HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN DURIAN TARUNG PADANG
ARTIKEL ILMIAH
AFRILIA NASIR NPM 10080324
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2015
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN DURIAN TARUNG PADANG
Afrilia Nasir1, Gusnetti2, Silvia Marni3
1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The research problem is the low skills of students in developing ideas thoughts and ideas into text news because of a lack of interest of students in critical reading. In detail, the purpose of this study there are three, namely: (1) describe the skills of critical reading eighth grade students MTsN Durian Tarung Padang, (2) describe the skills to write text news eighth grade students MTsN Durian Tarung Padang, (3) describe the relationship skills of critical reading with the skill of writing a text message eighth grade students MTsN Tarung Padang Durian. This type of research is classified as a quantitative research using descriptive method through correlation approach. The study population was a class VIII student MTsN Padang Durian Tarung enrolled in the academic year 2014/2015. Seventh grade students overall number is 146 students, divided into three classes. The sampling technique used is proportional random sampling or random percentages techniques. The sample was 15% of the population because of the number of population is 146 students, so that the sample only 21 students.
Samples tested outside the study sample as many as 15% of the total population, which is 21 students.
Based on the description of the data, data analysis and discussion of critical reading skills with the skills to write text news eighth grade students MTsN Tarung Padang Durian, it can be concluded the following three points. First, critical reading skills of eighth grade students MTsN Tarung Padang Durian, ie 81, qualifications Good (B). Secondly, the report text writing skills eighth grade students MTsN Tarung Padang Durian, ie 73, qualifications More Than Enough (LDC). Third, there is a relationship between critical reading skills with the skills to write text news eighth grade students MTsN Tarung Padang Durian at significant level of 95% with degrees of freedom n-2 (21-2 = 19).
Thus, rejected and accepted since the test results prove that greater than is 4.468>
0.06354.
Keywords: relationships, skills, critical reading, writing text news
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN DURIAN TARUNG PADANG
Afrilia Nasir1, Gusnetti2, Silvia Marni3
1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya keterampilan siswa dalam mengembangkan ide pikiran dan gagasan menjadi teks berita karena kurangnya minat siswa dalam membaca kritis. Secara terperinci, tujuan penelitian ini ada tiga, yaitu: (1) mendeskripsikan keterampilan membaca kritis siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang, (2) mendeskripsikan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang, (3) mendeskripsikan hubungan keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang. Jenis penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan korelasi. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa kelas VII keseluruhan adalah 146 siswa yang terbagi dalam tiga kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu propotional random sampling atau teknik persentase secara acak. Sampel penelitian ini adalah 15% dari jumlah populasi karena jumlah populasinya yaitu 146 siswa, sehingga sampelnya hanya 21 siswa. Sampel uji coba di luar sampel penelitian sebanyak 15% dari jumlah populasi, yaitu 21 siswa. Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan pembahasan mengenai keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang, dapat disimpulkan tiga hal berikut.
Pertama, keterampilan membaca kritis siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang, yaitu 81, kualifikasi Baik (B). Kedua, keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang, yaitu 73, kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Ketiga, terdapat hubungan antara keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang pada taraf signifikan 95% dengan derajat kebebasan n-2 (21-2=19). Dengan demikian, ditolak dan diterima karena hasil pengujian membuktikan bahwa lebih besar dari yaitu 4,468 > 0,06354.
Kata kunci: hubungan, keterampilan, membaca kritis, menulis teks berita
PENDAHULUAN
Membaca dan menulis adalah dua keterampilan berbahasa yang saling berhubungan.
Membaca bersifat reseptif dan menulis bersifat produktif. Kemampuan membaca seseorang dapat mempengaruhi kemampuan menulisnya karena dengan membaca, seseorang dapat memperoleh ide dan memperkaya ide dari berbagai sumber informasi. Oleh sebab itu, banyak membaca akan memperluas wawasan dan ide dalam menulis. Proses membaca merupakan pemicu penulis untuk memulai mengekspresikan dirinya melalui tulisan. Tidak mungkin seseorang mampu menulis dengan baik, tanpa pengetahuan yang luas dari hasil membaca. Jadi, hal tersebut menunjukkan adanya hubungan antara keterampilan membaca dan menulis.
Salah satu bentuk kegiatan menulis adalah menulis sebuah teks berita. Berita adalah sebuah kejadian atau peristiwa yang dilaporkan kepada khalayak ramai secara aktual, faktual, penting dan menarik melalui media massa, baik itu media cetak maupun media elektronik. Keterampilan membaca kritis dengan menulis teks berita memiliki hubungan yang saling berkaitan. Hal ini disebabkan oleh salah satu faktor pendukung seseorang mampu menulis dengan baik adalah mempunyai pengetahuan yang luas. Untuk mampu menulis teks berita dengan tepat, siswa harus memahami terlebih dahulu konsep dan pokok-pokok teks berita. Artinya, dalam menulis teks berita, menuntut keterampilan membaca kritis mengenai konsep dan pokok-pokok berita, sehingga seseorang dapat menulis teks berita dengan tepat. Jadi, apabila siswa sering membaca kritis tentang teks berita, maka siswa tersebut akan mudah untuk menulis teks berita karena mereka sudah memahami konsep dan unsur-unsur dalam menulis teks berita. Pembelajaran menulis berita tercantum dalam standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP/MTs kelas VIII semester II. Standar Kompetensi (SK) 12, yaitu mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster. Kompetensi Dasar (KD) 12.2, yaitu menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas. Berlandaskan isi dari kurikulum tersebut, maka keterampilan menulis berita harus diajarkan kepada siswa.
Berdasarkan wawancara secara informal dengan salah seorang guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas VIII yang bernama Devi Yulia, S.Pd. pada tanggal 28 November 2014 dan siswa MTsN Durian Tarung Padang, diperoleh informasi bahwa pada umumnya kemampuan membaca kritis siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang masih tergolong kurang. Hal ini terlihat dalam hal kemampuan siswa dalam menentukan pokok-pokok dan memahami konsep berita masih mengalami kesulitan. Selain itu, kemampuan menulis teks berita siswa juga masih kurang. Hal ini terlihat dalam hal kelengkapan pokok-pokok berita dalam teks berita yang ditulis. Siswa belum memahami pentingnya pemahaman mengenai konsep dan pokok-pokok berita untuk mampu menulis teks berita dengan tepat.
Nurhadi (dalam Munaf, 2005:66) menyatakan bahwa membaca kritis adalah kemampuan membaca mengolah bahan bacaan, baik makna tersurat maupun makna tersiratnya, melalui tahap mengenal, memahami, menganalisis, menyintesis, dan menilai. Mengolah secara kritis artinya, dalam proses membaca seorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang tersurat, tetapi juga menemukan makna antarbaris dan makna di balik baris. Selanjutnya, Harjasujana (dalam Munaf, 2005:63) mengatakan bahwa membaca kritis adalah suatu kemampuan menerapkan kriteria yang relevan dalam mengevaluasi suatu bacaan. Membaca kritis merupakan suatu penilaian terhadap kecermatan, ketepatan, dan kegunaan suatu karya tulis berdasarkan bebagai kriteria yang berkembang sepanjang pengalaman membaca. Menurut Agustina (2008:124), membaca kritis adalah membaca yang bertujuan mengetahui fakta-fakta yang terdapat di dalam bacaan dan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu, pembaca tidak sekedar menyerap yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas.
Harjasujana (dalam Munaf, 2005:63) menyatakan bahwa tujuan membaca kritis adalah menilai karya tulis serta melibatkan pikiran ke dalamnya secara lebih mendalam dengan jalan membuat analisis yang terpercaya dan kecepatan membaca kritis berkisar antara 50 dan 600 kata per menit. Kenyataan ini tidaklah berarti bahwa dengan melibatkan bacaan itu, pemahaman dapat ditingkatkan, yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah fleksibilitas. Bagian sangat abstrak harus
dibaca dengan mengurangi kecepatan. Jadi, membaca kritis benar-benar menuntut kemampuan khusus, sehingga pembaca dapat memahami seluruh informasi yang terdapat dalam bacaan, baik yang tersurat, maupun yang tersirat.
Menurut Tarigan (2008:89-115), ada tujuh langkah-langkah membaca kritis, antara lain: (1) memahami maksud penulis, (2) memahami organisasi dasar tulisan, (3) dapat menilai penyajian penulis atau pengarang, (4) dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari, (5) meningkatkan minat baca, kemampuan baca, dan berfikir kritis, (6) mengetahui prinsip-prisip pemilihan bahan bacaan, (7) membaca majalah atau publikasi-publikasi perodik yang serius. Menurut Soedarso (dalam Agustina, 2008:127-128), ada empat teknik yang digunakan dalam membaca kritis.
Pertama, mengerti isi bacaan. Kedua, menguji sumber penulis. Ketiga, interaksi antara penulis dan pembaca. Keempat, terbuka terhadap gagasan penulis.
Akhadiah, dkk (1988:1−2) menyatakan bahwa menulis merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dalam proses belajar, sehingga begitu dibutuhkan kemampuan siswa untuk memiliki wawasan yang lebih luas dan mendalam mengenai unsur atau hal yang ditulisnya. Selain itu, menulis juga berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat.
Dengan demikian, kegiatan menulis tersebut dapat menjelaskan permasalahan yang semula samar bagi diri penulis. Semi (2009:2) menyatakan bahwa menulis adalah pemindahan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa. Artinya, pikiran dan perasaan yang awalnya ada dalam bahasa lisan dipindahkan wujudnya ke dalam bentuk tulisan dengan menggunakan lambang-lambang grafem.
Menulis itu sering kali dianggap sulit karena menulis dikaitkan dengan seni atau kiat, sehingga tulisan tersebut dirasakan enak dibaca, akurat, jelas, dan singkat. Menurut Tarigan (2008:3), menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan sruktur bahasa dan kosakata.
Assegaff (1991:24) mengatakan bahwa berita dalam arti teknis jurnalistik adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest, seperti: humor, emosi, dan ketegangan.
Menurut Semi (1995:11), berita merupakan cerita atau laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang faktual yang baru dan luar biasa sifatnya. Ermanto (2005:73) mengatakan berita adalah peristiwa (fakta dan data) yang dilaporkan oleh wartawan dalam bentuk tulisan yang dimuat di media massa atau jurnalistik. Selain itu, menurut Sumandiria (2005:65), berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet.
Sebuah berita harus memiliki unsur-unsur penting, berita memuat unsur 5W+1H.
Ramadansyah (2012:98-99) mengemukakan unsur yang terdapat dalam berita tersebut, yaitu: (1) who (siapa), (2) what (apa), (3) where (di mana), (4) when (kapan), (5) why (mengapa), dan (6) how (bagaimana). Selanjutnya, Ermanto (2001:33) mengemukakan bahwa untuk menguji sebuah berita apakah telah memenuhi persyaratan yang baik dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan: (a) siapa yang diberitakan dalam berita itu, (b) apa permasalahan atau kejadian yang terdapat dalam berita, (c) di mana terjadi peristiwa itu, (d) kapan terjadi peristiwa itu, (e) mengapa terjadi peristiwa itu, dan (f) bagaimana berlangsungnya peristiwa itu. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, berita yang baik adalah berita yang memiliki unsur 5W+1H. Jika semua unsur tersebut terdapat dalam berita, barulah dapat dikatakan sebuah berita. Dengan demikian, berita tersebut termasuk dalam berita yang layak dimuat di media elektronik dan dapat menarik perhatian pendengar.
Menurut Suparno dan Yunus (2007:1.7), menulis dan membaca adalah kegiatan berbahasa tulis, pesan yang disampaikan penulis dan diterima oleh pembaca dijembatani melalui lambang bahasa yang dituliskan. Thahar (2008:11) menjelaskan bahwa proses membaca merupakan pemicu penulis untuk memulai mengekspresikan dirinya melalui tulisan. Jadi, hal tersebut menunjukkan hubungan antara keterampilan membaca dan menulis. Tidak mungkin seseorang mampu menulis dengan baik, tanpa pengetahuan yang luas dari hasil membaca.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat dilihat adanya hubungan yang signifikan hubungan keterampilan membaca, khususnya membaca kritis dengan menulis eksposisi. Jadi, seseorang yang memiliki keterampilan membaca serta memahami bacaan dengan baik, tentu akan memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang cara menulis teks eksposisi yang baik, yakni sesuai dengan kriteria paragraf eksposisi. Begitu juga sebaliknya, seseorang yang bermasalah dalam memahami bacaan, tentu akan mempengaruhi pada informasi yang diterima dalam suatu bacaan, serta mempengaruhi pengetahuan pembaca dalam memahami hakikat teks eksposisi.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa kelas VIII keseluruhan adalah 146 siswa yang terdiri atas tiga kelas. Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 siswa, perlu adanya penarikan sampel penelitian. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah propotional random sampling (teknik acak), yaitu penarikan sampel berdasarkan proporsi jumlah siswa per kelas.
Sampel penelitian yang diambil sebanyak 15%. Jadi sampel penelitian ini adalah 15% dari jumlah populasi karena jumlah populasinya yaitu 146 orang, sehingga sampelnya hanya 21 orang.
Data dalam penelitian ini adalah hasil tes membaca kritis dan hasil tes menulis teks berita diambil berdasarkan tes unjuk kerja. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif dan tes unjuk kerja. Langkah-langkah mengumpulkan tes membaca kritis siswa yaitu sebagai berikut:
(a) guru memberikan penjelasan mengenai membaca kritis, (b) guru membagikan soal uji membaca kritis dan menugasi siswa menjawab pertanyaan yang telah disediakan oleh guru dengan cara menyilang jawaban yang dianggap benar oleh siswa, dan (c) guru mengumpulkan tugas siswa.
Langkah-langkah tes unjuk kerja menulis teks berita siswa, yaitu sebagai berikut: (a) guru memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah menulis teks berita, (b) guru menugasi siswa untuk menulis sebuah teks berita dengan tema “Bencana Banjir dan Kecelakaan”, (c) setelah selesai, tulisan siswa dikumpulkan untuk dianalisis.
Data yang terkumpul dianalisis melalui beberapa langkah. Pertama, memeriksa dan memberi skor terhadap tes hasil membaca kritis siswa dengan cara memberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Kedua, memeriksa hasil tulisan siswa sesuai dengan indikator penilaian yang telah ditentukan. Ketiga, mengubah skor mentah keterampilan menulis teks berita siswa menjadi nilai. Keempat, nilai tersebut dimasukkan dalam format distribusi frekuensi keterampilan menulis teks berita siswa. Kelima, mencari nilai rata-rata (M) keterampilan menulis teks berita.
Keenam, mengklasifikasikan hasil perhitungan ke dalam tabel dengan menggunakan skala 10. Ketujuh, mengkorelasikan nilai keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis teks berita dengan menggunakan rumus product moment correlation. Kedelapan, melakukan pengujian keberartian hipotesis. Kesembilan, membuat histogram. Kesepuluh, melakukan analisis. Kesebelas, menulis kesimpulan.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan deskripsi data dan analisis data mengenai keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang, dapat disimpulkan tiga hal berikut. Pertama, keterampilan membaca kritis siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang, yaitu 80,57 yang dibulatkan menjadi 81, kualifikasi Baik (B), berada pada penguasaan 76-85%. Kedua, keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang, yaitu 73,29 yang dibulatkan menjadi 73, kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC), berada pada penguasaan 66-75%. Ketiga, terdapat hubungan antara keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang pada taraf signifikan 95% dengan derajat kebebasan n-2 (21- 2=19). Dengan demikian, ditolak dan diterima karena hasil pengujian membuktikan bahwa
lebih besar dari yaitu 4,468 > 0,06354. Hal ini membuktikan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang.
PEMBAHASAN
1. Keterampilan Membaca Kritis Siswa Kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka keterampilan membaca kritis siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang untuk kelima indikator dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: (a) baik sekali sebanyak 6 orang (28,57%), (b) baik sebanyak 10 orang (47,61%), dan (c) lebih dari cukup sebanyak 5 orang (23,82%).
Indikator 1 (kemampuan mengenal makna tersirat) jumlah soal sebanyak 5 butir soal, yaitu pada soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan membaca kritis siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: (a) sempurna sebanyak 9 orang (42,86%), dan (b) baik sebanyak 12 orang (57,14%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah sangat baik dalam menentukan makna tersirat berdasarkan soal tersebut.
Indikator 2 (kemampuan memahami konsep bacaan) jumlah soal sebanyak 6 butir soal, yaitu pada soal nomor 6, 7, 8, 9, 10, dan 11. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan membaca kritis siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu:
(a) sempurna sebanyak 6 orang (28,57%), (b) baik sebanyak 7 orang (33,33%), (c) lebih dari cukup sebanyak 6 orang (28,57%), (d) kurang sekali sebanyak 1 orang (4,76%), dan (e) buruk sebanyak 1 orang (4,76%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah baik dalam memahami konsep bacaan berdasarkan soal tersebut.
Indikator 3 (kemampuan menganalisis isi bacaan) jumlah soal sebanyak 4 butir soal, yaitu pada nomor 12, 13, 14, dan 15. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan membaca kritis siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: (a) sempurna sebanyak 4 orang (19,05%), (b) lebih dari cukup sebanyak 10 orang (47,62%), dan (c) hampir cukup sebanyak 7 orang (33,33%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah baik dalam menganalisis isi bacaan berdasarkan soal tersebut.
Indikator 4 (kemampuan menyintesis isi bacaan) jumlah soal sebanyak 4 butir soal, yaitu pada soal nomor 16, 17, 18, dan 19. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan membaca kritis siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: (a) sempurna sebanyak 8 orang (30,10%), dan (b) lebih dari cukup sebanyak 13 orang (61,90%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah baik dalam menyintesis isi bacaan berdasarkan soal tersebut.
Indikator 5 (kemampuan menilai isi bacaan) jumlah soal sebanyak 6 butir soal, yaitu pada soal nomor 20, 21, 22, 23, 24, dan 25. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan membaca kritis siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
(a) sempurna sebanyak 3 orang (14,28%), (b) baik sebanyak 13 orang (61,90%), (c) lebih dari cukup sebanyak 3 orang (14,28%), dan (d) hampir cukup sebanyak 2 orang (9,53%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah baik dalam menilai isi bacaan berdasarkan soal tersebut.
2. Keterampilan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang
Tingkat penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dengan untuk indikator 1 tergolong Baik Sekali (BS) karena M-nya berada pada penguasaan 86-95% pada skala 10, yaitu 88,89 yang dibulatkan menjadi 89.Gambaran tingkat penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: (a) sempurna sebanyak 14 orang (66,67%), dan (b) lebih dari cukup sebanyak 7 orang (33,33%).
Tingkat penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dengan untuk indikator 2 tergolong Cukup (C) karena M-nya berada pada penguasaan 56-65%
pada skala 10, yaitu 55,55 yang dibulatkan menjadi 56. Gambaran penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok, yaitu: (a) sempurna sebanyak 5 orang (23,81%), (b) lebih dari cukup sebanyak 4 orang (19,05%), dan (c) kurang sekali sebanyak 12 orang (57,14%).
Tingkat penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dengan untuk indikator 3 tergolong Baik (B) karena M-nya berada pada penguasaan 76-85%
pada skala 10, yaitu 76,19 yang dibulatkan menjadi 76. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: (a) sempurna sebanyak 7 orang (33,33%), (b) lebih dari cukup sebanyak 13 orang (61,91%), dan (c) kurang sekali sebanyak 1 orang (4,76%).
Tingkat penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dengan untuk indikator 4 tergolong Lebih dari Cukup (LdC) karena M-nya berada pada penguasaan 66-75% pada skala 10, yaitu 68,27 yang dibulatkan menjadi 68. Gambaran penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: (a) sempurna sebanyak 2 orang (9,53%), (b) lebih dari cukup sebanyak 18 orang (85,71%), dan (c) kurang sekali sebanyak 1 orang (4,76%).
Tingkat penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang untuk indikator 5 tergolong Baik (B) karena M-nya berada pada penguasaan 76-85% pada skala 10, yaitu 84,13 yang dibulatkan menjadi 84. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: (a) sempurna sebanyak 16 orang (76,19%), dan (b) kurang sekali sebanyak 5 orang (23,81%).
Tingkat penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang untuk indikator 6 tergolong Lebih dari Cukup (LdC) karena M-nya berada pada penguasaan 66-75% pada skala 10, yaitu 66,67 yang dibulatkan menjadi 67. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: (a) sempurna sebanyak 9 orang (42,86%), (b) lebih dari cukup sebanyak 3 orang (14,28%), dan (c) kurang sekali sebanyak 9 orang (42,86%).
Tingkat penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang untuk keenam indikator tergolong Lebih dari Cukup (LdC) karena M-nya berada pada penguasaan 66-75% pada skala 10, yaitu 73,29 yang dibulatkan menjadi 73. Gambaran penguasaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu: (a) baik sekali sebanyak 4 orang (19,05%), (b) baik sebanyak 7 orang (33,33%), (c) lebih dari cukup sebanyak 3 orang (14,28%), (d) cukup sebanyak 6 orang (28,57%), dan (e) hampir cukup sebanyak 1 orang (4,76%).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan pembahasan mengenai keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang, dapat disimpulkan tiga hal berikut. Pertama, keterampilan membaca kritis siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang, yaitu 80,57 yang dibulatkan menjadi 81, kualifikasi Baik (B), berada pada penguasaan 76-85%. Kedua, keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang, yaitu 73,29 yang dibulatkan menjadi 73, kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC), berada pada penguasaan 66- 75%. Ketiga, terdapat hubungan antara keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang pada taraf signifikan 95% dengan derajat kebebasan n-2 (21-2=19). Dengan demikian, ditolak dan diterima karena hasil pengujian membuktikan bahwa lebih besar dari yaitu 4,468 > 0,06354. Hal ini membuktikan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa saran, antara lain: (1) siswa kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang diharapkan sering berlatih membaca kritis dan menulis teks berita, sehingga pengetahuan siswa bertambah dan siswa dapat berekspresi secara lisan sesuai dengan isi bacaan, (2) guru bidang studi Bahasa Indonesia MTsN Durian Tarung
Padang diharapkan dapat memperkaya wawasan mengenai pembelajaran membaca kritis dan menulis teks berita, (3) peneliti lain diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai penelitian relevan dan dapat melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dari sudut pandang yang berbeda, dan (4) peneliti sendiri diharapkan dapat menambah wawasan, bekal pengetahuan lapangan, dan dasar dalam melakukan penelitian ilmiah agar dapat melanjutkan penelitian pada tingkat berikutnya.
KEPUSTAKAAN
Agustina. 2008. “Pengajaran Keterampilan Membaca”. Buku Ajar. Padang: FBSS UNP.
Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Assegaff, D.H. 1982. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ermanto. 2005. Wawasan Jurnalistik praktis. Yogyakarta: Cinta Pena.
Munaf, Yarni. 2005. “Pengajaran Keterampilan Membaca”. Bahan Ajar. Padang: FBSS UNP.
Ramadansyah. 2010. Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Padang: Dian Aksara Press.
Semi. M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: Angkasa.
Suparno dan Mohamad Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.