• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN SIKAP MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG TERHADAP KEJADIAN PERILAKU BUNUH DIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBARAN SIKAP MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG TERHADAP KEJADIAN PERILAKU BUNUH DIRI "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN SIKAP MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG TERHADAP KEJADIAN PERILAKU BUNUH DIRI

Rahma Rozati1, Efri Widianti2, Emma Aprilia Hastuti3.

1Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Dharma Husada email: rahmarozz1@gmail.com

2Fakultas Keperawatan, Universitas Padjajaran email: efri.widianti@unpad.ac.id

3Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Dharma Husada email: emma@stikesdhb.ac.id

Abstrak

Latar Belakang : Isu bunuh diri merupakan fenomena yang terus meningkat dari tahun ke tahun khususnya di era globalisasi saat ini. Mahasiswa termasuk kedalam kelompok rentan karena menurut National Alliance on Mental Illness (NAMI), sekitar 49% dari populasi mahasiswa dalam sistem pendidikan telah terdiagnosis dengan atau dirawat karena depresi dan bersikap melakukan bunuh diri.

Sikap mahasiswa perlu dikaji dalam menanggapi fenomena bunuh diri khusunya yang terjadi di Mahasiswa Keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran sikap Mahasiswa Sarjana Keperawatan terhadap kejadian perilaku bunuh diri. Metode : metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling. Kuesioner yang digunakan kuesioner Attitudes Towards Suicide (ATTS) dalam versi bahasa Indonesia dengan 43 pertanyaan yang kemudian diukur dengan mencari simpangan baku dan simpangan rata-rata. Hasil Penelitian : Mahasiswa Sarjana Keperawatan di STIKes Dharma Husada masih aware atau perduli dengan seseorang yang memiliki kecenderungan kearah bunuh diri. Dalam hasil pengolahan data diketahui 99 responden menunjukkan kecenderungan negatif dan 96 responden menunjukkan kecenderungan positif yang berarti pada bagian sikap terhadap fenomena kejadian bunuh diri ini menunjukkan hasil negatif yang berarti rata-rata responden cenderung tidak membenarkan tindakan bunuh diri. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada mahasiswa keperawatan untuk lebih berani menceritakan sesuatu yang dirasa sangat berat atau membutuhkan bantuan kepada orang terdekat atau siapapun yang dipercaya. Karena sebagai calon tenaga kesehatan, mahasiswa sarjana keperawatan harus lebih paham bagaimana memanagement diri untuk meenghindari fikiran-fikiran negatif yang dapat merujuk kearah bunuh diri.

Kata Kunci: Mahasiswa Keperawatan, Perilaku Bunuh Diri

(2)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Isu bunuh diri merupakan fenomena yang terus meningkat dari tahun ke tahun khususnya di era globalisasi saat ini. Tindakan bunuh diri merupakan sebuah keadaan dimana individu bertindak melakukan sesuatu yang bertujuan menyakiti dirinya sendiri bahkan tindakan tersebut dapat mengancam nyawanya sendiri. Perilaku destruktif ini dimaksudkan untuk mengakhiri kehidupannya di dunia dan dilakukan dengan waktu yang singkat dan disengaja bahkan individu tersebut tahu akibat dari perilakunya. American Psychiatric Association (APA) dalam website resminya mengartikan perilaku bunuh diri sebagai bentuk tindakan dari individu dengan cara membunuh dirinya sendiri dan paling sering terjadi diakibatkan oleh adanya tekanan, depresi, maupun penyakit mental lainnya. (Ashal et al., 2022).

Bunuh diri adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian pada populasi dunia, dan merupakan penyebab kematian kedua di antara usia 17 hingga 24 tahun. Pada tahun 2021, departemen darurat di seluruh AS mencatat peningkatan tajam untuk remaja yang membutuhkan perawatan dari pikiran atau tindakan bunuh diri.

(Novitayani & Nurhidayah, 2023). Data WHO 2019 menunjukkan bahwa bunuh diri merupakan penyebab kedua kematian pada orang usia muda (15-29 tahun) baik laki-laki maupun perempuan (Wusqa &

Novitayanti, 2022). Dengan demikian usia muda merupakan usia yang rentan bagi seseorang berisiko bunuh diri diantaranya yang masuk kedalam kategori usia muda adalah mahasiswa. mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi, baik negeri ataupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan

perguruan tinggi. (Martadinata, 2019).

Dalam sebuah studi yang dilakukan sebelumnya kepada mahasiswa kesehatan menunjukkan bahwa 12,3% siswa memiliki ide bunuh diri, sekitar 12% mahasiswa melaporkan terjadinya ide bunuh diri selama empat tahun pertama mereka di perguruan tinggi, dengan 2,6% melaporkan ide bunuh diri terus menerus, 65% mahasiswa melaporkan bahwa mereka mengenal seseorang yang telah mencoba atau meninggal karena bunuh diri. (Novitayani &

Nurhidayah, 2023). Pemberitaan kejadian mahasiswa yang bunuh diri masih terus terdengar seperti kasus yang terjadi pada mahasiswa UI yang melompat dari lantai 18 Apartemennya pada 8 Maret 2023 beberapa hari menjelang wisuda (Arbi, 2023). berita lain sebelumnya juga sempat menghebohkan dimana mahasiswa S2 di kota Bandung ditemukan tewas gantung diri didalam kamar kosnya pada 22 Agustus 2021 (Y. Maulana, 2021). Selanjutnya pada 8 Oktober 2022 juga diberitakan mahasiswa UGM di Yogyakarta bunuh diri dengan melompat dari lantai 11 sebuah hotel (Prastiwi, 2022).

Tindakan bunuh diri merupakan tindakan fatal yang menunjukkan keinginan orang tersebut untuk mati. Sebelum bunuh diri, umumnya akan muncul tanda perilaku bunuh diri yaitu isyarat bunuh diri, ancaman bunuh diri, dan percobaan bunuh diri (Dermawan 2018). Perilaku tersebut merupakan perilaku personal manusia yang terjadi akibat stimulus atau rangsangan dari luar dan tidak akan langsung menimbulkan respon dari orang-orang yang bersangkutan. Perilaku manusia terbagi atas dua faktor diantaranya Biologisdan Sosio psikologis dimana salah satu komponennya adalah Sikap (Notoatmodjo, 2010).

Sikap merupakan konsep yang sangat penting dalam komponen psiko sosiologis karena merupakan kecenderungan bertindak dan berpersepsi. Sikap merupakan kesiapan tatanan saraf (neural setting) sebelum memberikan respon konkret (Notoatmodjo, 2010). Banyak definisi tentang sikap dikarenakan sikap meru pakan masalah yang penting dan menarik banyak perhatian

(3)

khususnya dalam psikologi sosial.

(Purwaningsih et al., 2022). Sikap adalah suatu cara seorang individu untuk bereaksi atau memberi respon terhadap suatu situasi. Maka dari itu, seseorang yang memiliki sikap positif terkait suatu situasi ataupun objek akan menunjukkan kesenangan dan kesukaan. Lain halnya dengan sikap negatif yang akan menunjukkan suatu ketidaksenangan.

(Purwaningsih et al., 2022)

dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 8 April 2023 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung dengan total 1498 mahasiswa, peneliti lebih memfokuskan kepada mahasiswa sarjana keperawatan karena mahasiswa keperawatan merupakan individu yang mudah mendapatkan stressor mulai dari beban akademik dan beban kerja di rumah sakit nantinya yang mengakibatkan stress terhadap mahasiswa keperawatan lebih tinggi baik dari segi internal (psikologis) maupun eksternal (psikososial). Pada studi pendahuluan juga, peneliti melakukan wawancara pada 35 mahasiswa dari total mahasiswa sarjana keperawatan sebanyak 382 Jiwa, didapatkan hasil 10 orang menceritakan bahwa mereka pernah melakukan tindakan menyakiti diri sendiri dengan tidak makan berhari-hari akibat permasalahan asmara dan 25 orang menyakiti diri dengan menggores pergelangan tangan menggunakan pecahan kaca atau silet. Saat ditanya pendapat mereka mengenai perilaku yang mereka lakukan, jawaban mereka adalah mewajarkan hal tersebut karena perasaan tidak dikasihi yang mereka alami mendorong mereka melakukan tindakan- tindakan menyakiti diri yang mengarah ke perilaku untuk mengakhiri kehidupan.

Pada studi pendahuluan juga diketahui bahwa belum pernah dilakukan penelitian mengenai Gambaran Sikap Mahasiswa Kesehatan terhadap Fenomena Kejadian

Perilaku Bunuh Diri. Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui

“Gambaran Sikap Mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung terhadap Kejadian Perilaku Bunuh Diri”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan permasalahan bagaimanakah gambaran sikap Mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung terhadap fenomena kejadian perilaku bunuh diri

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran sikap Mahasiswa Sarjana Keperawatan terhadap kejadian perilaku bunuh diri.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi di bidang ilmu keperawatan khususnya keperawatan jiwa tentang Gambaran sikap mahasiswa kesehatan terhadap kejadian perilaku bunuh diri.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini termasuk kedalam bidang keilmuan keperawatan jiwa, penelitian dilakukan pada bulan Mei 2023 dengan metode deskriptif kuantitatif dan sampel pada penelitian ini yaitu Mahasiswa Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung.

METODE

Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif.

metode penelitian kuantitatif merupakan metode Penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

Pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik. Adapun penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu gejala, peristiwa- peristiwa tanpa memberi perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut (Sugiyono, 2017).

Penelitian ini ingin mengetahui tentang Gambaran Sikap Mahasiswa di Sekolah Tinggi

(4)

Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung terhadap Fenomena Kejadian Perilaku Bunuh Diri.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif dari program studi Sarjana Keperawatan pada semester 2, 4, 6, dan 8 terhitung dari semester ganjil 2022 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung yang berjumlah 382 Responden.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Masturoh, Anggita. 2018). Sampel merupakan sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi tersebut. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Sampel dalam penelitian ini menggunakan jenis probability sampling dengan Proportionate Stratified Random Sampling. Dimana Proportionate Stratified Random Sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. dari jumlah populasi sebanyak 382 mahasiswa, setelah dilakukan perhitungan maka jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 195 mahasiswa. Kemudian dibagi untuk semester 2, 4, 6, dan 8.

didapatkan jumlah tiap semesternya, semester 2 (43), semester 4 (66), semester 6 (38), dan semester 8 (48).

Instrumen Penelitian

Instrumen adalah berbagai alat ukur yang digunakan secara sistemastis untuk pengumpulan data seperti tes, kuesioner, dan wawancara (Raihan, 2017). Pada penelitian ini instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner Attitudes Towards Suicide (ATTS) dalam versi bahasa Indonesia.

Terdapat 43 pertanyaan yang akan peneliti berikan, dimana dalam kuesioner

ini terdapat 4 bagian yaitu: Sikap terhadap fenomena kejadian bunuh diri, sikap terhadap kepuasan hidup, kecenderungan bunuh diri, kesehatan mental dan resiko tinggi bunuh diri.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu data yang diambil langsung dari sampel yang telah dipilih sesuai kriteria.

pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner. Dimana Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti memahami variabel yang akan diukur dan jawaban apa yang diharapkan dari responden (Heryana, 2014).

Uji Normalitas

Setelah melakukan penelitian terhadap sikap mahasiswa sarjana keperawatan melalui penyebaran dan pengisian kuesioner selanjutnya peneliti melakukan uji normalitas deskriptif data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan untuk menentukan cut off point yang akan digunakan nantinya dalam menentukan kecenderungan sikap Mahasiswa apakah cenderung kearah yang negatif ataukah kearah yang positif. Karena hasil uji normalitas menunjukkan hasil normal, maka peneliti menggunakan cut of point berupa nilai mean atau rata-rata yang dimana jika sikap mahasiswa memiliki skor nilai dibawah rata- rata berarti sikap mahasiswa cenderung negatif sedangkan jika sikap mahasiswa diatas skor nilai rata-rata berarti sikap mahasiswa cenderung positif.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi

Karakteristik Responden

Karakteristik

f %

Jenis Kelamin

Laki-Laki 40 20,5

Perempuan 155 79,5

Usia

17 Tahun 2 1,0

18 Tahun 9 4,6

19 Tahun 18 9,2

20 Tahun 57 29,2

21 Tahun 57 29,2

22 Tahun 43 22,1

23 Tahun 6 3,1

24 Tahun 3 1,5

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa hasil analisis dari 199 responden mahasiswa reguler sarjana keperawatan tingkat 1-4 STIKes Dharma Husada Bandung sebagian besar jenis kelamin perempuan (79,5%) dan Usia terbanyak pada rentang 20-21 (29,2%).

Tabel 2. Sikap Mahasiswa Sarjana Keperawatan terhadap fenomena kejadian perilaku bunuh diri

N Minimum Maximum Mean standar

Mean SD

195 53 102 87 72,46 8.696

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa skor rata-ratanya adalah 72,46. Dari hasil pengolahan data didapatkan hasil 99 Mahasiswa mendapatkan skor dibawah rata-rata dan 96 lainnya mendapatkan skor diatas rata-rata yang berari pada bagian ini, sikap mahasiswa cenderung negative atau tidak membenarkan perilaku bunuh diri.

Tabel 3. Sikap Mahasiswa Sarjana

Keperawatan terhadap kepuasan hidup N Minimum Maximum Mean

standar

Mean SD

195 2 18 10 8,18 2.074

Pada bagian sikap terhadap kepuasan hidup, setelah dilakukan pengolahan data ,menunjukkan skor rata-rata sebesar 8,18 dengan dengan 118 orang memiliki skor dibawah rata-rata dan 77 orang memiliki skor diatas rata-rata. pada pertanyaan mengenai kebahagiaan, 43 orang (22,1%) menjawab sangat bahagia, 116 orang (59,5%) menjawab cukup bahagia, 24 orang (12,3%) menjawab tidak terlalu bahagia, dan 12 orang (6,2%) menjawab tidak bahagia sama sekali

.

Hasil data tersebut berarti bahwa penilaian mereka terhadap kebahagiaan cenderung negatif atau cenderung kurang bahagia.

Tabel 4. Kecenderungan bunuh diri

Kuesioner ATTS pada bagian kecenderungan bunuh diri ini dibagi atas 2 waktu yaitu apakah tindakan dilakukan dalam setahun terakhir ini dan apakah tindakan dilakukan lebih dari setahun kebelakang. Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan, didapatkan hasil mean sebesar 30,94 Pada bagian ini sebanyak 114 orang menunjukkan sikap negatif atau tidak memiliki kecenderungan bunuh diri dan 81 orang menunjukkan sikap positif atau memiliki kecenderungan bunuh diri. Hasil ini cukup mengejutkan karena hal tersebut merupakan

warning

bagi kita semua khususnya instansi untuk lebih perduli dan terbuka kepada beberapa dari mereka yang benar-benar memiliki resiko bunuh diri.

N Minimum Maximum Mean standar

Mean SD

195 14 48 30 30,94 7.688

(6)

Tabel 5. Distribusi frekuensi kesehatan mental

Perawatan Kesehatan Mental

Frequency (f) Persentase (%) Mencari

bantuan ahli

12 6,2

Tidak mencari bantuan

183 93,8

Total 195 100

Hasil dari kuesioner bagian sikap terhadap kesehatan mental ini dapat dilihat pada tabel 4.5 dimana ada 12 responden (6,2%) yang melakukan perawatan dan 183 (93,8%) lainnya tidak melakukan perawatan mental.

Tabel 6. Distribusi frekuensi resiko bunuh diri

Resiko tinggi bunuh diri Frequency (f) Persentase

(%) Tahun

sebelumnya

47 24,2

Tahun ini 36 23,6

Total 195 100

Dilihat dari tabel 5 diketahui 47 responden pernah melakukan tindakan kearah bunuh diri di beberapa tahun kebelakang dan 36 responden beresiko bunuh diri karena memikirkan dan mencoba melakukan tindakan bunuh diri dalam satu tahun terakhir ini. dalam tabel 4.6 dapat terlihat adanya penurunan resiko bunuh diri yang sebelumnya beberapa tahun kebelakang ada sebanyak 47 Mahasiswa (24,2%) yang beresiko tinggi melakukan bunuh diri sedangkan di tahun ini menurun menjadi 36 Mahasiswa (23,6%) yang beresiko tinggi melakukan bunuh diri. Ini merupakan hasil yang baik namun tetap harus diwaspadai.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini, maka diketahui bahwa pada dasarnya sikap mahasiswa di STIKes Dharma Husada Bandung, dalam menanggapi fenomena bunuh diri yang sering terjadi dikalangan mahasiswa yaitu cenderung negatif yang berarti sebagian besar responden tidak membenarkan tindakan bunuh diri. Namun tetap terdapat peringatan dan PR bersama bagi Mahasiswa Sarjana Keperawatan dan juga institusi terhadap beberapa mahasiswa yang dalam hasil penelitian ini diketahui memiliki resiko besar melakukan bunuh diri.

DAFTAR PUSTAKA

Ashal, T., Liza, R. G., & Sauma, E. (2022).

ARTIKEL PENELITIAN Gambaran Risiko Ide Bunuh Diri pada Mahasiswa Fakultas.

45(4), 598–609.

Astuti, Y. (2019). Kesepian dan Ide Bunuh Diri di Kalangan Tenaga Kerja Indonesia. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi, 24(1), 35–58.

https://doi.org/10.20885/psikologi.vol24.iss 1.art4

Arbi, I. A. (2023). Fakta Dugaan Bunuh Diri Mahasiswa UI, Lompatdari Lantai 18ApartemendanSempatTinggalkanPesan.K ompas.Com.https://amp.kompas.com/megap olitan/read/2023/03/13/05000021/fakta- dugaan- bunuh-diri-mahasiswi-ui-lompat- dari-lantai-18-apartemen-dan

Dermawan. (2018). Modul Laboratorium Keperawatan Jiwa. Gosyen Publishing.

Enny Nurhayati. (2020). Mengenal Tes MMPI dan Tips Cara Mengerjakannya.

KEMENTRIAN KESEHATAN RI.

https://puskeshaji.kemkes.go.id/berita/2020/

3/12/mengenal-tes-mmpi-dan-tips-cara- mengerjakannya

Habibie, A., Syakarofath, N. A., & Anwar, Z.

(2019). Peran Religiusitas terhadap Quarter- Life Crisis (QLC) pada Mahasiswa. Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP),

5(2), 129.

https://doi.org/10.22146/gamajop.48948 Hilda, D., & Tobing, D. L. (2021). Hubungan

Kesepian dengan Ide Bunuh Diri pada

(7)

Remaja di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Jakarta. Jurnal Profesi Keperawatan …, 8(2), 224–233.

http://jurnal.akperkridahusada.ac.id/in dex.php/jpk/article/view/109%0Ahttp ://jurnal.akperkridahusada.ac.id/index.

php/jpk/article/viewFile/109/128 Heryana, A. (2014). Hipotesis Penelitian.

Eureka Pendidikan, June, 1.

https://doi.org/10.13140/RG.2.2.1144 0.17927

Idham, A. F., Sumantri, M. A., & Rahayu, P. (2019). Ide dan Upaya Bunuh Diri pada Mahasiswa. Intuisi, 11(3), 177–

183.

Jatmiko, I., & Fitryasari, R. (2019).

Analisis Faktor Penyebab Ide Bunuh Diri Pada Remaja: Literatur Review.

Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 53(9), 1689–1699.

Julika, S., & Setiyawati, D. (2019).

Hubungan antara Kecerdasan Emosional, Stres Akademik, dan Kesejahteraan Subjektif pada Mahasiswa. Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP), 5(1), 50.

https://doi.org/10.22146/gamajop.479 66

Karisma, N. W. P. C., & Fridari, I. G. A. D.

(2021). Gambaran Pengembangan Ide Bunuh Diri Menuju Upaya Bunuh Diri. Psikobuletin:Buletin Ilmiah

Psikologi, 2(1), 1.

https://doi.org/10.24014/pib.v2i1.990 4

Klinis, D. I., Psikiatri, D., Ellinor, P., &

Renberg, S. (2016). Instruksi ATTS.

Krisnandita, G. O., & Christanti, D. (2022).

Hubungan Antara Religiusitas dengan Kecenderungan Bunuh Diri pada Individu Dewasa Awal. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(5), 3362–3371.

Marpatmawati, I., Suryani, S., & Widianti, E. (2022). Adaptation of Validity and Reliability of Indonesian Instruments of Attitudes Toward Suicide with The Rasch Model Approach. Jurnal

Keperawatan Padjadjaran, 10(1), 66–72.

https://doi.org/10.24198/jkp.v10i1.1714 Martianingrum, V. A., Sarkadi, S., & Irawaty, I.

(2020). The Relationship between Understanding Moral Norms and Social Attitudes of Students at State Junior High School 139 Jakarta. Jurnal Scientia Indonesia, 7(2), 79–94.

https://doi.org/10.15294/jsi.v7i2.38131 Martadinata, A. M. (2019). Peran Mahasiswa

dalam Pembangunan di Indonesia. Idea :

Jurnal Humaniora, 1–6.

https://doi.org/10.29313/idea.v0i0.2435 Maulana, I., Eriyani, T., & Shalahuddin, I.

(2021). Intervensi Keperawatan untuk Pencegahan Klien Risiko Bunuh Diri:

Telaahan Literature. Jurnal Keperawatan

Jiwa, 9(3), 569–578.

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/ar ticle/view/7779

Maulana, Y. (2021). Mahasiswa S2 ITB Tewas Gantung Diri di Indekos Bandung.

Detiknews.Com.

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d- 5691783/mahasiswa- s2-itb-tewas-gantung- diri-di-indekos-bandung

Notoatmodjo. (2010). ILMU PERILAKU KESEHATAN. RINEKA CIPTA.

Mulyani, A. A., & Eridiana, W. (2019). Faktor- Faktor Yang Melatarbelakangi Fenomena Bunuh Diri Di Gunungkidul. Sosietas, 8(2), 510–516.

https://doi.org/10.17509/sosietas.v8i2.1459 3

Naufal. (2021). Pengertian, Rumus dan Contoh Soal Simpangan Rata-rata.

TUGASSAINS.COM.

https://www.tugassains.com/2021/08/penge rtian-rumus-contoh-soal-simpangan-rata- rata.html

Novianti, D. S., & Alfiasari, A. (2017). Kepuasan Hidup Mahasiswa Tingkat Pertama:

Kaitannya dengan Karakter Mahasiswa dan Gaya Pengasuhan Orang Tua. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 10(1), 13–23.

https://doi.org/10.24156/jikk.2017.10.1.13 Novitayani, S., & Nurhidayah, I. (2023). Analisis

Risiko Bunuh Diri pada Mahasiswa

(8)

Kesehatan di Kota Banda Aceh.

Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 8(1), 61–68.

https://doi.org/10.14710/jekk.v8i1.15 780

Prastiwi, M. (2022). Kasus Mahasiswa Bunuh Diri, Psikolog: Penyebab Tidak Hanya Satu Faktor.

KOMPAS.Com.

https://www.kompas.com/edu/read/20 22/10/11/062700671/kasus-

mahasiswa- bunuh-diri-psikolog- penyebab-tidak-hanya-satu-faktor Purwaningsih, I. E., Sugiarto, R., &

Budiarto, S. (2022). Sikap masyarakat Gunungkidul terhadap perilaku bunuh diri ditinjau dari jenis kelamin dan

tingkat pendidikan.

SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Dan Humaniora, 8(2), 173–188.

https://doi.org/10.30738/sosio.v8i2.12 440

Purwanti, S., & Nimatu Rohmah, A.

(2020). Mahasiswa Dan Bunuh Diri:

Resiliensi Mahasiswa Dalam Menghadapi Skripsi. Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat,

4(4), 371.

https://doi.org/10.32832/abdidos.v4i4.

702

Ramadhani Khija, ludovick Uttoh, M. K. T.

(2015). Teknik Pengambilan Sampel.

Ekp, 13(3), 1576–1580

Saputra, A. (2021). Mengenal Peran dan Fungsi Perawat Yang Perlu Diketahui. AIDO HEALTH.

https://aido.id/health-

articles/mengenal-peran-dan-fungsi- perawat-yang- perlu-diketahui/detail Saraswati, R. L. (2018). Apa

yang dimaksud dengan Bunuh Diri. Dictio.

https://www.dictio.id/t/apa-yang- dimaksud-dengan-bunuh-diri/15106 Sari, N., Saputra, M., & Yuniwati. (2021).

Analisa Sikap dan Perilaku Mahasiswa. Jurnal Inovasi, 2(6),

1737–1746.

Suparni. (2023). PANDUAN PENULISAN TUGAS AKHIR. STIKes Dharma Husada Bandung.

Universitas Gajah Mada Fasultas Psikologi.

(n.d.). Tanda bahaya kecenderungan bunuh diri. 0–19.

Wahyuni, E., & Maulida, I. (2019). Hubungan Antara Kepuasan Hidup dan Kesejahteraan Psikologis pada Siswa SMA Negeri Se- Jakarta Pusat. INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling, 8(2), 173–180.

https://doi.org/10.21009/insight.082.08 World Health Organization. (2019). Suicide

worldwide in 2019: Global Health Estimates. In World Health Organization,Geneva.

https://apps.who.int/iris/rest/bitstreams/135 0975/retrieve

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Use Case Ubah Data Profil Nama Use Case Ubah data profil Deskripsi Use case ini memungkinkan anggota dapat merubah data data profilnya Aktor Anggota Prakondisi Sistem menampilkan

Penyebab utama kejadian gastritis di Program Studi Diploma Tiga Keperawatan ini karena gaya makan yang kurang baik seperti makan < 3 kali dalam sehari, senang mengkonsumsi pedas, dan