• Tidak ada hasil yang ditemukan

Home - Open Access Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Home - Open Access Repository"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Pemberian imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost-effective serta berdampak positif untuk mewujudkan derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Imunisasi tidak hanya melindungi seseorang tetapi juga masyarakat dengan memberikan perlindungan komunitas atau yang disebut dengan herd immunity. Arah pembangunan kesehatan saat ini menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif tanpa meninggalkan aspek kuratif dan rehabilitatif. Salah satu upaya preventif adalah dilaksanakannya program imunisasi. Pemberian imunisasi dapat mencegah dan mengurangi kejadian kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) yang diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian tiap tahunnya (Kemenkes RI, 2020).

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementrian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya menurunkan angka kematian anak (Permenkes RI, 2017).

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam (PD3I) antara lain Hepatitis B, TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Campak, Rubela, dan radang paru-paru (Kemenkes RI, 2020).

1

(2)

Sekitar 28,6% dari 272 juta jumlah penduduk Indonesia saat ini, merupakan sasaran program imunisasi rutin. Jumlah tersebut di luar sasaran kegiatan pemberian imunisasi tambahan yang memiliki kelompok sasaran sesuai kajian epidemiologi. Data BPJS Kesehatan saat ini menunjukkan terdapat lebih dari 25,000 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) pemerintah maupun swasta yang terdiri dari Rumah Sakit (RS), Puskesmas, Tempat Praktik Mandiri, Tenaga Kesehatan, maupun klinik imunisasi. Lebih dari separuhnya memberikan layanan imunisasi, baik imunisasi program maupun imunisasi pilihan, dan memberikan kontribusi terhadap pengendalian kasus PD3I di Indonesia (Kemenkes RI, 2021).

Di Indonesia, setiap bayi usia 0-11 bulan wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap, yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB- HiB, 4 dosis polio tetes atau Oral Polio Vaccine (OPV), 1 dosis polio suntik atau Inactivated Polio Vaccine (IPV) dan 1 dosis Campak Rubela. Penentuan jenis imunisasi dan jadwal pemberian ini didasarkan atas kajian ahli dan analisis epidemiologi atas penyakit-penyakit yang timbul. Untuk beberapa daerah terpilih sesuai kajian epidemiologi, analisis beban penyakit dan rekomendasi ahli, ada tambahan imunisasi tertentu, yaitu Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dan Japanese Encephalitis. Implementasi pemberian imunisasi tersebut belum berlaku secara nasional, sehingga tidak diperhitungkan sebagai komponen imunisasi dasar lengkap pada bayi (Kemenkes RI, 2021).

WHO melalui WHA tahun 2012 merekomendasikan rencana aksi global tahun 2011-2020 menetapkan cakupan imunisasi nasional minimal 90 %, cakupan imunisasi kabupaten/kota minimal 80 % (Permenkes RI, 2017). Cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional tahun 2020 sebesar 83,3% dari target RPJMN (2020-2024) yaitu 92,9% dengan cakupan UCI 70,7% dari target 80%.

Pada tahun 2021, cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional sebesar 84,2%. Angka ini belum memenuhi target Renstra tahun 2021, yaitu 93,6%.

(Kemenkes RI, 2021).

(3)

Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021 di provinsi Kalimantan Tengah cakupan keseluruhan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2020 sebesar 77,2 % dan mengalami peningkatan pada tahun 2021 sebesar 84,9%.

Menurut Laporan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan pada tahun 2020 capaian IDL (Imunisasi Dasar Lengkap) sebesar 73,4%, pada tahun 2021 mencapai 78, 4% dan per bulan November tahun 2022 baru mencapai 77,7% sedangkan target untuk Kabupaten/kota yaitu harus mencapai 95% untuk IDL (Dinkes Katingan, 2022).

Menurut hasil wawancara dengan petugas imunisasi Puskesmas Kasongan, ada satu kelurahan di wilayah kerjanya tidak pernah mencapai target Imunisasi Dasar Lengkap yang sudah ditetapkan harus 95 % untuk semua antigen dan desanya tidak UCI (Universal Child Immunization ) sudah 2 tahun dari tahun 2020 hingga 2021. Di Puskesmas Kasongan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada tahun 2020 hanya mencapai 54,9%, pada tahun 2021 sebesar 59,6% dan per November tahun 2022 sebesar 88,5%. Di wilayah Kelurahan Kasongan Lama pada tahun 2021 capaian IDL nya hanya sebesar 42,1 % dan per November tahun 2022 sebesar 74, 7%.

Dampak yang akan terjadi jika cakupan imunisasi dasar lengkap tidak tercapai yaitu dapat meningkatnya kejadian kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) yang diperkirakan sebanyak 2 hingga 3 juta kematian tiap tahunnya. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I, antara lain Hepatitis B, TBC, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak rubela, radang selaput otak dan radang paru-paru (Kemenkes RI, 2021).

Tinggi rendahnya cakupan imunisasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Faktor tersebut antara lain sikap petugas,lokasi imunisasi, kehadiran petugas, usia ibu, tingkat pendidikan ibu, tingkat pendapatan keluarga per bulan,

(4)

kepercayaan terhadap dampak buruk pemberian imunisasi, status pekerjaan ibu, tradisi keluarga, tingkat pengetahuan ibu, dan dukungan keluarga dan masyarakat (Adzaniyah, 2014).

Orang tua sebagai orang yang paling berperan dalam membuat keputusan dalam keluarga, terutama ayah sebagai kepala keluarga. Orang tua yang mengetahui tentang penyakit difteri, tetanus (penyebab,akibat, pencegahan dan sebagainya) akan memiliki perilaku yang lebih preventif dalam mencegah penyakit ini dialami oleh anggota keluarga. Pengetahuan ini akan membawa orang tua untuk berfikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena berbagai penyakit sehingga dengan kesadaran tersendiri orang tua tersebut akan membawa anaknya untuk Imunisasi secara lengkap (Notoatmodjo, 2012).

Beberapa faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi adalah pengetahuan yang mana berfungsi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan ibu terhadap imunisasi, tingkat pendidikan juga mempengaruhi untuk melihat pandangan ibu terhadap imunisasi. Selanjutnya sikap yang merupakan reaksi atau respon ibu terhadap pemberian kelengkapan imunisasi, dukungan keluarga juga mempengaruhi dilihat dari upaya dan keikutsertaan keluarga dalam memberikan dorongan (Notoatmodjo,2012).

Dukungan dari keluarga adalah unsur terpenting bagi seorang individuuntuk membantu dalam menyelesaikan masalah, selain itu dukungan keluarga dapat memberikan rasa percaya diri serta memotivasi seseorangdalam menyelesaikan masalahnya (Friedman, 2014).

Menurut penelitian Yuliana et al. (2018)

,

bahwa dari 68 responden, yang berpengetahuan baik sebanyak 36 responden (52,9%), memiliki sikap positif sebanyak 40 responden (58,8%), pendidikan rendah sebanyak 36 responden (52,9%), mendapat dukungan dari suami sebanyak 36 responden (52,9%, bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 27 responden (39,7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan pengetahuan, sikap, pendidikan, dukungan, pekerjaan.

(5)

Hasil penelitian Rafidah dan Erni Yuliastuti (2020) didapatkan ada hubungan antara dukungan keluarga (suami) dengan pemberian imunisasi MR dengan odds ratio 9,3 artinya responden yang tidak mendapat dukungan dari keluarga (suami) mempunyai risiko sebesar 9 kali lebih besar tidak memberikan imunisasi MR pada anaknya. Dukungan keluarga (suami) berupa kesediaan mengantar responden beserta anaknya ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pelayanan imunisasi MR. Responden yang tidak mendapatkan dukungan keluarga (suami) untuk mengantar ke sarana kesehatan cenderung tidak memberikan imunisasi MR, Penyebab tidak adanya dukungan keluarga (suami) karena suami bekerja dari pagi sampai sore hari sehingga tidak memiliki waktu luang untuk mengantarkan ibu ke sarana kesehatan. Kurangnya dukungan suami juga disebabkan karena pengetahuan suami yang kurang tentang imunisasi. Kurangnya pengetahuan suami disebabkan karena penyuluhan yang diberikan hanya fokus kepada ibu dan tidak adanya penyuluhan dari petugas kesehatan pada suami atau keluarga, sehingga menyebabkan tidak adanya dukungan informasional dari keluarga.

Menurut hasil wawancara dengan petugas puskesmas Kasongan wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasongan mencakup 2 Desa dan 2 Kelurahan dalam satu kecamatan dimana terdapat 7 posyandu balita dengan jumlah kader 35 orang,terdiri atas 5 orang kader dalam 1 posyandu. Menurut laporan petugas posyandu Puskesmas Kasongan jumlah bayi usia 12-24 bulan sebesar 203 orang dan jumlah ibu-ibu yang aktif mengunjungi posyandu hanya sebesar 50 orang setiap bulannya.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kunjungan posyandu balita adalah dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya posyandu balita, serta dukungan keluarga, beserta peran kader yang kurang sehingga menyebabkan masyarakat menjadi enggan mendatangi posyandu balita (Amalia E., et al. 2019). Beberapa kendala juga yang dihadapi terkait

(6)

dengan kunjungan balita ke posyandu salah satunya adalah tingkat pemahaman keluarga terhadap manfaat posyandu ( Mudawamah H, Abi Muhlisin, 2017).

Berdasarkan permasalahan di atas dan selama dilakukan studi pendahuluan, petugas puskesmas mengatakan banyak orang tua yang enggan membawa anaknya ke Posyandu untuk diimunisasi dengan berbagai alasan agar anaknya tidak disuntik imunisasi, karena itu penulis ingin meneliti masalah tersebut.

2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini yaitu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan merumuskan masalah

“Apakah ada hubungan dukungan keluarga terhadap cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Kasongan”.

2.3 Tujuan Penelitian 2.1.1 Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Kasongan.

2.1.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.3.2.1. Mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap cakupan

imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Kasongan.

1.3.2.2. Mengidentifikasi cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Kasongan.

1.3.1.1. Menganalisa hubungan dukungan keluarga terhadap cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Kasongan.

2.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Penulis berharap penelitian ini mampu menambah wawasan dan informasi agar lebih memahami teori yang didapat selama perkuliahan

(7)

ilmu keperawatan anak terkait dukungan keluarga terhadap cakupan imunisasi dasar lengkap.

1.4.2. Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Orang Tua

Memberikan informasi dan pengetahuan bagi orang tua tentang dukungan keluarga terhadap cakupan imunisasi dasar lengkap.

1.4.2.2 Bagi Perawat

Memberikan pengetahuan serta wawasan baru tentang dukungan keluarga terhadap cakupan imunisasi dasar lengkap dan sebagai acuan dalam memberikan informasi kepada orangtua anak-anak, keluarga, serta khalayak umum.

1.4.2.3 Bagi Peneliti

Diharapkan dari penelitian ini akan mampu menambah dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang praktik keperawatan

1.4.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan pengetahuan baru dan bisa menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya, dan diharapkan juga bisa meneliti lebih lanjut dengan variabel yang berbeda.

2.5 Penelitian Terkait

2.1.1 Rusdiana (2022), Hubungan Keaktifan, Peran Kader dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Ibu Membawa Balita ke Posyandu.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan instrument pengumpulan data berupa kuisioner. Populasi penelitian ini berjumlah 411 balita, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Teknik random sampling didapatkan sampel 200 orang. Uji data menggunakan Teknik pengujian validasi dan reliabilitas. Analisis data terdiri dari hasil uji univariat dan bivariat menggunakan Teknik chi- square pada aplikasi SPSS. Hasil analisi variable menunjukkan keaktifan (p-value = 0,034), peran kader (p-value=0,012), dukungan keluarga (p-

(8)

value=0,026) terhadap kepatuhan ibu ke posyandu. Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan, peran kader dan dukungan keluarga terhadap keaktifan ibu ke posyandu di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Bulan Februari Tahun 2022.

Perbedaan jurnal dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah tempat penelitian, jumlah variabel yang diteliti variabel dependen dan independen. Persamaan jurnal dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah teknik pengolahan data, teknik sampling dan variabel dukungan keluarga.

2.1.2 Astrida Budiarti (2019), Hubungan Faktor Pendidikan, Pekerjaan, Sikap Dan Dukungan Keluarga Terhadap Imunisasi Dasar Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Kenjeran Surabaya. Studi ini menggunakan desain observasional analitik dengan cross sectional. Populasi semua ibu dengan anak berusia 0-1 tahun yang berkunjung di posyandu cempaka RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya. Teknik sampling adalah simple random sampling dengan 42 responden. Instrumen menggunakan kuesioner dan kartu sehat. Analisis data menggunakan Chi-Square. Hasil menunjukkan terdapat korelasi pendidikan terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar, p=0,001. Terdapat korelasi pekerjaan terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar, p=0,001.

Terdapat korelasi sikap ibu terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar, p=0,030. Terdapat korelasi dukungan keluarga terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar, dengan nilai p=0,00.

Perbedaan jurnal dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah tempat penelitian, jumlah variabel yang diteliti. Persamaan jurnal dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah teknik pengolahan data, teknik sampling, variabel dukungan keluarga dan variabel imunisasi.

2.1.3 Husnida, N., Iswanti, T., & Tansah, A. (2019) Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkasbitung Desa Cijoro Lebak Tahun 2018.

(9)

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah kerja Puskesmas Rangkasbitung Desa Cijoro Lebak Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel yang di gunakan 48 responden.Data penelitian ini diambil secara primer menggunakan kuesioner.Analisis data untuk mengetahui hubungan antar variabel menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian univariat menunjukkan jumlah ibu dengan status imunisasi yang tidak lengkap. Dari hasil uji bivariat didapatkan didapatkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dengan nilai OR 6.67.

Perbedaan jurnal dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah tempat penelitian, teknik sampling. Persamaan jurnal dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah teknik pengolahan data, variabel dukungan keluarga dan variabel imunisasi

Referensi

Dokumen terkait

1.5 Penelitian Terkait 1.5.1 Penelitian Oktavia Alfita Sari dan Wesiana Heris Santy 2017, “Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kemandirian Personal Hygiene Anak Tunagrahita

Kemandirian personal hygiene tidak muncul dengan sendirinya, melainkan perlu adanya pembiasaan dan kedisiplinan, untuk mewujudkan hal tersebut keluarga berperan dalam memberikan

Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Asam-Asam kepada 10 orang usia dewasa muda 20-44 tahun yang menderita Hipertensi dengan Tekanan darah dari

Hubungan Life Style dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Dewasa 20-44 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari.. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah pada

5.1.3 Hasil analisis yaitu terdapat hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan akut di wilayah kerja UPTD Puskesmas Aluh-Aluh dengan hasil uji

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Ispa Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Padongko Kabupaten Barru.. Doctoral dissertation, Universitas

Imunisasi Pilihan Imunisasi pilihan adalah imunisasi lain yang tidak termasuk dalam imunisasi program, namun dapat diberikan pada bayi, anak dan dewasa sesuai kebutuhannya dan

Perawat Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu peningkatan pelayanan keperawatan dengan memberikan edukasi bagi keluarga yang memiliki lansia untuk memberikan dukungan