STANDAR KOMPETENSI:
STANDAR KOMPETENSI:
• Menganalisis hubungan manusia dan agama Menganalisis hubungan manusia dan agama KOMPETENSI DASAR :
KOMPETENSI DASAR :
• Mendeskripsikan konsep manusia Mendeskripsikan konsep manusia
• Mendidkripsikan potensi manusia Mendidkripsikan potensi manusia
• Mengaplikasikan prilaku manusiaawi dlam kehidupan Mengaplikasikan prilaku manusiaawi dlam kehidupan
• Mendesnkripsikan konsep agama Mendesnkripsikan konsep agama
• Menjelaskan hubungan manusia dan agama Menjelaskan hubungan manusia dan agama
• Mengintegrasikan nilai (kebangsaan) pluralitas, Mengintegrasikan nilai (kebangsaan) pluralitas, keragaman dan kesatuan
keragaman dan kesatuan STANDAR KOMPETENSI:
STANDAR KOMPETENSI:
• Menganalisis hubungan manusia dan agama Menganalisis hubungan manusia dan agama KOMPETENSI DASAR :
KOMPETENSI DASAR :
• Mendeskripsikan konsep manusia Mendeskripsikan konsep manusia
• Mendidkripsikan potensi manusia Mendidkripsikan potensi manusia
• Mengaplikasikan prilaku manusiaawi dlam kehidupan Mengaplikasikan prilaku manusiaawi dlam kehidupan
• Mendesnkripsikan konsep agama Mendesnkripsikan konsep agama
• Menjelaskan hubungan manusia dan agama Menjelaskan hubungan manusia dan agama
• Mengintegrasikan nilai (kebangsaan) pluralitas, Mengintegrasikan nilai (kebangsaan) pluralitas, keragaman dan kesatuan
keragaman dan kesatuan
MANUSIA DAN AGAMA
MANUSIA DAN AGAMA
Indikator Indikator: :
•
Mahasiswa dapat menerangkan konsep manusia dalam perspektif Mahasiswa dapat menerangkan konsep manusia dalam perspektif Al-quranAl-quran..
•
Mahasiswa dapat menerangkan konsep manusia dalam perspektif Mahasiswa dapat menerangkan konsep manusia dalam perspektif humanisme (kemanusiaan)humanisme (kemanusiaan)..
•
Mahasiswa dapat memberi contoh prilaku manusiawiMahasiswa dapat memberi contoh prilaku manusiawi•
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian, persamaan dan Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian, persamaan dan perbedaan istilah agama religion dan al-dinperbedaan istilah agama religion dan al-din..
•
Mahasiswa dapat mengungkapkan toeri-teori tentang agamaMahasiswa dapat mengungkapkan toeri-teori tentang agama•
Mahasiswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur pokok agamaMahasiswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur pokok agama•
Mahasiswa dapat mendeskripsikan agama sebagai fitrah manusia Mahasiswa dapat mendeskripsikan agama sebagai fitrah manusia•
Mahasiswa dapat mendeskrpsikan agama sebagai pedoman Mahasiswa dapat mendeskrpsikan agama sebagai pedoman hidup manusiahidup manusia Indikator
Indikator: :
•
Mahasiswa dapat menerangkan konsep manusia dalam perspektif Mahasiswa dapat menerangkan konsep manusia dalam perspektif Al-quranAl-quran..
•
Mahasiswa dapat menerangkan konsep manusia dalam perspektif Mahasiswa dapat menerangkan konsep manusia dalam perspektif humanisme (kemanusiaan)humanisme (kemanusiaan)..
•
Mahasiswa dapat memberi contoh prilaku manusiawiMahasiswa dapat memberi contoh prilaku manusiawi•
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian, persamaan dan Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian, persamaan dan perbedaan istilah agama religion dan al-dinperbedaan istilah agama religion dan al-din..
•
Mahasiswa dapat mengungkapkan toeri-teori tentang agamaMahasiswa dapat mengungkapkan toeri-teori tentang agama•
Mahasiswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur pokok agamaMahasiswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur pokok agama•
Mahasiswa dapat mendeskripsikan agama sebagai fitrah manusia Mahasiswa dapat mendeskripsikan agama sebagai fitrah manusia•
Mahasiswa dapat mendeskrpsikan agama sebagai pedoman Mahasiswa dapat mendeskrpsikan agama sebagai pedoman hidup manusiahidup manusia
MANUSIA DAN AGAMA
MANUSIA DAN AGAMA
MANUSIA DAN AGAMA
MANUSIA DALAM AL-QURAN:
Ada dua kata dalam al-Quran yang berarti manusia, yaitu kata insan dan basyar
Kata insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan tampak, atau dari kata nasiya yang
berarti lupa, atau nâsa-yanûsu yang berarti berguncang
Kata insan digunakan dalam al-Quran untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga, yang membedakan satu orang dengan yang
lainnya akibat perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan
Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakkan sesuatu dengan baik dan indah.
Kata basyar menunjuk kepada proses kejadian manusia dengan tahapan-tahapannya sehingga mencapai tahap kedewasaan
MANUSIA DALAM AL-QURAN:
Ada dua kata dalam al-Quran yang berarti manusia, yaitu kata insan dan basyar
Kata insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan tampak, atau dari kata nasiya yang
berarti lupa, atau nâsa-yanûsu yang berarti berguncang
Kata insan digunakan dalam al-Quran untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga, yang membedakan satu orang dengan yang
lainnya akibat perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan
Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakkan sesuatu dengan baik dan indah.
Kata basyar menunjuk kepada proses kejadian manusia dengan tahapan-tahapannya sehingga mencapai tahap kedewasaan
MANUSIA DAN AGAMA
MANUSIA DALAM FAHAM KEMANUSIAAN:
Sokrates mendekati manusia sebagai individu, sementara Plato melihat manusia dari sudut kehidupan sosial dan politiknya.
Sastrapratedja: manusia adalah makhluk yang historis.
Comte mengatakan bahwa “mengenal diri adalah mengenal sejarah” , manusia tidak cukup apabila hanya dilihat dari sudut fisika, kimia, dan biologi saja.
Ernst Cassirer: manusia tidak dapat
didesinisikan berdasarkan sifat metafisik dan fisiknya. Ciri utama manusia terletak pada karyanya
MANUSIA DALAM FAHAM KEMANUSIAAN:
Sokrates mendekati manusia sebagai individu, sementara Plato melihat manusia dari sudut kehidupan sosial dan politiknya.
Sastrapratedja: manusia adalah makhluk yang historis.
Comte mengatakan bahwa “mengenal diri adalah mengenal sejarah” , manusia tidak cukup apabila hanya dilihat dari sudut fisika, kimia, dan biologi saja.
Ernst Cassirer: manusia tidak dapat
didesinisikan berdasarkan sifat metafisik dan
fisiknya. Ciri utama manusia terletak pada
karyanya
Konsep Prilaku Manusia
Bahan penciptaan Manusia
1. Unsur Materi ( As-Sajdah 7-8
2. Unsur Non Materi
( Ass-Sajdah : 9, Al-Isra’:175,Al-Qadr:
4)
HUBUNGAN BAHAN DASAR DG PRILAKU MANUSIA
1.
2.
Kerja Hati
Mempertimbangkan motif/dorongan yang datang dari Fisik dan ruh
Menentukan pilihan tindakan
Mendorong semua indrera melakukan
tindakan
Sifat Hati
1. Sehat
2. Sakit
3. Mati
Racun Hati : Dosa dan Maksiat
Kerja akal
1. Akal Intelgen : linier logis -Merasionalkan yang benar -Merasionalkan yang salah
2. Akal Emosional : Asosiatif
- Mempertimbangkan banyak hal
3. Akal spiritual : Kreatif
- Berfikir orisinil, jernih, tertuju pada kebenaran hakiki
Kerja Nafs
- Berinisiatif
- Berkeinginan
- Berimajinasi
Nafsu sifat dasarnya netral, dapat berkeinginan pada yang positif dan sejuga yang negatis
Sifat Nafs
Muthmainnah
Lawwamah
Imara’ bissuu’i
Gizi Nafs : Iman dan amal sholeh
MANUSIA DAN AGAMA
MANUSIA DALAM FAHAM KEMANUSIAAN:
Dari sudut pengalaman, manusia memiliki serangkaian antropological constants, yaitu:
relasi manusia dengan kejasmania, alam, dan lingkungan ekologis;
keterlibatan dengan sesama;
keterikatan dengan struktur sosial dan institusional;
ketergantungan masyarakat dan kebudayaan pada waktu dan tempat;
hubungan timbal balik antara teori dan praksis; dan
kesadaran religius
MANUSIA DALAM FAHAM KEMANUSIAAN:
Dari sudut pengalaman, manusia memiliki serangkaian antropological constants, yaitu:
relasi manusia dengan kejasmania, alam, dan lingkungan ekologis;
keterlibatan dengan sesama;
keterikatan dengan struktur sosial dan institusional;
ketergantungan masyarakat dan kebudayaan pada waktu dan tempat;
hubungan timbal balik antara teori dan praksis; dan
kesadaran religius
TEORI tentang AGAMA (1)
M. Crawley
M. Crawley : T : Teori eori Masa KritisMasa Kritis. A. Agama gama mmuncul karenauncul karena adanya adanya rasa takut
rasa takut yang menyertai manusia yang menyertai manusia ketika menghadapi ketika menghadapi kejadian atau kejadian atau gejala alam yang
gejala alam yang memilukan memilukan.. M. Crawley
M. Crawley : T : Teori eori Masa KritisMasa Kritis.. A Agama gama mmunculuncul karena karena adanya adanya rasa takut
rasa takut yang menyertai manusia yang menyertai manusia ketika menghadapi ketika menghadapi kejadian atau kejadian atau gejala alam yang
gejala alam yang memilukan memilukan..
Edward B. Tylor (1832-1917): Teori Animisme dan Evolusi Agama. Tiga tahap perkembangan evolusi agama dari animistik, politeistik, ke monoteistik.
Edward B. Tylor (1832-1917): Teori Animisme dan Evolusi Agama. Tiga tahap perkembangan evolusi agama dari animistik, politeistik, ke monoteistik.
R.R. Marret (1866-1940). Teori Mana. Mana adalah kekuatan luar biasa dari makhluk gaib yang dapat dimiliki dan dipindahkan pada benda-benda kecil (cincin).
R.R. Marret (1866-1940). Teori Mana. Mana adalah kekuatan luar biasa dari makhluk gaib yang dapat dimiliki dan dipindahkan pada benda-benda kecil (cincin).
J.G. Frazer (1854-1941). Teori Magis. Magi adalah tindakan
manusia untuk mencapai suatu maksud dengan melalui kekuatan gaib-luar biasa yang ada di alam.
J.G. Frazer (1854-1941). Teori Magis. Magi adalah tindakan
manusia untuk mencapai suatu maksud dengan melalui kekuatan gaib-luar biasa yang ada di alam.
TEORI tentang AGAMA (2)
Sigmund Freud (1856-1939)
Sigmund Freud (1856-1939): Teori: Teori Oedipus Oedipus Komplek. Komplek. Adanya Adanya dorongan seksualdorongan seksual seorang anak seorang anak terhadap ibunya terhadap ibunya, , yang yang berakhirberakhir dengan
dengan pembunuhanpembunuhan dan penyembahan terhadap dan penyembahan terhadap ruh sang ayah.ruh sang ayah.
Sigmund Freud (1856-1939)
Sigmund Freud (1856-1939): Teori: Teori Oedipus Oedipus KKomplek. omplek. Adanya Adanya ddorongan seksualorongan seksual seorang anak seorang anak terhadap ibunya terhadap ibunya, , yang yang berberakhirakhir dengan
dengan pembunuhanpembunuhan dan dan penyembahan terhadappenyembahan terhadap ruh sang ayah.ruh sang ayah.
Andrew Lang (1844-1912) : Teori ‘Ur Monoteisme’.
Keyakinan adanya dewa tertinggi yang dipandang sebagai Pencipta alam, penjaga ketertiban alam dan kesusilaan.
Andrew Lang (1844-1912) : Teori ‘Ur Monoteisme’.
Keyakinan adanya dewa tertinggi yang dipandang sebagai Pencipta alam, penjaga ketertiban alam dan kesusilaan.
Emile Durkheim (1859--) : Teori Sentimen Kemasyarakatan.
Agamamuncul karena adanya getaran jiwa yang berupa rasa cinta terhadap masyarakatnya. Totem merupakan benda-benda keramat sebagai lambang suatu masyarakat.
Emile Durkheim (1859--) : Teori Sentimen Kemasyarakatan.
Agamamuncul karena adanya getaran jiwa yang berupa rasa cinta terhadap masyarakatnya. Totem merupakan benda-benda keramat sebagai lambang suatu masyarakat.
UNSUR-UNSUR POKOK AGAMA (1)
Emosi Keagamaan: Sikap kagum dan terpesona terhadap sesuatu yang gaib/keramat (trimendum fascinasum, R. Otto ) atau ‘sikap percaya campur takut’ (Soderblom).
Emosi Keagamaan: Sikap kagum dan terpesona terhadap sesuatu yang gaib/keramat (trimendum fascinasum, R. Otto ) atau ‘sikap percaya campur takut’ (Soderblom).
Sistem Keyakinan : Konsep mengenai Tuhan, alam gaib, makhluk (ciptaan), hari akhir dan lainnya; di dalamnya meliputi sistem nilai atau norma.
Sistem Keyakinan : Konsep mengenai Tuhan, alam gaib, makhluk (ciptaan), hari akhir dan lainnya; di dalamnya meliputi sistem nilai atau norma.
Kelompok Penganut.
Koentjaraningrat
Kelompok Penganut.
Koentjaraningrat
Sistem Peribadatan (ritual) : Ekspresi hubungan manusia dengan Tuhan yang terwujud dalam bentuk upacara-upacara keagamaan.
Sistem Peribadatan (ritual) : Ekspresi hubungan manusia dengan Tuhan yang terwujud dalam bentuk upacara-upacara keagamaan.
Tempat dan Peralatan peribadatan.
Tempat dan Peralatan peribadatan.
UNSUR-UNSUR POKOK AGAMA (2)
DDimensi imensi KKeyakinan, berisi pandangan-pandanganeyakinan, berisi pandangan-pandangan teologis suatu teologis suatu agama.
agama.
DDimensi imensi KKeyakinan, berisi pandangan-pandanganeyakinan, berisi pandangan-pandangan teologis suatu teologis suatu agama.
agama.
Dimensi Praktek Agama, mencakup perilaku pemujaan dan segala perilaku yang menunjukkan komitmen terhadap agama.
Dimensi Praktek Agama, mencakup perilaku pemujaan dan segala perilaku yang menunjukkan komitmen terhadap agama.
Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi, yaitu komitmen seorang atau kelompok penganut agama dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agamanya.
Glock & Stark
Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi, yaitu komitmen seorang atau kelompok penganut agama dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agamanya.
Glock & Stark
Dimensi Pengalaman, merupakan respon terhadap kehadiran Tuhan di dalam diri atau kelompok penganut agama.
Dimensi Pengalaman, merupakan respon terhadap kehadiran Tuhan di dalam diri atau kelompok penganut agama.
Dimensi Pengetahuan, merupakan pengetahuan yang harus dimiliki seorang atau kelompok penganut agama.
Dimensi Pengetahuan, merupakan pengetahuan yang harus dimiliki seorang atau kelompok penganut agama.
AGAMA, RELIGION, AL-DIN AGAMA, RELIGION, AL-DIN
AGAMAAGAMA : :
A = tidak, GAM = pergiA = tidak, GAM = pergi
A = tidak, GAM = kacau (berantakan)A = tidak, GAM = kacau (berantakan)
A (dibaca panjang) = cara, GAM = pergi atau menujuA (dibaca panjang) = cara, GAM = pergi atau menuju
AGAMAAGAMA : :
A = tidak, GAM = pergiA = tidak, GAM = pergi
A = tidak, GAM = kacau (berantakan)A = tidak, GAM = kacau (berantakan)
A (dibaca panjang) = cara, GAM = pergi atau menujuA (dibaca panjang) = cara, GAM = pergi atau menuju
AGEMAN, UGEMAN, GAMAN !!
AGEMAN, UGEMAN, GAMAN !!
AGAMA : “seperangkat aturan yang melekat dalam diri manusia agar hidupnya teratur yang merupakan cara menuju suatu
kehidupan yang selamat”.
AGAMA : “seperangkat aturan yang melekat dalam diri manusia agar hidupnya teratur yang merupakan cara menuju suatu
kehidupan yang selamat”.
RELIGION RELIGION
Religere:
Religere:
“melakukan perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-“melakukan perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati- matian”, atau
matian”, atau “kumpulan tata cara mengabdi kepada “kumpulan tata cara mengabdi kepada Tuhan yang Tuhan yang dibaca dari kitab suci
dibaca dari kitab suci ”.”.
Religere:
Religere:
““melakukan perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-melakukan perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati- matian”, atau
matian”, atau “kumpulan tata cara mengabdi kepada “kumpulan tata cara mengabdi kepada Tuhan yang Tuhan yang dibaca dari kitab suci
dibaca dari kitab suci ”.”.
Religare:
“Ikatan atau persekutuan orang-orang suci”.
Religare:
“Ikatan atau persekutuan orang-orang suci”.
AL-DIN
KEADAAN BERHUTANG KEADAAN BERHUTANG : :
Segala sesuatu yang melekat pada diri (kehidupan)
Segala sesuatu yang melekat pada diri (kehidupan) manusia manusia merupakan pinjaman (amanat) dari Allah.
merupakan pinjaman (amanat) dari Allah.
KEADAAN BERHUTANG KEADAAN BERHUTANG : :
Segala sesuatu yang melekat pada diri (kehidupan)
Segala sesuatu yang melekat pada diri (kehidupan) manusia manusia merupakan pinjaman (amanat) dari Allah.
merupakan pinjaman (amanat) dari Allah.
KETUNDUKAN-KEPATUHAN :
Ketundukan kepada Allah dalam bentuk Keterpaksaan atau Kesadaran
.
KETUNDUKAN-KEPATUHAN :
Ketundukan kepada Allah dalam bentuk Keterpaksaan atau Kesadaran
.
KEKUASAAN YANG BIJAKSANA:
Allah Yang Maha Pengampun, Pengasih dan Penyayang.
KEKUASAAN YANG BIJAKSANA:
Allah Yang Maha Pengampun, Pengasih dan Penyayang.
KESADARAN ALAMI-FITHRI:
Ketundukan yang secara alami dalam hati manusia semata untuk mengabdikan hidupnya kepada Allah.
KESADARAN ALAMI-FITHRI:
Ketundukan yang secara alami dalam hati manusia semata untuk mengabdikan hidupnya kepada Allah.
MASALAH DEFINISI
Ada kesulitan untuk merumuskan pengertian atau definisi agama yang dapat menampung semua jenis agama, sekaligus dapat diterima semua pemeluk agama
Ada kesulitan untuk merumuskan pengertian atau definisi agama yang dapat menampung semua jenis agama, sekaligus dapat diterima semua pemeluk agama
Mukti Ali :
• Pengalaman agama bersifat bathini, subyektif dan individual
• Emosional, tidak ada orang yang begitu bersemangat selain membicarakan keyakinan agamanya
• Konsep tentang agama
akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama itu
Mukti Ali :
• Pengalaman agama bersifat bathini, subyektif dan individual
• Emosional, tidak ada orang yang begitu bersemangat selain membicarakan keyakinan agamanya
• Konsep tentang agama
akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama itu
KLASIFIKASI AGAMA
SUMBER : SUMBER :
Agama Samawi/Langit
Agama Samawi/Langit : Yahudi, Kristen, dan Islam: Yahudi, Kristen, dan Islam Agama Ardli/Bumi
Agama Ardli/Bumi : Hindu, Buddha, Konghucu: Hindu, Buddha, Konghucu SUMBER :
SUMBER :
Agama Samawi/Langit
Agama Samawi/Langit : Yahudi, Kristen, dan Islam: Yahudi, Kristen, dan Islam Agama Ardli/Bumi
Agama Ardli/Bumi : Hindu, Buddha, Konghucu: Hindu, Buddha, Konghucu
RAS/GEOGRAFIS :
Ras Semit : Yahudi, Kristen, dan Islam Ras Aria : Hindu dan Buddha
Ras Mongolia : Konghucu, Tao, dan Sinto RAS/GEOGRAFIS :
Ras Semit : Yahudi, Kristen, dan Islam Ras Aria : Hindu dan Buddha
Ras Mongolia : Konghucu, Tao, dan Sinto DAKWAH:
Agama dakwah : Kristen dan Islam
Agama tidak didakwahkan : Hindu, Buddha, Konghucu DAKWAH:
Agama dakwah : Kristen dan Islam
Agama tidak didakwahkan : Hindu, Buddha, Konghucu
FITRAH MANUSIA BERAGAMA
Francisco J. Moreno : Sejarah agama berumur setua dengan sejarah manusia. Tidak ada suatu masyarakat yang hidup tanpa suatu agama
Francisco J. Moreno : Sejarah agama berumur setua dengan sejarah manusia. Tidak ada suatu masyarakat yang hidup tanpa suatu agama
Max Muller – Joachim Wach : Sejarah umat manusia adalah sejarah agama. Agama merupakan cara untuk meningkatkan pengetahuan dan cintanya kepada Tuhan. Agama merupakan cahaya, jiwa, dan kehidupan sejarah.
Max Muller – Joachim Wach : Sejarah umat manusia adalah sejarah agama. Agama merupakan cara untuk meningkatkan pengetahuan dan cintanya kepada Tuhan. Agama merupakan cahaya, jiwa, dan kehidupan sejarah.
Mircea Eliade : Manusia adalah ‘Homo Religius’. Manusia yang hidup dalam suatu alam yang sakral dan penuh dengan
nilai-nilai religius disebabkan kehadiran ‘Yang Suci’.
Mircea Eliade : Manusia adalah ‘Homo Religius’. Manusia yang hidup dalam suatu alam yang sakral dan penuh dengan
nilai-nilai religius disebabkan kehadiran ‘Yang Suci’.
H.M. Rasyidi : Agama sebagai problem of ultimate concern.
H.M. Rasyidi : Agama sebagai problem of ultimate concern.
Milton Yinger : Manusia memerlukan nilai-nilai mutlak sebagai pegangan dan jawaban terhadap persoalan hidup dan mati.
Milton Yinger : Manusia memerlukan nilai-nilai mutlak sebagai pegangan dan jawaban terhadap persoalan hidup dan mati.
FUNGSI AGAMA
Agama menyajikan dukungan moral dan sarana emosional, pelipur lara, dan rekonsiliasi di saat manusiamenghadapi ketidakpastian dan frustasi.
Agama menyajikan dukungan moral dan sarana emosional, pelipur lara, dan rekonsiliasi di saat manusiamenghadapi ketidakpastian dan frustasi.
Agama menyajikan sarana hubungan transendental melaluiamal ibadat, yang menimbulkan rasa damai dan identitasbaru yang menyegarkan.
Agama menyajikan sarana hubungan transendental melaluiamal ibadat, yang menimbulkan rasa damai dan identitasbaru yang menyegarkan.
Agama memberikan status atau identitas baru dalam pertumbuhan dan siklus perkembangan individual
melalui berbagai krisis rites.
Agama memberikan status atau identitas baru dalam pertumbuhan dan siklus perkembangan individual
melalui berbagai krisis rites.
Agama memberikan standar nilai untuk mengkaji ulang nilai-nilai
Agama memberikan standar nilai untuk mengkaji ulang nilai-nilai
Agama mengesahkan, memperkuat, memberi legitimasi dan mensucikan nilai dan norma masyarakat.
Agama mengesahkan, memperkuat, memberi legitimasi
dan mensucikan nilai dan norma masyarakat.