• Tidak ada hasil yang ditemukan

HANDOUT BAHAN AJAR Kartu persediaan

N/A
N/A
Sartana Sartana

Academic year: 2023

Membagikan "HANDOUT BAHAN AJAR Kartu persediaan "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HANDOUT

BAHAN AJAR

Kartu persediaan

FASE F

AKUNTANSI KEUANGAN

Penyusun :

Meta Dinova,S.Pd.,M.M NIP.199201182014022002

SMK Negeri 2 Lahat

2022/2023

(2)

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan bahan ajar tentang metode penilaian persediaan yang disusun untuk peserta didik kelas XI SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.

Bahan ajar disusun agar peserta didik dapat mencapai capaian pembelajaran pada fase F dengan elemen 4 akuntansi keuangan dan materi yang telah ditentukan. Bahan ajar ini memaparkan secara singkat dan jelas materi pembelajaran dan dilengkapi dengan evaluasi yang akan mendukung ketercapaian kompetensi sesuai dengan yang diharapkan.

Penyusun berharap agar bahan ajar ini dapat menjadi salah satu pendukung dalam kegiatan pembelajaran akuntansi untuk terwujudnya generasi penerus yang kompeten dan berkualitas. Pada akhirnya penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan bahan ajar ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk selanjutnya menjadi bahan perbaikan bahan ajar ini dimasa yang akan datang. Akhir kata penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian bahan ajar ini.

Lahat, Agustus 2022 Penyusun

Meta Dinova, S.Pd.,M.M

KATA PENGANTAR

(3)

PETUNJUK PENGGUNAAN

Bagi Guru :

1. Memastikan peserta didik untuk mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran.

2. Memotivasi siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan untuk melatih kemampuan penguasaan pengetahuan konseptual dan

literasilingkungan.

3. Membimbing siswa yang merasa kesulitan menyelesaikan tugas.

Bagi Siswa :

1. Bacalah dan pahami dengan baik uraian materi yang disajikan. Apabila terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan kepada guru.

2. Kerjakan soal latihan dengan baik dan teliti untuk melatih kemampuan penguasaan peserta didik.

(4)

CAPAIAN PEMBELAJARAN , ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN DAN TUJUAN

PEMBELAJARAN

1. Capaian Pembelajaran

Pada akhir Fase F peserta didik mampu mengelola kartu piutang, kartu utang, dan kartu persediaan, serta memproses dokumen dana kas kecil dan dokumen dana kas di bank. Peserta didik dapat mengelola kartu aktiva tetap, menyajikan laporan harga pokok produk, menerapkan pencatatan utang wesel jangka panjang, menerapkan pencatatan penerbitan utang obligasi, serta menganalisis berbagai jenis modal perusahaan (perbedaan modal perorangan, firma, PT, CV, dan koperasi).

2. Alur Tujuan Pembelajaran

Peserta didik kelas XI (sebelas) dapat menentukan beban pokok penjualan dan nilai persediaan akhir pada kartu persediaan dengan menggunakan metode FIFO, LIFO dan Moving Average.

3. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik dapat menentukan nilai beban pokok penjualan dengan metode FIFO,LIFO dan Moving Average dengan tepat.

2. Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik dapat menentukan nilai persediaan akhir dengan metode FIFO,LIFO dan Moving Average dengan tepat.

3. Setelah mengikuti pembelajaran , peserta dapat melakukan pencatatan persediaan pada kartu persediaan dengan tepat.

(5)

URAIAN MATERI

MENGELOLA KARTU PERSEDIAAN

A. Kartu persediaan barang dalam sistem pencatatan perpetual a. Pengertian kartu persediaan

Dalam sistem pencatatan perpetual, harga pokok barang dijual ditentukan pada saat setiap terjadi penjualan dan tiap-tiap barang dagangan dibuatkan dan dicatat dalam kartu persediaan yang bersangkutan sebagai mutasi keluar. Sehingga jelas bahwa masuk dan keluarnya barang akan tampak dalam kartu persediaannya. Artinya kartu persediaan barang fungsinya untuk mencatat mutasi masuk keluarnya harga pokok barang.

b. Fungsi Kartu Persediaan Barang

Adalah sebagai tempat untuk mencatat persediaan barang agar setiap waktu dapat:

1. Memberikan informasi keadaan p e r sediaan baik mengenai kuantum maupun nilainnya.

2. Memberikan data p e r sediaan yang diperlukan untuk kepentingan perhitungan dan analisis.

3. Mengontrol penerimaan, penyimpanan, dan pemakaian persediaan.

B. Prosedur Pencatatan ke dalam Kartu Persediaan

• Prosedur Pembelian Barang dagangann

Dalam prosedur ini, dicatat harga pokok persediaan barang yang dibeli sebagai penambahan persediaan barang dagangan (dicatat pada kolom masuk) pada kartu persediaan sesuai dengan jenis spesifikasi atau kelompok persediaan barang dagangan yang bersangkutan .

Dokumen sumbernya dapat berupa:

• Faktur asli untuk pembelian secara kredit.

• Bukti kas keluar untuk pembelian secara tunai

• Laporan penerimaan barang (LPB).

Fungsi yang terkait:

• Fungsi gudang

• Fungsi pembelian

• Fungsi penerimaan barang

• Fungsi akuntansi

• Prosedur Retur Pembelian

Barang yang sudah dibeli adakalanya tidak sesuai dengan barang yang dipesan menurut order pembelian. Dalam prosedur ini harga pokok persediaan dicatat sebagai pengurang pada kartu persediaan barang dagangan (dicatat pada kolom masuk, tetapi diberi tanda minus) sesuai dengan jenis spesifikasi atau kelompok persediaan barang dagangan yang bersangkutan.

(6)

Dokumen sumber dapat berupa:

• Memo debet

• Laporan pengiriman barang

Fungsi yang terkait:

• Fungsi gudang

• Fungsi pembelian

• Fungsi pengiriman barang

• Fungsi akuntansi

• Prosedur Penjualan

Dalam prosedur ini, harga pokok persediaan dicatat sebagai pengurang pada kartu persediaan barang dagangan (dicatat pada kolom keluar) sesuai dengan jenis spesifikasi atau kelompok persediaan barang yang bersangkutan.

Dokumen sumber berupa:

• Copy faktur untuk penjualan secara kredit

• Bukti kas masuk untuk penjualan secara tunai

• Laporan pengiriman arang Fungi terkait:

• Fungsi gudang

• Fungsi pembelian

• Fungsi pengiriman barang

• Fungsi akuntansi

• Prosedur Retur Penjualan

Transaksi retur penjualan terjadi jika perusahaan menerima pengembalian barang dagangan dari pelanggan. Pengembalian barang dari pelanggan harus diotorisasi oleh fungsi penjualan dan diterima oleh fungsi penerimaan. Dalam prosedur ini, harga pokok persediaan dicatat ke dalam kartu persediaan barang dagangan sebagai penambah kembali harga pokok persediaan (dicatat pada kolom keluar dan diberi tanda minus) sesuai jenis spesifikasi atau kelompok persediaan yang bersangkutan.

Dokumen sumber:

• Memo kredit

• Laporan penerimaan barang Fungsi terkait:

• Fungsi gudang

• Fungsi pembelian

• Fungsi penerimaan barang

• Fungsi akuntansi

(7)

C. Bentuk Kartu Persediaan

"Nama Perusahaan"

KARTU PERSEDIAAN

Nama Barang :

No. Kode :

Satuan :

Metode :

Tgl No Bukti

Masuk Keluar Sisa

Unit Hg/

Unit Jumlah Unit Hg/

Unit Jumlah Unit Hg/

Unit Jumlah

Gambar Contoh Kartu Persediaan Pencatatan Transaksi ke dalam Kartu Persediaan

Ada tiga metode pencatatan mutasi persediaan dalam kartu persediaan,yaitu

- Metode FIFO (First In First Out)

Metode ini disebut pula metode MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) artinya harga pokok barang yang dijual dihitung dengan anggapan bahwa barang yang lebih dahulu masuk yang harus dijual lebih dahulu. Kekurangannya baru diambil dari barang yang masuk berikutnya.

- Metode LIFO (Last In First Out)

Metode ini disebut pula metode MTKP (Masuk Terakhir Keluar Pertama) artinya harga pokok barang yang dijual dihitung dengan anggapan bahwa barang yang terakhir masuk yang harus dijual lebih dahulu

- Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average)

Disebut metode rata-rata bergerak (moving average), karena dalam metode ini harga beli rata-rata per satuan harus dihitung setiap terjadi transaksi pembelian barang. Dengan demikian harga rata-rata per satuan akan berlaku sampai dengan terjadi transaksi pembelian berikutnya.

Harga rata-rata per satuan barang yang dijual, adalah harga rata-rata per satuan yang berlaku pada saat terjadi transaksi penjualan.

Contoh:

Berikut ini transaksi yang dimiliki PT INDONESIA yang berhubungan dengan barang dagangan “A” selama bulan Mei 2021.

Mei 1, persediaan 6.000 unit @ Rp 2.700

5, pembelian dari PT X, faktur No. X025 9.000 unit @ Rp 3.000

10, penjualan kepada Toko SRI, Faktur No IN 01 10.000 unit @ Rp 3.500 16, pembelian dari PT Y, Faktur No. Y23 11.000 unit @ Rp 3.200,00 16, dibayar biaya angkut pembelian sebesar Rp 160.000. BKK No.K-01 20, pembelian dari PT X, Faktur No. X028 5.000 unit @ Rp 3.500 21, retur pembelian kepada PT X, bukti No. ND01 1.000 unit

24, penjualan kepada Toko AKU, Faktur No. IN02 14.000 unit @ Rp 3.800 25, retur penjualan dari Toko AKU, bukti No. ND 001 300 unit

(8)

Pencatatan transaksi di atas dalam kartu persediaan sebagai berikut:

Metode FIFO

Gambar Kartu Persediaan Metode FIFO Perhatikan kartu persediaan di atas:

Nilai persediaan akhir telah diketahui dari transaksi tanggal 24 Mei 2010 dalam kolom sisa yaitu sebesar Rp 20.429.0091,00 yang terdiri dari 2.000 unit @ Rp 3.215,00 dan 4.000 unit @ Rp 3.500,00

Harga Pokok Penjualan dari jumlah total kolom keluar yaitu sebesar Rp 72.135.000,00 Catatan:

Contoh di atas menunjukkan bahwa dalam kebijakan perusahaan Beban Angkut Pembelian dicatat menambah akun Persediaan barang dagang, maka Beban Angkut Pembelian dicatat pada kolom masuk kolom jumlah sebesar jumlah biaya angkut dan pada kolom sisa menambah harga beli dari persediaan tersebut.

Jika dalam kebijakan perusahaan beban angkut pembelian dicatat pada akun Beban Angkut Pembelian, maka beban angkut pembelian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Beban Angkut Pembelian akan menambah Harga Pokok Penjualan pada saat penyusunan Laporan Laba Rugi.

PT INDONESIA

KARTU

PERSEDIAAN

Nama Barang : X No. Kode : X-01 Satuan : Unit Metode : FIFO

Tgl No Bukti

Masuk Keluar Sisa

Unit Hg/

Unit Jumlah Unit Hg/

Unit Jumlah Unit Hg/

Unit Jumlah

2021 1 6,000 2,700 16,200,000

Mei 5 X025 9,000 3,000 27,000,000 6,000 2,700 16,200,000 9,000 3,000 27,000,000 10 IN01 6,000 2,700 16,200,000 5,000 3,000 15,000,000

4,000 3,000 12,000,000

16 Y23 11,000 3,200 35,200,000 5,000 3,000 15,000,000

11,000 3,200 35,200,000

16 K-01 160,000 5,000 3,000 15,000,000

11,000 3,215 35,360,000 20 X28 5,000 3,500 17,500,000 5,000 3,000 15,000,000 11,000 3,215 35,360,000 5,000 3,500 17,500,000 21 ND01 (1,000) 3,500 (3,500,000) 5,000 3,000 15,000,000 11,000 3,215 35,360,000 4,000 3,500 14,000,000 24 IN02 5,000 3,000 15,000,000 2,000 3,215 6,429,091 9,000 3,215 28,935,000 4,000 3,500 14,000,000 31 Saldo 24,000 76,360,000 24,000 72,135,000 6,000 20,429,091

(9)

Metode LIFO

PT INDONESIA

KARTU

PERSEDIAAN

Nama Barang : X No. Kode : X-01 Satuan : Unit

Metode : LIFO

Tgl No Bukti

Masuk Keluar Sisa

Unit Hg/

Unit Jumlah Unit Hg/

Unit Jumlah Unit Hg/

Unit Jumlah

2021 1 6,000 2,700 16,200,000

Mei 5 X025 9,000 3,000 27,000,000 6,000 2,700 16,200,000 9,000 3,000 27,000,000 10 IN01 9,000 3,000 27,000,000 5,000 2,700 13,500,000

1,000 2,700 2,700,000

16 Y23 11,000 3,200 35,200,000 5,000 2,700 13,500,000 11,000 3,200 35,200,000

16 K-01 160,000 5,000 2,700 13,500,000

11,000 3,215 35,360,000 20 X28 5,000 3,500 17,500,000 5,000 2,700 13,500,000 11,000 3,215 35,360,000 5,000 3,500 17,500,000 21 ND01 (1,000) 3,500 (3,500,000) 5,000 2,700 13,500,000 11,000 3,215 35,360,000 4,000 3,500 14,000,000 24 IN02 4,000 3,500 14,000,000 5,000 2,700 13,500,000 10,000 3,215 32,145,455 1,000 3,215 3,214,545 31 Saldo 24,000 76,360,000 24,000 75,845,455 6,000 16,714,545

Gambar Kartu Persediaan Metode LIFO

Perhatikan kartu persediaan di atas, terjadi perubahan Harga Pokok Penjualan dan nilai persediaan akhir.

Nilai persediaan akhir dalam kolom sisa transaksi tanggal 24 Mei 2010 berubah menjadi sebesar Rp 16.714.545,00 yang terdiri dari 5.000 unit @ Rp 2.700,00 dan 1.000 unit @ Rp 3.215,00

Harga Pokok Penjualan dari jumlah total kolom keluar yaitu sebesar Rp 75.700.000,00

(10)

Metode Rata-Rata Bergerak (MOVING AVERAGE)

PT INDONESIA

KARTU

PERSEDIAAN

Nama Barang : X No. Kode : X-01 Satuan : Unit

Metode : MOVE AVERAGE

Tg l

No Bukti

Masuk Keluar Sisa

Unit Hg/

Unit Jumlah Unit Hg/

Unit Jumlah Unit Hg/

Unit Jumlah

2010 1 6,000 2,700 16,200,000

Mei 5 X025 9,000 3,000 27,000,000 15,000 2,880 43,200,000 10 IN01 10,000 2,880 28,800,000 5,000 2,880 14,400,000 16 Y23 11,000 3,200 35,200,000 16,000 3,100 49,600,000

16 K-01 160,000 16,000 3,110 49,760,000

20 X28 5,000 3,500 17,500,000 21,000 3,195 67,100,000 21 ND01 (1,000) 3,500 (3,500,000) 20,000 3,180 63,600,000 24 IN02 14,000 3,180 44,520,000 6,000 3,180 19,080,000 31 Saldo 24,000 76,360,000 24,000 73,320,000 6,000 19,080,000

Gambar Kartu Persediaan Metode Rata-Rata Bergerak

Perhatikan kartu persediaan di atas

Dalam metode moving average setiap kali terjadi pembelian barang maka harga pokok per unitnya akan berubah sedangkan pada saat penjualan harga pokok per unitnya tidak berubah.

Harga pokok perunit akan dihitung sebesar jumlah total kolom sisa ditambah dengan jumlah unit kolom sisa.

Berdasarkan kartu di atas harga pokok penjualan berubah menjadi Rp 73.320.000,00 dan nilai persediaan akhir 6.000 unit sebesar Rp 19.080.000,00

TUGAS

Dengan memperhatikan kartu persediaan metode FIFO dan LIFO

diatas, coba bandingkan metode mana yang beban pokok penjualannya

lebih tinggi? mengapa demikian!

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 14.21) merumuskan metode FIFO sebagai berikut, “Formula MPKP/FIFO mengasumsikan barang dalam persediaan yang pertama dibeli akan dijual

Menghitung nilai persediaan akhir sistem periodik dan sistem perpetual dengan metode FIFO, LIFO dan rata-rata (average).. Menjelaskan perhitungan harga pokok penjualan dan

Secara Umum, “APLIKASI PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN BARANG DAGANG DENGAN METODE PENCATATAN FIFO DI PERUSAHAAN DAGANG KUN GIOK CIREBON “, sudah berjalan dengan

Metode penilaian persediaan digunakan pada saat terjadi transaksi penjualan, dengan membuat Kartu Persediaan Barang secara lengkap yang memuat kuantitas, harga satuan, jumlah

Metode pencatatan perpetual merupakan metode dimana pencatatan dilakukan setiap waktu secara terus menerus berdasarkan transaksi pemasukan dan pengeluaran persediaan

Metode aliran biaya persediaan dengan FIFO mengasumsikan aliran biaya atas persediaan yang keluar diambil dari biaya persediaan yang paling awal masuk ( biaya

Apersepsi tentang materi yang telah dibahas pada pertemuan kelima yang berkaitan dengan pengelolaan kartu persediaan bahan baku3.

c Metode cadangan persediaan, di mana kerugian penurunan harga persediaan awal dan akhir dilaporkan tersendiri Cara pencatatan dan akibat penggunaan ketiga metode di atas terhadap