• Tidak ada hasil yang ditemukan

Heru Hermawan NIM: 180301106 - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Heru Hermawan NIM: 180301106 - etheses UIN Mataram"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI DOSEN KPI UIN MATARAM DALAM PEMBELAJARAN DARING DI MASA

PANDEMI COVID 19

Oleh:

Heru Hermawan NIM: 180301106

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2022

(2)

STRATEGI KOMUNIKASI DOSEN KPI UIN MATARAM DALAM PEMBELAJARAN DARING DI MASA

PANDEMI COVID 19 Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Sosial

Oleh

Heru Hermawan NIM 180301106

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2022

(3)
(4)
(5)
(6)

HALAMAN MOTO

اُدْ

عُ

اِ

ﻟَ

ﺳَ ﻰ ﺒِﯿْ

ﻞِ

رَ

ﺑِّ

ﺑِﻚَ

ﺤِﻠْ

ﻤَﻜْ

وَا ﮫْ

ﻤَﻟْ

ﻮْ

ﻋِ

ﻈَﺔِ

ا ﺤَﻟْ

ﺴَ

ﺔِﻨَ

وَ

ﺟَ

دِﻟْﺎ ﮭُ

ﻢْ

ﺑِﺎ ﻟﱠﺘِ

ھِ ﻰ ﻲَ

ﺣْاَ

ﺴَ

ﻦُ

اَ

رَ نﱠ ﻚَﺑﱠ ﻮَھُ

اَ

ﻠَﻢُﻋْ

ﻤَ ﺑِ

ﻦْ

ﺿَ

ﻋَﻞﱠ ﺳَﻦْ

ﺒِﯿْ

ﻠِ

وَﮫِ

ﻮَاھُ

ﻠَﻢُ َﻋْ

ﺑِ

ﻤُﻠْ

ﮭ ﺪِﺘَ

ﻦَﯾْ

Artinya: (Wahai Nabi Muhmmad SAW) Serulah (semua manusia) kepada jalan (yang ditunjukkan) Tuhan Pemelihara kamu dengan hikmah (dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian mereka) dan pengajaran yang baik dan bantalah mereka dengan (cara) yang terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara kamu, Dialah yang lebih mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk).

(Q.S An-nahl ayat 125)

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Sahmal, Ibuk Murniati, Kakak-kakakku Ainul Pikri, Paridatul Jannah, dan semua keluarga besar Papuq Kahar. Semoga Allah swt senantiasa menyayangi dan mencintai kita semua.”

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan tugas akhir perkuliahan dengan judul “Strategi Komunikasi Dosen Prodi KPI Dalam Pembelajaran Daring di masa Pandemi Covid 19”.

Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengajarkan kita arti dari sebuah pengetahuan sehingga kita tahu pentingnya arti dari sebuah pendidikan dan keluar dari kebodohan.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan sebagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.

1. Ibuk Dr. Siti Nurul Yaqinah, M. Ag selaku Dosen Pembimbing I dan juga kepada Bapak Mukhtar Toyib, M. Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing, motivasi, koreksi mendetail, terus menerus dan tanpa bosan dengan ikhlas dalam meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya unyuk memberikan arahan sampai skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Najamudin, M. Si selaku Kajur Komunikasi Penyiaran Islam dan selaku Sekjur Ibu Athik Hidayatul Ummah, M. Si

3. Bapak Dr. Muhammad Saleh, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Mataram.

4. Prof. Dr. H. Masnun, M. Ag. Selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

5. Bapak dan Ibu dosen beserta staf akademik UIN Mataram yang telah membantu selama proses studi.

6. Seluruh keluarga Kahar Family, terima kasih atas do’a dan dukungannya 7. Teman-teman KPI D angkatan 2018 yang selalu menjadi inspirasi bagi penulis. Selama 4 tahun kita bersama dari pusing karena tugas sampai senang karena tuntas. Terima kasih untuk pengalaman selama kita menimba ilmu di kampus tercinta.

(9)

8. Organsiasai intra kampus, keluarga besar BKSM-SAKSI UIN Mataram.

Terima kasih sudah menjadi tempat berproses dan belajar. Semoga tetap menjadi rumah yang nyaman dan menjadi rumah kedua untuk keluarga baru nanti.

9. Teman-teman satu bimbingan skripsi yang senantiasa saling menyemangati dan mendo’akan satu sama lain.

10. Almamater penulis yang menjadi tempat penulis menimba ilmu, bertemu dengan orang-orang hebat yang selalu siap membagi pengalaman dan ilmu sebagai bekal masa depan.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. dan karya ilmiah ini bermamfaat semeste. Amin.

Mataram, 22 September 2022 Penulis,

Heru Hermawan

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi

HALAMAN MOTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 5

E. Telaah Pustaka ... 5

F. Kerangka Teoritik ... 7

1. Strategi ... 7

2. Komunikasi ... 10

3. Strategi Komunikasi ... 13

4. Teori Komunikasi ... 23

5. Covid 19 ... 34

G. Metode Penelitian ... 39

1. Jenis Penelitian ... 39

2. Lokasi Penelitian ... 39

3. Jenis Data ... 40

4. Teknik Pengumpulan Data ... 40

5. Teknik Analisis Data ... 42

6. Uji Keabsahan Data ... 44

(11)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 46

A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ... 46

1. Sejarah Munculnya Prodi KPI ... 46

2. Visi dan Misi ... 47

3. Logo Prodi KPI ... 48

4. Jumlah Dosen Prodi KPI ... 48

5. Jumlah Mahasiswa Prodi KPI ... 49

6. Struktur Organisasi ... 50

7. Sasaran Perkuliahan Daring Prodi KPI ... 50

8. Inklusi Kesadaran Mahasiswa/I ... 50

B. Strategi Komunikasi Dosen KPI UIN Mataram dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 ... 51

1. Teknik Edukatif ... 52

2. Teknik Informastif ... 53

3. Teknik Canalizing ... 56

C. Peluang dan Tantangan Strategi Komunikasi Pembelajaran Daring ... 57

1. Peluang Pembelajaran Daring ... 57

2. Tantangan atau Hambatan Pembelajaran Daring ... 60

BAB III PEMBAHASAN ... 65

A. Strategi Komunikasi Dosen KPI UIN Mataram dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 ... 65

1. Teknik Edukatif ... 67

2. Teknik Informatif ... 68

3. Teknik Canalizing ... 70

B. Peluang dan Tantangan Strategi Komunikasi Pembelajaran Daring ... 72

1. Peluang Pembelajaran Daring ... 72

2. Tantangan atau Hambatan Pembelajaran Daring ... 74

BAB IV PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Model Komunikasi SMCR Gambar 1.2 Diagram Analisis SWOT Gambar 2.1 Jumlah Dosen Prodi KPI

Gambar 2.2 Perkuliahan Online Via Zoom Meet

(13)

STRATEGI KOMUNIKASI DOSEN PRODI KPI DALAM PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID 19

Oleh Heru Hermawan

NIM. 180301106 ABSTRAK

Pembelajaran daring ini menjadi metode alternatif lain selain perkuliahan biasa (tatap muka) atau gaya belajar yang baru bagi dosen maupun mahasiswa/I prodi KPI dalam proses belajar mengajar. Peneliti melihat banyak manfaat dari perkuliahan daring ini dilakukan salah satunya pengetahuan akan teknologi dosen maupun mahasiswa yang semakin bertambah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui strategi komunikasi Dosen Prodi KPI UIN Mataram dalam penyampaian materi kuliah di tengah pandemi covid 19, (2) Untuk mengetahui bagaimana peluang dan tantangan strategi pembelajaran daring.

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pendekatan penelitian dilakukan dengan Pendekatan studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu individu, lembaga, atau gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit.

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder.

Teknik pengolahan dan analisis data melalui tiga tahapan, yaitu: Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) strategi komunikasi dosen KPI UIN Mataram dalam pembelajaran daring di masa pandemi covid 19, terbagi menjadi 3 yaitu: pertama teknik edukatif, kedua teknik informatif, ketiga Teknik canalizing. (2) Peluang pembelajaran daring yaitu keterlibatan orang tua dalam proses pembelajaran daring, pengetahuan teknologi semakin bertambah dan materi yang bisa diakses kembali dan kapan saja. Sedangkan untuk tantangannya adalah hambatan secara fisik, hambatan semantik dan hambatan dalam proses penyampaian.

Kata Kunci: Strategi komunikasi, Pembelajaran daring dan Covid-19

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pandemi COVID 19 di Indonesia mulai terjadi pada bulan Maret 2020, dimulai dengan adanya korban positif di kota Depok.

Setelah itu peningkatan kasuspun terjadi di seluruh wilayah Jabodetabek sehingga menjadi kawasan zona merah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan surat keputusan nomor 13 A terkait penetapan masa darurat akibat virus corona. Berdasarkan penetapan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:

36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).1 Menularnya Covid-19 membuat dunia menjadi resah, termasuk di Indonesia. Covid-19 merupakan jenis virus yang baru sehingga banyak pihak yang tidak tahu dan tidak mengerti cara penanggulangan virus tersebut. Seiring mewabahnya virus Corona atau Covid-19 ke ratusan negara, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan protokol kesehatan. Protokol tersebut akan dilaksanakan di seluruh Indonesia oleh pemerintah dengan dipandu secara terpusat oleh Kementerian Kesehatan RI.2

Dengan adanya virus COVID-19 di Indonesia saat ini berdampak bagi seluruh masyarakat. Menurut kompas, 28/03/2020 dampak virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020 segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu

1Niken Bayu Argaheni, “Sistematik Review: Dampak Perkuliahan Daring Saat Pandemi Covid-19 Terhadap Mahasiswa Indonesia”, Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol. 8, Nomor 2, 2020, hlm. 100

2 Dalimana Talaumbanua, ”Urgensi Pembentukan Aturan Terkait Pencegahan Covid-19 di Indonesia”, Jurnal Pendidikan Sosial dan Agama, Vol.12, No.1, 2020, hlm.

60

(15)

ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan. Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar di rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19. 3

Sebagai makhluk sosial, manusia tak bisa lepas dari komunikasi. Entah komunikasi verbal maupun non verbal. Dalam segala bidang, tak terkecuali pendidikan, komunikasi menjadi salah satu hal yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran, komunikasi digunakan untuk menyampaikan pesan, baik itu berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi. Berhasil tidaknya informasi yang disampaikan kepada para peserta didik sangat ditentukan oleh keefektifan komunikasi. Untuk menciptakan proses komunikasi yang efektif, pendidik harus memahami seluk beluk komunikasi pendidikan, antara lain mengenai metode yang tepat dalam komunikasi pendidikan, strategi untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dalam pendidikan, serta yang tak kalah pentingnya adalah mengenai hambatan yang seringkali muncul dalam komunikasi pendidikan.4

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komonikasi (communication planning) dan majemen

3 Wahyu Aji Fatma Dewi, “Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar”, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 2, Nomor 1, April 2020, hlm. 56

4 Yossita Wisman, “Komunikasi Efektif Dalam Dunia Pendidikan”, Jurnal

Nomosleca, Vol. 3, Nomor 2, Oktober 2017, hlm. 647

(16)

komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.5

Salah satu bentuk pembelajaran alternatif yang dapat dilaksanakan selama masa darurat Covid-19 adalah pembelajaran secara online. Pembelajaran online merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.6

Dari hasil observasi terhadap Dosen KPI UIN Mataram, setelah adanya surat edaran dari pemerintah dan dari Rektor UIN Mataram yang menganjurkan perkuliahan daring atau dari rumah.

Proses belajar mengajar menjadi kuliah daring atau dari rumah, akan tetapi mahasiswa atau mahasiswi mengeluh akan hal tersebut.

Karena disamping rumah mereka yang bisa dibilang masih kurang terjangkau sinyal, juga kuota atau paket internet yang cepat habis dan tidak sebanding dengan makin banyaknya tugas atau perkuliahan yang dilaksanakan.

Pembelajaran online pada pelaksanaannya membutuhkan dukungan perangkat - perangkat mobile seperti telepon pintar, tablet dan laptop yang dapat digunakan untuk mengakses informasi dimana saja dan kapan saja. Penggunaan teknologi mobile memiliki kontribusi besar di dunia pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh. Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara online. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Zoom, dan applikasi pesan instan seperti WhatsApp.7

5 Uchana Effendy Onong, Ilmu Komunikasi” (Teori dan Praktek), (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.32.

6Firman dan Sari Rahayu Rahman, “Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19”, Indonesian Journal of Educational Science (IJES), Vol. 2, Nomor 2, Maret 2020, hlm. 82

7 Ibid, hlm. 83

(17)

Maka dari itu Dosen KPI UIN Mataram harus memiliki strategi komunikasi yang efektif kepada mahasiswa dan mahasiswi, penelitian ini membahas bagaimana peluang dan tantangan strategi pembelajaran daring, sehingga diharapakan dapat dipahami dan dijalankan oleh para mahasiswa atau mahasiswi terkait perkuliahan jarah jauh atau online.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana strategi komunikasi dosen KPI UIN Mataram dalam pembelajaran daring di masa pandemi Covid 19?

2. Bagaimana peluang dan tantangan strategi pembelajaran daring?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Adapaun tujuan dan kegunaan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui strategi komunikasi dosen KPI UIN Mataram dalam pembelajaran daring di masa pandemi Covid 19.

b. Untuk mengetahui bagaimana peluang dan tantangan strategi pembelajaran daring.

2. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi metode pembelajaran baru dalam mengembangkan proses pembelajaran dimasa yang akan datang serta pengetahuan dalam strategi komunikasi dosen KPI UIN Mataram ketika menyampaikan materi kuliah ketika Pandemi Covid-19.

b. Manfaat Praktis a) Bagi Prodi

1) Dapat digunakan menjadi panduan dalam mengoptimalkan pembelajaran daring sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas belajar bagi Mahasiswa/I.

2) Dapat menjadi penilaian bagi Prodi upaya meningkatkan kebijakan yang diterapkan dalam pembelajaran daring.

(18)

b) Bagi Dosen

1) Dapat meningkatkan kreativitas Dosen agar melaksanakan inovasi dalam pembelajaran daring.

2) Dapat mengembangkan profesionalisme dosen dalam bentuk pengaplikasian dan adaptasi dari pembelajaran daring yang digunakan sebagai media pembelajaran.

c) Bagi Mahasiswa

1) Dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam pembelajaran.

2) Dapat mengembangkan kemampuan berpikir.

3) Dapat meningkatkan kemandirian mahasiswa.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

Untuk memfokuskan pada tujuan penelitian maka penulis membatasi ruang lingkup proposal penelitian ini. Adapun yang menjadi ruang lingkup adalah sebagai berikut:

a. Strategi komunikasi.

b. Peluang dan tantangan strategi pembelajaran.

2. Setting penelitian

Prodi KPI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram. Alasanya, karena selain latar belakang jurusan peneliti Prodi KPI. Juga peneliti melihat bahwa Prodi KPI dalam proses pembelajaranya terlibat langsung dengan media komunikasi. Oleh karena itu, peneliti tertarik dengan strategi apa yang dilakukan oleh dosen dan media apa saja yang dilakukan dalam penyampaian komunikasi pembelajaran lewat daring atau dari rumah.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka dilakukan untuk menjelskan posisi yang sedang di laksanakan diantara hasil-hasil penelitian dan buku-buku terdahulu. Oleh karna itu menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menjiplak karya orang lain maka peneliti mempertegas perbedaan antara masing-masing fokus masalah yang dibahas pada skripsi sebelumnya dengan fokus masalah yang diteliti.

(19)

1. Skripsi tentang “Strategi Komunikasi Dosen Dan Mahasiswa Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Daring Selama Pandemik Covid-19” yang dilakukan oleh Nawiroh Vera Universitas Budi Luhur. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menganalisis dan menjelaskan strategi komunikasi dosen dan mahasiswa dalam mengatasi hambatan dan kejenuhan mengikuti kuliah daring pada mata kuliah Teori Komunikasi.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa selama kuliah daring kecenderungan mahasiswa merasa bosan dan mengalami gegar budaya dalam proses belajar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.

Kesamaan peneliti terdahulu dengan sekarang adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif, sumber datanya mahasiswa dan dosen yang melakukan kuliah daring.

Adapun perbedaannya yaitu ruang lingkup penelitian peneliti terdahulu adalah fokus pada satu mata kuliah yang diampuh oleh satu dosen saja, Sedangkan peneliti sekarang ruang lingkup penelitian adalah semua dosen atau semua mata kuliah yang menerapkan pembelajarn daring di Prodi KPI.8

2. Skripsi oleh Michelle Levine dan Septia Winduwati Universitas Taruma Negara tentang “Strategi Komunikasi Dosen Perguruan Tinggi Swasta dalam Perkuliahan Daring Saat Pandemi Covid- 19”. Isi dari skripsi ini menunjukkan bahwa dosen melakukan analisa terhadap media-media yang digunakan untuk pembelajaran daring, pembelajaran daring juga dipenuhi oleh metode Problem based learning, memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia, melakukan pengurangan atau penambahan substansi atau bobot tugas dan materi, serta bermain dengan tempo dan intonasi saat berbicara. Jenis penelitian ini dilakukan secara

8 Nawiroh Vera, “Strategi Komunikasi Dosen Dan Mahasiswa Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Daring Selama Pandemik Covid-19”, (Skripsi, Universitas Budi Luhur, 2020), hlm. 165

(20)

deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa wawancara dan studi pustaka.9

Kesamaan Peneliti terdahulu dengan sekarang sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun perbedaanya ialah data yang diperoleh dari narasumber dosen yang diwawancara. Sedangkan peneliti sekarang memperoleh data dari wawancara dosen dan mahasiswa sebagai narasumber.

3. Skripsi oleh Nurul Fazryah “Strategi Komunikasi Dalam Proses Pebelajaran Online Pada Dosen Dan Mahasiswa Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Angkatan 2019” Skripsi ini membahas tentang Strategi Komunikasi yang digunakan, tahapan- tahapan strategi dan bentuk strategi komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran online sangat penting bagi dosen untuk melaksanakan perkuliahan online agar evektif.

Upaya mahasiswa dalam menerapkan disiplin belajar dengan cara meningkatkan fokus dan kosentrasi ketika pembelajaran online sehingga tujuan pencapain pembelajaran tercapai.10

Persamaan peneliti terdahulu dengan sekarang sama- sama menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Adapun perbedaannya adalah peneiti terdahulu meneliti menggunakan teori komunikasi Harold Laswell sedangkan peneliti sekarang peneliti sekarang menggunakan teori komunikasi S-C-M-R untuk meneliti.

F. Kerangka Teori 1. Strategi

Strategi adalah rencana yang komprehensif dan terintegrasi yang mempertimbangkan keunggulan strategis organisasi dan tantangan lingkungan yang dihadapinya akan membantu memastikan bahwa tujuan utama organisasi dapat dicapai. Dapat juga dikatakan bahwa strategi adalah rencana

9 Michelle Levine dan Septia Winduwati, “Strategi Komunikasi Dosen Perguruan

Tinggi Swasta dalam Perkuliahan Daring Saat Pandemi Covid-19”, (Skripsi, Universitas Taruma Negara, 2021), hlm. 157

10 Nurul Fazryah, “Strategi Komunikasi Dalam Proses Pebelajaran Online Pada

Dosen Dan Mahasiswa Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Angkatan 2019”, (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2022), hlm. ii.

(21)

seorang pemimpin, yang dipusatkan pada tujuan yang ingin dicapai, disertai dengan penyusunan suatu metode atau upaya bagaimana mencapai tujuan tersebut sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Kata strategi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani strategos atau streteus dengan kata jamak strategi. Strategos sendiri memiliki generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang.11 Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang menyeluruh, komprehensif, dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Hal ini berarti bahwa dalam suatu strategi terdapat beberapa hal berikut ini:

a. Suatu rencana tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan,baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

b. Analisis terhadap lingkungan, baik yang bersifat eksternal maupun internal, yang menunjukkan adanya kekuatan dan kelemahan dalam hal pencapaian tujuannya.

c. Keputusan pilihan guna pelaksanaan yang tepat dan terarah dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

d. Rancangan guna menjamin ketepatan tercapaianya tujuan dan sasaran.12

Sedangkan strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

Istilah strategi pada awalnya digunakan dikalangan militer dalam menjalankan tugas-tugasnya di lapangan. Konsep

11 J. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategi untuk Organisasi Publik dan Organisasi NonProfit, (Jakarta: Grasindo, 2006), hlm. 84.

12 Kustadi Suhandang, Strategi Dakwah, (Bandung : PR Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 101.

(22)

strategi yang semula diterapkan dalam kemiliteran dan dunia politik, kemudian banyak diterapkan pula dalam bidang manajemen, dunia usaha, pengadilan dan pendidikan.13 Semakin meluasnya penggunaan konsep strategi, seperti dikutip dari Aliasan, bahwa dalam teori Hardy, Langley dan Rose mengemukakan bahwa strategi adalah dipahami sebagai rencana atau kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan.14

Sedangkan strategi komunikasi bisa dikatakan sebagai suatu pola fikir dalam merencanakan satu kegiatan mengubah sikap, sifat, pendapat, dan prilaku khalayak (komunikan, hadirin, atau mad‟u), atas dasar skala yang luas melalui penyampaian gagasan-gagasan.15

Adapun bentuknya, sebagaimana dikutip dari Kustadi Suhandang, bahwa dalam teori Gregory G. Dess dan Alex Miller yang membagi strategi dalam dua bentuk, yaitu strategi yang dikehendaki dan strategi yang direalisasikan. Strategi yang dikendaki (intended strategic) terdiri dari tiga elemen:

a. Sasaran-sasaran (goals), yaitu apa yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pencapaian tujuan. Sasaran yang dimaksud memiliki arti yang luas dan sempit. Dengan demikian, tujuan akhir bisa dikatakan sebagai sasaran yang lebih luas daripada tujuan-tujuan bagiannya secara sempit. Selain dari itu, sasaran tersebut terbagi lagi menjadi tiga tingkatan atau hierarki menjadi:

1) Visi (vision) yang merupakan kerangka acuan kegiatan nyata yang terpadu.

2) Misi (mision) yaitu banyak sasaran yang harus dicapai sebagai tugas dan prinsip utama guna mewujudkan visi.

13 Ahmad Juntika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, (Bandung : PT Refika Aditama : 2005), hlm. 9.

14 Aliasan, Strategi Dakwah dalam Mengubah Sikap, (Palembang: Noerfikri, 2016), hlm. 65.

15 Kustandi Suhandang, Strategi…, hlm. 84.

(23)

3) Tujuan-tujuan (objectives), yaitu tujuan-tujuan khusus dan spesifik harus dicapai demi tercapainya tujuan akhir yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Kebijakan (policies), merupakan garis pedoman untuk bertindak guna mencapai sasaran atau tujuan-tujuan tadi.

c. Rencana-rencana (plans), merupakan pernyataan dari tindakan terhadap apa yang diharapkan akan terjadi.

Adapun strategi yang direalisasikan (realized strategic) merupakan apa yang telah terwujud pencapaiannya. Strategi ini sering mengalami perubahan dalam keseluruhan implementasinya, sesuai dengan peluang dan ancaman yang dihadapi. Sebenarnya, strategi yang terwujudkan selalu lebih banyak atau sedikit daripada strategi yang dikehendaki.16

Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan kesatuan teknik tertentu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan. Selain itu, juga berfungsi sebagai pedoman atau petunjuk arah jalan dan menunjukkan bagaimana taktik kerjanya.

2. Komunikasi

Komunikasi merupakan sarana untuk terjadinya hubungan antara seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan social, antara satu dengan yang lainya saling berhubungan atau terjadinya interaksi timbal balik. Aktivitas komunikasi dalam kehidupan manusia mencakup spectrum yang sangat luas. Komunikasi menjadi wahana yang penting dalam menyampaikan pikiran, perasaan, ide-ide, dan masalah kehidupan yang dihadapi seseorang kepada orang lain.

Secara etimologi (bahasa), kata “komunikasi” berasal dari bahasa Inggris “communication” yang mempunyai akar kata dari bahasa Latin “comunicare”. Kata “comunicare” sendiri mempunyai tiga kemungkinan arti yaitu:

16 Pengertian Strategi-Tingkat, Jenis, Bisnis, Integrasi, Umum, Para Ahli https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-strategi/ diakses 6 september 2020.

(24)

a. “to make cammon” atau membuat sesuatu menjadiumum.

b. “cum + munus” berarti saling memberi sesuatu sebagaihadiah.

c. “cum + munire” yaitu membangun pertahananbersama.17 Diantara arti komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda, tingkah laku. Komunikasi juga diartikan sebagai cara untuk mengkomunikasikan ide dengan pihak lain, baik dengan berbincang- bincang, berpidato, menulis, maupun melakukan korespondensi.18

Harjani Hefni mengatakan bahwa dalam teori Halah al- Jamal, komunikasi adalah upaya manusia untuk menampilkan hubungan yang terbaik dengan pencipta-Nya, dengan dirinya dan dengan sesama manusia.19

Berbagai macam definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses interaksi antara dua orang atau lebih, dan menimbulkan reaksi (feed back). Dari penjelasan di atas juga tampak adanya sejumlah komponen penting atau unsur yang dicakup yang merupakan prasyarat terjadinya sebuah komunikasi.

Fungsi dan kegunaan komunikasi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu pengetahuan memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Komunikasi dalam pelaksanaannya memiliki berbagai macam fungsi dalam kehidupan manusia, seperti berikut ini:

a. Menyampaikan informasi (to inform) b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

17 Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 1.

18 Harjani Hefni, Komunikasi Islam, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 2.

19 Maksimus Ramses Lalongkoe, Thomas Alfai Edison, Komunikasi Terapeutik;

Pendekatan Praktis Praktisi Kesehatan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm. 46

(25)

d. Mempengaruhi (to influence)

Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pendek kata, keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam menggapai sesuatu yang di inginkan, termasuk karir dan rezeki seseorang banyak tergantung pada kemampuannya berkomunikasi.20

Kegiatan komunikasi yang manusia lakukan sehari-hari tentu memiliki suatu tujuan tertentu yang berbeda-beda yang nantinya diharapkan dapat tercipta saling pengertian. Berikut tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy:

a. Perubahan sikap (Attitude change) b. Perubahan pendapat (Opinion change) c. Perubahan prilaku (Behavior change) d. Perubahan sosial (Social change)

Komunikasi bertujuan untuk merubah sikap, pendapat, perilaku, dan pada perubahan sosial masyarakat. Sedangkan fungsi dari komunikasi adalah sebagai penyampai informasi yang utama, mendidik, menghibur dan yang terakhir mempengaruhi orang lain dalam bersikap dan bertindak. Selain itu setiap pesan yang disampaikan, baik melalui media cetak atau elektronik ataupun pada lisan dan tulisan. Penyampaian informasi ini merupakan hal umum dan biasa dalam kehidupan sehari-hari, mendidik (to educate) biasanya fungsi ini dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai pengajar (guru, dosen), hiburan merupakan salah satu fungsi komunikasi yang cukup diminati karena adanya factor kesenangan, mempengaruhi (to influence) biasanya bersatu dengan penyampaian informasi. 21

20 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (rev.ed 3; Jakarta:

Raja Wali Pers, 2017) hlm. 42.

21Uncjana Effendy Onong, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti. 2003) hlm. 8.

(26)

3. Strategi Komunikasi a. Definisi

Kata Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu Stratos yang artinya tentara dan kata again yang berarti memimpin. Dengan demikian, strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya pemimpin tentara tingkat atas. Jadi strategi adalah konsep militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jendral, atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan.22 Strategi menghasilkan gagasan dan konsepsi yang dikembangkan oleh para praktisi, dalam menangani masalah komunikasi, para perencanaan dihadapkan pada sejumlah persoalan, terutama dalam kaitannya dengan strategi penggunaan sumber daya komunikasi yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu.

Dalam strategi yang baik terdapat koordinasi dan tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Strategi Komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.23

Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Dari lahir manusia telah melakukan kegiatan komunikasi. Hal ini dibuktikan dengan

22Hafied Cangara, Perencanaan …, hlm. 64.

23 Hafied Cangara, “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, (Depok:

Rajagrafindo Persada, 2013), hlm.61.

(27)

menangisnya setiap bayi manusia yang baru dilahirkan.

Menangis ialah satu-satunya cara bayi berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Dan seiring pertumbuhan manusia, komunikasi akan terus terjadi sampai akhirnya seorang manusia itu meninggal dunia.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah pengiriman pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami hubungan, kontak dan perhubungannya.24 Menurut Williams J. Seller, komunikasi adalah suatu proses dengan makna verbal dan non verbal, dikirimkan, diterima dan diberi arti.25 Menurut kamus filsafat dan psikologi, komunikasi adalah perhubungan proses pengiriman berita dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau saluran lainnya.26

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa selalu saling membutuhkan satu sama lain. Karena pada dasarnya manusia punya rasa ingin tahu dengan segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungannya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu itu mengharuskan manusia untuk berkomunikasi dengan lingkungan yang ada disekitarnya.

Isi berita yang baik pun meniscayakan cara penyampaian yang baik, sehingga tidak disalahmengerti oleh komunikan alias tidak menimbulkan miskomunikasi.

Dalam penyampaian, local wisdom dan kemampuan memilih media penyampaian menjadi penting. Orang tidak boleh egois berpegang teguh kepada metode atau cara berbicara daerah asalnya sementara dia tinggal di suatu

24 Pusat Bahsa Departement Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Lengkap Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 585.

25 Muhammad Amri, ”Komunikasi Organisasi”, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2014), hlm.4.

26 Sudarsono, “Kamus Filsafat dan Psikologi”, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), hlm.131.

(28)

tempat yang baru; sebaliknya, seseorang harus tunduk kepada cara berbicara di tempat baru di mana ia berada.

Sebuah adagium menyatakan: di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung. Termasuk kategori penyampaian adalah qaul layyin, yakni penyampaian dengan lemah lembut. Hal ini seperti yang disebutkan Al-Qur'an dalam Surah Taha: 44 yang berbunyi:

ﻓَ

ﻮْ ﻘُ

ﻻَ

ﻟَ

ﮫُ

َﻮْ ﻟﱠﯿِّ ﻻً

ﻨَﺎ ﻌَ ﻟﱠ ﻠﱠ ﯾَ ﮫُ

ﺘَ

ﺰَ

ﺮُ ﻛﱠ وْ اَ

ﯾَ

ﺨْ

َ

Artinya: “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (Q.S. Taha 20: 44)

Al-Qur'an tidak memerintahkan berkata-kata yang keras, namun dengan perkataan lemah lembut yang diharapkan bisa memberi efek yang baik. Perkataan yang lemah lembut secara psikologis memiliki efektivitas lebih, karena melibatkan cara penyampaian yang lebih menghargai komunikan. Penyampaian berita oleh komunikator dengan model instruktif acapkali menimbulkan kekeliruan tangkap dari komunikan, mengingat adanya stratifikasi derajat sosial antara komunikator dan komunikan. Kelembutan yang disertai dengan sikap persuasif dari komunikator ketika menyampaikan berita terhadap miskomunikasi komunikan akan membantu memperkecil kemungkinan terjadinya miskomunikasi.27

Menurut pakar perencanaan komunikasi Middleton membuat definisi dengan menyatakan “Strategi Komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran

27 Wahbah az-Zuhaili, “Tafsīr al-Munir fil’Aqidah wasy-Syari‘ah wal-Manhaj”,

hlm. 148.

(29)

(media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”.28

Strategi komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi (communicaion planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa beda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.

Tujuan sentral strategi komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:

1) To secure understanding

Memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya.

2) To establish acceptance

Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimaannya itu harus dibina.

3) To motivate action

Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan.

Peristiwa komunikasif ini melibatkan komunikator dengan segala kemampuannya dan komunikan dengan segala ciri dan sifatnya. Itulah manusia yang harus paling banyak di perhitungkan dlam menyusun strategi komunikasi.

Komunikasi merupakan proses yang rumit. Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatiikan komponen- komponen komunikasi dan faktor-faktor pedukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut antara lain;

28 Hafied Cangara, “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, (Depok:

Rajagrafindo Persada, 2013), hlm. 61.

(30)

1) Mengenali sasaran komunikasi antara lain faktor kerangka referensi dan situasi dan kondisi.

2) Pemilihan media komunikasi.

3) Pengkajian tujuan pesan komunikasi.

4) Peranan komunikator dalaam komunikasi yaitu, daya tarik sumber (source attractiveness) dan kredibilitas sumber (source credibility).29

b. Teknik Strategi Komunikasi

Menurut Arifin, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam strategi komunikasi, yaitu:

1) Redundancy (Repetition)

Teknik redundancy atau repetition adalah cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang- ulang pesan kepada khalayak. Dengan teknik ini sekalian banyak manfaat yang dapat di tarik darinya.

Manfaat itu antara lain bahwa khalayak akan lebih memperhatikan pesan itu, karena justru kontras dengan pesan yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak mengikat perhatian.

2) Canalizing

Teknik canalizing adalah memahami dan meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak. Untuk berhasilnya komunikasi ini, maka harus dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standard kelompok dan masyarakat dan secara berangsur- angsur mengubahnya ke arah yang dikehendaki. Akan tetapi bila hal ini kemudian ternyata tidak mungkin, maka kelompok tersebut secara perlahan-lahan dipecahkan, sehingga anggota-anggota kelompok itu sudah tidak memiliki lagi hubungan yang ketat.

Dengan demikian pengaruh kelompok akan menipis dan akhirnya akan hilang sama sekali. Dalam keadaan demikian itulah pesan-pesan akan mudah diterima oleh komunikan.

29 Uchjana Effendy Onong, “Ilmu …, hlm. 32-35.

(31)

3) Informatif.

Teknik informatif adalah suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula. Teknik informatif ini, lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa keterangan, penerangan, berita dan sebagainya.

4) Persuasif.

Teknik persuasif adalah mempengaruhi dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama perasaannya. Perlu diketahui, bahwa situasi mudah terkena sugesti ditentukan oleh kecakapan untuk mengsugestikan atau menyarankan sesuatu kepada komunikan (suggestivitas), dan mereka itu sendiri diliputi oleh keadaan mudah untuk menerima pengaruh (suggestibilitas).

5) Edukatif.

Teknik edukatif merupakan salah satu usaha mempengaruhi khalayak dari suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan yang akan berisi pendapat-pendapat, fakta-fakta, dan pengalaman-pengalaman. Mendidik berarti memberikan sesuatu ide kepada khalayak apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenaran, dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan.

6) Koersif.

Teknik koersif adalah mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa. Teknik koersif ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan,

(32)

perintah-perintah dan intimidasi-intimidasi. Untuk pelaksanaannya yang lebih lancar biasanya di belakangnya berdiri suatu kekuatan yang cukup tangguh.30

c. Langkah-langkah Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi harus disusun secara sistematis, sebagai upaya merubah pengetahuan, sikap dan tingkah laku khalayak atau sasaran. Agar pesan dapat tersampaikan secara efektif, maka komunikan perlu menentukan langkah-langkah strategi komunikasi, yaitu sebagai berikut:

1) Mengenal khalayak

Untuk mencapai hasil yang positif dalam proses komunikasi, maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan, metode dan media. Untuk mempersamakan kepentingan tersebut maka komunikator harus mengerti dan memahami pola pikir (frame of reference) dan pengalaman lapangan (field of experience) khalayak secara tepat dan seksama.

Hal pertama yang harus dimengerti dari khalayak adalah kondisi kepribadian dan kondisi fisik seperti: 1) Pengetahuan khalayak mengenai pokok permasalahan, 2) Pengetahuan khalayak untuk menerima pesan-pesan lewat media yang digunakan dan 3) Pengetahuan khalayak terutama perbendaharaan kata yang digunakan.

Kedua, pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma-norma dalam kelompok itu berbeda, ketiga situasi kelompok di mana itu berada.

30 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: Armico, 1994)

(33)

2) Menentukan tujuan

Tujuan komunikasi menentukan fokus strategi komunikasi yang akan digunakan. Adapun beberapa tujuan komunikasi yang baik antara lain yaitu:

a) Memberikan informasi merupakan interaksi komunikasi. Masyarakat cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang telah diperlukannya atau yang akan diberi jalan masuk menuju informasi tersebut yang merupakan bagian dari keadaan percaya dan rasa aman.

b) Menolong orang lain, memberikan nasehat kepada orang lain dalam mencapai tujuan.

c) Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena semakin tinggi kedudukan atau status seseorang maka semakin penting meminta orang lain untuk keahlian teknis sehingga dalam penyelesaian masalah atau membuat keputusan tersebut harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai bahan pertimbangan.

d) Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan setelah menerima pesan.

3) Menyusun pesan

Model pilihan strategi melihat bagaimana komunikator memilih diantara berbagai strategi pesan untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan model desain pesan memberikan perhatiannya pada bagaimana komunikator membangun pesan untuk mencapai tujuan. Proses tersebut kemudian menjadi langkah untuk menentukan strategi komunikasi dengan cara menyusun pesan. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam menyusun pesan yaitu:

a) Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran.

(34)

b) Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran , sehingga sama-sama dapat dimengerti.

c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.

d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh suatu kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana sasaran pada saat digerakkan untuk memberi jawaban yang dikehendaki.

4) Menetapkan metode dan memilih media yang digunakan

Dalam menciptakan efektivitas komunikasi, selain kemantapan isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka metode komunikasi akan turut mempengaruhi penyampaiannya pesan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam menciptakan komunikasi yang efektif, pemilihan media memiliki peran penting.

Terdapat empat ciri pokok dalam komunikasi melalui media, terutama bagi media massa, yaitu: bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis. Bersifat satu arah, artinya tidak ada reaksi antara para peserta komunikasi. Bersifat terbuka, artinya ditunjukkan kepada publik yang terbatas dan anonim dan mempunyai publik yang secara geografis terbesar.

d. Hambatan Strategi Komunikasi

Hambatan dalam komunikasi umumnya terjadi pada saat penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan sering terjadi tidak tercapainya pengertian sebagaimana yang dikehendaki, malah timbul kesalahpahaman. Tidak dapat diterimanya pesan tersebut dengan sempurna dikarenakan perbedaan lambang atau bahasa antara apa yang dipergunakan dengan yang

(35)

diterima. Atau terdapat hambatan teknis lainnya yang menyebabkan gagasan terhadap kelancaran sistem komunikasi kedua belah pihak. Menurut Ruslan, terdapat empat jenis hambatan yang dapat mengganggu strategi komunikasi yaitu:

a. Hambatan dalam proses penyampaian (process barrier)

Hambatan ini bisa datang dari pihak komunikator (sender barrier) yang mendapat kesulitan dalam penyampaian pesan-pesannya, tidak menguasai materi pesan, dan belum memiliki kemampuan sebagai komunikator yang handal. Hambatan ini bisa juga berasal dari penerima pesan tersebut (receiver barrier) karena sulitnya komunikan dalam memahami pesan itu dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat penguasaan bahasa, pendidikan, intelektual dan sebagainya yang terdapat dalam diri komunikan.

Kegagalan komunikasi dapat pula terjadi dikarenakan faktor-faktor, feedbacknya (hasil tidak tercapai), medium barrier (media atau alat dipergunakan kurang tepat) dan decoding barrier (hambatan untuk memahami pesan secara tepat).

b. Hambatan secara fisik (physical barrier)

Sarana fisik dapat menghambat komunikasi yang efektif, misalnya pendengaran kurang tajam dan gangguan pada sistem dan gangguan pada sistem pengeras suara (sound system) yang sering terjadi dalam suatu ruangan kuliah, seminar, pertemuan, dll.

Hal ini dapat membuat pesan-pesan tidak efektif sampai dengan tepat kepada komunikannya.

c. Hambatan semantik (semantik barrier)

Hambatan segi semantik (bahasa dan arti perkataan), yaitu adanya perbedaan pengertian dan pemahaman antara pemberi pesan dan penerima tentang satu bahasa atau lambang. Mungkin saja bahasa yang disampaikan terlalu teknis dan formal,

(36)

sehingga menyulitkan pihak komunikan yang tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknisnya kurang. Atau sebaliknya, tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknis komunikator yang kurang.

d. Hambatan psiko-sosial (psychosocial barrier)

Adanya perbedaan yang cukup lebar dalam aspek kebudayaan, adat istiadat, kebiasaan, persepsi dan nilai-nilai yang dianut sehingga kecenderungan, kebutuhan serta harapan-harapan dari kedua belah pihak yang berkomunikasi juga berbeda. Misalnya, seorang komunikator (pembicara) menyampaikan kata momok yang dalam kamus besar bahasa Indonesia sudah benar. Nyatanya kata tersebut dalam bahasa sunda berkonotasi karang baik. Jika kata tersebut diucapkan pada pidato/kata sambutan dalam sebuah acara formal yang dihadiri para pejabat, tokoh dan sesepuh masyarakat sunda, maka citra yang bersangkutan (komunikator) dapat turun karena adanya salah pengertian Bahasa.31

4. Teori Komunikasi a. Model S-M-C-R

Komunikasi SMCR pertama kali diperkenalkan oleh David K. Berlo pada tahun 1960-an. Komunikasi ini pada dasarnya mengadaptasi Teori Informasi dengan Model Matematika yang dikembangkan Shannon dan Weaver.

Model komunikasi ini biasa disebut sebagai model komunikasi Berlo, yang memusatkan pada proses komunikasi dan menekankan pemaknaan komunikasi ada pada manusia sehingga penafsiran suatu pesan bergantung pada pemaknaan kata atau gerak tubuh pihak komunikator dan komunikan.

Komunikasi ini juga menempatkan panca indera sebagai saluran komunikasi serta melibatkan komponen-

31 Rosady Ruslan, Metode Penelitian PR dan Komunikasi, (Jakarata : PT. Raja Grafindo Persada. 2003)

(37)

komponen yang berpengaruh pada proses kemunikasi, yaitu: keterampilan, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya, yang semuanya ada pada sumber dan penerima.

Penekanan terhadap pentingnya pemaknaan ditanamkan dalam pesan yang disampaikan dari pengirim ke penerima.

Pendekatan komunikasi ini juga menjelaskan bahwa peristiwa dan relasi bersifat dinamis, berlanjut, dan berubah.

Perubahan yang paling mendasar dalam komunikasi ini yaitu pergeseran orientasi dalam sebuah proses komunikasi. Kerangka komunikasi ini mendorong terjadinya pergeseran fokus yang semula lebih menitik beratkan pada perpindahan informasi menjadi fokus pada penafsiran informasi. Pada prinsipnya, komunikasi SMCR merupakan gabungan dari komunikasi publik, komunikasi antarpribadi dan tertulis, serta komunikasi bentuk lain yang berkaitan.

Dalam dunia pendidikan, komunikasi SMCR menjadi salah satu konsep komunikasi yang bisa diimplementasikan. Sebagaimana dijelaskan Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI bahwa konsep komunikasi ini juga lebih menitik beratkan pada aspek message (pesan) dan Channel (saluran), yang telah menjadi dasar pengembangan komunikasi berbasis audio visual.

Manfaat penerapan komunikasi ini yaitu terjadinya timbal balik dalam memberi informasi karena adanya perubahan

(38)

posisi antara pemberi dan penerima pesan dalam menerima, mengolah, serta menyampaikan umpan balik. 32

Gambar 1.1

Model Komunikasi S-M-C-R

S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah: S singkatan dari dari Source yang berarti sumber atau komunikator, M singkatan dari Message yang artinya Pesan, C singkatan dari Channel yang artinya saluran atau media, sedangkan R singkatan dari Receiver yang artinya penerima atau komunikan. Jangan keliru dengan singkatan Teori S-O-R, dimana S adalah singkatan dari Stimulus yang artinya pesan, sedangkan R singkatan dari Response yang artinya tanggapan atau reaksi.

Dalam model komunikasi SMCR, terdapat empat komponen yang meliputi:

1) Sender atau Source (Sumber)

Sender atau source adalah entitas yang menjadi asal suatu informasi. Sebagai pengirim pesan perlu memperhatikan beberapa faktor seperti:

32 Toto Haryadi, “Adaptasi Teori Difusi-Inovasi Dalam Game “Yuk Benahi”

Dengan Pendekatan Komunikasi SMCR”, Jurnal Audience, Vol. 1, Nomor 1, 2018, hlm.

5.

(39)

a) Keterampilan komunikasi

Penguasaan individu akan cara berkomunikasi seperti membaca, menulis, mendengarkan, berbicara dan lainnya merupakan unsur yang mempengaruhi proses komunikasi.

Komunikasi yang efektif dapat terjadi saat pengirim pesan memiliki keterampilan komunikasi yang baik.

b) Sikap

Sikap yang ditampilkan oleh pengirim dalam menyampaikan informasi dapat berdampak pada pesannya. Makna yang terkandung dalam pesan dapat berubah apabila sumber menunjukkan perangai yang kurang baik.

c) Pengetahuan

Keberagamanan wawasan yang dimiliki individu sebagai penyampai pesan memiliki kecenderungan lebih terhadap penerimaan khalayak. Ketika seseorang dengan pengetahuan yang baik perihal subjek tertentu dapat membuat pesan lebih mudah tersampaikan.

d) Sistem sosial

Aspek nilai, norma, kepercayaan, agama yang berkembang dalam lingkungan masyarakat tempat sender tinggal sangat mempengaruhi cara individu tersebut dalam menyampaikan pesan.

Sistem sosial seperti di atas berefek pada seseorang lantaran hal itu sangat berkaitan dengan rutinitas sehari-hari.

e) Budaya

Turut tergabung dalam sistem sosial, aspek budaya memiliki peran yang sama besar dalam mempengaruhi seorang narasumber dalam mengirimkan pesan kepada receiver. Suatu budaya yang diyakini oleh sender dapat saja

(40)

berbeda dengan budaya yang penerima pesan anut.

2) Message (Pesan)

Message adalah produk yang dikirimkan sender atau source. Pesan dapat dalam bentuk suara, teks, video, ataupun media lainnya. Setiap pesan yang dikirimkan terdapat beberapa elemen yang mempengaruhi, seperti:

a) Content (Isi)

Materi terkandung dalam pesan yang akan disampaikan guna menyampaikan tujuannya.

b) Elements (Elemen)

Melibatkan aspek non-verbal seperti bahasa, gestur, bahasa tubuh, dan lain sebagainya.

c) Treatment (Perlakuan)

Merujuk pada cara informasi dikemas.

Bagaimana pesan tersebut dikirimkan dapat memberikan efek pada respons balik yang diberikan oleh penerima pesan.

d) Structure (Struktur)

Sebagaimana dimaksud dalam susunan suatu pesan. Apabila tatanan struktur yang berantakan memiliki risiko pesan tidak tersampaikan dengan baik.

e) Code (Kode)

Kode yang digunakan dalam menyampaikan pesan ada baiknya sama. Jika tidak maka akan muncul kesalahan dalam proses interpretasi.

3) Channel (Saluran)

Saluran komunikasi atau cara penyampaian yang digunakan dalam mengirimkan pesan. Media yang digunakan beragam, tergantung pada target audiensnya.

Namun, secara umum saluran komunikasi yang paling berdampak pada efektivitas penyampaian pesan

(41)

adalah kelima indera manusia; pendengaran, penglihatan, penciuman, perasa, dan penyentuhan.

4) Receiver (Penerima)

Receiver adalah individu yang menerima pesan terkirim. Sebagaimana pengirim pesan, penerima pesan pun memiliki sejumlah elemen yang dapat mempengaruhi penerimaan informasi. Berikut beberapa faktor yang dimaksud:

a) Keterampilan Komunikasi

Kemampuan komunikasi yang dimiliki penerima pesan mencakup mendengarkan, menulis, membaca, berbicara, dan lainnya menentukan kualitas dari informasi yang diterima.

b) Sikap

Tanggapan yang ditunjukkan penerima pesan melalui perubahan sikap saat sebelum dan setelah menerima pesan.

c) Pengetahuan

Ketika pesan disampaikan oleh seseorang dengan pengetahuan yang baik maka perlu pendengar dengan wawasan serupa agar isi dari pesan tersebut memiliki makna yang sama.

d) Sistem Sosial

Respons berbeda-beda yang ditunjukkan receiver akan suatu informasi dapat dipengaruhi sejumlah aspek dalam sistem sosial seperti nilai, norma, kepercayaan, agama, budaya dan sebagainnya.

e) Budaya

Internalisasi terhadap budaya tertentu dapat berimbas pada cara penerima pesan dalam menyerap informasi yang diberikan.

Baik S-M-C-R maupun S-O-R adalah sama-sama proses komunikasi. Khususnya menganai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu artinya saluran atau media. Komponen tersebut menurut Edward Sappir

(42)

mengandung dua pengertian, yakni primer dan sekunder.

Media sebagai saluran primer adalah lambang, misalnya bahasa dan gesture yaitu lambang yang digunakan khusus komunikasi tatap muka. Sedangkan Media sekunder adalah media yang berwujud, misalnya surat kabar, televisi, dan lain sebagainya33.

Kaitannya dengan penelitian ini, adalah bagaimana media pembelajaran dalam masa pandemi Covid 19 ini, peneliti bisa menemukan cara masing-masing dosen dalam menyampaikan materi kuliah selama pandemi Covid 19.

Baik itu secara online atau daring maupun secara offline bila diperlukan.

b. Analisis SWOT

Analisis SWOT diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.34 Analisis SWOT yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses), dan ancaman (threats).35

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT.

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor

33 Ibid., hlm. 256.

34 Philip Kolter, dan Kevin Lane Keller, “Manajemen Pemasaran”, (Jakarta:

Indeks, 2009), hlm.63

35 Freddy Rangkuti, “Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis”, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2013), hlm. 19

(43)

eksternal dan faktor internal yaitu strength, opportunities, weaknesesses, threats.

Gambar 1.2 Diagram Analisis SWOT

kuadran 1: ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan, perusahaan atau lembaga memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).

Kuadran 2: meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan atau lembaga ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.

(44)

Kuadran 3: perusahaan atau Lembaga menghadapi peluang yang sangat besar, tetapi dilain pihak ia menghadapi beberapa kendala. focus strategi pada perusahaan atau Lembaga ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan atau lembaga sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik.

Kuadran 4: ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.36

Berikut adalah pengertian dari masing-masing singkatan yang ada di analisis SWOT:

1) Kekuatan (Strengths)

Kekuatan (Strengths), merupakan kondisi internal yang menunjang suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai objektif yang diinginkan.

Kekuatan adalah sumber daya keterampilan atau keunggulan. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan, hubungan pembeli dengan pemasok, dan faktor- faktor lain. Faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau lembaga termasuk satuan-satuan bisnis di dalamnya adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi atau perusahaan yang berakibat pada kepemilikan keunggulan.

2) Hakikat Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan (Weaknesses), merupakan kondisi internal yang menghambat organisasi atau perusahaan untuk mencapai objektif yang diinginkan. Faktor kelemahan yang dimaksud adalah keterbatasan dan kekurangan kemampuan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan, seperti kemampuan manajerial yang rendah dan tingkat perolehan

36 Freddy Rangkuti, “Analisis …, hlm. 20-21

(45)

keuntungan yang kurang memadai.37 Kelemahan ini masih bisa diatasi dengan cara memaksimalkan peluang yang ada jika perusahaan atau lembaga benar- benar memanfaatkan peluang yang ada dengan baik.

3) Hakikat Peluang (Opportunities)

Peluang (Opportunities) adalah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu perusahan atau lembaga. Peluang merupakan kondisi eksternal yang dapat memberikan peluang-peluang untuk kemajuan Lembaga.

4) Hakikat Ancaman (Threats)

Ancaman (Threats) adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi. Ancaman merupakan penganggu utama bagi posisi sekarang yang diinginkan organisasi.

Threats adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu lembaga.

c. Konsep Pembelajaran Jarak Jauh

Dikenal dengan istilah Distance Learning atau Distance Education, yaitu Konsep Pembelajaran Jarak jauh yang merupakan suatu sistem pendidikan dengan dilaksanakan secara terpisah antara pengajar dan siswa baik secara ruang dan waktu. Pertama kali “Distance Learning

dikembangkan di Amerika Serikat, Perancis, Jerman dan Inggris pada pertengahan abad 19, oleh Sir Isac Pitman, pada tahun 1840, mengajar jarak jauh dengan menggunakan surat.

Pembelajaran Jarak Jauh secara umum adalah berupa kegiatan yang terencana, sistematis, terdiri dari didaktik persiapan, presentasi bahan ajar, pengawasan dan dukungan pembelajaran siswa yang dicapai dengan menjembatani jarak fisik antara siswa dan guru melalui media teknis yang tepat.

37 Sondang P. Siagan, “Manajemen Strategi”, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995).

Gambar

Gambar 1.1  Model Komunikasi SMCR  Gambar 1.2  Diagram Analisis SWOT  Gambar 2.1  Jumlah Dosen Prodi KPI
Gambar 1.2 Diagram Analisis SWOT
Tabel 2.1  Jumlah Dosen Prodi KPI  Sumber: Web FDIK UIN Mataram

Referensi

Dokumen terkait

Guru mengirim materi melalui Zoom, Google Meet, Classroom, Google Form dan aplikasi daring lainnya (Orientasi) berupa slide dan video tentang Melakukan gerakan

Guru mengirim materi melalui Zoom, Google Meet, Classroom, Google Form dan aplikasi daring lainnya (Orientasi) berupa slide dan video tentang Melempar Bola2. Siswa

Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan dengan mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh dosen melalui zoom, google meet, dan WhatsApp terlihat bahwa dalam

Guru mengirim materi melalui Zoom, Google Meet, Classroom, Google Form dan aplikasi daring lainnya (Orientasi) berupa slide dan video tentang Melempar Bola2. Siswa

Persamaan dengan penelitian tersebut dengan peneliti laksanakan yakni sama-sama melakukan uji akurasi arah kiblat menggunakan kompas dan google erath sebagai sumber data koordinat,

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti melihat dari tingkah laku subjek dalam kehidupan sehari-hari bahwa subjek tersebut memiliki sikap yang keras, suka membantah orang

Kontrak Perkuliahan ● Pelaksanaan kuliah daring: ○ Pada umumnya perkuliahan akan dilakukan melalui Google Meet atau Zoom sesuai dengan availability ○ Perkuliahan juga akan

Selain whatsapp, google classroom, zoom, e-mail dan aplikasi lainnya hanya digunakan beberapa siswa, karena dilihat dari guru yang mengajar dan ketentuan dari sekolahnya masing-masing