dimensi utama kualitas pelayanan sesuai dengan relatifnya, yaitu sebagai berikut :
1. Realibilitas, berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.
2. Daya tanggap, berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.
3. Jaminan, yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya .jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.
4. Empati, berarti bahwa perusahaan memahami masalah para pelangganya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.
5. Bukti fisik, berkenaan dengan daya tarik, fasilitas fisik, perlengkapan dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.
2.4. Manajemen
Menurut Stoner dalam Abdullah (2014:1) Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, Manajemen sangat penting dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan karena tanpa manajemen suatu tujuan dalam perusahaan ataupun organisasi akan sulit dicapai.
Ada beberapa fungsi manajemen menurut Sastrohadiwiryo dalam Baskoro (2018:190), fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri dari :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses dari rangkaian kegiatan untuk menetapkan terlebih dahulu tujuan yang diharapkan pada jangka waktu tertentu atau periode waktu yang telah ditetapkan, serta tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan 2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelempok pekerjaan, penentuan hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka. Serta pemeliharaan lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang pantas.
3. Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah satu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau beberapa bawahan, atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
4. Pemotivasian (Motivating)
Pemberian motivasi adalah suatu proses dan rangkaian kegiatan seorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan kegairahan bekerja serta dorongan kepada karyawan untuk dapat melakukan suatu kegiatan sebagaimana yang diharapkan.
5. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tahapan yang harus dilalui. Apabila ada kegiatan yang tidak sesuai
dengan rencana dan tahapan, perlu diadakan suatu tindakan perbaikan (correctiv action).
2.5. Komunikasi
William Al Big dalam Sari dan Darmawan (2018:127) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses transmisi dalam memaknakan simbol-simbol di antara individu, dengan demikian maka komunikasi adalah proses sosial yang terjadi di antara dua orang atau lebih, di mana mereka saling mengirim dan bertukar simbol- simbol satu dan lainnya. Komunikasi dikatakan berjalan dengan baik apabila mereka saling mengolah dengan baik simbol-simbol. Itu juga terjadi di dalam mengomunikasikan suatu produk brand, menurut Bungin dalam Sari dan Darmawan (2018:127). Agar menjadi efektif suatu komunikasi membutuhkan beberapa unsur sebagai persyaratannya. Menurut Nurjaman dan Umam dalam Sari dan Darmawan (2018:127) ada tiga unsur komunikasi yang mutlak, yaitu :
1. Komunikator adalah orang yang menyatakan pesan kepada komunikan yang dapat berupa perseorangan atau kelompok.
2. Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari komunikator.
3. Saluran/media adalah jalan yang dilalui oleh isi penyataan komunikator kepada komunikan yang digunakan oleh pengirim pesan.
Sedangkan Menurut Effendy dalam Sari dan Darmawan (2018:127) ada sembilan unsur komunikasi yang menjadi faktor-faktor kunci dalam proses komunikasi, yaitu:
1. Sender atau disebut komunikator adalah unsur yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
2. Encoding atau disebut dengan penyandian adalah sebuah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.
3. Message atau disebut pesan adalah seperangkat lambang yang mempunyai makna yang disampaikan oleh komunikator.
4. Media adalah sebuah saluran komunikasi tempat berjalannya pesan dari komunikator kepada komunikan.
5. Decoding adalah proses saat komunikator menyampaikan makna pada lambang yang ditetapkan komunikan.
6. Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
7. Response adalah sebuah tanggapan atau reaksi dari komunikan setelah menerima pesan.
8. Feedback adalah sebuah umpan balik yang diterima komunikator dari komunikan.
9. Noise adalah gangguan yang tidak direncanakan namun terjadi selama proses komunikasi dan menyebabkan komunikan menerima pesan yang berbeda dari komunikator.
Disarikan dari Sihite dalam Ryanditra, Juwaedah, dan Lasmanawati (2014:50) teknik berkomunikasi terbagi menjadi dua ,yaitu :
1. Komunikasi langsung
Komunikasi langsung yaitu penyampaian suatu pesan atau informasi dari seseorang kepada orang lain tanpa menggunakan media, sarana ataupun alat khusus. Komunikasi langsung dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu secara lisan (berbicara tatap muka) atau melalui sarana (misal: telepon)
2. Komunikasi tidak langsung
Komunikasi tidak langsung yaitu menyampaikan suatu pesan atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui media atau sarana atau alat tertentu.
2.6. Manajemen Komunikasi
Menurut Irwin dalam Soedarsono (2015:21) Manajemen komunikasi didefinisikan : Communication Management is the process of using human, financial and technical resources in understanding and performing the communication function within corporation and between corporations and their publics. Thus communication management involves administering and managing communication resources (personal, group, organizational and technical) and communication processessto facilitate communication in corporate context. Yang artinya Manajemen Komunikasi adalah proses menggunakan sumber daya manusia, keuangan dan teknis dalam memahami dan melakukan fungsi komunikasi dalam perusahaan dan antara perusahaan dan publik mereka. Dengan demikian manajemen komunikasi melibatkan pengelolaan dan pengelolaan sumber daya komunikasi (pribadi, kelompok, organisasi dan teknis) dan proses komunikasi untuk memfasilitasi komunikasi dalam konteks perusahaan.
Sedangkan Menurut Kaye dalam Baskoro (2018:190-191) kelahiran subdisiplin manajemen komunikasi tidak terlepas dari adanya tuntutan untuk lebih membumikan ilmu komunikasi di tataran dunia nyata. Manajemen komunikasi lahir karena adanya tuntutan untuk menjembatani antara teoritisi komunikasi dengan praktisi komunikasi.
Para teoritisi menghadapai keterbatasan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya. Sementara para praktisi komunikasi mengalami keterbatasan pada
rujukan teoritis atau ilmu komunikasi.
5