Formulasi Surat Gugatan
Yang dimaksud dengan formulasi surat gugatan adalah perumusan (formulation) surat gugatan yang dianggap memenuhi syarat formil menurut ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ditujukan Kepada PN Sesuai Dengan Kompetensi Relatif
Apabila gugatan salah alamat atau tidak sesuai dengan kompetensi relatif, maka:
• Gugatan mengandung cacat formil
• Gugatan ditolak
Diberi Tanggal
Ketentuan undang-undang sebenarnya tidak menyebutkan surat gugatan harus mencantumkan tanggal. Namun, sebaiknya dicantumkan guna menjamin kepastian hukum atas pembuatan dan penandatanganan surat gugatan, sehingga apabila timbul masalah penandatanganan surat gugatan berhadapan dengan tanggal pembuatan dan penandatanganan surat kuasa segera dapat diselesaikan.
Ditandatangani Penggugat atau Kuasa
Pasal 118 HIR ayat (1) menyatakan:
• Gugatan perdata harus dimasukkan ke PN sesuai dengan kompetensi relatif, dan
• Dibuat dalam bentuk surat permohonan (surat permintaan) yang ditanda tangani oleh penggugat atau oleh wakilnya (kuasanya).
Syarat :
• Tanda tangan ditulis dengan tangan sendiri,
• Cap jempol disamakan dengan tanda tangan berdasarkan st.
1919-776 dengan syarat harus dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang (camat, panitera atau hakim).
Identitas Para Pihak
Penyebutan identitas para pihak merupakan syarat formil keabsahan gugatan.
Pasal 118 ayat (1) HIR, identitas yang harus dicantumkan cukup memadai sebagai dasar untuk :
• Menyampaikan panggilan, atau
• Menyampaikan pemberitahuan.
Identitas yang wajib disebutkan, cukup meliputi :
• Nama Lengkap,
• Alamat atau tempat tinggal
• Penyebutan identitas lain, tidak imperatif
Fundamentum Petendi
Fundamentum petendi berarti dasar gugatan atau dasar tuntutan.
Mengenai perumusan fundamentum petendi muncul 2 teori :
• Substantierings theorie, yang mengajarkan dalil gugatan tidak cukup hanya merumuskan peristiwa hukum yang menjadi dasar tuntutan, tetapi juga harus menjelaskan fakta-fakta yang mendahului peristiwa hukum yang menjadi penyebab timbulnya peristiwa hukum tersebut.
• Individualisering theorie, yang menjalaskan peristiwa atau kejadian hukum yang dikemukakan dalam gugatan, harus dengan jelas memperlihatkan hubungan hukum yang menjadi dasar tuntutan.
Unsur fundamentum petendi :
• Dasar Hukum
Memuat penegasan mengenai hubungan hukum antara :
o Penggugat dengan materi dan atau objek yang disengketakan, dan
o Antara penggugat dengan tergugat berkaitan dengan materi atau objek sengketa.
• Dasar Fakta
Memuat penjelasan pernyataan mengenai:
o Fakta atau peristiwa yangberkaitan langsung dengan hukum yang terjadi antara penggugat dengan meteri atau objek perkara maupun dengan pihak tergugat.
o Atau penjelasan fakta-fakta yang langsung berkaitan dengan dasar hukum atau hubungan hukum yang didalilkan penggugat.
Petitum Gugatan
Petitum gugatan berisi pokok tuntutan penggugat, Bentuk-bentuk petitum:
• Bentuk Tunggal : petitum disebut berbentuk tunggal, apabila deskripsi yang menyebut satu persatu pokok tuntutan, tidak diikuti dengan susunan deskripsi petitum lain yang bersifat alternatif atau subsidair.
• Bentuk Alternatif : dapat diklasifikasikan menjadi petitum primair dan subsidair sama-sama dirinci dan petitum primer dirinci diikuti dengan petitum subsider berbentuk compositur atau ex-aequo et bono (mohon keadilan)
Petitum yang tidak memenuhi syarat :
• Tidak menyebut secara tegas apa yang diminta,
• Petitum tuntutan ganti rugi tetapi tidak dirinci dalam gugatan tidak memenuhi syarat,
• Petitum yang bersifat negatif
• Petitum yang tidak sejalan dengan dalil gugatan.
Perumusan Gugatan Asesor
• Yang dimaksud dengan gugatan asesor adalah gugatan tambahan terhadap gugatan pokok.
• Tujuannya untuk melengkapi gugatan pokok agar kepentingan penggugat lebih terjamin meliputi segala hal yang dibenarkan hukum dan perundang-undangan.
Syarat gugatan asesor :
• Tidak dapat berdiri sendiri,
• Oleh karena itu, kebolehan dan keberadaannya hanya dapat ditempatkan dan ditambahkan dalam gugatan pokok,
• Harus berlandaskan gugatan pokok, dan
• Dicantumkan di akhir uraian gugatan pokok.