• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN FILSAFAT DALAM ETIKA KOMUNIKASI

N/A
N/A
Ikki Do

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN FILSAFAT DALAM ETIKA KOMUNIKASI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN FILSAFAT DALAM ETIKA KOMUNIKASI

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fiqh Al Dakwah Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Semester 4 Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah Islam IAIN Bone Oleh:

Aswan NIM. 702332021037

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE 2023

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas limpahan rahmat, taufiq dan hidaya-Nya, pe tunjuk serta pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Hubungan filsafat dalam etika komunikasi” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqh Al Dakwah , Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan makalah ini karena berkat kerja samanya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan.

Makalah yang berjudul “Hubungan filsafat dalam etika komunikasi” ini diharapkan agar kiranya dapat memberikan manfaat bagi sahabat mahasiswa. Jika dalam makalah ini terdapat kesalahan, saya selaku penulis mengharapkan kritikan yang bersifat membangun agar dalam penulisan makalah selanjutnya dapat mencapai kesempurnaan.

Watampone, 17 Juli 2023

Penulis

(3)

iii

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Filsafat 3

B. Isu-Isu Filosofis Studi Komunikasi 5

C. Hubungan Filsafat Dan Etika 7

D. Empat Pilar Filsafat Komunikasi Filsafat 8

BAB III PENUTUP 11

A. Simpulan 11

B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia terlahir memiliki fungsi individual dan sosial. Dalam hal apapun orang saling membutuhkan satu sama lain. Setiap orang dibekali dengan pikiran. Orang berpikir berarti orang berakal. Dengan akalnya, manusia mampu mencari tuhan. Ketika manusia berpikir tentang hakikat sesuatu, dari mana berasal dan seperti apa nilainya? Pertanyaan seperti ini dibutuhkan pemikiran yang mendalam, dibuthkan penalaran yang secara holistic, untuk memperoleh jawaban yang hakiki. Jawaban hakikik tersebut membutuhkan pemikiran filsafat. Berfilsafat berarti berpikir secara mendalam tentang segala sesuatu.

Filsafat komunikasi merujuk pada pemahaman kerja filsafat dan komunikasi. Dalam mendalami konsepsi tersebut dibutuhkan pemikiran filosofis. Focus utamanya terkait bagaimana manusia komunikasi dalam kehidupannya. Salah satu praktisnya yakni mengurangi kesalapahaman dan menghindari konflik dalam berkomunikasi. Secara filosofis, komunikasi dapat didekati dengan aspek ontologis, epistomologis, dan aksiologis.1

Komunikasi yang membahas gejala-gejala pada perilaku manusia bersentuhan dengan kajian filsafat. Karenanya filsafat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari komunikasi. Penggunaan filsafat dalam komunikasi kemudian menimbulkan sebuah keharusan sikap yang perlu diperhatikan. Untuk itu, filsafat dan komunikasi dilengkapi dengan etika yang membuat sebuah kajian dan praktik ilmu menjadi pantas. Karena komunikasi yang tidak disadari pemahaman filsafat komunikasi dan etika komunikasi akan menjadi proses yang gagal. Karena pesan yang disampaikan akan terjadi defiasi dan terhalang oleh sikap tidak etis yang

1 Nurul Islam dan Muh. Aswad, “Filsafat Etika Komunikasi dan Islam” (Bandung:

Widina Bhakti Persada, 2023), h. 1-11.

(5)

2

terpancar.Maka dari itu makalah ini akan menjelaskan mengenai hubungan filsafat dalam etika komunikasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaskud dengan filsafat?

2. Bagagaiman Isu-isu filosofis studi komunikasi?

3. Bagagaiman hubungan filsafat dan etika?

4. Bagagaiman empat pilar filsafat komunikasi?

C. Tujuan

Sebagaimana rumusan masalah di atas maka tujuannya yaitu untuk mengetahui yang dimaksud dengan filsafat; isu-isu filosofis studi komunikasi; hubungan filsafat dan etika; dan empat pilar filsafat komunikasi

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Filsafat

Secara etimologi atau asal usul bahasa, kata filsafat berasal dari bahasa yunani, “philosophia”¸ yang merupakan penggabungan dua kata yakni

“kebijaksanaan” atau “hikmat”. Dengan demikian, secara bahasa, filsafat memiliki arti “cinta akan kebijaksanaan”. Cinta artinya hasrat yang besar atau berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan, artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Sedangkan secara epistomologi (istilah), terdapat ratusan rumusan pengertian filsafat. Namun secara mendasar filsafat adalah hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh untuk menemukan kebenaran sejati.2

Berdasarkan prespektif sejarah, istilah philosophia dan philosophos pertama kali digunakan Pytagoras (529-497 SM). Pytagoras menganggap dirinya sebagai seorang pencinta kearifan, philosophos. Sementara bapak filsafat dikenal di dunia barat ialah Thales (640-546 SM). Ia merupakan seorang filsuf yang beriontasi pada alam semesta atau kosmos dalam membangun argumentasinya.3

Kata kunci untuk mencapai kebenaran sejati adalah adanya pengetahuan. Dengan pengetahuan, maka akan terjadi persatuan antara subjek dan objel. Dengan kata lain, pada saat subjek memiliki pengetahuan mengenai objek, maka subjek dapay memasuki diri objek dan terjadilah kontak hubungan. Maka, tampak bahwa dalam cinta terkandung suatu kecenderungan yang dinamis ke arah pengetahuan tentang objek yang semakin jauh, mendalam serta lengkap. Selanjutnya, jika pengetahuan ini menyatu dengan kepriadian seseorang, maka orang tersebut cenderung bertingkah laku bijaksana.

2 Muhamad Mufid, “Etika dan Filsafat Komunikasi” (Jakarta: Pernadamedia Group, 2015), h. 3.

3 Welhendri Azwar dan Muliono, “Filsafat Ilmu, Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu”,

(Jakarta: Kencana, 2021), h.13.

(7)

4

Namun demikian, mencari kebenaran sejati tertentu tidak mudah.

Ilustrasi berikut bisa digunakan untuk mengambarkan bagaimana susahanya mencari kebenaran sejati.

Selain terminology “filsafat”, terdapat pula sejumlah istilah yang serupa dengan “filsafat” yaitu “falsafah”. “falsafi” atau “falsafati”. “berpikir filosofi” dan “mempunyai filsafat hidup”.

“Falsafah” itu tidak lain filsafat itu sendiri. “Falsafi” atau “falsafati”

artinya “bersifat sesuai dengan kaidah-kaidah filsafat”. “berpikir filosofis”, adalah berpikir dengan dasar cinta akan kebijaksanaan. Bijaksana adalah sifat manusia yang muncul sebagai hasil dari usahanya untuk berpikir benar dan berkehendak baik. Berpikir benar saja ternyata belum mencukupi. Dapat saja orang berpikir bahwa memfitnah adalah tindakan yang jahat. Tetapi dapat pula ia tetap memfitnah karena meskipun diketahuinya itu jahat, namun ia tidak menghendaki untuk tidak melakukannya.4

Dalam karangkanya Tentang Definisi Benda-benda dan uraiannya, al- kindi mencatat enam buah definisi tentang filsafat yang mewakili cendikiawan-cendikiawan zamannya, sebagai berikut:5

1. Philosophy (filsafat) terdiri atas dua perkataan, philo, teman, dan shopia, kearifan. Filsafat adalah cinta akan kearifan.

2. Filsafat adalah percobaan manusia untuk berbuat sebaik atau melebihi ilahi sejauh hal itu mungkin.

3. Filsafat adalah praktik kematian. Kematian berarti pemisahan jiwa dan raga. Tambahan pula, kematian melibatkan penekanan kepentingan- kepentingan material yang berlawanan dengan kehidupan yang saleh, atau apa yang merupakan ekuivalensi praktisnya.

4. Filsafat adalah pengatahuan manusia tentang dirinya.

5. Hal ihwal filsafat yang sebenrnya diluksikan sebagai ilmu pengetahuan tentang haecceitas, esensi, dan sebab-sebab segala hal sampai batas kemampuan manusia.

4 Muhamad Mufid, “Etika dan Filsafat Komunikasi” (Jakarta: Pernadamedia Group, 2015), h. 3-10

5 Busyro, “Pengantar Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2022,), h. 1-2

(8)

5

B. Isu-Isu Filosofis Studi Komunikasi

Littlejohn membagi isu-isu filosofis studi komunikasi menjadi tiga tema, yakni epistemologis, ontology, dan aksiologi.

1. Isu-isu Epistomologi

Sebagaimana telah dijelaskan, epistomlogis merupakan cabang filsafat yang mengkaji pengetahuan, atau bagaimana cara manusia mendapatkan pengetahuan. Littlejohn menjelaskan bahwa paling tidak ada lima pertanyaan yang harus dijawab terkait isu epistomologi ini yakni:

a. Apakah pengetahuan ada karena pengelaman?

Menurut Littlejohn, banyak pakar meyakini bahwa semua pengetahuan berasal dari pengelaman. Kita mengemati dunia ini, karenanya muncullah pengetahuan tentang dunia. Seorang manusia yang sejak lahir tidak diberi pengetahuan tidak akan dapat mengetahui sesuatu pun dari dunia ini. Pengetahuan yang kita peroleh dari pengelaman selanjutnya akan menyatu dengan pola piker dan pola merasa.

b. Apakah pengetahuan bersifat pasti?

Terhadap pertanyaan apakah pengetahuan bersifat pasti, dan karenanya siapa pun akan menemukan pengetahuan tersebut, Littlejohn mengaitkannya dengan pertanyaan apakah kebenaran bersifat absolut atau relative?. Perdebatan tentang isu ini telah berlangsung selama ratusan tahun. Namun demikian, lanjut Littlejohn, para teoritis komunikasi memegang teguh asumsi bahwa kebenaran bersifat pasti

c. Proses apa yang menyebabkan tumbuhnya pengatahuan?

Pertanyaan ini bersifat kompleks dan perdebatan tentang jawaban dari pertanyaan ini merupakan jantung dari epistomologis. Menurut Littlejohn, paling tidak ada empat pilar aliran yang menjawab isu ini yaitu aliran mentalisme atau rasionalisme, aliran empirisme, aliran konstruktiviesme, dan aliran kosntruktivisme sosial.

(9)

6

d. Apakah pengetahuan sebaiknya dipahami secara terpisah atau menyeluruh?

Ada dua aliran besar yang memberikan jawaban dari pertanyaan ini, pertma aliran gestalis yang mengajarkan bahwa kebenaran ilmu pengetahuan bersifat general, dan karenanya tidak dapat dipahami secarah terpecah. Aliran kedua dikenal sebagai aliran analis yang lebih mempercayai bahwa pengetahuan berisi pemahaman tentang bagaiamana suatu bagian beroperasi secaraterpisah.

e. Apakah pengetahuan harus ekspilitis?

menurutLittlejohn, kebanyakan filosuf meyakini rumusan bahwa anda tidak akan mengetahui sesuatu kecuali anda dapat menyatakan apa yang dimaksud. Pengetahuan karennya bersifat eksplisir.

2. Isu ontology

Sebagaiman telah dijelaskan, ontology merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan hakikat dari apa yang ingin diketahui. Pada kenyataannya, epistomologi dan ontologi saling berkaitan. Hal ini dikarenakan pemahaman kita tentang pengetahuam tertentu tergantung pula pada bagaimana kita memahami realitas. Isu ontologis menjadi penting untuk dibahas lebih lanjut karena bagaimana seorang pakar mengkonseptualisasikan komunikasi tergantung pada bagaimana ia melihat hakikat komunikasi.

3. Isu aksiologi

Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang nilai.

Untuk disiplin ilmu komunikasi, ada tiga isu aksiologi penting yang perlu dijabarkan pada kesempatan ini, yakni:

a. Dapatkah teori bersifat bebas nilai atau tidak?

Ilmu pengetahuan klasik mengklaim bahwa teori dan penelitian ini bersifat bebas nilai, netral, dan berusaha menampilkan fakta apa adanya. Bila nilai yang dimiliki ilmuan turut serta dalam pekerjaan ilmiah yang ia lakukan, maka yang dihasilkan adalah apa yang disebut Littlejohn sebagai “sains yang buruk”

(10)

7

b. Apakah ilmuan memengaruhi teori yang dihasilkan ataukah tidak?

Mazhab tradisional lagi-lagi menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa seorang ilmuan seharusnya berhati-hati dalam melakukan sesuatu penelitian ilmiah sehingga aspek akurasi bisa dipertahankan. Kritik terhadap pandangan ini bersumber pada keniscayaan bahwa suatu penelitian ini pasti menghasilkan distorasi dari apa yang hendak diteliti.

c. Apakah ilmuan memengaruhi peroses sosial atau tidak?

Pertanyaan ini sejala dengan pertanyaan apakah ilmuan harus tetap objektif ataukah harus berperan aktif membantu masyarakat untuk berubah secaa positif? Banyak pakar yang mengatakan bahwa tugas ilmuawan adalah memproduksi ilmu pengetahuan, sedangkan urusan perubahan sosial diserahkan pada pihak lain seperti politikus.

C. Hubungan Filsafat dan Etika

Etika berasal dari bahasa yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika bersifat a6bstrak dan berkenan dengan persoalan baik dan buruk.

Yang mana dapat disimpulkan bahwa etika adalah: 1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan terutama tentang hak dan kewajiban moral; 2.

Kumpulan asas atau nilai yang berkenan dengan akhlak; 3. Nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan masyarakat.7

Etika menurut kamus besar bahasa indoneisa, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk tentang hak dan kewajiban moral; kempulan asas/nilai yang berkenan dengan akhlak; dan nilai mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat.

Etika pada umumnya, diidentikan dengan moral (atau moralitas).

Namun, meskipun sama terkait dengan baik buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian. Secara singkat, jika moral lebih

6 AdityaDARMA Bagus, Dkk, “Pandangan Filsafat Hukum Terkait dengan Etika Profesi”, Jurnal Hukum Lex Generalis, Vol. 1, No. 7 Oktober 2020, h. 3

7 A. Rusdiana, “Etika Komunikasi Organisasi (Filosofis, Konsep, dan Aplikasi)”, (Bandung: Pusat Penelitian dan Penerbitan, 2021), h.2.

(11)

8

condong kepada pengertian “nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu sendiri”, maka etika berrarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk. Jadi bisa dikatakan, etika berfungsi sebagai teori dari perbuatan baik dan buruk dan moral adalah praktiknya. Dalam disiplin filsafat terkadang etika disamakan dengan filsafat moral.8

Filsafat ialah seperangkat keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap, cita- cita, aspirasi-aspirasi dan tujuan-tujuan, nilai-nilai dan norma-norma, aturan- aturan dan prin sipetis. Menurut Sidney Hook, filsafat juga pencari ke benaran, suatu persoalan nilai-nilai dan pertimbangan-pertimbangan nilai untuk melaksanakan hubungan-hubungan kemanusiaan secara benar dan juga berbagai pe ngetahuan tentang apa yang buruk atau baik untuk me mutuskan bagaimana seseorang harus memilih atau ber tindak dalam kehidupannya.

Florence Kluckholn, mengindentifikasikan sejumlah orientasi nilai yang tampaknya berkaitan dengan masalah kehidupan dasar :

1. Manusia berhubungan dengan alam atau lingkungan fisik, dalam arti mendominasi, hidup dengan atau ditaklukan alam.

2. Manusia menilai sifat/hakikat manusia sebagai baik, atau campuran antara baik dan buruk.

3. Manusia hendaknya becermin pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.

4. Manusia lebih menyukai aktivitas yang sedang dilakukan, akan dilakukan, atau telah dilakukan.

5. Manusia menilai hubungan dengan orang lain, da lam kedudukan yang langsung, individualistis, atau posisi yang sejajar.

D. Empat Pilar Filsafat Komunikasi

Filsafat komunikasi merupakan suatu disiplin ilmu yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis, dan

8 M. Amin Abdullah, “Antara al-Ghazali dan Kant: Filsafat Etika Islam” (Yogyakarta:

IRCiSoD, 2020), h.7.

(12)

9

hiolistik terhadap teori dan proses komunikasi dalam segala dimensinya, yakni bidang sifat, tatanan, tujuan, fungsi, teknik dan metodenya.

Muhammad Mufid menjelaskan bahwa filsafat komunikasi adalah ilmu yang mengkaji setiap aspek darin komunikasi dengan menggunakan pendekatan dan metode filsafat sehingga didapatkan penejelasan yang mnendasar utuh dan sistematis seputar komunikasi.9 Profesor onong Effendi mengatakan bahwa filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menalaah pemahaman, bahwa pemahamannya di sini dalam arti secara mendalam sebagai terjamahan dari istilah verstehen melalui teori-teori komunikasi.10

Komunikasi menjadi kegiatan utama, mulai dari bangun tidur, hingga tidur kembali baik secara formal maupun non0formal. Perkembangan teknologi yang pesat di bidang komunikasi menciptakan beragam inovasi, gagasan, dan ide yang bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan proses komunikasu. Perkembangan teknologi ini membuat komunikasi manusia menjadi lebih mudah dan efektif. Teknologi mutakhir yang sedang mark saat ini dimuali dari terciptanya beraneka ragam semartphone dari berbagai merk.11

Empat studi ontology, epistemology, aksiologi, dan metodoligi merupakan empat pilar filsafat dalam kegiatan komunikasi. Berikut ini penjelasan tentang empat pilar filsafat yaitu:12

1. Ontology

Studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita merupakan kajian tentang hakekat keberadaan zat, hakekat pikiran, dan hakekat kaitan zat dan pikiran. Jika dalam kegiatan komunikasi, ontology merupakan pengetahuan tentang hala apa yang ingin orang sampaikan kepada orang lain.

9 Daryanto Setiawan, “Filsafat Komunikasi dalam Makroksmos” Jurnal Simbolika, Vol. 5

No. 2 Tahun 2019, h.76-77.

10 Susi, “Komunikasi dalam Moderasi Beragama Prespektif Filsafat Komunikasi, Jurnal Prosiding Webinar Naional, No. 4 Tahun 2021, h. 67.

11 Rahmanita Ginting, dkk, “Etika Komunikasi dalam Media Sosial: Saring Sebelum Sharing” (Cirebon: Penerbit Insania, 2021), h.3

12 Widiyantoro, “Dalam Materi Kuliah Filsafat dan Etika Komunikasi, Surakarta, 2011.

(13)

10

2. Epistemology

Cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia. Berkaitan dengan bagaimana pengetahuan disusun. Dalam kaitannya dengan komunikasi, epistemology merupakan bagaimana orang harus menyusun pesan yang ingin ia sampaikan kepada orang lain.

3. Aksiologi

Asas bagaimana menggunaan ilmu penegtahuan merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan etika, estetika, dan agama. Dalam filsafat komunikasi, aksiologis menyadarkan bagaimana pentingnya seorang kounikator harus mempertimbangkan nilai pesan yang akan dia sampaikan.

4. Logika

Berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar. Suatu pemikiran yang dikomunikasikan terhadap orang lain merupakan putusan sebagai hasil dari nproses pemikiran logis.

(14)

11 BAB III PENUTUP

A. Simpulan

Secara etimologi atau asal usul bahasa, kata filsafat berasal dari bahasa yunani, “philosophia”¸ yang merupakan penggabungan dua kata yakni

“kebijaksanaan” atau “hikmat”. Littlejohn membagi isu-isu filosofis studi komunikasi menjadi tiga tema, yakni epistemologis, ontology, dan aksiologi.

Florence Kluckholn, mengindentifikasikan sejumlah orientasi nilai yang tampaknya berkaitan dengan masalah kehidupan

B. Saran

Demikian makalah yang kami buat dengan sedemikian rupa. Dengan menyadari bahwa manusia adalah tempatnya salah dan jauh dari kata sempurna, maka kami mengharapkan saran dan kritik guna menjadikan pembahasan makalah ini menjadi lebih baik. Semoga apa yang telah kami sajikan dalam makalah ini dapat diambil intisarinya yang kemudian diamalkan juga, semoga berguna bagi kehidupan kita dimasa yang akan datang.

(15)

12

DAFTAR PUSTAKA

A. Rusdiana, “Etika Komunikasi Organisasi (Filosofis, Konsep, dan Aplikasi)”, Bandung: Pusat Penelitian dan Penerbitan, 2021

Abdullah. M. Amin. “Antara al-Ghazali dan Kant: Filsafat Etika Islam”

Yogyakarta: IRCiSoD, 2020.

Aswad. Nurul Islam dan Muh., “Filsafat Etika Komunikasi dan Islam”, Bandung:

Widina Bhakti Persada, 2023

Bagus. Adityadarma, Dkk, “Pandangan Filsafat Hukum Terkait dengan Etika Profesi”, Jurnal Hukum Lex Generalis, Vol. 1, No. 7 Oktober 2020.

Busyro, “Pengantar Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Kencana, 2022.

Ginting. Rahmanita, dkk, “Etika Komunikasi dalam Media Sosial: Saring Sebelum Sharing”, Cirebon: Penerbit Insania, 2021

Mufid. Muhamad, “Etika dan Filsafat Komunikasi” Jakarta: Pernadamedia Group, 2015

Muliono. Welhendri Azwar, “Filsafat Ilmu, Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu”, Jakarta: Kencana, 2021

Setiawan. Daryanto, “Filsafat Komunikasi dalam Makroksmos” Jurnal Simbolika, Vol. 5 No. 2 Tahun 2019.

Susi, “Komunikasi dalam Moderasi Beragama Prespektif Filsafat Komunikasi, Jurnal Prosiding Webinar Naional, No. 4 Tahun 2021.

Widiyantoro, “Dalam Materi Kuliah Filsafat dan Etika Komunikasi, Surakarta, 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentang Sejarah Perkembangan dan Pemikiran Filsafat, baik filsafat Yunani Kuno, Filsafat Islam dan Filsafat Barat;

Ilmu Komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manausia lain. Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang

Komunikasi profetik merupakan istilah baru dalam khazanah ilmu komunikasi, yang mengacu pada pola komunikasi kenabian Rasulullah Muhammad saw yang sarat dengan

Pendekatan filsafat merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam kajian Islam untuk memahami aspek-aspek ajaran Islam dengan metodologi yang biasa digunakan

Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk penelitian yang menggunakan aspek populasi atau

Dalam ilmu filsafat, dikenal ada tiga aspek yang menjadi penyangga filsafat, yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara singkat ontologi dapat diartikan sebagai

Buku ini terdiri dari tujuh bab, yakni: Bab Pertama menelaah filsafat sebagai awal pemikiran, menelaah tentang awal mula filsafat, dialektika filsafat dan peradaban

Ilmu Komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manausia lain. Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang